Anda di halaman 1dari 21

Keselamatan Pasien Dan Kesehatan

Kerja Dalam Keperawatan


K3 Dalam Keperawatan
A. Pengertian K3
Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
• Pengertian K3 secara keilmuan; K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
• Pengertian K3 secara filosofis; suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan
dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarkat adil dan makmur.
Pengertian K3 Menurut Para Ahli

1. Mathis dan Jackson


Menurut Mathis dan Jackson pengertian K3 adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi
kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan,
pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka
bekerja.
2. Ardana
Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber
produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.
3. Flippo
Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan
spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat kerja dan
pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda, dan sanksi lain.

4. Hadiningrum
Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin, material, dan
metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami kecelakaan.

5. Widodo
Menurut Widodo, definisi K3 adalah bidang yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
6. World Health Organization (WHO)
Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan.
Fungsi K3
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan bahaya bagi
keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja, dan
pelaksanaan kerja
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di lingkungan kerja
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
Tujuan K3

Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga
berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif.
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat
2. Mencegah kecelakaan yang disebabkan pada saat bekerja
3. Mencegah keracunan yang di timbulkan saat bekerja
4. Menyesuaikan kemampuan pekerja dengan pekerjaannya
5. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan
Ruang Lingkup
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan kerja
harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk meminimalisir potensi terjadinya
kecelakaan atau penyakit.
2. Alat Kerja dan Bahan
Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memproduksi
barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam proses produksi, tentunya
kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan pekerjaan
tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan
baik. Misalnya, pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan juga alat pelindung diri
yang sesuai standar.
Kebijakan dan undang- undang mengenai K3

1. Undang – undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


2. Undang – undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3. Undang- undang Nomor 8 tahun 1988 tentang perlindungan konsumen
4. Undang- undang Nomor 19 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
5. Undang- undang Nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
6. Undang –undang Nomor 30 tahun 2009 tentang keteknikan memuat aspek keselamatan
7. Undang- undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pengertian patient safety

Patient safety/ keselamatan pasien adlh suatu system yang


membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yg disebabkan oleh
keselahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya di ambil
Prinsip Pasien Safety

1. Kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien Rumah sakit


2. Komitmen memberikan pelayanan kesehatan berorientasi patient saftey
3. Kemampuan mengidentifikasi faktor resiko penyebab insiden terkait patient safety
4. Kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety
5. Kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor resiko penyebab insiden
terkait patient safety
6. Kemampuan mengidentifikasi akar masalah penyebab insiden terkait patient safety
7. Kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadi untuk mencegah kejadian
berulang
Pengaruh faktor lingkungan pada patient safety

• Pengertian lngkungan kerja adlh lngkungan yang mempengaruhi


pembentukan perilaku seseorang dalam bekerja
• Lingkungan kerja dapat di bagi dua lingkungan fisik seperti bangunan dan
fasilitas yang disediakan serta letak gedung dan prasarananya
• Lingkungan non fisik adalh rasa aman dari bahaya, aman dari pemutusan
kerja, loyal terhadap perusahaan, dan adanya kepuasaan kerja dikalangan
karyawan
Kondisi pekerjaan yang baik adalah
• Tersedianya Fasilitas untuk alat-alat reproduksi
• Terhindarmya pasien dari keributan mesin
• Tersedianya sirkulasi udara yg baik
• Ruang gerak dalam bekerja baik
• Penerangan baik
• Temperatur ruangan baik
Faktor Manusia

Indikator faktor manusia dari individu sendiri


• Sikap pekerja terhadap pekerjaaan
• Kemampuan dan keahlian kerja
• Sikap/perilaku karyawan yg baik
• Kelalaian karyawan
Peningkatan patient safety

• Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien


• Pimpin dan dukung staf
• Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
• Kembangkan sistem pelaporan
• Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
• Belajar dan berbagi pengalaman ttg keselamatan pasien
• Cegah cedera melalui implementasi sistem pelaksanaan
BUDAYA PATIENT SAFETY

• Pentingnya mengembangkan budaya patient safety juga ditekankan dalam salah satu laporan Institute of
Medicine “To Err Is Human” yang menyebutkan bahwa organisasi pelayanan kesehatan harus
mengembangkan budaya keselamatan sedemikian sehingga organisasi tersebut berfokus pada
peningkatan reliabilitas dan keselamatan pelayanan pasien”.
• Budaya patient safety adalah produk dari nilai, sikap, kompetensi, dan pola perilaku individu
dan kelompok yang menentukan komitmen, style dan kemampuan suatu organisasi pelayanan
kesehatanterhadap program patient safety. Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan tidak
mempunyai budaya patient safety maka kecelakaan bisa terjadi akibat dari kesalahan laten,
gangguan psikologis dan physiologis pada staf, penurunan produktifitas, berkurangnyakepuasan
pasien, dan bisa menimbulkan konflik interpersonal.
Tiga strategi penerapan budaya patient safety:
1. Strategy
 Lakukan safe practices
 Rancang sistem pekerjaan yang memudahkan orang lain untuk melakukan
tindakan medik secara benar
 Mengurangi ketergantungan pada ingatan
 Membuat protokol dan checkliste.Menyederhanakantahapan-tahapan

2. Edukasi
 Kenali dampak akibat kelelahan dan kinerja
 Pendidikan dan pelatihan patient safety
 Melatih kerjasama antar tim
 Meminimalkan variasi sumber pedoman klinis yang mungkin membingungkan

3. Akuntabilitas
 Melaporkan kejadian error
 Meminta maaf
 Melakukan remedial care
 Melakukan root cause analysis
 Memperbaiki sistem atau mengatasi masalahnya
Manajemen risiko dalam Patient safety

• adalah suatu pendekatan terstruktur/ metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang


berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/ pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko,
dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
• Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan. Jenis-jenis risiko
dalam pelayanan rumah sakit adalah : Corporate risk : kejadian yang akan memberikan
dampak negative terhadap tujuan organisasi Non-clinical (physical) risk : bahaya potensial
akibat lingkungan Clinical risk : bahaya potensial akibat pelayanan klinis Financial risk :
risiko yang secara negatif akan berdampak pada kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan.
Manfaat Manajemen Risiko

• Pengendalian terhadap timbulnya adverse event


• Meningkatkan perilaku untuk mencari peluang perbaikan sebelum suatu masalah terjadi
• Meningkatkan perencanaan, kinerja, dan efektivitas
• Efisiensi
• Mempererat hubungan stakeholders
• Meningkatkan tersedianya informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan
• Memperbaiki citra
• Proteksi terhdap tuntutan
• Akuntabilitas, jaminan, dan governance
Clinical Risk Management
• Suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko
dan tindakan unutk mencegah terjadinya risiko tersebut (Sheenu Jhawar, Mid Stafford
General Hospital, UK). Clinical risk management adalah meminimalkan risiko terhadap
pasien dengan mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan selama mendapat
asuhan klinis, mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi kesalahan/
risiko, belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse event, memastikan bahwa
dilakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kesalahan/risiko dan membangun sistem
untuk mengurangi terjadinya risiko.

Anda mungkin juga menyukai