2017
B Darmayanto
RSUD Dr Soetijono
Blora
Asfiksia perinatal
• Definisi Asfiksia :
• WHO (1996): gagal bernapas secara spontan &
teratur segera setelah lahir.
• NINDP India (2000) = WHO
• Asfiksia sedang: usaha napas lambat (AS 4-6)
• Asfiksia berat: usaha napas tidak ada (AS 0-3)
• AAP & ACOG (2006): Definisi Asfiksia bila terdapat
keempat kriteria klinis :
• pH arteri umbilikal < 7
• Apgar 0-3 saat usia 5 menit
• Ada kelainan neurologis ( kejang, hipotonia, koma)
• Disfungsi multi organ
SAAT KELAHIRAN
• Persiapan Keluarga :
– Jelaskan Informed Consent
• Tempat Resusitasi:
– Ruangan terang & hangat lampu
60 Watt jarak + 60 cm; tidak dekat
jendela / pintu.
– Meja datar; keras; bersih; kering &
hangat
Anamnesis:
Faktor risiko asfiksia :
Ibu,
Plasenta - tl pusat
Bayi
2 Parameter sebelum bayi dilahirkan
(masa gestasi ; ketuban bercampur
mekonium & 2 parameter setelah
lahir ( menangis; tonus otot )
Siapkan alat
PENYEBAB ASFIKSIA
Faktor ibu :
• Preeklampsia & eklampsia
• Perdarahan antepartum abnormal (plasenta
previa atau solusio plasenta)
• Partus lama / partus macet
• Demam sebelum & selama persalinan
• Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
• Kehamilan lebih bulan ( > 42 minggu
kehamilan)
Faktor plasenta & talipusat :
– Infark plasenta
– Hematom plasenta
– Lilitan talipusat
– Talipusat pendek
– Simpul talipusat
– Prolapsus talipusat
Faktor bayi :
– Bayi kurang bulan/prematur
(< 37 minggu kehamilan)
– Air Ketuban bercampur mekonium
– Kelainan kongenital yg memberi dampak
pd pernapasan bayi
• Persiapan Diri :
– Hindari Infeksi dg :
• Alat pelindung diri : Celemek,
masker, penutup kepala, kaca
mata, sepatu tertutup.
• Lepaskan perhiasan; cincin; jam
tangan
• Cuci tangan dg air mengalir +
sabun
• Keringkan dg kain/tisu bersih.
• Gunakan sarung tangan
JACKSON REES
Konsultasi Antenatal
Briefing Tim Resusitasi
Cek peralatan yg diperlukan
ya Perawatan rutin:
Bernapas/menangis • Pastikan bayi tetap hangat
Sirkulasi
Peralatan
Ketua Tim
(Pernapasan)
• Siapkan alat
• Aktifkan timer saat lahir
• Pasang probe suhu
• Bekerja sama dg sirkulasi keringkan &
rangsang bayi, pasang plastik & ganti linen
• Berikan obat emerjensi bila diperlukan
• Ingatkan lama resusitasi & catat tindakan &
obat2an yg diberikan
• Pastikan inkubator siap digunakan & ada
tempat di NICU
• Pasang kateter umbilikalis bila perlu
BAYI LAHIR BUGAR
30 “ PERTAMA
Perawatan rutin:
Bernapas/menangis • Pastikan bayi tetap hangat
Tonus baik? • Keringkan bayi
ya • Lanjutkan observasi
tidak pernapasan, LDJ & tonus
Bernapas spontan
Tidak bernapas / megap2 &
/ LDJ < 100 x/mnt
Keterangan :
Gagal CPAP Bila LDJ > 100 x/mnt & target saturasi
Penilaian kedua O2 tercapai :
( second Assessment) VTP TPAE 8 cm H2O
FiO2 > 40 % Tanpa alat bantu napas perawatan
Dengan Distres Napas observasi
Pertimbangkan Intubasi Dg alat bantu napas perawatan
pasca resusitasi
Bila dada
tidak mengembang
KONDISI TINDAKAN
Lekatan • Pasang kembali sungkup ke wajah
tidak
adekuat
Jalan napas • Reposisi kepala.
tersumbat • Periksa sekresi, hisap bila ada
• Lakukan ventilasi dg mulut sedikit
terbuka.
