Anda di halaman 1dari 26

1

Kemiskinan dan
distribusi
pendapatan
MATERI 5
2
DEFINISI KEMISKINAN

World Bank:
 Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang jumlah
pengeluarannya kurang dari 1 dollar per hari.
Amartya Sen (pemenang Nobel Ekonomi):
 Kemiskinan merupakan sebuah bentuk keterbelengguan
(unfreedomness).
 Walaupun diberikan demokrasi dan kebebasan yang seluas-
luasnya, orang miskin tak akan mampu menikmatinya.
 Mereka terbelenggu oleh himpitan kehidupan.
 Persoalannya, mereka tak memiliki kemampuan untuk
mentransformasikan demokrasi menjadi kesempatan ekonomi.
BPS:
 Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang konsumsi
kalorinya kurang dari 2100.
3
DEFINISI KEMISKINAN

BAPPENAS (2004) :
 mendefinisikan sebagai kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan
perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
 Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain,
terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan
hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman
tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi
dalam kehidupan sosial politik, baik bagi
perempuan maupun laki-laki.
4
DEFINISI KEMISKINAN

Hagenaars dan Vos (1997)


a) Kemiskinan berarti secara objektif memiliki
lebih sedikit dari kebutuhan minimum
absolut yang harus dipenuhi.
b) Kemiskinan adalah memiliki lebih sedikit
dibandingkan dengan orang lain dalam
suatu masyarakat.
c) Kemiskinan adalah perasaan bahwa
tidak memiliki kecukupan untuk dapat
terus hidup
5
DEFINISI KEMISKINAN

 United Nations Children’s Fund (UNICEF)


 Ketidakmilikan hal-hal yang secara materi
merupakan kebutuhan minimal manusia,
termasuk makanan.
 Definisi ini lebih luas dari definisi pertama
karena memasukkan pula kebutuhan
terhadap kesehatan dasar, pendidikan,
dan jasa-jasa penting lain yang dapat
menghindarkan masyarakat dari
kemiskinan.
6
SEBAB-SEBAB KEMISKINAN

Bank Dunia (2003)


 kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal
 terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar,sarana dan
prasarana
 kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor
 adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat
dan sistem yang kurang mendukung
 adanya perbedaan sumberdaya dan perbedaan antar sektor
ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern)
 rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam
masyarakat
 budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang
mengelola sumber daya alam dan lingkungannya
 tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good
governance)
 pengelolaan sumberdaya alam yang berlebihan dan tidak
berwawasan lingkungan
7
KEMISKINAN ABSOLUT

 Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang


dilihat berdasarkan berapa besar jumlah orang
yang masuk dalam kelompok miskin.
 Termasuk kelompok miskin atau tidak tersebut
diberi batasan tertentu yang disebut garis
batas kemiskinan (poverty line).
 Garis kemiskinan menurut BPS untuk sekarang
ini adalah sekitar Rp 152.847 per bulan .
 Penduduk yang tingkat pengeluarannya di
bawah Rp 152.847 tersebut dikatakan miskin.
8
KEMISKINAN RELATIF

 Kemiskinan relatif berarti adanya ketimpangan


distribusi pendapatan atau jauhnya jarak antara si
kaya dan si miskin .
 Untuk melihat seberapa parah tingkat kemiskinan di
Indonesia , kita dapat menghitung indeks gini (Gini
Ratio).
 Jika angka Gini Ratio diantara 0 – 0,25 dikatakan
ketimpangan distribusi pendapatan merata atau
ketimpangan rendah.
9

 Jika Gini Ratio semakin mendekati angka 1,


maka dikatakan tingkat ketimpangan tinggi.
 Angka Gini ratio yang tinggi mengindikasikan
bahwa kue pendapatan nasional suatu
negara hanya dinikmati oleh sebagian kecil
masyarakat yaitu kelompok berpendapatan
atas.
 Ketimpangan yang tinggi dalam distribusi
pendapatan akan menyebabkan alokasi
sumber-sumber daya menjadi tidak efisien
KEBIJAKAN UNTUK 10
MENURUNKAN KEMISKINAN

Meningkatkan tingkat tabungan.


