Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pendahuluan dan

Askep teoritis Manajemen


Home Care Bronkopneumonia
KELOMPOK 7
HERNIS FEBRI JAYANTI
MUHAMMAD RIZWAN
NUR AZURA ASRI
TANIA AFRIYANI
UMI HANDAYANI
Definisi

 Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau


beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat (Whalley and Wong, 1996).
 Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru ( Betz C,
2002 ) Pneumonia adalah peradangan alveoli atau pada parenchim paru
yang terjadi pada anak. (Suriadi Yuliani, 2001) Pneumonia adalah suatu
peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam- macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (IKA, 2001) Jadi
bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru
terutama alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak -
anak
Etiologi
 Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun sebagai penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor- faktor
prsesipitasi yang dapat menyebabkan timbulnya.
 Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus
pyogenis.
 Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama pneumonia virus.
 Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung.

Protozoa
 Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita
AIDS
anatomi

 Anatomi Organ pernapasan berguna bagi transportasi gas-gas dimana organ-organ persarafan
tersebut dibedakan menjadi bagian dimana udara mengalir yaitu rongga hidung, pharink, larink,
trachea, dan bagian paruparu yang berfungsi melakukan pertukaran gas-gas antara udara dan
darah (Ngastiyah,2005)
Satu bagian saluran udara yang terletak di kepala yaitu :
 a. Saluran pernapasan bagian atas, terdiri dari :
1) Hidung yang menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara paranalis yang masuk ke dalam
rongga-rongga hidung dan juga lubang-lubang naso lakrimal yang menyalurkan air mata ke
dalam bagian bawah rongga nasalis ke dalam hidung.
2) Parink (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tenggorokan sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan maka letaknya dibelakang
hidung (nasofarink), dibelakang mulut (oro larink), dan dibelakang farink (farink laryngeal)
b. Saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari :
 Larink (tenggorokan) terletak di depan bagian terendah pharink yang memisahkan dari kolumna
veterbra, berjalan dari farinkfarink sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam
trachea di bawahnya.
 Trachea (batang tenggorokan) yang kurang lebih 9 cm panjangnya trachea berjalan dari larynx
sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis ke lima dan di tempat ini bercabang menjadi dua
bronchus (bronchi).
 Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebralis torakalis
ke lima, mempunyai struktur serupa dengan trachea yang di lapisi oleh jenis sel yang sama.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris. Bronchus kanan lebih pendek, lebih
besar dan merupakan lanjutan trachea dengan sudut lebih lancip
 Paru-paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga torak atau
dada.
patofisiologi

Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh


mikroorganisme patogen yaitu virus dan stapilococcus aurens, H. Influenza
dan streptococcus pneumoniae bakteri. Terdapat infiltrat yang biasanya
mengenai pada multipel lobus. Terjadinya destruksi sel dengan
menanggalkan debris celluler ke dalam lumen yang mengakibatkan
gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas. Pada anak kondisi ini dapat
akut maupun kronik misal pad AIDS, Cystic Fibrosis, aspirasi benda asing
dan congenital yang dapat meningkatkan risiko pneumonia
Manifestasi klinis

Pneumonia bakteri
Gejala awal :
 Rinitis ringan
 Anoreksia
 Gelisah
 Berlanjut sampai :
 Demam
 Malaise
 Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
 Ekspirasi bebunyi - Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
 Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan - Leukositosis - Foto thorak pneumonia lobar
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 1. Foto thoraks.
 2. Laboratorium rutin: DPL, hitung jenis, LED, glukosa darah, ureum, creatinine, SGOT, SGPT.
 3. Analisa gas darah, elektrolit.
 4. Pewarnaan gram sputum.
 5. Kultur sputum.
 6. Kultur darah.
 7. Pemeriksaan serologi.
 8. Pemeriksaan antigen.
 9. Tes invasif ( Bronskopi, aspirasi jarum transtoraka, biopsy paru terbuka dan
thorakoskopi).(Rani, 2006:92)
. PENATALAKSANAAN

 Penatalaksanaan terapeutik
 a. Menjaga kelancaran pernafasan.
 b. Istirahat.
 c. Nutrisi dan cairan.
 d. Mengontrol suhu.
 e. Mencegah komplikasi/gangguan rasa aman dan nyaman.(Ngastiyah,
1997:41-43)
KOMPLIKASI

 1. Abses kulit.
 2. Abses jaringan lunak.
 3. Otitis media.
 4. Sinusitis.
 5. Meningitis perikarditis.
 6. Perikarditis. (Mansjoer, 2000:466)
FOKUS PENGKAJIAN

 1. Aktivitas/Istirahat Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia


Tanda : Letargi, Penurunan toleransiterhadap aktivitas
 2. Sirkulasi Gejala : Riwayat adanya/ GJKkronik
Tanda : Takikardi, penampilan kemerahan atau pucat
 3. Integritas Ego Gejala : Banyaknya stressor, masalah financial
 4. Makanan Cairan Gejala : Kehilangan nafsu makan ,mual / muntah riwayat diabetes
mellitus(DM)
 Tanda : D istensi abdomen, hiperaktif bunyi usus , kulit kering dengan turgor baik,
penampilan kakeksia (malnutrisi)
 5. Neurosensori Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : Perubahan mental(bingung,somnolen)
 6. Nyeri/ kenyamanan Gejala : Sakit kepala nyeri dada (pleuritik),
meningkat oleh batuk : nyeri dada subterna
l(influenza),mialgia,altralgia .
Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada
sisi yang sakit untuk membatasi gerakan).
 7. Pernafasan Gejala: Riwayat adanya ISK kronik, PPOM, merokok sigaret , takipnea, dispnea
progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda : Sputum : merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi : pekak di atas area yang konsolidasi
Fremitus : taktil dan fokal bertahap meningkat dengan konsolidasi
gesekan friksi pleural.
Bunyi nafas: menurun atau tidak di atas area yang terlihat, atau nafas
brochial. Warna: pucat atau sianosis bibir/ kuku
8. Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan system imun, misal:AIDS, pengguna an steroid/kemoterapi
,institusionalisasi, ketidakmampuan umum, demam.
Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola atau
varisela. (Doenges, 2000:164)
diagnosa

 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sputum


meningkat.(Doenges,2000:166-167)
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi
dan akumulasi eksudat. (Doenges, 2000:167-168)
 nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia.
(Doenges,2000:171-172)
intervensi
Diagnosa tujuan dan kriteria hasil noc nic
keperawatan
1. Bersihan jalan Tujuan : Jalan nafas bersih. 1. Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan 1. Kaji frekuensi atau
nafas tidak Kriteria hasil: Menunjukkan ada tak simetris sering terjadi karena kedalaman pernafasan dan
efektif perilaku mencapai bersihan ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan gerakan dada
berhubungan jalan nafas, mengeluarkan atau cairan paru. 2. Auskultasi area paru, catat
dengan produksi sekret tanpa bantuan 2. :Penurunan aliran udara terjadi pada area area penurunan atau tak
sputum kons olidasi dengan cairan. ada aliran udara dan bunyi
meningkat 3. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas adventisius, misal:
nafas alami, membantu silia untuk mengi.
mempertahankan jalan nafas paten. 3. Ajarkan batuk efektif.
4. Merangsang batuk atau pembersihan jalan 4. Penghisapan sesuai
nafas secara mekanik pada pasien yang tak indikasi
mampu melakukan karena batuk tak efektif
atau penurunan tingkat kesadaran.
2. Gangguan pertukaran Tujuan : Pertukaran gas 1. Manifestasi distres pernafasan tergantung 1. Kaji frekuensi, kedalaman dan
gas berhubungan dengan adekuat. pada indikasi derajat keterlibatan paru kemudahan bernafas
meningkatnya sekresi dan Kriteria hasil : dan status kesehatan umum. 2. Awasi frekuensi jantung atau irama
akumulasi eksudat Menunjukkan perbaikan 2. Takikardia biasanya ada sebagai akibat 3. Awasi suhu tubuh , sesuai indikasi,
ventilasi dan oksigenasi demam atau dehidrasi tetapi dapat Bantu menurunkan demam dan
jaringan dengan GDA sebagai respon terhadap hipoksemia menggigil, misal : selimut tambahan
dalam rentang normal 3. Demam tinggi ( Umum pada pneumonia atau menghilangkannya, suhu ruangan
dan tak ada gejala bakterial dan influenza) sangat nyaman, kompres hangat atau dingin
distres pernafasan meningkatkan kebutuhan metabolik dan 4. Dipertahankan istirahat tidur
kebutuhan oksigen dan mengganggu 5. Mencegah terlalu lelah dan
oksigenasi seluler. menurunkan kebutuhan atau konsumsi
4. Mencegah terlalu lelah dan menurunkan oksigen untuki memudahkan
kebutuhan atau konsumsi oksigen untuki perbaikan infeksi
memudahkan perbaikan infeksi 6. Berikan terapi oksigen dengan benar ,
5. Pemberian keyakinan dan meningkatkan misal: masker, masker ventori
rasa aman dapat menurunkan komponen
psikologis, sehingga menurunkan
kebutuhan oksigen dan efek merugikan
dari respon fisiologis.
6. Tujuan terapi oksigen adalah
mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg
3. nutrisi kurang dari Tujuan : Nafsu makan 1. Menghilangkan tanda bahaya, rasa 1. Berikan wadah tertutup
kebutuhan tubuh meningkat Kriteria bau dari lingkungan pasien dan dapat untuk spuntum dan
berhubungan dengan hasil : Menunjukan menurunkan mual buang sesering mungkin
anorexia. peningkatan nafsu 2. Bunyi usus mungkin menurun atau tak 2. Auskultasi bunyi usus
makan ada bila proses infeksi berat atau 3. Berikan makan porsi
mempertahankan atau memanjang kecil dan sering
meningkatkan berat 3. Tindakan ini dapat meningkatkan termasuk makanan
badan intervensi masukan meskipun nafsu makan kering dan atau makanan
mungkin lambat untuk kembali yang menarik untuk
4. Adanya kondisi kronis atau pasien
keterbatasan keuangan dapat 4. Evaluasi status nutrisi
menimbulkan malnutrisi, rendahnya umum, ukur berat badan
tahanan terhadap infeksi, dan atau dasar.
lambatnya respons terhadap terapi.

Anda mungkin juga menyukai