Tidak cukup • Naikkan tekanan sampai tampak
tekanan gerakan naik turun dada yg mudah
• Pertimbangkan intubasi ET.
Ventilasi Tek Positif (VTP)
Pemantauan SpO2 Keterangan
EKG (bila ada)
LDJ naik, dada mengembang
(VTP efektif) Lanjutkan VTP
15 detik lagi.
Penilaian Awal LDJ tidak naik, dada
( first assessment) mengembang Lanjutkan VTP
VTP 15 detik lagi
LDJ tidak naik, dada tidak
mengembang Evaluasi
SRIBTA
Penilaian kedua (Sungkup Reposisi Isap Buka
(second assessment) mulut Tekanan dinaikkan
VTP Alternatif jalan napas) sampai
dada mengembang
Lanjutkan VTP sampai 30 detik
INTUBASI ENDOTRAKEAL
Saluran napas dan
laringoskop
Trakea
Bronkus Valekula
utama
Esofagus
Epiglotis Esofagus
• Memegang laringoskop
• Nyalakan lampu & pegang
laringoskop dengan
tangan kiri, meskipun
kidal
Memasukkan laringoskop
• Stabilkan kepala bayi dengan
posisi sedikit tengadah, O2
aliran bebas tetap diberikan
• Dorong daun laringoskop dari
sebelah kanan lidah dgn
menggeser lidah ke sebelah kiri
mulut, lalu masukkan daun
sampai sebatas pangkal lidah
Laringoskop kurang dalam
Bernapas spontan
Tidak bernapas / megap2 &
/ LDJ < 100 x/mnt
Keterangan :
Gagal CPAP Bila LDJ > 100 x/mnt & target saturasi
Penilaian kedua O2 tercapai :
( second Assessment) VTP TPAE 8 cm H2O
FiO2 > 40 % Tanpa alat bantu napas perawatan
Dengan Distres Napas observasi
Pertimbangkan Intubasi Dg alat bantu napas perawatan
pasca resusitasi
Arch Dis Child 2005;90:F343-4
Water-Seal CPAP
CPAP
Meningkatkan FRC
(functional residual capacty)
Mencegah kolaps alveolar
Meningkatkan compliance
Mempertahankan surfaktan
Mendukung jalan napas & diafragma
Menstimulasi pertumbuhan paru
• CPAP dilakukan pd :
– Frek. Napas > 60 x/ mnt
– Merintih
– Retraksi dada
– Saturasi O2 < 93 %
– Kebutuhan O2 > 60 %
– Sering apnea
Optimum CPAP
Bernapas spontan
Tidak bernapas / megap2 &
/ LDJ < 100 x/mnt
Keterangan :
Gagal CPAP Bila LDJ > 100 x/mnt & target saturasi
Penilaian kedua O2 tercapai :
( second Assessment) VTP TPAE 8 cm H2O
FiO2 > 40 % Tanpa alat bantu napas perawatan
Dengan Distres Napas observasi
Pertimbangkan Intubasi Dg alat bantu napas perawatan
pasca resusitasi
Dada mengembang adekuat tapi LDJ < 60 x/mnt
Observasi usaha napas, Laju Denyut Jantung ( LDJ) & tonus otot
Bernapas spontan
Tidak bernapas / megap2 &
/ LDJ < 100 x/mnt
Keterangan :
Gagal CPAP Bila LDJ > 100 x/mnt & target saturasi
Penilaian kedua O2 tercapai :
( second Assessment) VTP TPAE 8 cm H2O
FiO2 > 40 % Tanpa alat bantu napas perawatan
Dengan Distres Napas observasi
Pertimbangkan Intubasi Dg alat bantu napas perawatan
pasca resusitasi
Kompresi dilakukan setelah intubasi
Penilaian kedua
Second Assessment VTP
Trakea
Bronkus Valekula
utama
Esofagus
Epiglotis Esofagus
Posisi penolong yang melakukan
kompresi dada
Larutan = 1 : 10.000
Dosis = 0,1 – 0,3 mL/kg BB IV
Persiapan = larutan 1 :10.000 dlm
semprit 1 ml
(0,1 cc Epinefrin 1/1000 + 0,9 cc NaCl
dlm semprit 1 cc)
Bolus dg NaCl 1 cc
118
• IV Kateter diisi dg NaCl 0,9 %
• Masukkan sedalam 2 - 4 cm
dibawah dinding abdomen
• Berikan epinefrin 0,2 cc/kgBB/kali
• Bolus dg NaCl 1cc
• Epinefrin bisa diulang tiap 3 - 5
mnt
Pemberian Obat
Epinefrin
Larutan = 1 : 10.000
Pertimbangkan melalui ET bila jalur IV sedang
disiapkan
Semprit lebih besar diperlukan untuk
pemberian melalui pipa ET.
