Anda di halaman 1dari 29

BETTY STEFANIA

1863030002
LATAR BELAKANG
Berdasarkan World Health Organization tahun 2008, diperkirakan
penyakit saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab
kematian didunia. Indonesia menempati urutan ke 107 dalam
jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit saluran cerna
didunia tahun 2004, yaitu 39,3 jiwa per 100.000 jiwa ( WHO,2008).
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosis
ileus. Obstruksi usus sering disebut ileus obstruksi yang merupakan
kegawatan dalam bedah abdomen yang seeing dijumpai. Ileus
obstruksi merupakan 60-70% seluruh kasus akut abdomen yang
bukan apendiksitis akut (Sjamsulhidajat dan De Jong, 2008).

Kejadian obstruksi sering didahului dengan munculnya gejala klinis


pada sistem gastroinstestinal. Tanda dan gejala yang biasa terjadi
serta penting dikenali pada pasien ileus obstruski diantaranya
adalah nyeri abdomen yang bersifat kram, nausea, distensi
abdomen, muntah empedu, konstipasi, singulus, kenaikan suhu
tubuh (Saputra,2014)
DEFINISI OBSTRUKSI INTESTINAL
Obstruksi usus adalah gangguan sebagian atau komplet
dari aliran maju isi usus. Sekita 90 % dari obstruksi
terjadi pada usus halus terutama pada ileum.

Ileus adalah gangguan aliran normal usus sepanjang


saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik,
partial atau total. Obstruski usus biasanya mengenai
kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai
usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan
keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan
tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap
hidup
TIPE OBSTRUKSI INTESTINAL
1. Mekanis ( ileus obstruktif )
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh
peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata
atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intusepsi,
tumor polipolid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu,
striktura, perlengketan, hernia dan abses

2. Neurogenik/funsgional ( ileus paralitik)


Keadaan dimana usus gagal/tidak mampu melakukan kontraksi
peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu
penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer,
tindakan operasi yang berhubungan dengan rongga perut, toksin, dan
obat-obatan yang dapat mempengaruhi konstraksi otot polos usus.
Contoh penyakit tersebut, amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin
seperti diabetes melitus atau gangguan neurologis seperti penyakit
parkinson ( Sudoyo aru ).
ANATOMI DAN FISIOLOGI USUS HALUS
ETIOLOGI
Obstruksi dari usus halus dapat disebabkan oleh penyempitan dari
lumen usus karena
• Inflamasi,
• Tumor : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus
atau diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus
• Perlengketan : Lengkung usus menjadi melekat pada area yang
sembuh secara lambat atau pada jaringan perut setelah pembedahan
abdomen
• Hernia : Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus dinding
atau otot abdomen
• Volvulus : Usus besar yang mempunyai mescolon dapat terpuntir
sendiri dengan demikin menimbulkan penyembutan dengan
menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi. Keadaan ini
juga terjadi pada usus halus
• Intusepsi : Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian
lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus. Segmen
usus tertarik kedalam segmen beriktunya oleh gerakan peristaltik
yang memperlakukan segmen itu seperti usus.
TANDA DAN GEJALA
• Distensi abdomen
• Muntah Empedu
• Nyeri Abdomen
• Konstipasi
• Bising usus tenang atau tidak ada secara klasik
dapat ditemukan tetapi temuan yang tidak
konsisten
• Pemeriksaan laborat sering tidak normal
PATOFISIOLOGI
Akumulasi isi usus, cairan, dan gas terjadi di daerah diatas usus
yang mengalami obstruksi. Distensi dan retensi cairan mengurangi
absorpsi cairan dna merangsang lebih banyak sekresi lambung.
Dengan peningkatan distensi, tekanan dalam lumen usus
meningkatkan, menyebabkan penurunan tekanan kapiler vena dan
arteriola. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan edema,
kongesti, nekrosis, dan akhirnya ruptur atau perforasi dari dinding
usus dengan akibat peritonitis.

Muntah refluks dapat terjadi akibat distensi abdomen. Muntah


mengakibatkan kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung,
serta menimbulkan penurunan klorida dan kalium dalam darah yang
akhirnya mencetuskan alkalosis metabolik. Dehidrasi dan asidosis
yang terjadi kemudian disebabkan karena hilangnya cairan dan
natrium. Dengan kehilangan cairan akut, syok hipivelemik dapat
terjadi.
PATOFLOWDIAGRAM
PEMERIKSAAN DIAGNOSTK
• Pemeriksaan sinar x : Untuk menunjuukan
kuantitas abnormal dari gas atau cairan dalam
usus.
• Pemeriksaan Laboratorium : Seperti
pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah
lengkap akan menunjukkan gambaran dehidrasi
dan kehilangan volume plasma dan keungkinan
infeksi.
• Pemeriksaan Radiologi : Untuk menegakkan
diagnosa obstuksi usus.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Ileus Obstukstif
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekomperasi bagian yang
mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi
biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi
adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh
dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh
perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus dirawat di rumah
sakit.

1. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah
aspirasi dan mengurangi distensi abdomen. (dekompresi). Pasien
dipuaskan kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit
untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai
barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi parsial atau
karsinomatosis abdomen ditanganin dengan pemantauan dan
konservatif.
PENATALAKSANAAN MEDIS
2. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan
organ-organ vital berfungsi dengan baik. Tetapi yang paling
sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin.
Tindakan bedah dilakukan bila ada strangulasi. Obstruksi
lengkap, Hernia inkarserata, tidak ada perbaikan dengan
pengobatan konservatif dengan pemasangan NGT, infus,
infus, oksigen dan kateter.

3. Pasca bedah
• Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal
cairan dan elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal
ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat
bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan
paralitik.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Ileus Paralitik
• Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif.
Tindakannya berupa dekompresi, menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit, mengobati kausaatau penyakit primer
dan pemberian nutrisi yang adekuat. Beberapa obat-obatan
jenis penyekat simpatik (Simpatolitik) atau obat
parasimpatomimetik.
• Untuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa nasogastrik
bila perlu dipasang juga retal tube. Pemberian cairan, koreksi
gangguan elekrtolit dan nutrisi parenteral. Beberapa obat
yang dapat dicoba metoklopramid bermanfaat untuk
gastroparesis, sisaprid bermanfaat untuk ileus paralitik pasca
operasi dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk mengatasi
ileus paralitik karena obat-obatan. Neostigmin sering
diberikan pada pasien ileus paralitik pasca oprasi.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
• Memasang infus guna menyuplai cairan ke
dalam tubuh.
• Memasukkan selang dari hidung hingga ke
perut untuk mengeluarkan cairan atau udara
yang menumpuk. Langkah ini akan meredakan
pembengkakan dan ketegangan (distensi) pada
perut.
• Memasukkan kateter ke kandung kemih untuk
mengeluarkan urine yang kemudian akan
diperiksa di laboratorium.
KOMPLIKASI
• Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga
peritonium sehingga terjadi peradangan atau
infeksi yang hebat pada intra abdomen.
• Perforasi dikarenakan obsrtuksi yang sudah
terjadi selalu lama pada organ intra abdomen.
• Sepsis infeksi akbiat dari peritonitis yang tidak
tertangani dengan baik dan cepat
• Syok Hipovelemik akibat dehidrasi dan
kehilangan volume plasma
PENCEGAHAN
Obstruksi usus tidak sepenuhya dapat dicegah
tapi dapat mengurangi resiko obstruksi usus
dengan usahakan perbanyak konsumsi serat
dan kurangi konsumsi makanan berlemak
untuk mencegah kanker usus dan Hindari
kebiasaan mengangkat barang berat untuk
mencegah hernia
PENGKAJIAN

a. Identitas
b. Keluhan utama : f. Pemeriksaan fisik :
Nyeri pada daerah luka pos operasi Inspeksi :
c. Riwayat Penyakit Sekarang : Dapat ditemukan tanda-tanda
Didahului oleh Nyeri pada daerah generalista dehidrasi yang mencakup
luka post operasi sepeti diris-iris kehilangan turgor kulit maupun mulut
dan ditusuk-tusuk , nyeri terasa dan lidah kering. Pada abdomen harus
diliat adanya distensi, parut abdomen,
sampai ke samping kiri/kanan perut
hernia dan massa abdomen
d. Riwayat Penyakit Dahulu :- Palpasi
Pernah menderita penyakit yang Mencari adanya tanda iritasi
sama peritoneum
e. Riwayat Kesehatan Keluarga : Auskultasi
Tidak ada keluarga yang Terdengar kehadiran episodik logam
mempunyai riwayat penyakit bernada tinggi dan gelora diantara
keganasan massa tenang
PENGKAJIAN

g. Pemeriksaan Diagnostik

•Pemeriksaan sinar x : Akan


menunjukkan kuantitas abnormal
dari gas dan cairan dalam usus.
•Pemeriksaan simtologi
•Hb dan PCV ; meningkatkan
akibat dehidrasi
•Leukosit : normal atau sedikit
meningkat
•Ureum dan elektrolit : ureum
meningkat, Na+
•Rontgen toraks : Diafragma
meninggi akibat distensi abdomen
•Rontgen abdomen dalam posisi
telentang : mencari penyebab
volvulus dan hernia
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN

Kekurangan volume cairan


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Nyeri akut
PERENCANAA KEPERAWATAN
Diagnosis
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Kekurangan volume cairan NOC NIC
Definisi : Penurunan cairan Fluid balance Fluid management :
intravaskular.interstisial Hydration •Monitor status hidrasi
(kelembaban membrane
atau intraselular. Ini Nutrional Status : Food and
mukosa, nadi adekuat,
mengacu pada dehidrasi, Fluid tekanan darah ortostatik) jika
kehilangan cairan tanpa Intake diperlukan
perubahan pada natrium Kriteria Hasil : •Monitor vital sign
Batasan Karakteristik : 1. Mempertahankan urine •Monitor masukan makanan/
•Perubahan status mental output sesuai dengan cairan dan hitung intake kalori
•Penurunan tekanan darah usia dan BB, BJ urine harian
•Penurunan volume nadi normal, HT normal •Monitor status nutrisi
•Penurunan turgor kulit 2. Tekanan darah, nadi, •Kolaborasi pemberian cairan
•Penurunan turgor lidah IV
suhu tubuh dalam batas
•Penurunan haluaran urin normal
•Penurunan pengisian vena Hypovolemia Management
3. Tidak ada tana-tanda
•Membran mukosa kering •Monitor tanda-tanda vital
dehidrasi
•Peningkatan suhu tubuh •Monitor status cairan
4. Elastisitas turgior kulit
termasuk intake dan output
baik, membran mukosa
Diagnosis
PERENCANAA KEPERAWATAN
Tujuan
Keperawatan
dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC


kurang dari kebutuhan  Nutritional Satus Nutritional management :
tubuh  Nutrional Status : Food and •Kaji adanya alergi
Definisi : Asupan nutrisi tidak Fluid intake makananan
cukup untuk memenuhi •Kolaborasi dengan ahli
 Nutritional Status : nutrient
kebutuhan
Intake gizi untuk menentukan
 Weight control jumlah kalori dan nutrisi
Batasan Karakteristik :
•Kram abdomen Kriteria Hasil : yang dibutuhkan pasien
•Nyeri abdomen  Adanya peningkatan berat •Berikan informasi tentang
•Diare badan sesuai dengan tujuan kebutuhan nutrisi
•Bising usus hiperaktif  Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Faktor yang berhubungan
•Faktor biologis  Mampu
•Faktor ekonomi mengidentifikasikan
•Ketidakmampuan untuk kebutuhan nutrisi
mencerna makanan  Tidak ada tanda-tanda
•Ketidakmampuan untuk malnutrisi
mengabsorbsi nutrient
Diagnosis
PERENCANAA
KeperawatanKEPERAWATAN
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut NOC NIC


Definisi : Pengalaman sensori  Pain level Pain Management :
dan emosional yang tidak  Pain control - Lakukan pengkajian
menyenangkan yang
 Comfort level nyeri secara
muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
 Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
Batasan Karakteristik : nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi,
•Gangguan tidur nyeri, mampu kualitas dan faktor
•Sikap melindungi area menggunakan teknik presipitasi
nyeri
nonfarmakologis untuk - Observasi reaksi
•Perubahan selera makan
•Perubahan tekanan mengurangi nyeri, nonverbal dari
darah,frekuensi jantung, mencari bantuan) ketidaknyamanan
frekuensi pernapasaan  Melaporkan bahwa nyeri - Ajarkan teknik non
berkurang dengan farmakologis
Faktor yang berhubungan menggunakan - Berikan analgetik untuk
Agen cedera (biologis, manajemen nyeri mengurangi nyeri
kimia, fisik)
IMPLEMENTASI

Pada tahap pelaksanaan


merupakan kelanjutan dari
rencana keperawatan yang
telah ditetapkan dengan
tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara
optimal, pelaksanaan
adalah wujud dari tujuan
keperawatan pada tahap
perencanaan
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap dimana proses
keperawatan menangkut pengumpulan
data obyektif dan subyektif yang dapat
menunjukkan masalah apa yang
terselesaikan, apa yang perlu dikaji dan
direncanakan, dilaksanakan dan dinilai
apakah tujuan keperawatan telah tercapai DX 1 : Kekurangan volume cairan
atau belum, sebagian tercapai atau timbul berhubungan dengan output berlebihan
masalah baru. mual dan muntah
Kebutuhan volume cairan terpenuhi
DX 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorbsi nutrisi
Nutrisi seimbang sesuai dengan pola
kebutuhan tubuh
DX 3 : Nyeri berhubungan dengan
distensi abdomen
Nyeri teratasi secara adekuat
KESIMPULAN
Obstruksi intestinal yakni obstuksi yang terjadi pada usus
terutama di usus halus. Obstruksi intestinal dikenal juga
sebagai ileus yang merupakan gangguan aliran normal usus
sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan
kronik, partial atau total. Obstruski usus biasanya mengenai
kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus
halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat
yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan
darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada dua tipe
obstruksi yaitu: ileus obstrukstif dan ileus paralitik
DAFTAR PUSTAKA

• Evelin C. Pearce.(2013). ANATOMI DAN FISIOLOGI


UNTUK PARAMEDIS. Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
• Amin & Hardhi.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Jilid 2.
Yogyakarta : Penerbit Mediaction Jogja
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai