A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.1. Memahami sejarah perbankan 3.1.1 Menjelaskan pengertian bank
di Indonesia 3.1.2 Menjabarkan asal mula kegiatan perbankan
3.1.3 Menjabarkan sejarah perbankan di Indonesia
3.1.4 Menjabarkan sejarah bank pemerintah
3.1.5 Membedakan kondisi perbankan Indonesia
sebelum dan sesudah deregulasi
4.1 MeMenyajikan sejarah 4.1.1 Mempresentasikan sejarah perbankan di Indonesia
perbankan di Indonesia
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pemberian stimulus, diskusi, tanya
jawab, presentasi, dan penugasan, peserta didik dapat memahami sejarah perbankan di
Indonesia. Dalam hal ini peserta didik diharapakan mampu menjelaskan pengertian bank,
menjabarkan asal mula kegiatan perbankan, menjabarkan sejarah perbankan di Indonesia,
menjabarkan sejarah bank pemerintah, dan membedakan kondisi perbankan Indonesia sebelum
dan sesudah deregulasi. Keterampilan yang diharapkan adalah peserta didik mampu
mempresentasikan sejarah perbankan di Indonesia, sehingga peserta didik dapat menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan sejarah perbankan di Indonesia.
MATA PELAJARAN : Perbankan Dasar 1
PERANGKAT PEMBELAJARAN SMK NEGERI 1 SURABAYA
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Bank
Dalam kehidupan sehari-hari bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal
sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di
samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang
atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik,
telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Disamping itu, perbankan juga melakukan kagiatan jasa-jasa pendukung lainnya.
Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit
maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya meliputi:
a. Transfer g. Bank card
b. Inkaso h. Bank draft
c. Kliring i. Letter of credit (L/C)
d. Valas j. Bank garansi dan referensi bank
e. Safe deposite box k. Serta jasa bank lainnya
f. Travellers cheque
Kelangkapan dari jasa yang ditawarkan sanagt tergantung dari kemampuan bank
masing-masing. Dengan kata lain, semakin mampu bank tersebut, maka semakin banyak
ragam produk yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan,
manajemen serta fasilitas yang dimilikinya.
2. Asal Mula Kegiatan Perbankan
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh
para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika, dan Amerika dibawa oleh Bangsa
Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahanya baik di Asia, Afrika, maupun
Benua Amerika. Dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran uang.
Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan
uang. Kegiatan ini sekarang dikenal dengan nama pedagang valuta asing (money changer).
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya kegiatan operasional perbankan berkembang
lagi menjadi tempat penitipan uang atau sekarang dikenal dengan simpanan. Berikutnya
semakin merambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh
masyarakat oleh perbankan dipinjamkan kembali ke masyarakat yang membutuhkannya.
Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat yang semakin beragam. Bahkan dewasa ini perkembangan dunia perbankan
semakin pesat dan modern, perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan
bisnis suatu negara. Bahkan aktivitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan
kemajuan suatu negara.
3. Sejarah Perbankan di Indonesia
Sejarah perbankan di Indoensia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada
saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-
bank yang ada pada saat itu, antara lain:
a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
e. Nationale Handles Bank (NHB)
f. De Escompto Bank NV
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik pribumi, Cina, Jepang, dan Eropa lainnya:
a. Bank Nasional Indonesia
b. Bank Abuan Saudagar
c. NV Bank Boemi
d. The Charteredbank of India
e. The Yokohama Species Bank
f. The Matsui Bank
g. The Bank of China
h. Batavia Bank
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.