Dosis melalui pipa ET 0,3 - 1 cc/kgBB/kali
Bolus dg NaCl 1 cc
120
Bila > 2 mnt pasang OGT
untuk dekompresi lambung
• Alat:
– Pipa orogastrik 8 F & semprit 20 ml
• Mengukur: pangkal hidung – daun
telinga – prosesus sifoid
• Masukkan melalui mulut
• Pasang semprit hisap isi gaster
• Lepaskan semprit lubang pipa tetap
terbuka
• Rekatkan plester pipa di pipi bayi
Bayi tidak membaik setelah diberi obat
Nilai kembali efektifitas:
• Ventilasi
• Kompresi dada
• Intubasi endotrakeal
• Pemberian efinefrin
Pertimbangkan kemungkinan:
• Hipovolemia
FJ < 60 atau sianosis
menetap atau
VTP tidak berhasil
Pertimbangkan: FJ = 0
Malformasi jalan napas
Gangguan pada napas, seperti:
- Pneumotoraks
- Hernia diafragmatika
Penyakit jantung bawaan
Pertimbangkan untuk
menghentikan resusitasi
• Bayi gagal bernafas spontan
• VTP gagal menimbulkan ventilasi yang
adekuat
• Bayi tetap sianosis atau bradikardia
meskipun ventilasi telah adekuat
Penyebab bayi gagal
bernapas spontan
• Intervensi
– Hisap lebih dalam pada mulut & hidung dgn
kateter 10F atau 12F
– Intubasi dan hisap lendir
Atresia choanae
• Intervensi
– Letakkan bayi dlm
posisi tengkurap
– Masukkan pipa ET
no 2.5 melalui
hidung, tempatkan
ujung pipa di
farings posterior
Laryngeal web
• Intubasi
• Bila intubasi tidak mungkin, lakukan
trakeostomi
Pnemotoraks
• Intervensi
– Transiluminasi:
sebagai pemeriksaan
penyaring
– Diagnosis pasti: foto
rontgent
– Bila sesak sekali,
lakukan pungsi pleura
Efusi pleura
kongenital
• Intervensi
– Diagnosis : foto
rontgent
– Bila sesak, pungsi
untuk mengeluarkan
cairan
Hernia diafragmatika
kongenital
• Intervensi
– Segera lakukan
intubasi bila dicurigai
& masukkan pipa
orogastrik
– Hindari ventilasi dgn
balon & sungkup
Bayi tetap bradikardi
atau sianosis
• Ventilasi tidak adekuat
– Intervensi : pastikan dada mengembang,
suara napas terdengar di kedua sisi dan
diberikan oksigen 100%
• Kelainan jantung kongenital
– Intervensi : pastikan diagnosis dengan foto
rontgent, EKG dan echokardiografi
TIDAK MELAKUKAN
RESUSITASI
dapat diterima pada keadaan: