Anda di halaman 1dari 10

Askep bronchitis

a. baharudin yusup
dimas sudiantoro pangesty
Pengertian bronchitis

 Bronkitis adalah iritasi atau peradangan di dinding saluran bronkus, yaitu pipa
yang menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru. Bronkitis bisa terjadi
dalam hitungan hari, minggu, bahkan bulan.Bronkitis biasanya ditandai
dengan batuk, yang terkadang disertai dengan keluarnya dahak atau lendir
akibat iritasi pada dinding bronkus
Pengkajian
 a. Anamnesis
 Keluahan utama pada klien dengan bronkitis meliputi batuk kering dan produktif dengan sputum purulen, demam
dengan suhu tubuh dapat mencapai ≥ 400C dan sesak napas.

 b. Riwayat penyakit saat ini


 Riwayat penyakit saat ini pada klien dengan bronkitis bervariasi tingkat keparahan dan lamanya. Bermula dari gejala
batuk – batuk saja, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang berat.sebagai tanda – tanda terjadinya toksemia
klien dengan bronkitis sering mengeluh malaise, demam, badan terasa lamah, banyak berkeringat, takikardia, da
takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi, keluahan yang didapatkan terdiri atas batuk, ekspektorasi/peningkatan
produksi sekret, dan rasa sakit dibawah sternum. Pentingnya ditanyakan oleh perawat mengenai obat – obat yang telah
atau biasa diminum oleh klien untuk mengurangi keluhannya dan mengkaji kembali apakah obat – obat tersebut masih
relavan untuk dipakai kembali.

 c. Riwayat penyakit dahulu


 Pada pengkajian riwayat kesehatan terdahulu sering kali klien mengeluh pernah mengalami infeksi saluran pernapasan
bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernapasan atas. Perawat haru memperhatikan dan mencatatnya baik –baik.
 d. Pengkajian Psiko-sosial-spiritual
 Pada pengkajian psikologis klien dengan bronkitis didapatkan klien sering mengalami
kecemasan sesuai dengan keluhan yang dialaminya dimana adanya keluahan batuk, sesak napas,
dan demam merupakan stresor penting yang menyebabkan klien cemas. Perawat perlu
memberikan dukungan moral dan memfasilitasi pemenuhan informasi dengan tim medis untuk
pemenuhan informasi mengenai prognosis penyakit dari klien. Kaji pengetahuan klien dan
keluarga tentang pengobatan yang diberikan (nama, cara kerja, frekuensi, efek samping, dan
tanda – tanda terjadinya kelebihan dosis). Pengobatan non farmakologi seperti olahraga secara
teratur serta mencegah kontak dengan alergen atau iritan (jika diketahui penyebab alergi), sistem
pendukung, kemauan dan tingkat pengetahuan keluarga.
 e. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum dan tanda – tanda vital, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital pada klien dengan bronkitis biasanya didapatkan adanya
peningkatan suhu tubuh lebih dari 400
 C, frekuensi napas meningkat dari frekuensi normal, nadi biasanya
 meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan serta biasanya tidak ada masalah dengan tekanan darah
(Soemantri, 2007).
  Inspeksi
 Klien biasanya mengalami peningkatan usahadan frekuensi pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada kasus
bronkitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/tong. Gerakan pernapasan masih simetris, hasil pengkajian lainnya menunjukan
klien juga mengalami batuk yang produktif[: dengan sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan karena
bercampur darah.
  Palpasi
 Taktil fermitus biasanya normal
  Perkusi
Hasil pengkajian perkusi menunjukan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang paruh.
  Auskultasi
 Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara napas melemah, jika bronkus paten dan drainasenya
baik ditambah adanya konsuldasi disekitar abses, maka akan terdengar suara napas bronkial dan ronkhi basah.
 pemeeriksaan diagnostik
  Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan foto thoraks posterior – anterior dilakukan untuk menilai derajat progresivitas penyakit yang
berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif menahun.
Diagnosa Keperawatan
 Menurut Taylor (2015) diagnosa keperawatan pada anak dengan bronkitis
 sebagai berikut :
 1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
 2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
 3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi
no Diagnosa keperawatan tujuan Kriteria hasil

1 Ketidakefektifan pola Goal : pasien akan meningkatkan pola 1.kaji dan pantau frekuensi pernafasan,
napas efektif selama dalam kedalaman pernapasan, dan irama
napas b.d penurunan ekspansi pernapasan,R/ perubahan (seperti
paru perawatan.
takipnea,
Objektif : dalam jangka waktu 3 x 24 dispnea,penggunaan otot aksesoris) dapat
jam mengindikasikan berlanjutnya
pasien akan menunjukan jalan napas keterlibatan/
efektif dengan kriteria hasil : pengaruh pernapasanyang membutuhkan
1. pola pernafasan normal/ efektif upaya.
2. frekuensi pernafasan, kedalaman 2.tempatkan klien pada posisi
pernapasan, dan irama pernapasan yangnyaman.R/Memaksimalkan ekspansi
paru
dalam batas normal
3.bantu klien untu mengubah posisi yang
3. tidak ada cuping hidung nyaman. R/untuk memaksimalkan
4. tidak menggunakan otot bantu kenyamanan.
pernapasan. 4.Berikan kesempatan pasien beristirahat
5. tanda – tanda vital dalam batas diantara tindakan untuk memperlancar
normal pernapasan. R/untuk menehindari
6. dyspnea tidak ada keletihan.
5.Berikan oksigen sesuai program.
R/untuk
membantu menurunkan distres
pernapasan
yang disebabkan oleh hipoksia
6. berikan antibiotik (yang dapat
diberikan
untuk infeksi bakteri sekunder) sesuai
jadwal.kaji dan catat setiap efek samping
(mis,ruam,diare).

2 Defisiensi pengetahuan goal : keluarga dan pasien akan 1.jelaskan secara umum tanda dan
b.d kurang informasi meningkatkan defisiensi pengetahuan gejala
dalam perawatan dari penyakit yang sesuai. R/agar
klien
objektif :
mengetahui tentang penyakit
dalam jangka waktu 1 x 30 menit tersebut.
diharapkan keluarga dapat mengerti 2.jelaskan proses perjalanan penyakit
dengan kriteria hasil : yang
1. keluarga mengetahui pengertian, sesuai. R/agar klien mengetahui
peyebab, tanda dan gejala, perjalan
pengobatan dan penanganan penyakitnya.
dirumah tentang penyakit 3.bantu klien dan keluarga mengerti
tentang tujuan jangka panjang dan
2. Keluarga dapat mengenal tanda
jangka
tanda awal penyakit pendek, ajarkan klien tentang
3. Keluarga dapat memberikan penyakit dan
informasi kembali bagi keluarga perawatannya.R/tindakan ini akan
dirumah dalam penanganan menyiapkan klien dan keluarga untuk
penyakit dirumah hidup dalam dan mengatasi kondisi
serta
memperbaiki kualitas hidupnya.
3 Hipertermia b.d Goal : pasien akan menunjukan 1.Ukur suhu tubuh pasien setiap 4 jam
dehidrasi suhu tubuh dalam batas normal atau
selama lebih sering bila diindikasikan, untuk
mengevaluasi kefektifan intervensi.
dalam perawatan.
Identifikasi dan catat rute. R/untuk
Objektif : dalam jangka waktu 1 x menyakinkan perbandingan data yang
24 jam pasien akan menunjukan akurat.
suhu 2.Berikan antipiretik, sesuai anjuran.
tubuh dalam batas normal setelah R/untuk menurunkan demam.
mendapatkan tidakan keperawatan 3.Turunkan panas yang berlebihan
dengan kriteria hasil dengan
1. Suhu dalam batas normal melepas selimut dan pasang kain sebatas
pinggang pada pasien, berikan kompres
2. Keseimbangan cairan tetap stabil
dingin pada aksila dan lipatan paha, seka
(asupan sebanding dengan atau dengan air hangat, dan gunakan selimut
lebih banyak dari haluaran). hipotermiadengan suhu lebih dari.
3. Tanda – tanda vital dalam batas R/tindakan tersebut meningkatkan
normal. kenyamanan dan menurunkan
temperatur
tubuh
Thank you very muchhhhh

Anda mungkin juga menyukai