Anda di halaman 1dari 42

1

Fahmi Aziz Munada, SE


Pengawas Ketenagakerjaan Pertama
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan tenaga kerja dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat yang adil
dan sejahtera.

Pengertian :
Segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja 2
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan


Keilmuan dan penerapannya dalam
upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran,
penyakit akibat kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
3
* FITRAH
Manusia dalam melakukan pekerjaan
berusaha untuk tidak mencelakai diri
sendiri.
* ILMU
Manusia dengan menggunakan akal dan
ilmu untuk berusaha mencegah
terulangnya kecelakaan yang serupa.
(preventif)

4
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
* Kurang lebih 1700 tahun sebelum Masehi
raja Hamurabi dari kerajaan Babylonia
dalam kitab Undang-Undangnya
menyatakan bahwa :

“ Bila sesorang ahli bangunan membuat


rumah untuk seseorang dan
pembuatannya tidak dilaksanakan
dengan baik sehingga rumah itu roboh
dan menimpa pemilik rumah hingga mati,
maka ahli bangunan tersebut dibunuh”

7
* Zaman Mozai ± 5 abab setelah Hamurabi,
menyatakan bahwa :
“ Ahli bangunan bertanggungjawab ats
keselamatan para pelaksana dan pekerja
dengan menetapkan pemasangan pagar
pada setiap sisi area bangunan”

* ± 80 tahun sesudah masehi, Plinius


seorang ahli Encyclopia bangsa Roma
mensyaratkan agar para pekerja tambang
harus menggunakan tutup hidung

* Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi


tugas membangun obelesik di tengah
lapangan Pieter Roma, Ia selalu
mensyaratkan agar pekerja memakai topi
baja.
8
* Revolusi industri (abad 18)
- penggunaan mesin uap Kecelakaan/
peledakan
* Pengusaha berpendapat kecelakaan
kerja merupakan bagian dan resiko
dari pekerjaan.

* Kecelakaan kerja merupakan beban


pekerja.

* Pekerja mendesak pengusaha untuk


mengambil langkah-langkah posistif.

9
Langkah-langka Positif :

• Kecelakaan akibat kesalahan pekerja, pengusaha tidak


bertanggungjawab.

• Pemberian perawatan kepada korban kecelakaan kerja


berdasarkan prikemanusiaan.

• Pengusaha akan bertanggung bila kecelakaan kerja


diakibatkan bukan kesalahan pekerja (Inggris).

• Tahun 1911 di Amerika diberlakukan UU kompensasi ( Work


Compentsation Law)
“ Tidak memandang kecelakaan tersebut terjadi akibat
kesalahan korban atau tidak, yang bersangkutan mendapat
ganti rugi “

• Tahun 1931 H.W Heinrich dalam buku “ Industrial accident


Prevention” prinsip gerakan K3 sampai saat ini.

10
1. Peraturan K3 Periode Tahun 1847 s.d 12 januari 1970
• Tahun 1847 , Hindia Belanda melakukan pengawasan
penggunaan mesin uap, keselamatan ditujukan pada K3
belum pada rakyat Indonesia.

• 28 Pebruari 1852 Pemerintah Hindia Belanda


mengeluarkan staatblad no. 20 tentang Keselamatan kerja
pemakaian mesin uap.

• Veiligheid Reglement (VR) tahun 1910 Staatblad No 406


tentang keselamatan kerja pemakaian diesel dan listrik di
industri pengolahan.

• Stoom Ordonantie dan stoom Verordening Tahun 1930


(Stbl No. 225 dan Stbl N0. 225) tentang keselamatan
pemakaian pesawat uap ( sampai saat ini diterjemahkan
menjadi UndangUndang dan Peraturan Uap).
11
•Undang-Undang Penimbunan dan Penyimpan Minyak
tanah dan bahan-bahan cair lainnya yang mudah
menyala (stbl 1927 No. 99.

•Ordonantie menyangkut minyak tanah tahun 1927


(Stbl 1927 No. 214)

•Loodwit Ordonnantie, Stbl No. 509 tahun 1931, yang


mengatur pengawsan terhadap bahan yang
mengandung racun (pabrik cat, accu, percetakan dll)

•Vuurwerk Ordonantie dan Vuurwerk Verordening Stbl.


No. 143 dan no. 10 tahun 1932 dan tahun 1933,
mengatur pengawasan terhadap pelaksanaan undang-
undang dan peraturan petasan.

12
• Industrienbaan Ordonantie dan Industriebaan
Verordening Stbl. No. 595 dan No. 29 Tahun
1938 dan tahun 1939 tentang pengawasan
terhadap jalan kereta api, loko dan gerbongnya
yang diginakan sebagai alat angkut selain
PJKA.

• Retribusi Ordonantie Stbl No. 424 tahun 1940


dan Retributie Vorerdening Stbl No. 425 tahun
1940.

• Undang No. 10 Tahun 1961 tentang Penetapan


Peraturan pemerintah pengganti Unndang No. 1
thaun 1962 Tentang barang (Lembaran Negara
No. 251 tahun 1961)

• Peraturan Khusus (peraturan pemberlakuan


peraturan Belanda di Indonesia)

13
• Peraturan-Peraturan Khusus :
• Peraturan khusus Direktur pekerjaan Umum No.
119966/Swt.
• Peraturan Khusus AA untuk P3K
• Peraturan Khusus BB tentang Instalasi listrik arus
kuat dalam pabrik, bengkel dan bangunan (dicabut)
• Peraturan khusus CC mengenai pabrik gula
• peraturan khusus DD untuk Bejana berisi dengan
udara yang dikempa dan dipergunakan utnuk
menggerakkan motor bakar (dicabut)
• Peraturan khusus EE mengenai perusahaan, pabrik
dan bengkel yang menggunakan bahan mudah
terbakar (dicabut)
• Peraturan Khusus FF mengenai perusahaan,
bengkel yang membuat, memakai gas dalam botol
baja (dicabut)

14
• Peraturan khusus :
• Peraturan khusus mengenai instalasi untuk
memproyektor gambar bayang-bayang dalam gambar.
• Peraturan khusus HH mengenai perusahaan, pabrik dan
tempat kerja yang mengolah timah kering.
• Peraturan khusus II mengenai instalasi untuk
pembuatan as karbit bagi keperluan-keperluan teknik
(dicabut)
• Peraturan khusus KK mengenai pabrik dan tempat kerja
yang mengolah bahan yang mudah meledak (dicabut)
• Peraturan khusus LL mengenai usaha keselamatan
kerja untuk pekerjaan dalam tangki apung.
• Peraturan khusus NN mengenai perusahaan dan pabrik
yang membuat gelas atau barang-barang dari gelas.
• Peraturan terhadap penggunaan phospos putih Stbl.
1912 No. 275.

15
• Ketentuan tentang pengangkutan obat peledak, dan bahan
petasan dengan kereta api (Stbl. No. 501 Tahun 1907)
• Penetapan pelarangan bagi pembuatan import, mempunyai,
mengangkut dan menjual kereta api yang mengandung
phospor putih.
• Ketetapan tentang pemasangan dan pemakaian jaringan
saluran listrik di Indonesia (stbl. 1927-1890 N0. 190)
• Aturan bekenaan dengan mnyimpan, menimbun dan
memiliki minyak tanah dan semacam zat-zat cair yang
mudah menyala 9stbl. 1927 No. 200 terakhir dirobah stbl
1940 No. 150) (dicabut)
• Ketetapan umum tentang jalanan kereta api dan trem (ABST
tahun 1927) Stbl 1927 N0. 25B Jo stbl 1928 No. 415)
• Peraturan jalanan kereta api trem (Stbl 1928 N. 202)
• Peraturan Menteri No. 7/PMP/1964 tentang syarat-syarat
kesehatan, kebersihan dan penerangan di tempat kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 65 tahun 1969
tentang penyelenggaraan kursus/latihan kader keselamatan
kerja.

16
2. Peraturan K3 periode 12 Januari 1970 s.d. sekarang
• UU no. 1 tahun 1970 menggantikan VR 1910
• Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang
pengaturan dan pengawasan keselamatan kerja di
bidang pertambangan
• PP No. 07 Tahun 1973 tentang pengawasan atas
peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida.
• PP No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja radiasi
• PP No. 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada
pemurnian dan pengolahan miyak dan gas bumi.
• Peraturan Pelaksana UU No. 1 tahun 1970
• Peraturan-Peraturan dan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja.

17
Sasaran K3

UU NO. 1 TAHUN 1970


• Melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja (formal
maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar

18
• Life Safety
SASARAN K3 • Property
Safety
• Environmental
safety

• Kebakaran *
• Peledakan*
• Pencemaran*
• Bangunan ambruk*
• Dll

19
• Life Safety
• Property
Safety
UTAMAKAN
KESELAMATAN • Environmen
DAN KESEHATAN
KERJA
tal safety
1. KEMANUSIAN / MORALITAS
Tingkat kecelakaan masih relatif tinggi, yang
dapat berdampak menurunkan kualitas hidup
masyarakat.
2. EKONOMIS
Kecelakaan menimbulkan kerugian baik
langsung maupun tidak langsung

10/30/2019 20
“HAZARD”
“RISK”

10/30/2019 21
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial
yang dapat menyebabkan
kerusakan (harm).

Hazard dapat berupa bahan-


bahan kimia, bagian-bagian
mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
Adalah kerusakan atau bentuk
kerugian berupa kematian, cidera,
sakit fisik atau mental, kerusakan
properti, kerugian produksi,
kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian
tadi.
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.

The chance of loss or gain


Untuk menentukan resiko
membutuhkan perhitungan antara
konsekuensi/ dampak yang mungkin
timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau
kapan muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
10/30/2019 26
Adalah pelaksanaan metode-metode untuk
menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-
kan resiko tersebut dalam tingkat bahaya
(danger) dan mengevaluasi apakah sumber
bahaya itu dapat dikendalikan secara
memadai serta mengambil langkah-langkah
yang tepat.
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan
ini adalah lawan dari bahaya
(danger).
INCIDENT

ACCIDENT

10/30/2019 29
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak diinginkan,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan
terjadinya accident.
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak diinginkan
berakibat cedera pada
manusia, kerusakan
barang, gangguan
terhadap pekerjaan dan
pencemaran lingkungan.
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Pengeluaran biaya untuk
KERUSAKAN PROPERTI penyediaan fasilitas dan peralatan
(BIAYA YANG TAK gawat darurat
DIASURANSIKAN) • Sewa peralatan
• Waktu untuk penyelidikan

$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang
HINGGA hilang
BIAYA LAIN YANG • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
TAK DIASURANSIKAN atau biaya melatih
• Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
(Menurut ILO)
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik
& teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
(Menurut ILO)
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat
K3 di tempat kerja
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian Teknik
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerapan 1 s/d 11
Ref. Accident Preventions, ILO
39
Program Kerja K3 di Perusahaan
Kewajiban Pengurus
Kewajiban : Pelaksanaan K3 Mandiri
• Wajib menerapkan SMK3  Komitmen manajemen
penerapan SMK3
• Pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja  Bentuk Lembaga K3

• Pemeriksan dan pengujian – Safety Officer


sumber-sumber potensi bahaya – Safety Committee
• Pembinaan, pelatihan K3 semua  Siapkan SDM K3
pekerja  Siapkan sarana K3
• Pengukuran kondisi lingkungan  Setiap kecelakaan di
• Mewujudkan lingkungan kerja investigasi dan dilaporkan
yang ERGONOMIS,  Anggaran Program K3
HYGIENIS, SAFETY
• Menyediakan anggaran K3

40
Harus komitment Top Manajement didukung
semua fihak sampai dengan Staf Pelaksana)

10/30/2019 41
42

Anda mungkin juga menyukai