abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir Klasifikasi • Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum • Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum • Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum • Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya beradaa pada jarak lebih kurang 2 cm dari osteum uteri internum. jarak yang lebih dari 2 cm di anggap placenta letak normal. Etiologi
Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti tetapi
meningkat pada: • Grandemultipara : kehamilan yang melahirkan lebih dari 5 kali baik lahir hidup atau mati, karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di endometrium beresiko placenta previa. • Primigravida tua : kehamilan pertama kali di usia tua juga karena karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di endometrium beresiko placenta previa. • Bekas section sesarea dan bekas aborsi : adanya jaringan parut pada endometrium karena bekas operasi dan aborsi juga beresiko placenta previa. • Mioma uteri : perubahan endometrium adanya tumor sehingga menyebabkan placenta previa. • Kehamilan ganada : placenta yang terlalau besar beresiko placenta previa. Patofisiologi
Perdarahan antepartum akibat placenta previa
terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya placenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari placenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada placenta letak normal Manifestasi klinis
• Pendarahan jalan lahir berwarana merah segar tanpa rasa
nyeri, tanpa sebab, terutama pada multi gravida pada kehamilan setelah 20 minggu. • Pemeriksaan Fisik: • Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas pintu atas panggul, ada kelainan letak janin • Pemeriksaan inspekulo : Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum
Komplikasi
• Pada ibu dapat terjadi perdarahan sehingga syok akibat
perdarahan, anemia karena perdarahan plasentitis dan endometris pasca persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan prematur dan komplikasinya seperti asfiksia berat. penatalaksanaan
• Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi sebelum dirujuk,
anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (mis. Batuk, mengedan karena sulit buang air besar) Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah. Bila tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan. Bila terdapat renjatan usia gestasi <37 minggu, taksiran berat janin <2.500 g, maka: • Bila perdarahan sedikit, rawat sampai usia kehamilan 37 minggu, lalu lakukan Mobilisasi. Beri kortikosteroid 12 mg IV/hari selama 3 hari. • Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO. Bila ada kontraksi tangani seperti persalinan preterm. • Bila tidak ada renjatan, usia gestasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2.500 mg • atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa, lakukan persalinan per abdominam. Bila bukan, usahakan partus pervagina. Pemeriksaan Diagnoostik
b. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan darah berlebihan c. Intoleransi aktivitas b/d suplai O2 menurun d. Ansietas b/d ancaman kematian pada diri sendiri dan janin e. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit