Anda di halaman 1dari 11

Click to edit

Master title style

Click to edit
Master subtitle style
Antaraksi dua partikel
Sistem atom yang paling sederhana adalah atom Hidrogen.
Selain atom hidrogen, atom serupa hidrogen seperti
dapat diperlakukan seperti atom hidrogen.
Pada atom hidrogen dan juga atom serupa hidrogen terjadi
yang namanya antaraksi antara muatan positif dan muatan
negatif, sehingga atom-atom tersebut memiliki energi
potensial tidak tetap, akibat jarak elektron terhadap inti.
Pada atom hidrogen, antaraksi antara dua partikel
diasumsikan mengikuti hukum coulomb. Besarnya
gaya antara pasangan partikel bermuatan ini
adalah

Energi potensial yang dihasikan dari gaya ini


Adalah
𝑟 𝑍𝑒 2
𝑉 𝑟 = ‫𝑟𝑑𝐹 ∞׬‬ = −
𝑟
Menurut mekanikan klasik energi untuk sistym
dua benda dengan m1 dan m2 adalah
𝐸
𝐼
= 𝑝𝑥1 2 + 𝑝𝑦1 2 + 𝑝𝑧1 2
2𝑚1
𝐼
+ 𝑝𝑥2 2 + 𝑝𝑦2 2 + 𝑝𝑧2 2
2𝑚2
Jika momenta diganti oleh operator mekanikan kuantum terkait diperoleh operator
Hamiltonian berikut
𝜂 𝜕2 𝜕2 𝜕2 𝜂 𝜕2 𝜕2 𝜕2
𝐻=− −
2𝑚1 𝜕𝑥1 2 𝜕𝑦1 2 𝜕𝑧1 2 2𝑚2 𝜕𝑥2 2 𝜕𝑦2 2 𝜕𝑧2 2

1.1 persamaan gelombang untuk gerak internal

Dengan cara transformasi atas persamaan Hamiltonian dapat dipisahkan ke


dalan dua kelompok yaitu kelompok pertama hanya bergantung X,Y,Z merupakan
gerak pusat massa yang harganya selalu tetap dan kelompok dua hanya bergantung
pada x,y,z merupakan gerak internal yang bersifat relatif. Jadi dapat dituliskan fungsi
gelombang dengan menggunakan teoremal pemisaahan variabel
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐸𝑡𝑟𝑎𝑛𝑙𝑎𝑠𝑖 + 𝐸𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙
Walaupun energi pontesil dapat diungkapan dalam koordinat cartesius, tetapi hasil analisisnya
terlalu kompleks dan tidak dapar diperlakuakan. Oleh sebab itu, energi potensial lebih mudah
dinyatakan dalam bentuk koordianat polar sferik. Untuk persamaan diatas perlu
ditranformasiskan ke dalam koordinata polar sferik denga m1 terletak pada pusat massa dan
m2 pada posisi 𝑟, 𝜃, 𝜙. persamaan transformasinya adalah

𝑥 = 𝑟 sin 𝜃 cos 𝜙
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 sin 𝜙
𝑧 = 𝑟 cos 𝜃
𝑟 = 𝑋2 + 𝑌2 + 𝑍2
Bentuk diferensial dari operator energi kinetik menjadi
𝜕 𝜕𝑟 𝜕 𝜕𝜃 𝜕 𝜕𝜙 𝜕
𝜕𝑥
= + +
𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝜙

Hasil akhir transformasi persamaan 5.2b ke dalam bentukkoordi at polar sferik ditunjukan
pada persamaan 5.14 berikut:
𝜂2 1 𝜕 2 𝜕Ψ 1 𝜕 𝜕Ψ 1 𝜕2Ψ
− 2𝜇 𝑟 2 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝑟 + 𝑟 2 sin 𝜃 𝜕𝜃
sin 𝜃 𝜕𝜃 + 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃 𝜕𝜙 2 𝜕𝜙 2
+ 𝑉(𝑟)Ψ = EΨ
Fungsi gelombang pada persamaan diatas dapat dituliskan sebagai hasil kali tiga fungsi
gelombang dan masing-masing fungsi hanya bergantung pada satu koordinat, yaitu:
Ψ(𝑟, 𝜃, 𝜙) = 𝑅 (𝑟)θ(𝜃 ) (Φ)𝜙
Subtistusi ke dalam persamaan tersubut menghasilkan persamaan berikut :
𝜂2 𝑑 𝑑𝑅 𝑑 𝑑𝜃 𝑑2𝜙
− 2 𝜇 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃 𝜃𝜙 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝑟 𝑟 2 𝑑𝑟 + 𝑅𝜙 sin 𝜃 𝑑𝜃
sin 𝜃 𝑑𝜃 + 𝑅𝜃 𝑑𝜙 2 +
𝑉 (𝑟)𝑅𝜃Φ = 𝐸 𝑅𝜃Φ
Yang dapat disusun ulang dengan terlebih dulu dibagi oleh Ѱ= RѲѰ sehingga menjadi
persmaan berikut :
𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑 𝑑𝑅 sin 𝜃 𝑑 𝑑Θ 𝐼 𝑑2 Φ 2𝜇𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
𝑟 2 𝑑𝑟 + (sin 𝜃 𝑑𝜃 ) + + 𝐸 − 𝑉(𝑟) =0
𝑅 𝑑𝑟 𝜃 𝑑𝜃 𝜙 𝑑𝜙 𝜂2
1.2 penyelesaian persamaan Φ(φ)
Dari persamaan sebelumnya merupakan persamaan diferensial orde dua dan penyelesaian
umum persamaan ini adalah sebagai berikut
Φ 𝜙 = 𝐴 𝑒 +𝑖𝑚𝜙 + 𝐵𝑒 −𝑖𝑚𝜙
Agar Φ berharga tunggal pada titik φ=0 yang identik dengan φ=2π diperlukan syrat batas yaitu

𝐴 𝑒 +𝑖𝑚𝜙 + 𝐵𝑒 −𝑖𝑚𝜙 = 𝐴𝑒 𝑖𝑚(𝜙+2𝜋) + 𝐵𝑒 −𝑖𝑚(𝜙+2𝜋)


= 𝐴𝑒 𝑖𝑚𝜙 𝑒 𝑖𝑚2𝜋 + 𝐵𝑒 −𝑖𝑚𝜙 𝑒 −𝑖𝑚2𝜋

Syarat batas tersebut dapat dipenuhi jika 𝑒 𝑧𝑖𝑚2𝜋 = 1 atau cos 2𝜋𝑚 + 𝐼 sin 2𝜋𝑚 = 1 bentuk
persamaan yang memenuhi penyelesaian ini adalah
Φ𝑚 𝜙 = 𝐴𝑒 𝑖𝑚𝜙
2. Tingkat Energi Atom Hidrogen
fungsi gelombang lengkap atom hidrogen dalam koordinat polar sferik merupakan
fungsi R, Ѳ, φ, persamaan geleomban lengkap dari hidrogen dapat ditulis sebagai berikut:
Ψ𝑛𝜆.𝑚 = 𝑅𝑛𝜆 𝑟 𝑌𝜆+𝑚 (𝜃, 𝜙)

Fungsi untuk atom hidrogen atau ion serupa hidrogen :


