KELOMPOK 4
1. Prehospital
Nilai dan berikan bantuan ABC
Berikan oksigen, aspirin, nitrogliserin dan morfin jika diperlukan
Pemeriksaan EKG 12 sadapan dan interpretasi
Melakukan ceklis terapi fibronolitik
Menyiapkan pemberitahuan sebelum sampai ke IGD (untuk petugas
ambulans/sebelum sampai rumah sakit
2. Pemberian oksigen dan obat-obatan
Oksigen
Oksigen diberikan pada semua pasien yang dalam evaluasi SKA.terapi oksigen
mampu mengurangi ST levasi pada infark anterior. Berdasarkan consensus,
dianjurkan memberikan oksigen dalam 6 jam pertama terapi, pemberian lebih
dari 6 jam tidak bermanfaat kecuali pada keadaan1 :
Pasien dengan nyeri ddada menetap atau berulang atau hemodinamik yang
tidak stabil
Pasien dengan tanda bendungan paru
Pasien dengan saturasi oksigen < 90%
3. Ruang gawat darurat
Segera berikan oksigen 4L/mnt kanul nasal, pertahankan saturasi O2> 90%
Berikan aspirin 160-325 mg
Nitrogliserin sublingual atau semprot atau IV
Morfin IV jika nyeri dada tidak berkurang
Monitoring tanda vital dan evaluasi saturasi oksigen
Pasang jalur IV
Kaji EKG 12 sadapan
Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
Lakukan ceklis terapi fibrinolisis da lihat kontraindikasi
Lakukan pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan evaluasi system pembekuan
darah
Foto toraks
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SINDROM
KORONER AKUT
Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
• Tampilan Umum
Pasien tampak pucat, berkeringat, dan gelisah akibat aktivitas
simpatis berlebihan. Pasien juga tampak sesak. Demam derajat
sedang (< 380 C) bisa timbul setelah 12-24 jam pasca infark
• Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Sinus takikardi (100-120 x/mnt) terjadi pada sepertiga pasien,
biasanya akan melambat dengan pemberian analgesic yang
adekuat. Denyut jantung yang rendah mengindikasikan adanya
sinus tau blok jantung sebagai komplikasi dari infark.
Peningkatan tekanan darah moderat merupakan akibat dari
pelepasan kotekolamin. Sedangkan jika terjadi hipotensi maka
• Pemeriksaan jantung
Terdangar bunyi jantung S4 dan S3 , atau mur-mur. Bunyi
gesekan perikard jarang terdengar hingga hari kedua atau
ketiga atau lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai
gambatan dari sindrom Dressler.
• Pemeriksaan paru
Ronkhi akhir pernafasan bisa terdengar, walaupun
mungkin tidak terdapat gambaran edema paru pada
radiografi. Jika terdapat edema paru, maka hal itu
merupakan komplikasi infark luas, biasanya anterior.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG (Electrocardiogram)
2. Tes Darah
3. Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini CPK-MB terdetekai
setelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24 jam dan kembali menjadi
normal setelah 24 jam berikutnya.
4. LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi pada tahap lanjut infark miokard yaitu
setelah 24 jam kemudian mencapai puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat
dideteksi sampai dengan 2 minggu.
5. Iso enzim LDH lebih spesifik dibandingkan CPK-MB akan tetapi penggunaan
klinisnya masih kalah akurat dengan nilai Troponin, terutama Troponin T.
6. Troponin T & I protein merupakan tanda paling spesifik cedera otot jantung,
terutama Troponin T (TnT)
7. Tn T sudah terdeteksi 3-4 jam pasca kerusakan miokard dan masih tetap
tinggi dalam serum selama 1-3 minggu.
8. Pengukuran serial enzim jantung diukur setiap selama tiga hari pertama.
9. Coronary Angiography
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar X pada
jantung dan
pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk menemukan letak
sumbatan pada
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI