Anda di halaman 1dari 13

“Arsitektur Perbankan Dan

Otoritas Moneter Di Indonesia”


Apakah Arsitektur Perbankan Indonesia ituu???

• Arsitektur Perbankan Indonesia adalah sebuah istilah baru di


perbankan nasional , tetapi sebelum itu telah dikenal beberapa
istilah lain yang mempunyai arti dan tujuan relative sama , yaitu
blueprint perbankan , landcape perbankan , stratifikasi
perbankan , atau pemetaan perbankan nasional.
• Apabila dibandingkan dengan istilah – istilah tadi, maka istilah
Arsitektur Perbankan Indonesia memang lebih memberi makna dan
nuansa yang komprehensif dan luas mengenai tatanan perbankan
yang diinginkan untuk ke masa yang akan datang.
Pendapat Para Ahli Tentang Arsitektur
Perbankan Indonesia

• Dr.Agus Sugiarto  Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan policy


direction dan policy recommendations untuk industri perbankan nasional dalam
jangka panjang, yaitu untuk jangka waktu sepuluh tahun ke depan.
• Dr. Burhnuddin Abdullah  Arsitektur Perbankan Indonesia (API) adalah
memuat policy direction dalam program pengembangan perbankan untuk
mencapai suatu visi dan bentuk indutri perbankan nasional , yakni
menghasilkan sistem perbankana yang sehat , kuat dan efisien yang mampu
menciptakan kestabilan sistem keuangan untuk mendorong pertumbungan
ekonomi nasional.
• Prof.Dr.Soedrajad Djiwandono  Arsitektur Perbankan Indonesia adalah
kerangka menyeluruh meliputi arah, bentuk , dan tatanan industry perbankan
Indonesia dalam jangka lima sampai sepuluh tahun ke depan , yang
berlandaskan pada visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat , kuat
dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka
membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pentingnya Keberadaan Arsitektur Perbankan
Indonesia

Visi
Menciptakan sistem perbankan yang sehat,kuat,.dan efisien guna mencuptakan kestabilan
sistem keuangan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Misi
Menyediakan sarana edukasi kepada masyarakat secara menarik dengan memanfaatkan
teknologi informasi yang tepat guna mengenai:
• Fungsi dan peran Bank Indonesia dari waktu ke waktu
• Gedung cagar budaya milik Bank Indonesia dan benda-benda koleksi yang terkait dengan
sejarah Bank Indonesia, termasuk pelestariannya
• Ilmu pengetahuan ekonomi, moneter, dan perbankan yang diperlukan masyarakat
setempat.
6 Pilar API
Tantangan ke Depan

1. Kapasitas pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah


2. Struktur perbankan yang belum optimal
3. Pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
perbankan yang dinilai oleh masyarakat masih kurang
4. Pengawasan bank yang masih perlu ditingkatkan
5. Kapabilitas perbankan yang masih lemah
6. Profitabilitas dan efisiensi operasional bank yang sustainable
7. Perlindungan nasabah yang masih harus ditingkatkan
8. Perkembangan Teknologi Informasi
Program Kegiatan Arsitektur Perbankan
Indonesia

• Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional


• Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan
• Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
• Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional
perbankan
• Program pengembangan infrastruktur perbankan
• Program peningkatan perlindungan nasabah
Tahap-tahap Implementasi Arsitektur
Perbankan Indonesia
Pilar 1 : Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional
Memperkuat permodalan bank ;
- Meningkatkan persyaratan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) menjadi 100 miliyar
- Mempertahankan persyaratan modal Rp 3 Triliun untuk pendirian bank baru sampai dengan 1 januari 2011
Memperkuat daya saing BPR dan BPRS
- Meningkatkan linkage program antara bank umum dan BPR
- Mempermudah pembukaan kantor cabang BPR
- Memfasilitasi pembentukan fasilitas jasa bersama untuk BPR
Meningkatkan akses kredit dan pembiayaan UMKM
- Memfasilitasi pembentukan skim pinjaman kredit
- Mendorong penyaluran kredit untuk sektor tertentu
• Program ini bertujuan untuk memperkuat permodalan bank umum (konvensional dan syariah) dalam
rangka meningkatkan kemampuan bank mengelola usaha maupun risiko, mengembangkan teknologi
informasi, maupun meningkatkan skala usahnya.
 Pilar 2 : Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan
a) Memformalkan proses sindikasi dalam membuat kebijakan perbankan
i. Melibatkan pihak III dalam membuat kebijakan perbankan
ii.Membuat panel ahli perbankan
iii.Memfasilitasi lembaga riset perbankan
b) Implementasi secara bertahap 25 Basel Core Principles for Effective Banking
Supervision, guna meningkatkan efektivitas pengaturan serta memenuhi
standar pengaturan serta memenuhi standar pengaturan yang mengacu pada
international best practices
 Pilar 3 : Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
a) Meningkatakan koordinasi antar lembaga pegawas secara reguler
b) Melakukan konsilidasi sektor perbankan Bank Indonesia
i. Mengkonsolidasi fungsi pengawasan dan pemeriksaan
ii. Mereorganisasi sektor perbankan BankIndonesia
iii.Membentuk tim enforcement
iv.Membentuk tim khusus pemeriksa spesialis
a) Meningkatkan kompetensi pemeriksaan bank
i. Melakukan sertifikasi pemeriksa bank.
ii. Melakukan attachment pemeriksa Di lembaga pengawas internasional
b) Meningkatkan efektivitas enforcement
i. Menyempurnakan proses investigasi kejahatan perbankan.
ii. Meningkatkan transparansi pengawasan dan enforcement.
iii.Membentuk internal ombudsman untuk permasalahan pengawasan
iv.Meningkatkan perlindungan hukum bagi pengawas bank
c) Menyempurnakan infrastruktur pendukung pengawasan bank
d) Mengembangkan sistem pengawasan berbasis resiko
Mendesain risk-based model untuk pengawasan
 Pilar 4 : Program Peningkatan Kualitas Menajemen dan Oprasional Perbankan
a) Meningkatkan Good Corporate Governance
i. Menetapkan standar minimum untuk GCG
ii.Mendorong bank -bank untuk go public
b) Meningkatkan manajemen risikio perbankan
i. Mempersyaratkan sertifikasi manajer risiko
c) Meningkatkan kemampuan oprasional bank
i. Mendorong bank-bank untuk melakukan sharing penggunaan fasilitas
operasional guna menekan biaya
ii.Memfasilitasi kebutuhan pendidikan dalam rangka peningkatan operasional
bank
 Pilar 5 : Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
a) Mengembangkan Credit Bureau
i. Melakukan inisiatif pembentukan credit bureau
b) Mengoptimalkan penggunaan Credit Rating Agencies
i. Mempersyaratkan rating bagi obligasi yang diterbitkan oleh bank
c) Meningkatkan peran lembaga fatwa syariah dan lembaga arbitrase syariah
 Pilar 6 : Program Peningkatan Perlindungan Nasabah
a) Menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah
i. Menetapkan persyaratan minimum mekanisme pengaduan konsumen
ii. Membentuk lembaga mediasi independen
iii.Memfasilitasi pendirian lembaga mediasi perbankan
b) Menyusun transparasi informasi produk
i. Memfasilitasi penyusunan standar minimum transparansi informasi produk bank
c) Mempromosikan edukasi untuk nasabah
i. Mendorong bank-bank untuk melakukan edukasi kepada konsumen mengenai produk - produk
finansial

Anda mungkin juga menyukai