Anda di halaman 1dari 14

METHICILLIN RESISTANT

STAPHYLOCOCCUS
AUREUS
(MRSA)
By KELOMPOK 3

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DEFINISI
MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus
aureus) merupakan kuman Staphylococcus aureus yang
telah resisten terhadap methicillin. Staphylococcus
aureus adalah kokus Gram-positif yang bersifat
katalase positif dan oksidase negatif. Di bawah
mikroskop bakteri ini berbentuk seperti sekumpulan
buah anggur.
ETIOLOGI 1. Menjalani rawat inap yang lama di rumah sakit
2. Mendapatkan tindakan yang menggunakan
kateter
3. Telah mendapatkan pengobatan antibiotik
Faktor-faktor yang sebelumnya
mempengaruhi
01 terjadinya CA-MRSA
antara lain adalah:
4. Mendapatkan nutrisi parenteral.

1. Keadaan kulit yang memungkinkan terjadinya Penderita mengalami risiko

infeksi
mendapatkan infeksi
MRSA karena:
02
2. Higiene yang buruk
3. Terdapatnya tempat kontak, misalnya di pusat
perawatan kesehatan, penjara, asrama dan fasilitas
olahraga bersama
MANIFESTASI
KLINIS
Kulit : luka, peradangan, uram, nekrosis,
benjolan berisi cairan, bisul, abses 01 04 Ginjal : ISK

Demam 02 05 Paru : batuk, sesak nafas

Sakit kepala 03 06
Luka sulit sembuh
PENATALAKSANAAN
Penatalakasan
Eradikasi pada hidung, mulut, aan yang dapat
Option D dilakukan : Option A ISOLASI
kulit utuh dan lesi kulit

TINDAKAN ASEPTIK Option E Option B PENUTUPAN BANGSAL

Terapi sistemik :
a. Linezolid
PENGOBATAN PADA
b. Fluorokuinolon Option F Option C
KARIER MRSA
c. Tigesiklin
d. Quinupristin/Dalfopristin
e. Karbemenem
PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN

Luka terbuka harus selalu ditutup


Selalu mencuci tangan dengan kasa bersih dan
dengan baik dan benar.
menghindari kontak dengan
perawat luka

Menghindari pengguanaan alat pribadi Mencuci tangan dengan sabun atau


secara bersama, misalnya handuk, pisau pembersih beralkohol
cukur, dan pakaian
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Riwayat Pernapasan Aktivitas/ keamanan Nyeri/


kesehatan yang Sesak nafas dan istirahat 1. Demam kenyamanan
lalu batuk Merasa sakit umum 2. Sakit kepala 1. Nyeri dada
(malaise) dan 3. Ruam 2. Nyeri otot
1. Kaji riwayat
kelehan 4. Kedinginan
pribadi atau
keluarga tentang
MRSA
sebelumnya
2. Kaji riwayat
pekerjaan klien
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Nyeri akut berhubungan dengan agens injury fisik

Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau


trauma

Pola nafas tidakefektif berhubungan dengan nyeri


RENCANA
KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

Ajarkan teknik relaksasi dan destraksi

Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan nyeri berkurang.
Beri penjelasan kepeda klien dan
keluarga tentang nyeri

Bantu klien menentukan posisi


Intervensi yang nyaman

Kolaborasiakan dengan dokter pemberian


analgesik
Hipertermi
berhubungan dengan
penyakit
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu kembali
normal
- Kriteria hasil :
Badanya tidak panas lagi
Suhu tubuh dalam rentang normal 370C
Nadi dalam rentang normal
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, nadi dan pernapasan
2. Pantau suhu minimal dua jam, sesuai dengan kebutuhan
3. Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat (antipiretik)
Pola nafas tidakefektif berhubun
dengan nyeri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola napas klien efektif ( pergerakan udara kedalam dan keluar paru-paru efektif)
- Kriteria Hasil :
1) Kedalaman inspirasi dan kemampuan bernapas
2) Ekspansi dada simetris
3) Tidak ada penggunaan otot bantu napas
4) Tidak sweezing
5) Tidak ada napas pendek
- Intervensi :
1) Kaji TTV klien
Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha pernapasan
2) Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot bantu, serta retraksi otot supraklavikula dan interkosta
3) Pantau pola napas: bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernapasan kussmaul
4) Catat perubahan AGD dengan tepat
5) Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanul nasal, masker, sungkup atau tenda.
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian bronkodilator
Thank You
Any question????

Anda mungkin juga menyukai