• Obstruksi jalan napas adalah penyumbatan di bagian mana
pun dari jalan napas. Jalan napas adalah sistem tabung yang kompleks yang membawa udara yang dihirup dari hidung dan mulut ke paru-paru. Obstruksi dapat mencegah sebagian atau seluruhnya udara masuk ke paru-paru. • Hipoksemia merupakan pembunuh utama penderita gawat darurat Hipoksemia yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas terjadi paling cepat dibandingkan hipoksemia akibat gangguan fungsi organ yang lain. • Kesalahan yang paling sering ditemukan dalam pengelolaan jalan nafas adalah bahwa penolong tidak menyadari adanya sumbatan jalan nafas, keterlambatan memberikan pertolongan, kesulitan tehnik dan kurangnya ketrampilan. • Sumbatan jalan nafas dapat disebabkan oleh tindakan anestesi (penderita tak sadar, obat pelumpuh otot, muntahan), suatu penyakit (koma apapun sebabnya, stroke, radang otak), trauma kecelakaan (trauma maksilofasial, trauma kepala) Mengenali Sumbatan Jalan Nafas
• Pada keadaan penderita yang masih bernafas, mengenali
ada tidaknya sumbatan jalan nafas dapat dilakukan dengan cara lihat (look), dengar (listen), dan feel (raba). • Dilihat • Dilihat apakah penderita mengalami agitasi atau penurunan kesadaran. • Dilihat pula pergerakan dada dan perut waktu bernafas • Adanya retraksi sela iga, supra klavikula atau subkostal merupakan tanda tambahati adanya sumbatan jalan nafas. • Didengar • Didengar suara nafas dan ada tidaknya suara tambahan. Adanya suara nafas tam bahan berarti ada sumbatan jalan nafas parsial. Suara nafas tambahan dapat berupa dengkuran (snoring), kumuran (gurgling), atau siulan (crowing/stridor). Snoring disebabkan oleh lidah yang menutup orofaring, gurgling karena sekret, darah atau muntahan dan crowing/stridor menunjukkan adanya penyempitan jalan nafas karena spasme, edema atau pendesakan. • Diraba • Di raba hawa ekspirasi yag keluar dari lubang hidung atau mulut, dan ada tidaknya getaran di leher waktu bernafas. Adanya getaran di leher menunjukkan sumbatan parsial ringan. Pada penderita trauma perlu diraba apakah ada fraktur di daerah maksilofasial, bagaimana posisi trakhea Gejala tanda sumbatan jalan nafas
• Agitasi, denyut nadi meningkat dan tidak beraturan
• Sianosis (kulit berwarna kebiruan terutama pada ujung alat gerak dan mukosa bibir) • Kebingungan • Sulit bernafas • Terengah-engah • Panik • Suara bernafas bernada tinggi seperti mengi • Ketidak sadaran Manuver Heimlich
• Ini adalah teknik darurat yang dapat membantu
seseorang yang tersedak benda asing: • Manuver ini melibatkan satu orang yang berdiri di belakang orang yang tersedak, memeluk pinggang orang yang tersedak itu. • Orang yang melakukan manuver kemudian mengepalkan tangan dengan satu tangan dan meletakkannya sedikit di atas pusar orang tersebut. • Mereka kemudian harus meraih kepalan itu dengan tangan mereka yang lain dan menekan perut orang itu keatas kearah dada dengan lima dorongan cepat. • Mereka harus mengulangi lima dorongan ini sampai benda tersebut copot atau bila tidak berhasil segera bawa ke UGD. Pengelolaan Jalan Nafas
• Tindakan ditujukan untuk membuka dan menjaga jalan
nafas tetap bebas dan waspada terhadap keadaan klinis yang menyumbat atau potensial akan menyumbat jalan nafas. • pembebasan jalan napas dapat dilakukan tanpa alat maupun dengan rnenggunakan jalan napas buatan. • Membuka jalan napas tanpa alat dilakukan dengan cara head tilt, chin lift, jaw thrust. • Sedangkan alat-alat yang dipakai untuk mengatasi sumbatan jalan napas karena lidah adalah jalan napas orofaringeal atau nasofaringeal. • Di coba membebaskan jalan nafas dengan cara-cara diatas tidak berhasil segera dilaksanakan pemasangan jalan napas yang definitif yaitu intubasi endotrakeal atau krikotiroidotomi, atau trakheostomi. TERIMAKASIH