Anda di halaman 1dari 44

MANAGEMEN PERAWATAN

KAKI DIABETIK
Imroatul Farida
Pengendalian Diabetes
• Program pencegahan dapat
menurunkan hingga 85 %
kejadian amputasi pada penderita
diabetes
• Kejadian amputasi, cacat, bahkan
kematian akibat ulkus kaki
diabetik dapat di CEGAH !!!

• Perlu dilakukan DETEKSI DINI


faktor risiko/kelainan kaki diabetik
dan Perawatan kaki diabetik yg
baik dan benar
Sumber : Robert, et al., 2006
Masalah masalah yang sering terjadi pada
kaki
1. Kapalan/callusdiabetik
2. Kulit lepuh
3. Cantengan
4. Kulit kaki kering & pecah pecah
5. Jari kaki bengkok
6. Plantar Warts
7. Kaki atlet
8. Radang ibu jari kaki
9. Kaki charcot
10.Gangren
Pilar Pencegahan Kaki Diabetes/KD
(Waspadji, 2004)
1. Mengidentifikasi pasien yg berisiko
KD
2. Mengamati dan memeriksa kaki dan
alas kaki secara teratur
3. Memberi alas kaki yg tepat dan
memadai
4. Mengelola berbagai faktor risiko
penyebab KD
5. Edukasi pasien, keluarga, dan
pengelola kesehatan
Faktor-faktor risiko Ulkus KD
• Obesitas, Usia lanjut
• Gangguan penglihatan
• Rendahnya pengendalian glukosa yang
menyebabkan impaired wound healing
• Pemakaian kaos kaki dan Penggunaan
sepatu yang tidak tepat
• Perawatan kaki dan kuku yang tidak tepat
• Riwayat ulkus/gangrene pada kaki
• Tingkat ketaatan dan pendidikan yang
rendah
Masalah pada kaki

MANIFESTASI PAD
Risiko PAD

Seseorang dengan ABI


abnormal memiliki risiko 16
kali lebih besar mengalami
serangan jantung atau
stroke dalam 10 tahun yg
akan datang

Peripheral Arterial Disease


(PAD) adalah salah satu
alasan tindakan amputasi
kaki di USA
Deteksi Dini adanya PAD
Pemeriksaan ABI (Ankle Brachial Index)
Pemeriksaan ABI Digital
Interpretasi Nilai ABI
Deteksi Tanda Neuropati Perifer

Pemeriksaan dengan monofilament


esthesiometer /Semmes-Weistein 10 gr atau
dengan garpu tala pada tonjolan tulang kaki
Neuropati perifer

Kerusakan pada serabut syaraf


akibat hiperglikemia yang
berlangsung menahun, tdd :
-neuropati sensorik
-neuropati motorik
-neuropati otonom

1. Neuropati Sensorik
Hilangnya sensasi (suhu, getar,
rasa sakit, tekanan, rasa
dalam)
2. Neuropati Motorik
-kelemahan otot-otot intrinsik kaki
-atropi otot-otot kaki
-deformitas kaki
-perubahan struktur kaki
-memudahkan terjadinya ulserasi

3. Neuropati Otonom
- gangguan sekresi
kelenjar keringat
- kulit kering
- kulit pecah-pecah
- mudah terinfeksi
- shunting vena
Kelainan pertumbuhan kuku
KEGIATAN PERAWATAN KAKI :
• Pemeriksaan kaki.
• Pencucian kaki.
• Perawatan kulit.
• Penanganan kalus,
corn & kulit pecah-
pecah.
• Perawatan kuku.
• Pemilihan alas kaki
Instrumen Perawatan Kaki
Pemeriksaan Kaki Setiap Hari !!!

Perawatan kaki yang tepat dapat mencegah, menunda


permulaan, dan perkembangan penyakit kaki
diabetes
Periksa kaki Anda setiap hari untuk mencari:
1. Perubahan warna kulit, (kunjungi dokter segera)
2. Sakit di kaki
3. Kuku ingrown/cantengan atau kuku jari kaki
yang berjamur (kunjungi dokter segera)
4. Pembentukan Corns, calluses (kapalan) dan
penonjolan tulang (bunoins/hallux valgus)
5. Pembengkakan pada kaki atau pergelangan
kaki
6. Luka terbuka yang lambat untuk sembuh
7. Telapak kaki yang kering dan pecah-pecah
Lokasi dan Akibat Pembentukan Callus

claw toes ( jari bengkok ) Hammer toes (jari seperti palu)

2. Subcutaneous 3. Breakdown of skin 4. Deep foot infection


1. Callus formation
hemorrhage with osteomyelitis
Cuci dan Rawat Kaki setiap hari

 Gunakan sabun yang lembut dan dengan air


suam-suam (<37oC) di pagi hari atau
sebelum tidur di malam hari
 Keringkan kaki Anda secara hati-hati dengan
handuk lembut, terutama di antara jari kaki
 Gunakan pelembab (hindari penggunaan
lotion di antara jari kaki)
 Jika Anda melihat adanya kemerahan,
segera kunjungi dokter atau podiatrist
 Lakukan senam kaki diabetes 3-5 kali/mgg
 Jangan merendam kaki dalam larutan garam
Pemotongan Kuku Jari Kaki