Beberapa bank Belanda dinasionalkan oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang adapada
zaman awal kemerdekaan Indonesia antara lain:
a. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 8 Juli 1946 kemudian menjadi BNI 1946
b. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946, bank ini berasal dari
De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko
c. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo
d. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946
e. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan
f. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank
Amerta
g. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946
h. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949
i. Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan
Bank Pasifik
j. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari, kemudian merger
dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949
4. Sejarak Bank Pemerintah
Berikut ini akan dijelaskan bank-bank milik pemerintah, antara lain:
a. Bank Sentral
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No. 13 Tahun
1968. Kemudian ditegaskan lagi dengan Undang-Undang No, 23 Tahun 1999. Bank ini
sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalkan tahun 1951
b. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor
Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank, kemudian dilebur setelah
menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang
bergerak di bidang rural dan eksim dipisahkan lagi menjadi:
MATA PELAJARAN : Perbankan Dasar 3
PERANGKAT PEMBELAJARAN SMK NEGERI 1 SURABAYA
Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan UU No. 21
Tahun 1968
Yang membidangi exim dengan UU No.22 Tahun 1968 menjadi Bank Ekspor Impor
Indonesia
c. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU No. 17 Tahun 1968 berubah
menjadi Bank Negara Indonesia 1946
d. Bank Dagang Negara (BDN)
Berasal dari De Escompto Bank NV yang dinasionalisasi dengan PP No. 13 Tahun 1960,
namun PP ini dicabut dan diganti dengan UU No. 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang
Negara. BDN satu-satunya bank pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia
Unit
e. Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederland Handles Maatscappij kemudian menjadi Nationale
Handles Bank, selnajutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan
berdasarkan UU No. 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya
f. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)
Didirikan dengan UU No.21 Tahun 1960 yang merupakan kelanjutan dari Bank Industri
Negara (BIN) tahun 1951
g. Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Didirikan di daerah tingkat I. Dasar hukum pendiriannya adalah UU No.13 Tahun 1962
h. Bank Tabungan Negara (BTN)
Berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun
1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia unit V dan terakhir menjadi Bank
Tabungan Negara dengan UU No. 20 Tahun 1968
i. Bank Mandiri
Bank ini merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara
(BDN), Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) dan Bank Ekspor Impor (Bank
Eksim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.
5. Kondisi Perbankan di Indonesia Sebelum dan Sesudah Deregulasi
a. Kondisi Sebelum Deregulasi
Masa Kolonial
1. Mobilisasi dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan
modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik kolonial.
2. Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar milik
kolonial, seperti giro, garansi bank, pemindahan dana, dan lain-lain.
3. Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke negara
penjajah.
4. Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak dari perusahaan
penjajah maupun dari masyarakat pribumi, untuk kemudian dikirim ke negara
penjajah.
5. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan
pemerintah kolonial.
Masa Setelah Kemerdekaan
1.
Mobilisasi dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan
modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah dan swasta.
2. Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar.
3. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan
pemerintah.
4. Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada
sektor-sektor yang ingin dikembangkan oleh pemerintah.
5. Masa Sebelum Deregulasi Pemerintah
6. Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang
perbankan di Indonesia (UU No.13 Tahun 1968).
7. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu.
8. Bank banyak menanggung program-program pemerintah.
9. Instrumen pasar uang yang terbatas.
10. Jumlah bank swasta yang relatif sedikit.
11. Sulitnya pendirian bank baru.
12. Persaingan antar bank yang tidak ketat.
13. Posisi tawar-menawar bank relatif lebih kuat daripada nasabah.
14. Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit Bank bukan merupakan
alternatif utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan dan meminjam dana.
15. Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah.
b. Kondisi Setelah Deregulasi
Kebijakan Deregulasi yang terkait dengan dunia perbankan:
1. Deregulasi 1 Juni 1983: memberikan keleluasan kepada semua bank untuk
menyerahkan tingkat suku bunga kepada mekanisme pasar.
2. Deregulasi Oktober 1988: memberi keringanan persyaratan bagi bank-bank yang
ingin meningkatkan statusnya menjadi bank devisa, membuka kemungkinan
pendirian bank campuran (kerjasama dengan bank asing) dan memberi
kesempatan bagi bank asing untuk membuka kantor cabang pembantu di kota-
kota tertentu.
