Anda di halaman 1dari 40

Arman Setiawan, MT

STRUKTUR BETON 1 Universitas Bosowa


2018
STRUKTUR PELAT DUA ARAH
Cara pendekatan untuk analisis pelat dua arah:
- Metoda Perencanaan Langsung (Direct Design Method)
- Metoda Rangka Ekivalen (Equivalent Frame Method)
Metoda lain:
berdasar pada teori plastis → Teori Garis Luluh (Yield Line Theory)
Pelat empat persegi panjang, ditumpu pada keempat sisinya oleh balok sangat kaku atau dinding geser.
Oleh beban vertikal pelat melendut membentuk cekungan. Apabila sudut-sudutnya tidak monolit dengan
tumpuannya, daerah sudut akan terangkat.
Distribusi momen pada pelat tergantung pada kekakuan relatif komponen struktur
tumpuan (balok) terhadap plat yang ditumpunya.

Ditinjau lajur AB dan DE pada masing-masing


tengah bentang panjang dan lebar.
Lendutan balok di atas tumpuan sederhana
akibat beban merata:

Untuk lajur AB (panjang p) dan lajur DE (panjang


l) berlaku;

Lendutan satu titik harus sama, jadi: ΔAB=ΔDE


.
METODE PERENCANAAN LANGSUNG
Metoda ini boleh digunakan sebagai cara pendekatan untuk analisis pelat lantai beton:
O dengan atau tanpa balok-balok pendukung
O beban vertikal (beban gravitasi, DL dan LL) terbagi merata
O mempunyai denah yang teratur dan memenuhi syarat-syarat sbb.:
(1) Terdapat 3 atau lebih bentang dalam setiap arah
(2) Panel pelat berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan sisi panjang
dan sisi pendek (diukur dari pkp tumpuan) ≤ 2
(3) Panjang bentang yang berdekatan (diukur dari pkp tumpuan) dalam setiap arah,
tidak boleh berbeda lebih dari 1/3 bentang terpanjang.
(4) Posisi kolom (pada sistim pelat tanpa balok) boleh meyimpang dari sumbu-sumbu
kolom terdekat maksimum sejauh 10% dari panjang bentang dalam arah
peyimpangan.
(5) Jika terdapat balok-balok pendukung pada semua sisinya, kekakuan relatif balok
dalam dua arah yang saling tegak lurus harus memenuhi:
METODE PERENCANAAN LANGSUNG
(6) Beban hidup tidak melebihi 2 x beban mati (kecuali jika LL yang sama besar
bekerja pada seluruh sistem plat pada waktu yang bersamaan).
(7) Redistribusi momen (SNI 03-2847-2002 ps. 10.4) tidak berlaku
Jika persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi → hendaknya digunakan metoda portal
ekivalen (Equivalent frame method).
Selanjutnya momen Mo yang telah didistribusikan ke arah longitudinal (searah
bentang yang ditinjau) tersebut, hasilnya didistribusikan ke arah tranversal (pada lajur
kolom dan lajur tengah) sbb. :
Jika diantara kolom-kolom (tumpuan) terdapat balok monolit :

maka balok ini harus direncanakan mampu menahan 85% momen pada lajur kolom tsb.
bila (α1 l2/l1) ≥ 1,0; 15% sisanya didukung oleh pelat pada lajur kolom tersebut.
Untuk 0 < (α1 l2/l1) < 1,0: bagian momen yang dipikul oleh balok dapat diinterpolasi
linier dari nol s/d 85%. Selain itu, balok harus juga memikul beban2 lain yang langsung
bekerja pada balok tsb., termasuk berat sendiri bagian balok yg menonjol di
bawah/atas pelat.
Distribusi momen arah tranversal pada lajur tengah
Sisa momen yg tdk dipikul oleh lajur kolom harus ditahan oleh setengah lajur tengah kiri
dan kanan (dibagi secara proporsional). Sebuah lajur tengah harus direncanakan mampu
memikul jumlah momen yang disumbangkan oleh kedua setengah-jalur-tengah yang
bersebelahan.
Distribusi momen arah tranversal pada lajur tengah
Suatu lajur tengah yang berdekatan dan sejajar dengan suatu tepi yang ditumpu oleh
dinding harus direncanakan mampu memikul dua kali momen yang dibagikan pada
setengah lajur tengah yang berdekatan dengan baris pertama dari tumpuan dalam.
RANGKA PORTAL EKIVALEN
Dalam metoda ini digunakan rangka portal idealisasi yang diperoleh dengan
pemotongan fiktif vertikal pada seluruh bangunan di sepanjang garis tengah antara
kolom-kolom.

Analisis struktur dilakukan pada


rangka portal idealisasi, yg terdiri
dari balok-balok atau plat ekivalen
dan kolom-kolom. Jadi pelat ditinjau
sebagai bagian dari balok-balok
pada rangka portal tersebut.
Panel yang ditinjau
dalam menghitung
Mo untuk arah
melintang bangunan
(sb.y)
Karena simetris maka momen dan gaya geser di seluruh tepi segmen terpotong bernilai
sama.
Jika pada ujung2 A & B tidak terdapat tahanan, panel plat dapat dianggap
sebagai balok dengan tumpuan sederhana dalam arah bentang ln.

Dari FBD ini dapat dihitung Mo


sbb.:

Selanjutnya Mo didistribusikan ke
tumpuan dan kelapangan menurut
nilai banding kekakuannya :
PADA ARAH LONGITUDINAL (ARAH BENTANG YG DITINJAU)
(1) Bentang dalam: - Momen terfaktor negatif = 0,65 . Mo
- Momen terfaktor positif = 0,35 . Mo

(2) Bentang tepi (ujung): Mo didistribusikan menurut Tabel 13 SNI-03-2847-2002


MOMEN TERFAKTOR PADA LAJUR KOLOM:
Untuk plat interior → lajur kolom harus direncanakan mampu memikul Momen negatif
sbb. (dinyatakan dalam % dari momen negatif terfaktor interior) :

l2 / l1 0,5 1,0 2,0


α1. l2 / l1=0 75% 75% 75%

α1. l2 / l1≥1 90% 75% 45%

Untuk plat eksterior → lajur kolom harus direncanakan mampu memikul Momen negatif
sbb. (dinyatakan dalam % dari momen negatif terfaktor eksterior) :

l2 / l1 0,5 1,0 2,0


α1. l2 / βt = 0 100% 100% 100%
l1=0 βt ≥ 2,5 75% 75% 75%
α1. l2 / βt = 0 100% 100% 100%
l1≥1 βt ≥ 2,5 90% 75% 45%
Lajur kolom harus direncanakan mampu memikul momen positif sbb. (dinyatakan dalam
% dari momen positif terfaktor) :

l 2 / l1 0,5 1,0 2,0


α1. l2 / l1=0 60% 60% 60%
α1. l2 / l1≥1 90% 75% 45%

MOMEN TERFAKTOR PADA BALOK:


Balok yang terdapat di antara tumpuan/kolom harus direncanakan mampu mendukung
momen sebesar:
- 85% momen terfaktor pada lajur kolom, apabila α1. l2 / l1≥1
- Interpolasi linier antara 0% - 85% momen terfaktor pada lajur kolom, apabila
0 < α1. l2 / l1 < 1,0.
MOMEN TERFAKTOR PADA LAJUR TENGAH:
- Bagian dari momen terfaktor negatif dan positif yang tidak dipikul oleh lajur
kolom,harus dipikul oleh setengah lajur tengah di sebelah kiri-kanan lajur kolom ybs.
- Lajur tengah harus direncanakan mampu mendukung jumlah momen yang disumbangkan
oleh masing-masing setengah lajur tengah yang berdampingan.

MODIFIKASI MOMEN TERFAKTOR:


