kaca, pencemaran udara/air) hubungannya dengan pertanian • penyebab kerusakan lingkungan dan contoh kasus • contoh gas rumah kaca dan asal-usul atau proses pembentukannya • hubungan kerusakan lingkungan dengan pembangunan pertanian 1 Perubahan iklim 2 Deforestasi 3 Pencemaran genetik 4 Irigasi 5 Polutan • Perubahan iklim dan pertanian merupakan proses yang saling terkait di mana keduanya terjadi pada skala global. Pertanian mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim mempengaruhi pertanian. Pemanasan global diketahui dapat mempengaruhi pertanian karena peningkatan temperatur, perubahan pola iklim dan presipitasi, dan pelelehan gletser. Hal ini mempengaruhi kapasitas biosfer dalam memproduksi bahan pangan untuk kebutuhan populasi manusia yang terus meningkat. Peningkatan level karbon dioksida akan memiliki efek baik maupun buruk terhadap hasil pertanian. Penilaian efek perubahan iklim pada pertanian akan membantu antisipasi dan adaptasi usaha pertanian. • mengapa sering terjadi kesalah pahaman di antara kita bahwa efek rumah kaca adalah disebabkan oleh adanya rumah-rumah kaca yang terlalu banyak di perkotaan, tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu banyak di angkasa, sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke luar angkasa. • Gas-gas seperti uap air, karbon dioksida, dan metana berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca, sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya Pada saat yang sama pertanian diketahui memberikan pengaruh terhadap perubahan iklim karena menyumbang gas rumah kaca seperti karbon dioksida dari mesin pertanian dan pembakaran hutan, metan dari pelapukan sampah pertanian dan kotoran ternak, dan NO2. Selain itu, pertanian juga memberikan pengaruh dari aktivitas pengubahan fungsi lahan. • Salah satu penyebab deforestasi adalah sistem tebang habis untuk mengubah hutan menjadi lahan pertanian. Diketahui bahwa 5% lahan hutan yang mengalami deforestasi digunakan sebagai lahan peternakan, 19% diakibatkan oleh penebangan hutan berlebih, 22% karena perluasan lahan perkebunan kelapa sawit, dan 54% karena parktek tebang dan bakar. • Kontroversi dari bahan pangan termodifikasi secara genetika (genetically modified, GM) melibatkan berbagai pihak dari konsumen, perusahaan bioteknologi, pembuat kebijakan, organisasi nirlaba, dan ilmuwan. Bidang yang diperdebatkan diantaranya - -apakah makanan GM harus diberikan label, • -peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan, • -dampak makanan GM pada kesehatan dan lingkungan, efek resistansi pestisida, • dampak tanaman pertanian GM terhadap petani, dan • peran tanaman pertanian GM sebagai penghasil bahan pangan bagi populasi dunia. • Organisme termodifikasi secara genetik juga mengundang risiko terjadinya pencemaran genetika akibat penyerbukan antara tanaman GM dan tanaman non GM di lokasi pertanian. • Selain itu, benih tanaman GM yang tersebar ke alam liar juga mengundang keresahan serupa. Fenomena ini disebut dengan kontaminasi benih. Sebagian besar proses penyerbukan terjadi oleh angin dan serangga yang tidak mampu dikendalikan secara penuh oleh manusia. Irigasi dapat memicu berbagai masalah, diantaranya: • Berkurangnya akuifer air tanah secara drastis karena pengambilan air tanah berlebihan • Subsiden tanah karena ruang di antara bebatuan di bawah tanah yang seharusnya diisi air tanah, menjadi kosong sehingga berpotensi runtuh • Tanah yang tidak diirigasi secara cukup dapat menyebabkan meningkatnya kadar garam tanah yang mengakibatkan salinisasi tanah. Tanah dengan kadar garam yang tinggi sulit untuk ditanami kembali. • Irigasi dengan air asin akan menyebabkan tanah rusak • Irigasi berlebihan menyebabkan polusi air karena tercucinya pupuk dan pestisida dari tanah pertanian ke ekosistem sekitar • Aliran permukaan yang tidak ditata dengan baik mampu menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan Polutan • Sejumlah besar penggunaan bahan kimia pertanian mampu menjadi polutan bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. • Pupuk dan pestisida mampu terbawa air hujan dan mengendap di sungai dan badan air lainnya hingga terserap menuju ke air tanah. • Pestisida kimia juga mampu mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia, terutama pestisida organoklorida. • Kontaminasi tanah juga bisa terjadi akibat penggunaan bahan kimia pertanian yang berlebihan. Gas • Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia. • Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. • Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan). • Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya. • Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian. • Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. • Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. • Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat dikeluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. • Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. • Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). • Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udar Tugas selasa, 12 september • Baca tentang organisme pengganggu tumbuhan, meliputi : • Hama • Penyakit • Gulma • Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir. Ada 6 senyawa gas rumah kaca yang disepakati dalam Protokol Kyoto, yaitu : • 1. Karbondioksida (CO₂) • Kenaikan konsentrasi gas CO₂ ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. • 2. Metana (CH₄) • merupakan insulator (zat penyerap, tidak menghantarkan, isolator) yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi (penambangan, pengeboran) dan transportasi (pengolahan) batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Gas ini efeknya lebih parah daripada CO₂, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding CO₂, sehingga dampaknya tidak sebesar CO₂. • 3. Nitrogen Oksida (N₂O) • adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen dioksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. • 4. Chloro-Fluoro-Carbon (CFC) • CFC atau yang disebut sebagai Freon. Gas ini dihasilkan oleh pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas, AC, dll. Gas ini selain mampu menahan panas juga mampu mengurangi lapisan ozon, yang berguna untuk menahan sinar ultraviolet masuk ke dalam bumi. CFC ini menyerang Ozon, akibatnya kandungan Ozon di angkasa menipis dan mengakibatkan lubang di kutub utara dan selatan, sehingga UV (ultraviolet) mampu menerobos masuk ke atmosfer dan menyebabkan terjadinya radiasi. • 5. Hidro-Fluoro-Carbon (HFCs) • HFCs ini juga disebut sebagi Freon. Gas ini juga dihasilkan oleh pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas, AC, juga terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan dan dapat menimbulkan pemanasan global. • 6. Sulfur Heksafluorida (SF₆) • Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.