• Potong kuku jari kaki lurus

• Jangan pernah memotong


kuku jari kaki di bagian
sudutnya untuk mencegah
risiko terjadinya kuku
yang tumbuh ke dalam
(ingrown)

• Potong kuku jari kaki


setelah mandi ketika kuku
telah menjadi lunak dan
lebih mudah dipotong
Periksa adanya Corn dan Kalus

Calluses

• Kalus adalah kulit yang mengeras dan menebal yang


dapat terjadi di bantalan kaki, tumit atau pada sisi luar
ibu jari kaki.
• Terbentuk akibat dari tekanan dan gesekan
berulang, gesekan antara dasar sepatu
dengan area tonjolan tulang pada jari atau
kaki.
Bunoins/hallux vagus
• CORN, atau disebut juga heloma, adalah penebalan
kulit yang terbentuk sebagai respon terhadap
gesekan dan tekanan berlebihan. Corn terbentuk
untuk melindungi kulit dan struktur dibawahnya dari
injuri atau kerusakan. Corn biasanya berbentuk bulat,
keras, dan lunak di bagian tengahnya.
PENANGANAN KALUS & CORN

• Kalus dapat ditipiskan dengan


menggunakan foot rasp jangan
gunakan silet atau cuter.
• Gunakan pada kulit yang telah
dilembabkan.
• Jangan gunakan bahan-bahan
kimia untuk menghilangkan
kalus.

Cutting or trimming
them with a razor
blade or knife.
Penipisan dan penanganan Kalus

Setelah
penipisan Kalus
Penanganan CORN
• Gunakan batu apung untuk
menipiskan corn. Gunakan
pelembab dua kali sehari.
• Jangan gunakan corn plaster/credo
karena dapat merusak kulit yang
sehat disekitarnya. Plester tidak
boleh digunakan pada pasien yang
mengalami gangguan sirkulasi
karena dapat menyebabkan ulcers

Gunakan sepatu yang cukup lebar dan cukup


dalam, sol yang lembut dan tumit yang tidak
tinggi untuk mencegah pembentukan kalus
dan corn !!!
Pemakaian Sepatu
 Jangan pernah berjalan tanpa
alas kaki.
 Pastikan sepatu Anda terbuat
dari kulit yang lembut; hindari
bahan dari plastik
 Gunakan sepatu yang memang
cocok untuk berjalan atau
berlari (cukup dalam dan lebar
dengan ujung yang tidak
runcing, bagian belakang
tertutup, semua telapak kaki
berada di atas alas sepatu)
Pemakaian sepatu
 Periksa bagian dalam sepatu dengan tangan
Anda setiap kali sebelum memasukkan kaki
ke dalam sepatu
 Periksa keadaan telapak kaki setiap hari. Jika
anda tidak dapat melihatnya, gunakan cermin
 Belilah sepatu baru di sore hari, lepas sepatu
baru tiap 2 jam setiap hari selama 2-3 bulan
sampai digunakan secara normal.
 Jika Anda memiliki masalah kaki, kunjungi
orthotist untuk dibuatkan sepatu khusus yang
cocok untuk kaki Anda.
Menentukan Ukuran Sepatu
• Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau terlalu longgar
• Pilih sepatu yang lebih panjang sekitar 1-2 cm dari
panjang telapak kaki
• Atau cetak kaki diatas kertas yang kaku, gunting cetakan
& bawa ke toko sepatu
• Mencoba sepatu sebaiknya pada posisi berdiri dan
dilakukan pada sore hari, cobalah sepatu pada kedua
kaki
• Bila sudah terdapat penonjolan tulang sebaiknya
disarankan untuk konsultasi dengan unit rehabilitasi
medik
Kaus kaki yang baik
• Pilih kaus kaki yang terbuat dari bahan
serat alami, seperti katun, wool atau
kombinasi keduanya..
• Bila keliman kasar, pakai kaus kaki dengan
keliman menghadap keluar atau pilih yang
tanpa keliman.
• Ukuran harus pas, bila terlalu besar dapat
membuat kaki luka.
• Bila akan membeli sepatu, selalu gunakan
kaus kaki yang akan dipakai sehari-hari.
• Kaus kaki yang tidak berlubang.
• Wanita, terutama yang mengalami
gangguan vaskuler, tidak boleh
menggunakan stocking tinggi, karena akan
memperburuk sirkulasi.
• Karet tidak terlalu ketat.
INGAT !!!
• Selalu gunakan alas kaki, walaupun
didalam rumah
• Selalu periksa sepatu dengan
tangan terlebih dulu setiap kali
akan memakai alas kaki
• Ganti kaus kaki setiap hari
• Jangan menyilangkan kaki pada
saat duduk
• Jangan berjalan dikegelapan,
nyalakan lampu sebelum masuk ke
ruangan gelap
• Jangan meletakkan pemanas pada
kaki
• Jangan merokok
Cara Merawat Kaki
Penatalaksanaan ulkus diabetik