- Momen terfaktor negatif dan positif boleh dimodifikasi sebesar 10%, asalkan momen
total terfaktor Mo untuk suatu panel dalam arah yang ditinjau tidak kurang dari jumlah
yang disyaratkan, yaitu :
2
w .l .l
M o  u u n1
8
Jika hanya beban gravitasi yang bekerja pada pelat, maka analisis dapat dilakukan
menggunakan :
- Metoda Perencanaan Langsung (jika syarat2 lain juga dipenuhi), atau
- Metoda Portal Ekivalen
Jika terdapat beban lateral atau horisontal, analisis harus dilakukan dengan Metoda Portal
Ekivalen. Hasil analisis terhadap beban gravitasi (vertikal) dan beban lateral dapat
dikombinasikan untuk mendapatkan nilai akhir.
Perbedaan dengan Metoda Perencanaan Langsung hanya dalam perhitungan untuk
menentukan momen2 dlm arah longitudinal (arah portal yg ditinjau). Distribusi momen2 ini ke
arah tranversal dilakukan dengan cara dan koefisien2 yang sama seperti yg digunakan
pada Metoda Perencanaan Langsung.
Analisis dilakukan pada portal kaku ekivalen, yang diperoleh dg seolaholah memotong
bangunan pada arah vertikal tepat di tengah-tengah antara dua baris kolom yang
berdampingan, baik pada arah memanjang (arah x) maupun melintang (arah y) bangunan.
Sebuah portal kaku Ekivalen terdiri
atas:
1. Kolom-kolom di atas dan di
bawah pelat
2. Sistim pelat (dengan atau
tanpabalok
→ Suatu pendekatan
permasalahan 3D !
Apabila Metoda Portal Ekivalen digunakan untuk analisis beban gravitasi dari sistem
pelat dua arah yg memenuhi batasan-batasan Metoda Perencanaan Langsung, maka
momen-momen terfaktor yang diperoleh dapat dikurangi secara proporsional sedemikian
sehingga jumlah absolut momen positif dan negatif rata-rata yang digunakan didalam
perencanaan tidak melampaui nilai 1/8. wu. l2 .(ln)2

Kekakuan Torsi dan Balok Tranversal


Dalam metoda ini kolom-kolom dianggap dihubungkan dengan lajur plat-balok oleh
komponen puntir yang arahnya tranversal terhadap arah bentang yang sedang
ditentukan momennya. Kekakuan komponen puntir:
CONTOH 1
Menghitung momen pelat dengan tabel:
(misal: Tabel 13.3.1 dan 13.3.2 PBI-1971)
CONTOH:
Ukuran pelat: lx = bentang pendek = 480 cm ly / lx = 1,5
ly = bentang panjang = 720 cm
Beban pelat: diperkirakan tebal pelat = 18 cm
beban mati = 0,60 + 0,18*24 = 4,92 kN/m2
beban hidup = 5,00 kN/m2
beban total terfaktor qu = 1,2*4,92 + 1,6*5 = 13,904 kN/m2
Pelat yang ditinjau merupakan panel tengah dan ditumpu balok-balok pada ke
empat sisinya → tumpuan jepit pada keempat sisinya
→ digunakan Tabel 13.3.1, Pelat Tipe II
Cara Penggambaran Penulangan Pelat
CONTOH 2
Sistem lantai dengan balok monolit, dengan kolom persegi (seperti tergambar). Tinggi
bersih tiap lantai 3,8m. hanya terdapat beban gravitasi. Beban mati 4,8 KN/m2, beban
hidup 2,5 KN/m2. Mutu bahan f’c = 30 MPa, dan fy = 400 MPa. Jika digunakan balok
30/60 dengan tebal plat 140 mm, maka :
1. Hitunglan kebutuhan tulangan dengan metode perencanaan langsung dan bandingkan
dengan cara table Mc. Arthur untuk plat lantai bagian paling tengah yang dianggap
mewakili seluruh plat.
2. Gambarkan penulangan panel plat tersebut.
Penyelesaian :
A. PERENCANAAN DENGAN METODE LANGSUNG
a). Balok B1
Lebar efektif (bE) diambil yang terkecil dari persamaan berikut :
bE = bw + 2(h-t) = 300 + 2 (600-140) = 1220 mm
bE = bw + 8t = 300 + 8 x 140 = 1420 mm
bE
1 
1220
 1  3,07 dan t 140
  0,23
bw 300 h 600

 bE   t    t   t   bE  t 
2

1  1 4  6   4     1 
 bw   h    h   h   bw  h 
k
 bE   t 
1  1
 bw   h 

1  (3,07).(0,23).[ 4  6(0,23)  4(0,23) 2  (3,07).(0,23) 2 ]


k
1  (3,07).(0,23)

k = 1,825
bw.h 3 300.(600) 3
I b  k.  1,825.  9,855.10 9 mm4
12 12
420.140 3
Is 
12
 9,604.10 7 mm4
1 
Ecb .I b ; karena Ecb = Ecs , sehingga :
Ecs .I s