3. Deregulasi 25 Maret 1989 (penyempurnaan Pakto’88): memberi kesempatan
yang lebih luas bagi bank untuk melakukan pernyertaan dana pada lembaga-
lembaga lain serta memberikan kredir investasi jangka menengah dan panjang.
4. Deregulasi Januari 1990: untuk membatasi jumlah kredit likuiditas Bank
Indonesia dan mengharuskan bank-bank membagi 20% dari kreditnya kepada
kredit usaha kecil (KUK)
5. Deregulasi 25 Februari 1991: Pakfeb ini ditentukan tingkat kesehatan bank yang
menyangkut kecukupan modal (CAR), pembatasan pemberian kredit yang tidak
didukung oleh dana masyarakat (LDR), persyaratan kepemilikan dan
kepengurusan, ketentuan legal lending limit dan pembentukan cadangan untuk
menutupi resiko.
6. Deregulasi 29 Mei 1993: Pakmei ditujukan untuk mendorong kelancaran
ekspansi kredit perbankan dengan memberikan ruang gerak yang lebih luas
kepada perbankan.
E. Metode Pembelajaran
• Pendekatan : Santific Approach
MATA PELAJARAN : Perbankan Dasar 5
PERANGKAT PEMBELAJARAN SMK NEGERI 1 SURABAYA
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Memahami Sejarah Perbankan di Indonesia yang
sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Memahami Sejarah
Perbankan di Indonesia yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada
guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket mengenai materi Memahami sejarah perbankan di Indonesia.
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi memahami sejarah perbankan di
Indonesia yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri memahami sejarah perbankan di Indonesia
sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Sejarah perbankan di Indonesia
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
MATA PELAJARAN : Perbankan Dasar 8
PERANGKAT PEMBELAJARAN SMK NEGERI 1 SURABAYA
Menjauhi informasi
larangan dan
Agama teknologi
JURNAL
Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 SURABAYA
Kelas / Semester : X / Satu
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Kelas :
No Nama Nilai Karakter Catatan
Siswa Integritas Religius Nasionalis Mandiri Fgotong Perilaku
Royong
- Penilaian Diri
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
MATA PELAJARAN : Perbankan Dasar 11
PERANGKAT PEMBELAJARAN SMK NEGERI 1 SURABAYA
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi,
Tanya Jawab dan Percakapan
No Bentuk
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Soal
Soal
1. Memahami sejarah 1. Pengertian bank Menjelaskan
perbankan di 2. Asal mula kegiatan pengertiam bank 1 Uraian
Indonesia perbankan
3. Sejarah perbankan di Menjabarkan asal
Indonesia mula kegiatan Uraian
4. Sejarah bank 2
perbankan
pemerintahan
5. Kondisi perbankan di
Indonesia sebelum dan 3 Uraian
sesudah deregulasi
pemerintah
2. Menyajikan sejarah Menjabarkan
perbankan di sejarah perbankan Uraian
Indonesia di Indonesia 4
5 Uraian
Menjabarkan
sejarah bank 6 Uraian
pemerintah
Uraian
7
Membedakan
kondisi perbankan 8 Uraian
Indonesia sebelum
dan sesudah
deregulasi 9 Uraian
10 Uraian
- Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik membuat peta konsep sejarah perbankan di dunia dan di Indonesia
pada buku peserta didik
b. Peserta didik meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.
PEDOMAN PENSKORAN
Skor Penilaian
Skor 10 jika peserta didik mampu menjawab dengan benar (sesuai dengan konsep)
Skor 7 jika peserta didik mampu menjawab namun sedikit tidak sesuai dengan konsep
Skor 5 jika peserta didik mampu menjawab tidak sesuai konsep tetapi masih bisa diterima
Skor 2jika peserta didik mampu menjawab tetapi tidak sesuai konsep
Skor 0 jika peserta didik tidak menjawab
Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 100
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan
- Penilaian Produk
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Kelengkapan Isi
2 Kerapian
3 Kratifitas
4 Ketepatan
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................