𝐼 𝑍 1 𝜎
o 𝑛 = 1, 𝜆 = 0, 𝑚 = 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ Ψ𝑝 = ( )2 𝑒
𝜋 𝑎0
1 𝑧 1
o 𝑛 = 2, 𝜆 = 0, 𝑚 = 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ Ψ2𝑝 = 4 2𝜋 (𝑎 )2 (2 −
0
𝑎
−2
𝜎)𝑒
3. Karakterisitik dan Bentuk Orbital
Ada cara lain untuk merepresentasikan fungsi-fungsi gelombang atom serupa
hidrogen selain dala ]m bentuk distribusi peluang. Fungsi gelombang untuk orbital 1s dan
untuk setiap orbital s dengan 𝜆 = 0 berbentuk bola simetris sebab tidak bergantung sudut.
Perlu diingat orbital s memiliki bentuk yang sama tetapi berbeda dalam hal ukuran. Jika nilai
n besar, ukuran orbital juga lebih besar.
Fungsi gelombang untuk orbital p (λ=1) bergantung pada koordinat sudut Θ dan φ
disamping r. Untuk orbital ini ditemukan bahwa fungsi sudut hanya mengandung bilangan
kuantum 𝜆 𝑑𝑎𝑛 𝑚 , sedangkan fungsi r bergantung pada 𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝜆. Oleh karena itu, bentuk
orbital dikendalikan oleh fungsi sudut yakni λ dan m.
Ψ2𝑝𝑥 = 𝑅2𝐼 𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃
persamaan ini menunjukkan bahwa peluang menemukan elektron pada Φ=π/2, yakni dalam
bidang X-Y adalah nol .
Terdapat lima orbital d (λ= 2) . Orbital d mirip dengan superposisi dua orbital-p
dalam hal adanya empat daerah yang berganti tanda dan dipisahkan oleh dua bidang simpul.
Dengan demikian, hanya orbital s yang terbentuk bulat dan memiliki kerapatan pada inti.
Momentum sudut orbital
Atom serupa hidrogen mempunyai momentun sudut orbital yang bergantunga
pada bilangan kuantum momentum sudut I. Bilangan kuantuam momentun sudut ini
merupakan fungsi egien dari operator kuadrat momentum sudut elektron disekitar
sumbu memlalui inti L2 dalam komponen z ,LZ nilai momentum sudut orbital dapat
diperoleh dengan mengoperasikan operat L2 terhadap fungsi eigen I menghasilkan nilai
eigen, L yang menyatakan nilai momentum sudut orbital atau nilai momentum sudut
dalam kompenen z, yakni Lz untuk atom serupa hidrogen hanya dapat memiliki nilai
berikut :
𝐿 = 𝜆(𝜆 + 1)𝜂
Oleh karena operator komponen momentum sudut sepanjang sumbu z, Lz
mempunyai nilai eigen 𝑚𝜂 dengan m dapat mengambil nilai intergal 2λ+1 yang berbeda
pada rentang –λ ≤ m ≥ + λ, maka dapat dinyakatan bahwa :
𝑚
𝑐𝑜𝑠𝜃 =
𝜆(𝜆 + 𝐼)
Spin elektokron
Elektron memiliki momentum sudut intrinsik disamping momentun sudut orbital
akibat geraknya disekitar inti. Keadaan intrinsik tersebut dinamakn momentum
sudut spin atau spin. Spin elektron muncul bila gerak elektron diperlakuan secara
relativitas.
hubungan 𝑆መ 2 dengan komponennya adalah :
෢𝑥 2 + 𝑆෢𝑦 2 𝑆෡𝑧 2
𝑆መ 2 = 𝑆
Nilai eigen dari operator komponen-z, 𝑆መ𝑥 adalah 𝑚𝜂, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚 = −𝑠, −𝑠 +
1 … … . , 𝑠 − 1, 𝑠
Dengan nilai s = -1/2 besarnya momentun sudut spin total satu elektron yang
diberikan oleh akar kuadrat adalah
1 1
[1/2( + 1)𝜂2 ] = 3𝜂
2 2
Untuk s= 1/2 memberikan nilai eigen dari 𝑆መ𝑧 yang mungkin bagi elektron adalah
1 1
+ 2 𝜂 dan − 2 𝜂. Fungsi eigen spin elektron yang berhubungan dengan nilai eigen
ini ditandai dengan 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝛽.

Anda mungkin juga menyukai