02 Identifikasi Obat
04 Identifikasi Kepatuhan
Pasien
Analisa Penyakit
Hipertensi merupakan penyebab maupun komplikasi
dari gangguan ginjal kronik, sebanyak 26,8% menyebabkan
gagal ginjal terminal, dan menyebabkan 50-75% penderitanya
mengalami gangguan ginjal kronik (Collins et al, 2009).
Pemberian obat antihipertensi sangat berpengaruh terhadap
kualitas hidup pasien hipertensi dengan gangguan ginjal kronik
karena tekanan darah yang terkontrol pada pasien hipertensi
merupakan andalan terapi pada pasien gangguan ginjal kronik.
The Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQI) of the
national kidney foundation (NKF) merekomendasikan target
tekanan darah pada pasien gangguan ginjal kronik < 130/80
mmHg sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular dan menurunkan progresivitas kerusakan ginjal
dengan pemberian ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
inhibitor atau ARB (Angiotensin Receptor Bloker) (K/DOQI,
2009).
Algoritma pengobatan
hipertensi pada pasien
CKD (Chronic Kidney
Disease)
Identifikasi Obat
• Semua obat-obat yang diberikan pada pasien tepat indikasinya terhadap pasien ini,
berdasarkan Naskah Publikasi “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT
ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL DI
INSTALASI RAWAT INAP RS “X” TAHUN 2010” yang tertera pada tabel dibawah
ini:
Ketepatan
Obat
Amlodipin dan Bisoprolol
Tepat Indikasi
Kedua obat ini tepat
digunakan untuk paien ini
berdasarkan penjelasan jurnal “Jurnal
Sains dan Ilmu Farmasi Vol. 1 No 2
November 2016” dimana jenis terapi
untuk paien antihipertensi dan CKD
ialah:
Next... Untuk obat-obat yang digunakan golongan CCB dan
beta blocker harus ada monitoring terhadap pasien karena
berdasarkan jurnal Kajian Interaksi Obat pada
Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Kronis Hipertensi
(Putra, R. P., Raka, K., Swastini) dijelaskan bahwa:
Penggunaan β-blocker sebenarnya memerlukan perhatian
yang khusus terutama pada pasien gagal ginjal. Hal ini
karena terapi hipertensi dengan ß-bloker pada penderita
gagal ginjal kronik telah dilaporkan menyebabkan fungsi
ginjal menurun, efek ini mungkin disebabkan karena terjadi
pengurangan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus
akibat pengurangan curah jantung dan penurunan tekanan
darah oleh obat (Ganiswarna, 1995). Namun pertimbangan
penggunaan β-blocker kardioselektif seperti Bisoprolol pada
pasien gagal ginjal disamping untuk mengontrol tekanan
darah adalah untuk mengurangi terjadinya resiko infark,
jantung koroner, mengurangi kebutuhan O2 dari jantung,
serta untuk menstabilkan kontraktilitas miokard.
Dapat dilakukan monoterapi pada pasien, misalnya golongan diuretik yaitu
Jika kedua obat ini furosemid. Diuretik merupakan drug of choice bagi penyakit hipertensi
dapat memperburuk disertai gagal ginjal. Loop diuretics misalkan furosemid merupakan pilihan
ginjal pasien maka obat diuretik yang digunakan pada pasien gagal ginjal karena dapat
meningkatkan pengeluaran sodium hingga 20% dan karena efikasinya
dapat diganti dengan tidak bergantung pada glomelural filtration rate (GFR). Selain itu efek
obat-obat golongan samping yang muncul pada penggunaan furosemid sangatlah jarang
lainnya: ditemui (Dussol, et al., 2012). Namun absorbsi dari furosemid dapat
menurun pada pasien dengan gagal ginjal. Bioavailabilitas furosemid pada
pasien gagal ginjal hanya sekitar 63,8%. Selain itu jenis makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi absorbsi furosemid. Waktu eliminasi furosemid
semakin diperlama dengan adanya penurunan fungsi ginjal (Vasavada, et
al, 2003).
Kombinasi terapi yang dianjurkan Pasien menggunakan obat-obat golongan antihipertensi untuk
oleh American Family Physician menurunkan tekanan darah yang tinggi pada pasien CKD
(AFP) adalah Beta blocker dan biasanya diperlukan kombinasi dua atau lebih obat
diuretik, Angiotensin Converting antihipertensi yang mana salah satu nya harus merupakan
Enzym Inhibitor dan diuretik, golongan diuretik guna untuk mengurangi udem pada pasien.
Angiotensin Receptor Blocker dan
diuretik, Calcium Channel Blocker
dan Angiotensin Converting Enzym Next...
Inhibitor (Skolnik, et al,2000).
Next...