• Penanganan multidisiplin &


Melibatkan banyak aspek
• Penanganan iskemik
• Penanganan iskemik
• Perawatan luka modern :
debridemen agresif
• Off loading
• Mencegah kembalinya ulkus
• Mengelola infeksi
• Penanganan bedah
Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4 Grade 5 Grade 6

Normal Kaki resiko Kaki ulkus Kaki infeksi Kaki Kaki yg tidak
Tidak tinggi Ulkus pada udem nekrosis/ dapat di
terdapat Deformitas plantar Kulit Merah gangren selamatkan
kelainan Kelainan Neuropati melibatkan Nekrosis
Infeksi kulit sub
(Edukasi) kuku Kalus Ostio melites luas harus
kutis fasia , amputasi
Kulit kering Ulkus dasar Gejala sendi,tulang
Otot nya otot sisitemik (opname)
(opname)
hipotrofi (kontrol tiap (opname)
(kontrol tiap 3-6 bulan)
1-3 bulan)
Klasifikasi infeksi kaki diabetes
Non infeksi Infeksi ringan Infeksi sedang Infeksi berat

Kulit dan Eritema >2 cm =infeksi sedang


subkutis bagian Lapisan fasia Disertai oleh
superfisial otot , tendo, gejala sistemik :
tulang, sendi demam,
lekositosis,
hipotensi
Bakteri Frekuensi (n=149) %
Aerob gram negatif 111 74.4
Proteus mirabilis 28 18.7
Enterobacter aglomerans 15 10.6
Klebsiela pneumonia 11 7.3
Pseudomonas aeruginosa 9 6.0
Klebsiela sp 9 6.0
Proteus vulgaris 8 5.3
Alkagines fascialis 6 4.0
Enterobacter aerogenus 6 4.0
Proteus morgagni 4 2.6
Providentia alkalivaciens 5 3.3
Escherichia coli 6 4.0
Acinetobacter sp 5 3.3
Aerob gram positif 38 25.6
Staphylococcus aureus 25 16.7
Staphylococcus epidermidis 8 5.3
Staphylococcus saproficus 4 2.6
Faktor-faktor yang harus di kontrol selama
proses penyembuhan luka :

1. Kontrol luka (insisi, debridement, perawatan


luka : irigasi dan dressing)
2. Kontrol mekanik (mengurangi beban tekanan
pada daerah luka/kaki : walker, kursi roda,
crutches, gips, sepatu khusus)
3. Kontrol vaskular (memperbaiki/meningkatkan
aliran darah ke area luka)
4. Kontrol infeksi (kultur dan sensitivity,
pemilihan Antibiotika yg tepat)
5. Kontrol metabolik (glukosa darah,
albumin,dislipidemia)
6. Kontrol edukasi (diabetisi, keluarga dan
petugas kesehatan)
Perbedaan luka yang membaik dan tidak
Luka yang membaik Luka tidak membaik

Warna luka merah/pink Warna pucat dan kotor


Penuh dengan granulasi Granulasi minimal
Ukuran mengecil, epitelisasi + Ukuran tetap atau membesar
Bengkak berkurang Epitelisasi (-)
Nyeri berkurang Tetap bengkak
Bau minimal Nyeri tetap terasa
Lubang sinus mengecil Bau
Faktor-Faktor penghambat penyembuhan luka

• Steroid (menurunkan respon peradangan,


pembentukan jaringan konektif, sintesa
kolagen, kontraksi luka, dan respon imun)
• Betadine
• Penggunaan offloading dan debridement
yang inadekuat
• Status nutrisi (albumin < 3 gm/dL)
• Peningkatan glukosa darah
• Merokok dan caffein
• Faktor psikologi (stres, cemas, depresi,
tidak patuh dengan terapi)
Referensi
• David J. M., Lynne, A. T., Ole Hoffstad and Jesse A. B. 2002.
Diabetic Neuropathic Foot Ulcers: The association of wound
size, wound duration and wound grade on healing. Diabetes
Care, 25. 10:1835–1839
• Harold Brem and Marjana Tomic-Canic. 2007. Cellular and
molecular basis of wound healing in diabetes. J. Clin. Invest.
117:1219–1222
• Robert, G. F., Thomas, Z., David, G. A., Vickie, R. D., John, M.
G., Steven, R. K., Adam, S. L., Lawrence, A. L., Christoper, M.,
John, M, S., Dane, K. W., Charles, A. and John, V. V. 2006.
Diabetic Foot Disorders: A Clinical Practice Guideline. The
Journal of Foot & Ankle Surgery, Vol. 45, No. 5
• PERKENI (2002). Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabates
Melitus Tipe 2
• ________(2007). Practical Guidelines on the Management and
the Prevention of Diabetic Foot. International Working Group on
the Diabetic Foot/Consultative Section of the IDF
• Cahyono, Suharjo.(2007). Manajemen Ulkus Kaki Diabetik.
Dexa-Media. No.3, Vol 20, Juli-September 2007. hal 103-108

Anda mungkin juga menyukai