Anda di halaman 1dari 28

MEMAHAMI SISTEM

PEMERINTAHAN DAERAH
PENGERTIAN SISTEM

Suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan


bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama.
PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam
mengatur pemerintahannya. Sistem Pemerintahan merupakan suatu metode
atau suatu sistem yang membuat sesuatu yang kompleks agar menjadi teratur
dari komponen pemerintahan seperti pandangan, asas, undang undang, teori
dan hal yang lain tentang suatu pemerintahan negara
PENGERTIAN PEMERINTAH DAERAH
DAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pemerintah daerah merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang
lebih kecil dari sebuah negara. Sebutan ini digunakan untuk melengkapi
lembaga-lembaga tingkat negara-bangsa, yang disebut sebagai pemerintah
pusat, pemerintah nasional, atau (bila perlu) pemerintah federal. "Pemerintah
daerah" hanya beroperasi menggunakan kekuasaan yang diberikan undang-
undang atau arahan tingkat pemerintah yang lebih tinggi dan masing-masing
negara memiliki sejenis pemerintah daerah yang berbeda dari satu negara ke
negara lain.
Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut :
“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
SUSUNAN PEMERINTAH DAERAH
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang terdiri
dari Gubernur, Bupati, atau Wali Kota, dan perangkat daerah. Pemerintah Daerah
dapat berupa:
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat
Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis
Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri atas
Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.
Kepala Daerah
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan
untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala
daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati
dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki
tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai
kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban
kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
daerah kepada masyarakat
Perangkat Daerah
Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerah kabupaten/kota
terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga
teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.
Kepegawaian Daerah
Pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen pegawai negeri sipil
daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negeri
sipil secara nasional. Manajemen pegawai negeri sipil daerah tersebut meliputi
penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,
penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban
kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah.
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Urusan pemerintahan berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah terdiri dari urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan daerah.
1. Urusan Pemerintahan Absolut
Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan absolut, Pemerintah Pusat dapat
melaksanakan sendiri atau melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal
yang ada di Daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
berdasarkan asas Dekonsentrasi. Urusan pemerintahan absolut meliputi:
• politik luar negeri;
• Pertahanan;
• keamanan;
• yustisi;
• Moneter dan fiskal nasional; dan
• Agama
2. Urusan Pemerintahan Konkuren
Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota dan
menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah serta didasarkan pada prinsip
akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis
nasional.
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah terdiri
atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan
A. Urusan Pemerintahan Wajib
Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi:
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan
6. sosial
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar meliputi:
• tenaga kerja; • perhubungan;
• komunikasi dan informatika;
• pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; • koperasi, usaha kecil, dan menengah;
• pangan; • penanaman modal;
• pertanahan; • kepemudaan dan olahraga;
• lingkungan hidup; • statistik;
• administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; • persandian;
• kebudayaan;
• pemberdayaan masyarakat dan Desa; • perpustakaan; dan
• pengendalian penduduk dan keluarga berencana; • kearsipan.
B. Urusan Pemerintahan Pilihan
Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi:
1. kelautan dan perikanan;
2. pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan sumber daya mineral;
6. perdagangan;
7. perindustrian; dan
8. transmigrasi.
3. Urusan Pemerintahan Umum
Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Urusan pemerintahan
umum dilaksanakan oleh gubernur dan bupati/wali kota di wilayah kerja
masing-masing dibantu oleh Instansi Vertikal. Dalam melaksanakan urusan
pemerintahan umum, gubernur bertanggung jawab kepada Presiden melalui
Menteri dan bupati/wali kota bertanggung jawab kepada Menteri melalui
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH
Pemerintah daerah bersama-sama DPRD mengatur (regelling) urusan
pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah daerah
mengurus (bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangannya. Pemerintah daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah
diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang
telah diundangkan dalam Berita Daerah.
HAK – HAK DAN KEWAJIBAN PEMERINTAHAN DAERAH
Dalam menyelenggarakan fungsi- 1. Mengatur dan mengurusi sendiri urusan
pemerintahannya
fungsi pemerintahan, terutama dalam 2. Memilih pemimpin daerah
penyelenggaraan otonomi daerah dibekali 3. Mengelola aparatur daerah
dengan hak dan kewajiban tertentu. Hak- 4. Mengelola kekayan daerah
5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
hak daerah tersebut menurut Pasal 21 6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun sumber daya alam dan sumber daya lainnya
2004 sebagaimana telah diamandemen yang berada di daerah
7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun yang sah dan
2008 Tentang Pemerintahan Daerah : 8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
Disamping hak-hak tersebut di atas, daerah juga diberi beberapa
kewajiban, yaitu :
1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan
nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial
9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah
10. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah
11. Melestarikan lingkungan hidup
12. Mengelola administrasi kependudukan
13. Melestarikan nilai sosial budaya
14. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya
15. Kewajiban lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
OTONOMI DAERAH

Pemberlakuan sistem otonomi daerah merupakan amanat yang diberikan


oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945) Amandemen Kedua tahun 2000 untuk dilaksanakan berdasarkan
undang-undang yang dibentuk khusus untuk mengatur pemerintahan daerah.
Pengertian "otonom" secara bahasa adalah "berdiri sendiri" atau "dengan
pemerintahan sendiri". Sedangkan "daerah" adalah suatu "wilayah" atau
"lingkungan pemerintah". Dengan demikian pengertian secara istilah "otonomi
daerah" adalah wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah
yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah atau daerah
masyarakat itu sendiri. Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang atau
kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola
untuk kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri mulai dari
ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan keuangan termasuk pengaturan
sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi adat istiadat daerah
lingkungannya.
Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia
Menurut amanat UU Nomor 32 Tahun 2004, publik seharusnya dilibatkan
dalam pembuatan kebijakan. Namun, di beberapa daerah yang sudah
mengadopsi sistem otonomi daerah, kenyataan yang terjadi masih jauh dari
harapan. Pengambilan keputusan belum melibatkan publik dan masih berada
di lingkaran elite lokal provinsi dan kabupaten/kota. Keterlibatan publik dalam
pembuatan kebijakan itu tercermin dari pembuatan peraturan daerah (perda).
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Otonomi Daerah yang dilaksanakan saat ini adalah Otonomi Daerah yang
berdasarkan kepada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Menurut UU ini, otonomi daerah dipahami sebagai
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Prinsip otonomi daerah yang digunakan adalah otonomi daerah yang luas,
nyata dan bertanggung jawab. Kewenangan otonomi yang luas adalah
keleluasaan daerah untuk menyelengarakan pemerintahan yang mencakup
kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di bidang
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal,
agama serta kewenangan bidang lain yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Prinsip-prinsip pemberian Otonomi Daerah dalam UU 22/1999 adalah :
• Penyelengaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek
demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.
• Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertangung
jawab.
• Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah
kabupaten dan daerah kota.
• Pelaksanaan Otonomi Daerah harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga
tetap terjamin hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antara Daerah.
• Pelaksanaan Otonomi Daerah harus lebih meningkatkan kemandirian Daerah
Otonom, dan karenanya dalam daerah Kabupaten dan Daerah Kota tidak ada lagi
wilayah administratif.
• Pelaksanaan Otonomi Daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi
badan legislatif Daerah, baik sebagai fungsi legislatif, fungsi pengawas
maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
• Pelaksanaan azas dekonsentrasi diletakkan pada Daerah Propinsi dalam
kedudukannya sebagai Wilayah Administratis untuk melaksanakan
pemerintahan tertentu yang dilimpahkan kepada Gubernur sebagai wakil
Pemerintah.
• Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari
Pemerintah kepada Daerah, tetapi juga dari Pemerintah dan Daerah kepada
Desa yang disertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.
Otonomi Daerah dan Masa Depannya
Perhatian dalam prinsip-prinsip pemberian dan penyelenggaraan otonomi
Daerah dapat diperkirakan prospek ke depan dari Otonomi Daerah tersebut.
Untuk mengetahui prospek tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang kita gunakan disini adalah
aspek ideologi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Prinsip-
prinsip dan dasar pemikiran yang digunakan dianggap sudah cukup memadai
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat dan daerah.

Anda mungkin juga menyukai