9,855.10 9
1   102,61
9,604.10 7

b). Balok B2
Lebar efektif (bE) diambil yang terkecil dari persamaan berikut :
bE = bw + 2(h-t) = 300 + 2 (600-140) = 1220 mm
bE = bw + 8t = 300 + 8 x 140 = 1420 mm
bE
bw
1 
1220
300
 1  3,07 dan t 140

h 600
 0,23

 bE   t    t   t   bE  t 
2

1  1 4  6   4     1  1  (3,07).(0,23).[ 4  6(0,23)  4(0,23) 2  (3,07).(0,23) 2 ]


 bw   h    h   h   bw  h  k
k 1  (3,07).(0,23)
 bE   t 
1  1
 bw   h 
k = 1,825
I b  k.
bw.h 3
12
 1,825.
300.(600) 3
12
 9,855.10 9 mm4
680.140 3
Is 
12
 1,555.10 8 mm4
9,855.10 9
2   63,38
1,555.108

c). Cek Tebal Plat


2.1  2. 2 2 x102,61  2 x63,38
m    82,995
4 4
Dalam SNI 03-2847-2002, pasal 11.5.3.3 untuk αm > 2,0 ketebalan pelat minimum tidak
boleh kurang dari 90 mm, dan tidak boleh pula kurang dari :
 fy 
ln  0,8  
h  1500 
36  9

ln 1 6800  300
   1,67
ln 2 4200  300
 400 
6500 0,8  
h  1500 
36  9 x1,67
 135,87 mm
Diperoleh tebal plat minimum menurut SNI 03-2847-2002 = 135 mm < 140 mm, maka tebal
plat 140 mm dapat digunakan.
d). Cek Apakah Boleh Menggunakan Perencanaan Langsung.
Dalam SNI 03-2847-2002 pasal 15.6 ada beberapa syarat yang jika kesemuanya
terpenuhi barulah perencanaan pelat dengan metode perencanaan langsung dapat
digunakan.
1. Pada soal terdapat 3 bentang………………….OK!!!
680
2. Perbandingan sisi panjang dan pendeknya 420
 1,62 < 2 ………….OK!!!.
3. Panjang bentang yang bersebelahan sama. (tidak berbeda lebih dari sepertiga bentang
terpanjang) ………………..OK!!!.
4. WL = 2,5 KN/m2 < 2WD = 2 x 4,80 = 9,6 KN/m2 …………………OK!!!.
1 xl2 2 102,61x420 2
5.   0,9995 ; syarat : 0,2 ≤ 0,9995 ≤ 5 …………..OK!!!.
 2 xl1 2 63,38x680 2
Karena semua syarat terpenuhi maka perencanaan pelat dengan metode perencanaan langsung
dapat digunakan.
e). Menentukan Momen Total Berfaktor/Momen Statis
Dalam SNI 03-2847-2002 pasal 15.6.2.2. Nilai momen total berfaktor adalah :
2
wll
Mo  u 2 n
8

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 x 4,8 + 1,6 x 2,5 = 9,76 KN/m2

Portal A → MoA = (1/8) x 9,76 x 4,2 (6,8 – 0,3)2 = 216,489 KNm.


Portal B → MoB = (1/8) x 9,76 x 6,8 (4,2 – 0,3)2 = 126,182 KNm.
f). Distribusi Momen Total Berfaktor.
Dalam SNI 03-2847-2002 pasal 15.6.3.2. Nilai momen total berfaktor didistribusi
sebesar 0,65 untuk momen terfaktor negative dan 0,35 untuk momen terfaktor positif.
Sehingga untuk :
1. Portal A
- Momen negatif (MoA-) = 0,65 x MoA = 0,65 x 216,489 = 140,719 KNm.
- Momen positif (MoA+) = 0,35 x MoA = 0,35 x 216,489 = 75,77 KNm.
2. Portal B
- Momen negatif (MoB-) = 0,65 x MoB = 0,65 x 126,182 = 82,018 KNm.
- Momen positif (MoB+) = 0,35 x MoB = 0,35 x 126,182 = 44,164 KNm.
g). Momen Terfaktor Negatif dan Positif pada Lajur Kolom, Balok, dan Lajur Tengah.
Pendistribusian momen terfaktor negative dan positif didasarkan pada SNI 03-2847-
2002 pasal 15.6.4 dan 15.6.5 sebagai berikut.
1. Portal A
l 2 420
  0,618 dan pada perhitungan sebelumnya α1= 102,61 maka
l1 680
l
 1 . 2 = 102,61 x 0,618 = 63,41
l1
Berdasarkan hasil tersebut maka lajur kolom direncanakan mampu memikul momen
negatif dan positif sebesar 86,46% (interpolasi linear antara 90% dan 75%) dan
sisanya kepelat lajur tengah. Selanjutnya untuk ≥ 1, maka 85% dari momen pelat lajur
kolom (yang 86,46%) dialokasikan kebalok dan sisanya tetap dipikul oleh pelat lajur
kolom, sehingga diperoleh :

Jenis Momen Momen Lajur kolom (86,46%) Momen Pelat


Momen Total Tepi (13,54%)
(KN.m) Balok (85%) Pelat Lajur Kolom (15%) (KN.m)
(KN.m) (KN.m)
Negatif 140.719 103.416 18.250 19.053
Positif 75.77 55.684 9.827 10.259
2.Portal B
l 2 680

l1 420
 1,62 dan pada perhitungan sebelumnya α2= 83,38 maka
l2
2. = 63,38 x 1,62 = 102,68
l1
Berdasarkan hasil tersebut maka lajur kolom direncanakan mampu memikul momen negatif
dan positif sebesar 56,4% (interpolasi linear antara 75% dan 45%) dan sisanya kepelat
lajur tengah. Selanjutnya untuk  . ll ≥ 1, maka 85% dari momen pelat lajur kolom (yang
1
2

56,4%) dialokasikan kebalok dan sisanya tetap dipikul oleh pelat lajur kolom, sehingga
1

diperoleh :

Momen Momen Lajur kolom (56,4%) Momen Pelat


Jenis
Total Balok (85%) Pelat Lajur Kolom (15%) Tepi (43,6%)
Momen
(KN.m) (KN.m) (KN.m) (KN.m)

Negatif 82.018 39.319 6.939 35.760


Positif 44.164 21.172 3.736 19.256
g). Rencana Penulangan dan Cek Kapasitas
1. Arah Memanjang 2. Arah Pendek
Pelat jalur kolom Pelat jalur tengah Pelat jalur kolom Pelat jalur tengah
Momen Penampang Kritis Momen Penampang Kritis
Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif

Mu (KN.m) 18.25 9.827 19.053 10.259 Mu (KN.m) 6.939 3.736 35.76 19.256

d eff (mm) 114 114 114 114 d eff (mm) 102 102 102 102

b (lbr jalur) (mm) 4200 4200 4200 4200 b (lbr jalur) (mm) 6800 6800 6800 6800
Mu Mu
Rn  (MPa) 0.393 0.212 0.411 0.221 Rn  (MPa) 0.115 0.062 0.595 0.320
bd 2 bd 2
f ' c  2 Rn 
 f ' c  2 Rn 

  0,85 1 1 0.00099 0.00053 0.00104 0.00056   0,85 1 1 0.00029 0.00016 0.00150 0.00081
fy  0,85 f ' c  fy  0,85 f ' c 

1,4 1,4
ρmin = 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035 ρmin = 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035
f 'c f 'c
f 'c f 'c
= 0.0034 0.0034 0.0034 0.0034 = 0.0034 0.0034 0.0034 0.0034
4 fy 4 fy
ρmin terpakai 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035 ρmin terpakai 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035
0,851 f ' c 600 0,85 1 f ' c 600
b  0.0325 0.0325 0.0325 0.0325 b  0.0325 0.0325 0.0325 0.0325
fy 600  fy fy 600  fy
ρ maks 0.0244 0.0244 0.0244 0.0244 ρ maks 0.0244 0.0244 0.0244 0.0244

ρ terpakai 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035 ρ terpakai 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035

As = ρ b d (mm2) 1675.8 1675.8 1675.8 1675.8 As = ρ b d (mm2) 2427.6 2427.6 2427.6 2427.6

Tulangan Terpakai Ø12-250 Ø12-250 Ø12-250 Ø12-250 Tulangan Terpakai Ø12-250 Ø12-250 Ø12-250 Ø12-250