Amlodipin 5 mg 1 dd tab 1 Bisoprolol 5 mg 1 dd tab 1
Tepat Pemakaian
Pemakaian 1 tablet per hari. Tepat
ADR
Erythema, tidak enak badan,
ruam, mual, gangguan tidur
(Medscape.com dan
Alodokter.com)
Lenal Ace
You can Resize without Tepat Indikasi
losing quality
You can Change Fill Golongan obat kedua yang banyak digunakan
Color &
Line Color yaitu suplemen kalsium. Menurut Tomasello (2008),
terhambatnya ekskresi fosfat pada gagal ginjal kronik
menyebabkan terjadinya hiperfosfatemia yang secara
fisikokimiawi akan mengakibatkan terjadinya
hipokalsemia. Pada keadaan seperti ini diperlukan
pemberian agen pengikat fosfat untuk mencegah
terjadinya hiperfosfatemia. Agen pengikat fosfat yang
FREE sering digunakan adalah kalsium karbonat. Antianemia
PPT yang diberikan pada pasien adalah asam folat. Asam folat
digunakan sebagai pengobatan defisiensi asam folat pada
TEMPLATES anemia megaloblastik (BNF, 2007). Tepat
www.allppt.com
Next...
Tepat Dosis
Lenal ace 169 mg 2 dd tab 1
Tepat Pemakaian
Penggunaan lenal ace untuk
membantu memenuhi kebutuhan kalsium
Pemakaian obat 3x1 hari. Namun
didalam tubuh. Lenal ACE adalah
suplemen binder fosfat yang biasanya pada pasien obat hanya
dikonsumsi pada pasien gagal ginjal digunakan 2x1 hari. Tidak Tepat
terminal, yang sudah dialisis. Bermanfaat
untuk mencegah osteoporosis.
Lenal ace digunakan 3x1 tablet
perhari atau sesuai anjuran dokter dengan ADR
dosis 169 mg (setara dengan 169 mg Mual muntah, anoreksia, sakit
calcium) (Farmasi.id). Namun
kepala, lemah, kebingungan
penggunaan pada pasien hanya 2x1,
dikhawatirkan dosis terapi tidak tercapai (Medscape.com)
karena penggunaan kurang dari anjuran.
Tidak tepat. Namun hal ini mungkin saja
merupakan anjuran dari dokter untuk
dosis yang digunakan sehingga juga dapat
dikatakan tepat dosis untuk pasien ini.
Ranitidin
Tepat Indikasi
Tepat Pemakaian
Tepat Indikasi
Tepat
Next...
Amlodipin + - - - - - -
Bisoprolol + - - - - - -
Valsartan - - - - - - - -
Asam Folat - - - - - - - -
Lenal Ace - - - - - - - -
Ranitidin - - - - - - - -
Paracetamol - - - - - - - -
Levofloksasin - - - - - - - -
Next...
Note:
Perlu dimonitoring
untuk pasien ini karena
adanya interaksi antara
Amlodipin dan bisoprolol
berdasarkan jurnal Kajian
Interaksi Obat pada
Pengobatan Pasien Gagal
Ginjal Kronis Hipertensi
(Putra, R. P. Raka, K.,
Swastini) dengan parameter
drug.com ialah:
Identifikasi Kepatuhan Pasien
Parameter:
Tekanan darah terakhir 130/100 mmHg
Daftar Pustaka
Alodokter.com
Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook Sixth edition. The Mc. Graw Hill Company. USA.
Page : 1891-1939.
Dussol, B. MD, PhD., Frances, J. M. MD., Morange, S. MD., Delpero, C. S. MD, PhD., Mundler, O. MD., &
Berland, Y. MD . 2012. A Pilot Study Comparing Furosemide and Hydrochlorothiazide in Patients
With Hypertension and Stage 4 or 5 Chronic Kidney Disease. The Journal of Clinical
Hypertension. 14(1). The American Society of Hypertension, INC.
Farmasi.id
Ganiswarna, S. G. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Henry Ford Health System. 2011. Chronic Kidney Disease (CKD), Clinical Practice Recommendations for Primary
Care Physicians and Healthcare Providers 6th Edition. Division Of Nephrology & Hypertension and
General Medicine.
Kusumawati, A. H., Amalia, L., Gondodiputro, R. S., dan Rahayu, C. 2016. Pengaruh Pemberian Obat
Antihipertensi terhadap Kualitas Hidup Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal Kronik di
Instalasi Hemodialisa RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi. 1(2): 39-49.
Medscape.com
Salwa, A., dan Mutmainah, N. 2013. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan
Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RS “X” Tahun 2010 (Naskah Publikasi). Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Skolnik, N. S. MD., Beck, J. D, MD., & Clark, M. MD. 2000. Combination Antihypertensive
Drugs: Recommendations for Use. Am Fam Physician. 10: 3049- 3056. Abington Memorial
Hospital, Jenkintown, Pennsylvania.
Vasavada, N., Saha, C., & Agarwl, R. 2003. A Double-Blind Randomized Crossover Trial of Two Loop
Diuretics in Chronic Kidney Disease. Journal of Kidney International. 64: 632–640. Indiana
University School of Medicine, Indianapolis.
Thank You