Anda di halaman 1dari 10

Pengantar Perbankan

Syari’ah
Kebijakan Pemerintah Indonesia
terhadap Perbankan Syari’ah
• UU Perbankan No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan
• UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU
No. 7 tahun 1992.
UU Perbankan No. 7 tahun 1992
• Diundangkan pada masa pemerintahan OrBa yang
sedang mengalami hubungan harmonis dengan
umat Islam.
• Berdirinya ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim) pada
tahun 1990 dinilai bagian dari akomodasi
pemerintah dengan umat Islam.
• ICMI sebagai sebuah organisasi cendekia yang
menghimpun berbagai potensi umat Islam, juga
memberi andil yang cukup besar bagi terbentuknya
Bank Muamalat Indonesia (BMI).
UU Perbankan No. 7 tahun 1992
• Ditengah gencarnya pembicaraan dan persiapan pendirian BMI,
UU no. 7 th. 1992 tentang Perbankan disahkan pada 25 Maret
1992 oleh Presiden RI, Soeharto.
• UU yang legitimasi dan meletakkan dasar bagi eksistensi bank
Islam di Indonesia, melegalkan praktik system perbankan Islam
yang bebas dari system bunga.
• Namun dalam UU tersebut tidak menyebutkan dan menjelaskan
secara langsung bank Islam itu sendiri.
• Kemudian dalam peraturan pemerintah no. 72 tentang Bank
berdasarkan prinsip bagi hasil, istilah bank Islam baru dijelaskan.
• Bank Islam yang dimaksudkan adalah bank dengan prinsip bagi
hasil.
• Petunjuk operasional bank dengan prinsip bagi hasil juga
dijabarkan dengan surat edaran Gubernur BI dalam S.E. BI no.
25/4/BPPP tanggal 29 Februari 1993.
UU Perbankan No. 7 tahun 1992
• Dalam 2 peraturan yang dikeluarkan tersebut tidak
menyebutkan bank Islam atau bank Syari’ah, namun hanya
sebagai bank dengan prinsip bagi hasil.
• Istilah itu pun dalam UU no. 7 th. 1992 hanya disebut 2x
yaitu dalam pasal 6 (m) dan 13 (c) yang mengatur Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
• Pasal ini mengatur usaha-usaha yang dilakukan bank umum,
salah satunya adalah menyediakan pembiayaan bagi
nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam PP.
• Penyebutan term (jangka waktu) bagi hasil dalam pasal 13
berkaitan dengan model pembiayaan yang boleh dilakukan
oleh BPR, pembiayaan bagi hasil merupakan salah satu
system pembiayaan yang boleh dilakukan oleh BPR.
Pasal 13 ayat (1-4) UU no. 7 th. 1992
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa deposito berjangka, tabungan,
dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu;
b. Memberikan kredit;
c. Menyediakan pembiayaan bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PP;
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank
lain.
Pasal 1 ayat 12 UU no. 7 th.1992
• Sistem bagi hasil disebut dengan imbalan atau
pembagian keuntungan.
Pasal 1 ayat 3 UU no. 7 th.1992
• BPR adalah bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan hal itu.
• Dengan demikian, apapun term yang dipakai tidak
akan menghilangkan substansi dari bank dengan
system bagi hasil tersebut sebagai bank Islam.
• Sebab prinsip bagi hasil yang dipakai dalam bank
tersebut harus berdasarkan syari’ah.
Pasal 1 ayat 1 PP no.72 tahun
1992
• Bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah bank umum atau perkreditan
rakyat yang melakukan kegiatan usaha semata-mata berdasarkan
prinsip bagi hasil.
• Lebih jauh dijelaskan bahwa prinsip-prinsip syariah harus diterapkan
oleh bank yang berdasarkan pembagian hasil yaitu dalam:
a. Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat
sehubungan dengan penggunaan/pemanfaatan dana masyarakat
yang dipercayakan kepadanya.
b. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan
penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik
untuk keperluan investasi maupun modal kerja.
c. Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya
yang lazim dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil.
Periode 1992-1998
• Ada 2 kebijakan mendasar berkaitan
pengembangan perbankan Islam di Indonesia pada
periode ini yaitu
a. Larangan melakukan dual system of banking.
b. Kebijakan yang berkaitan dengan pembentukan
Dewan Pengawas Syariah.

Anda mungkin juga menyukai