2 2
As ada (mm ) 1898.4 1898.4 1898.4 1898.4 As ada (mm ) 3073.6 3073.6 3073.6 3073.6
Asada fy Asada fy
a (mm) 7.09 7.09 7.09 7.09 a (mm) 7.09 7.09 7.09 7.09
0,85 f 'c b 0,85 f ' c b
 a  a
M n  Asada fy d   (KN.m) 83.88 83.88 83.88 83.88 M n  Asada fy d   (KN.m) 121.04 121.04 121.04 121.04
 2  2
Ø Mn (KN.m) 71.29 71.29 71.29 71.29 Ø Mn (KN.m) 102.89 102.89 102.89 102.89

Ø Mn > Mu OK OK OK OK Ø Mn > Mu OK OK OK OK
B. PERENCANAAN DENGAN CARA TABEL Mc. ARTHUR
La 420
m   0,62
Lb 680
Dengan posisi pelat seperti gambar disamping, maka
dari tabel Mc. Arthur diperoleh nilai-nilai berikut :
Ca- = 0,0794Cb- = 0,00116
CaD+ = 0,0332CbD+ = 0,004
CaL+ = 0,056 CbL+ = 0,0082

Beban yang bekerja WD = 4,8 KN/m2 dan WL = 2,50 Ma+= [CaD- 1,2WD La2] + [CaL- 1,6WL La2]
KN/m2; maka beban ultimit untuk 1 m lebar adalah: = [0,0332 x 1,2 x 4,8 x 4,22] + [0,056 x 1,6 x 2,5 x
Wu = 1,2 WD + 1,6 WL = 1,2 x 4,8 + 1,6 x 2,5 = 9,76 4,22]
KN/m = 7,325 KN.m
a) Momen Negatif dan Momen Positif Mb+= [CbD- 1,2WD Lb2] + [CbL- 1,6WL Lb2]
Ma- = Ca- Wu La2 = [0,004 x 1,2 x 4,8 x 6,82] + [0,0082 x 1,6 x 2,5 x
= 00794 x 9,76 x 4,22 = 13,67 KN.m 6,82]
Mb- = Cb- Wu Lb2 = 2,582 KN.m
= 0,0011 x 9,76 x 6,82 = 0,496 KN.m
b) Rencana Penulangan dan Cek Kapasitas
Pelat jalur kolom Pelat jalur tengah
Momen Penampang Kritis
Negatif Positif Negatif Positif

Mu (KN.m) 13.67 0.496 7.325 2.582

d eff (mm) 114 114 114 114

b (lbr jalur) (mm) 1000 1000 1000 1000


Mu
Rn  (MPa) 1.237 0.045 0.663 0.234
bd 2
f ' c  2 Rn 

  0,85 
1 1 0.00317 0.00011 0.00168 0.00059
fy  0,85 f ' c 
1,4
ρmin = 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035
f 'c
f 'c
= 0.0034 0.0034 0.0034 0.0034
4 fy
ρmin terpakai 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035
0,851 f ' c 600
b  0.0325 0.0325 0.0325 0.0325
fy 600  fy
ρ maks 0.0244 0.0244 0.0244 0.0244

ρ terpakai 0.0035 0.0035 0.0035 0.0035

As = ρ b d (mm2) 399 399 399 399

Tulangan Terpakai Ø12-250 Ø12-250 Ø12-250 Ø12-250

As ada (mm2) 452 452 452 452


Asada fy
a (mm) 7.09 7.09 7.09 7.09
0,85 f 'c b
 a
M n  Asada fy d   (KN.m) 19.97 19.97 19.97 19.97
 2
Ø Mn (KN.m) 16.97 16.97 16.97 16.97

Ø Mn > Mu OK OK OK OK
C. PERBANDINGAN HASIL PERENCANAAN

Dari hasil perhitungan, berikut adalah hasil perbandingan Momen dan Penulangan
yang dihasilkan dengan metode perencanaan langsung dan cara table Mc. Arthur.

Momen/meter (KN.m) Penulangan


Arah Per. Langsung Mc Arthur Per. Langsung Mc Arthur
1. Melebar
- Negatif 5,259 13,67 Ø12-250 Ø12-250
- Positif 2,832 7,325 Ø12-250 Ø12-250
2. Memanjang
- Negatif 4,537 0,325 Ø12-250 Ø12-250
- Positif 2,443 2,582 Ø12-250 Ø12-250
SEKIAN …..

Anda mungkin juga menyukai