 Kebijakan meningkatkan tingkat tabungan
ini akan dapat menolong suatu wilayah
keluar dari jebakan kemiskinan walaupun
tingkat tabungan yang tinggi tersebut tidak
terus - menerus terjadi.
 Jika tingkat tabungan yang tinggi terjadi
cukup lama sebelum kembali pada tingkat
awal maka perekonomian tidak akan turut
kembali ke keadaan jebakan kemiskinan.
11
KEBIJAKAN MENURUNKAN
KEMISKINAN
Menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk.
Redistribution first, then grow. menekankan
upaya redistribusi yang kemudian diikuti oleh
pertumbuhan
Redistribution with growth (RWG). Untuk
menghindari konsentrasi industri yang berlebihan
seperti dalam model Lewis dan restrukturisasi
kepemilikan aset sebagaimana dalam
pendekatan radikal, maka perekonomian mulai
dituntun untuk menemukan jalan tengah yaitu
sistem RWG yang disponsori oleh Bank Dunia.
12
Distribusi Pendapatan Nasional

 Cara distribusi pendapatan nasional akan menentukan


bagaimana pandapatan nasional yang tinggi mampu
menciptakan perubahan-perubahan dan
perbaikanperbaikan dalam masyarakat, seperti
mengurangi kemiskinan, penganguran dan kesulitan-
kesulitan lain dalam masyarakat.
 Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak
akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat
secara umum.
 Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan
menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja.
13

 Ada sejumlah alat atau media untuk mengukur tingkat


ketimpangan distribusi pendapatan.
 Alat atau media yang lazim digunakan adalah Koefisien
Gini (Gini Ratio)
 Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang
dinamakan Kurva Lorenz.
 Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara
prosentase penerimaan pendapatan penduduk dengan
prosentase pendapatan yang benar-benar diperoleh
selama kurun waktu tertentu, biasanya setahun.
14
Kurva Lorenz
15
Penjelasan Kurva Lorenz

 sumbu horisontal menggambarkan prosentase


kumulatif penduduk, sedangkan sumbu vertikal
menyatakan bagian dari total pendapatan
yang diterima oleh masing-masing prosentase
penduduk tersebut.
 Garis diagonal di tengah disebut “garis
kemerataan sempurna”.
 Karena setiap titik pada garis diagonal
merupakan tempat kedudukan prosentase
penduduk yang sama dengan prosentase
penerimaan pendapatan.
16
Kurva Lorenz
17

 Semakin jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis


diagonal, semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya.
 Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz
dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat
pemerataan distribusi pendapatannya.
 Pada gambar di atas, besarnya ketimpangan
digambarkan sebagai daerah yang diarsir
18
KOEFISIEN GINI

 Sedangkan indikator untuk mengukur tingkat


ketimpangan distribusi pendapatan adalah
Koefisien Gini atau Indeks Gini.
 Semakin tinggi atau besar Indeks Gini,
semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya
(distribusi pendapatannya tidak merata) dan
semakin kecil Indeks Gini semakin rendah
tingkat ketidakmerataannya (distribusi
pendapatannya semakin merata).
RUMUS MENGHITUNG 19
KOEFISIEN GINI

 G = 1 - ∑ (Xi+1 – Xi)(Yi + Yi+1)

 G = 1 - ∑ fi(Yi + Yi+1)

 G = Rasio Gini
 Fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
 Xi = Proporsi jumlah komulatif rumah tangga
dalam kls i
 Yi = Proporsi jumlah komulatif pendapatan dalam
kls i
20
Koefisien Gini

 Koefisien gini : ukuran


ketimpangan agregat
yg angkanya berkisar
dari 0-1
 Ketimpangan tinggi
0,5-0,7
 Ketimpangan rendah
0,2-0,35
21
Data kemiskinan di indonesia
Jumlah & persentase penduduk miskin 22
23
Statistik Kemiskinan dan
Ketidaksetaraan di Indonesia

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Kemiskinan Relatif
17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 11.7 11.5 11.0
(% dari populasi)

Kemiskinan Absolut
39 37 35 33 31 30 29 29 28
(dalam jutaan)

Koefisien Gini/
- 0.35 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.41 -
Rasio Gini

Sumber: Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS)


24
25
26

Anda mungkin juga menyukai