Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN LUKA BAKAR


ADELIA RAHMA
AQIL NADYA
PHIESKA TRI
VANIA DIASA
PENGERTIAN LUKA BAKAR
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya
jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api ditubuh
(flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena
air panas (scald), tersentuh benda panas
(kontak panas), akibat sengatan listrik,
akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan
matahari (sunburn)
ETIOLOGI LUKA BAKAR
kobaran api ditubuh (flame)
jilatan api ketubuh (flash)
terkena air panas (scald)
tersentuh benda panas (kontak panas)
akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan
kimia, serta sengatan matahari (sunburn)
PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR
DERAJAT LUKA BAKAR
Luka bakar derajat I

Luka bakar derajat


II

Luka bakar
derajat III
Rule of nine
Zona kerusakan jaringan

1. Zona koagulasi
2. Zona statis
3. Zona hiperemi
Fase luka bakar
Fase darurat/resusitasi
Fase akut atau intermediat
Fase rehabilitasi
Indikasi Rawat Inap Klien Luka
Bakar
Berikut ini adalah kondisi dimana klien harus dirawat di rumah sakit
(Christantie Effendi, S.Kp., 1999):

a. Luka bakar derajat I > 15% pada dewasa dan > 10% pada anak.
b. Luka bakar derajat II pada muka, leher, tangan, kaki dan perineum.
c.  Luka bakar derajat III > 2% pada dewasa dan setiap derajat III pada
anak.
d. Luka bakar disertai trauma visera, tulang dan jalan napas.
e.  Luka bakar karena sengatan listrik tegangan tinggi.
Penatalaksanaan Luka Bakar
Penatalaksanaan klien luka bakar sesuai
dengan kondisi dan tempat klien dirawat
melibatkan berbagai lingkungan perawatan
dan disiplin ilmu antara lain mencakup :
penanganan awal (di tempat kejadian)
 penanganan pertama di unit gawat darurat
 penanganan klien luka bakar di ruang
perawatan intensif
penanganan klien luka bakar di bangsal
perawatan atau unit luka bakar.

(Christantie Effendi, S.Kp., 1999).


PENGGANTIAN CAIRAN PADA PASIEN
LUKA BAKAR
Kebutuhan cairan yang diproyeksikan dalam 24
jam pertama dihitung oleh dokter berdasarkan
luas luka bakar
Konferensi untuk penyusunan consensus NIH
menetapkan bahwa garam dan air merupakan
kebutuhan yang essensial bagi pasien-pasien
luka bakar.
Rumus konsesus

Contoh :
Pasien berbobot 70 kg dengan luas luka bakar 50 %

Penyelesaian :
Rumus konsensus : 2 hingga 4 ml/kg/% luas luka bakar
Hitung : 2 x 70 x 50 = 7000 ml/24 jam
Rencana pemberian infus :
• 8 jam pertama = ½ dari 7000 yaitu 3500 ml atau 437
ml/jam
• Berikutnya 16 jam = sisanya yaitu 3500 ml atau 219
Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Perawatan Luka Bakar Selama Fase
Darurat/Resusitasi
2.    Perawatan Luka Bakar Selama Fase
Akut
3.    Perawatan Luka Bakar Selama Fase
Rehabilitasi
B. Diagnosa keperawatan
1.  Perawatan Luka Bakar Selama Fase Darurat/Resusitasi
a)  Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan keracunan karbon
monoksida, inhalasi asap dan obstruksi saluran napas atas.
b)  Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan edema dan
efek dari inhalasi asap.
2.  Perawatan Luka Bakar Selama Fase Akut
a)  Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan pemulihan kembali
integritas kapiler dan perpindahan cairan dari ruang interstisial ke dalam
intravaskuler.
b)  Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan hilangnya barier kulit
dan terganggunya respon imun.
3.  Perawatan Luka Bakar Selama Fase Rehabilitasi
a)  Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan raasa nyeri ketika
melakukan latihan, mobilitas sendi yang terbatas, pelisutan otot dan
ketahanan tubuh (endurance) yang terbatas.
b) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan pada
penampakan fisik dan konsep diri.
 C. Perencanaan
1.  Perawatan Luka Bakar Selama Fase
Darurat/Resusitasi

DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Pemeliharaan 1. Beri O2 yang lembab. 1. Suplementasi O2


1 oksigenasi 2. Kaji napas, tanda-tanda dan memberi
jaringan yang hipoksia. kelembaban pada
adekuat.
3. Amati hal-hal berikut: jaringan yang cedera.
KE:
–      Tidak ada eritema pada mukosa bibir 2.  Bukti peningkatan/
dispnea. dan pipi; lubang hidung penurunan
–      Frekuensi yang gosong; luka bakar pernapasan.
respirasi antara pada muka, leher, dada; 3.  Tanda cedera
12 dan 20 x/mt. bertambahnya keparauan inhalasi dan risiko
–      Paru bersih suara; adanya sputum disfungsi pernapasan.
pada auskultasi. hangus. 4.  Mengkaji perlunya
–      Sat O2 >
4. Pantau hasil AGD. ventilasi mekanis.
96%.
–      AGD (N)
5. Pantau tingkat 5.  Deteksi dini
kesadaran klien. penurunan status
respirasi.
Pemeliharaan 1. Pertahankan 1. Krusial untuk
2 saluran napas yang kepatenan jalan fungsi respirasi.
paten dan bersihan napas. 2. Ekspektorasi.
saluran napas 2. Beri O2 lembab. 3. Meningkatkan
adekuat. 3. Dorong klien agar pembuangan
KE: mau membalikkan sekresi.
–      Jalan napas tubuh, batuk dan
paten. napas dalam
–      Sekresi respirasi
minimal, tidak
berwarna dan encer.
–      Frekuensi
respirasi, pola dan
bunyi napas normal.
2. Perawatan Luka Bakar Selama Fase
Akut
DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Pemeliharaan 1.   Pantau tanda vital, asupan 1.   Mencerminkan status
1 keseimbangan cairan dan haluaran cairan, berat cairan.
yang optimal. badan. 2.   Mencegah bolus cairan
KE: 2.   Beri cairan intravena yang tidak disengaja.
–      Asupan, haluaran adekuat. 3. Menurunkan
cairan dan berat badan 3. Beri preparat volume
memiliki korelasi dengan diuretik atau dopamin intravaskuler.
pola yang diharapkan. seperti yang
diprogramkan.
.   Gunakan tindakan asepsis 1. Meminimalkan risiko
2 Tidak ada infeksi lokal / dalam semua aspek perawatan kontaminasi silang.
sistemik. klien. 2. Menghindari agens
KE: 2.   Lakukan skrining terhadap penyebab infeksi.
–      Tidak ada gejala dan para pengunjung. 3. Sumber potensial bagi
tanda infeksi. 3.   Singkirkan tanaman dan pertumbuhan bakteri.
bunga dari kamar klien. 4. Mengetahui adanya
4.   Inspeksi luka. infeksi lokal.
5.   Pantau hitung leukosit, hasil 5. Mengetahui tingkat
kultur, dan tes sensitivitas. infeksi, merencanakan
6.   Beri antibiotik sesuai antibiotik yang tepat.
indikasi. 6. Mengurangi jumlah
3.      Perawatan Luka Bakar Selama

DX
Fase Rehabilitasi
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Memperlihatkan toleransi terhadap 1.   Redakan rasa nyeri, 1.   Membantu klien
1 aktivitas yang diperlukan untuk cegah gejala menggigil untuk menyimpan
melaksanakan aktivitas sehari-hari yang atau panas dan tenaga untuk
diinginkan. tingkatkan integritas fisik keperluan aktivitas
KE: pada semua sistem terapiutik.
Memperoleh cukup tidur setiap hari. tubuh. 2.   Mencegah atropi
Memperlihatkan peningkatan 2.   Latihan fisioterapi. otot.
toleransi dan ketahanan fisik yang 3.   Pantau perasaan 3.   Digunakan untuk
bertahap dalam pelaksanaan panas, letih, dan menentukan tingkat
aktivitas fisik. toleransi nyeri. aktivitas yang
Dapat berkonsentrasi ketika diperlukan.
bercakap-cakap.
Beradaptasi dengan citra tubuh yang 1.   Sediakan waktu untuk 1.   Membantu klien
2 berubah. mendengarkan dan menangani
KE: memberikan dukungan perasaanya.
–      Mengutarakan deskripsi yang tepat yang realistik. 2.   Menggali adanya
tentang berbagai perubahan pada citra 2.   Nilai reaksi psikososial kecemasan dan
tubuh pasca luka bakar. klien secara konstan. memahami ketakutan
–      Menerima penampakan fisiknya. 3.   Secara aktif klien.
–      Memnggunakan protesa jika promosikan citra tubuh 3.   Klien dapat
dikehendaki. yang sehat dan konsep menerima atau
–      Bersosialisasi dengan orang lain. diri pada klien-klien luka menghadapi persepsi
bakar yang berhasil orang lain tentang
KESIMPULAN
Penderita luka bakar memerlukan penanganan secara
holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan
luka bakar didasarkan pada luas luka bakar, kedalaman
luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-lain.
Pada luka bakar yang luas dan dalam akan memerlukan
perawatan yang lama dan mahal. Dampak luka bakar yang
dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah
fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarga.
Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka makin berkembang pula teknik/cara
penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan
kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar

Anda mungkin juga menyukai