Anda di halaman 1dari 31

PRESENTASI KASUS

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


F20.0 SKIZOFRENIA

Pembimbing
dr. Wiharto, Sp.KJ, M.Kes

Disusun Oleh:
Mochamad Rizki Firmansyah (G4A017061)
Talida Hasna Agustina (G4A017084)
M Rifqi Jazuli (G4A018011)
Karina Zata Amani (G4A018010)
Mizyal Wibawaningrum A (G4A018054)
Layalia Azka Fatharani (G4A018088

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2019
Identitas Pasien

• Nama : Sdr. LS
• TTL : Banyumas, 1982
• Umur : 37 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Cilongok
• Pendidikan : SMK
• Status Perkawinan : Belum Menikah
• Tanggal Masuk RS : 22 Oktober 2019
• No RM : 00669120
Anamnesis

2006 1 minggu SMRS 4 hari SMRS


Pasien mengatakan bahwa dirinya Pasien terlihat gelisah. Pasien juga Pasien mengatakan saat ini sudah
sering merasa cemas, gelisah dan tampak cemas, dan ketakutan. Pasien merasa lebih tenang, cemas dan
ketakutan. Pasien sering mondar- juga sering marah-marah tanpa sebab gelisah sudah mulai berkurang
mandir tanpa tujuan yang jelas dan dan beberapa kali terlihat berjalan- dibanding kemarin. Pasien
sulit tidur. Pasien mendengar bisikan jalan di sekitar rumah tanpa tujuan. mengatakan melihat sosok laki laki
yang menyuruh membunuh ibunya. Ibu pasien juga mengaku pasien yang mau menyedot pikirannya.
Pasien dibawa berobat ke dr. Basiran, terlihat sulit tidur beberapa hari Sosok tersebut juga mengatakan hal-
Sp.KJ di RS Banyumas dan dinyatakan terakhir. Terkadang pasien terlihat hal yang mengancam pasien dan
sembuh dan tetap melanjutkan tersenyum sendiri tanpa sebab. mencoba memasuki pikiran pasien.
pengobatannya di RS Margono. pasien dapat mendengar bisikan-
Pasien sempat putus pengobatan bisikan negatif yang berasal dari luar
selama 5 bulan dan menjalani yang mencoba mengontrol dirinya.
ruqyah, namun justru gejala yang Pasien juga dapat melihat wujud
pernah dialami sebelumnya muncul menyerupai manusia berwarna putih
kembali dan diperlihatkan mengenai alam
gaib.
Anamnesis

Alloanamnesa (Ibu Pasien)

Ibu pasien mengatakan bahwa selama 1 minggu terakhir pasien terlihat gelisah.Pasien
juga tampak cemas, dan ketakutan. Pasien juga sering marah-marah tanpa sebab dan
beberapa kali terlihat berjalan-jalan di sekitar rumah tanpa tujuan. Ibu pasien juga mengaku
pasien terlihat sulit tidur beberapa hari terakhir. Terkadang pasien terlihat tersenyum sendiri
tanpa sebab. Akhir-akhir ini pasien terlihat jarang beribadah.Ibu pasien mengatakan bahwa
pasien pernah bercerita bahwa dirinya dapat mendengar bisikan-bisikan. Pasien juga dapat
melihat wujud menyerupai manusia berwarna putih dan diperlihatkan mengenai alam gaib.
Pasien bekerja di Jakarta mengikuti kakaknya di bengkel mobil. Karena pekerjaan
sepi, pasien pulang ke Banyumas dan membuka reparasi elektronik di rumah. Selama di
rumah karena sepi pelanggan, pasien tampak sering merokok, minum kopi dan tampak
melamun. Kadang pasien terlihat murung dan sedih. Sejak saat itu pasien mulai tampak
gelisah dan mendengar bisikan-bisikan.
Anamnesis

Tahun 2006 pasien pernah mengalami keluhan serupa dan mendengar bisikan yang
menyuruh membunuh ibunya. Pasien dibawa berobat ke dr. Basiran, Sp.KJ di RS Banyumas
dan dinyatakan sembuh dan tetap melanjutkan pengobatannya di RS Margono. Selama pasien
bekerja di Jakarta, pasien pulang ke Banyumas untuk kontrol dan mengambil obat. Pasien
pernah berhenti melakukan pengobatan dan mengikuti program ruqiyah, tetapi hal tersebut
membuat keluhan pasien kambuh.
Ibu pasien mengatakan pasien merupakan orang yang tertutup dan jarang
menceritakan masalahnya. Pasien memiliki teman-teman yang baik

Keluhan Tambahan
Keluhan Utama Cemas, Ketakutan, Sulit
Gelisah tidur, mudah marah,
mendengar bisikan,
melihat bayangan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku selama 1 minggu ini merasa cemas dan takut. Pasien
mengaku ada banyak bisikan-bisikan yang ia dengar. Bisikan-bisikan tersebut
seperti suara perempuan dan laki-laki yang mengatakan hal-hal negatif mengenai
dirinya.Pasien juga melihat bayangan-bayangan yang mencoba mengganggunya
bahkan ada yg mencoba membunuhnya. Bayangan tersebut berbentuk
menyerupai manusia yang menyeramkan dan ada yang berwarna putih maupun
hitam. Pasien bercerita bahwa bayangan tersebut ada yang berusaha mengambil
alih tubuhnya dan ada juga yang berusaha menyedot pikirannya ke luar lewat
dahi pasien. Pasien mengatakan bahwa bayangan tessebut juga memasukkan
energi-energi negatif dari alam tetapi dia berusaha untuk melawannya. Pasien
bercerita bahwa energi tersebut bisa masuk ke otaknya dan dapat mengganggu
pasien hingga suaranya berubah. Pasien mengaku tidak bisa tidur beberapa hari
terakhir ini karena diganggu oleh bayangan tersebut. Jika pasien tertidur lelap
pasien khawatir tubuhnya akan diambil oleh bayangan tersebut.
Pasien mengaku keluhan serupa sudah ada sejak tahun 2006 dan pasien
berobat rutin ke poliklinik jiwa. Pasien bekerja di Jakarta bersama kakaknya dan
pulang ke Banyumas untuk kontrol jika obat habis. Pasien rutin meminum
obatnya. Beberapa tahun lalu pasien pernah disarankan untuk mengikuti ruqiyah
dan berhenti minum obat, namun hal itu membuat keluhan pasien kambuh dan
bertambah. Pasien sering puasa Senin-Kamis tetapi hal itu diakui pasien bukan
untuk mencari ilmu apa-apa tetapi agar imannya lebih fokus dan tidak
menghiraukan bisikan-bisikan yang muncul.
Satu bulan lalu pasien pulang ke Banyumas karena pekerjaan di Jakarta
sepi dan melanjutkan membuka reparasi elektronik di rumahnya.Tetapi toko sepi
pelanggan sehingga pasien sering merokok, minum kopi dan tampak melamun.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat Psikiatri
Sudah pernah rawat inap di bangsal
Anggrek sekitar 10 tahun yang lalu dan rutin
kontrol ke Poliklinik Jiwa RSMS.

• Riwayat Medis Umum


o Trauma (-)
o Kejang (-)
o Konsumsi alkohol dan obat (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit jiwa pada keluarga
disangkal
Silsilah Keluarga

70 60 70 60

71 64

48 45 37

Keterangan

Laki-laki

Perempuan
Skizofrenia
Meninggal

Pasien
Riwayat Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien lahir di Banyumas dengan kehamilan Pasien tidak mengalami gangguan dalam
yang dikehendaki, lahir di rumah dan dibantu perkembangan seksualnya.
oleh dukun. Lahir secara pervaginam, menangis
spontan dan tidak ada penyulit saat kehamilan Riwayat Pendidikan
maupun persalinan. Berat bayi saat lahir tidak Pendidikan terakhir pasien adalah lulusan SMK.
lupa, dan masa kehamilan cukup bulan. Setelah lulus SMK pasien tidak melanjutkan
sekolah dan bekerja sebagai teknisi.
Masa Kanak – Kanak
Pasien merupakan anak yang ceria dan sering
bermain dengan teman-temannya.

Masa Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini
normal. Pasien mampu mengikuti pelajaran di
sekolah. Pasien cenderung pendiam dan jarang
bercerita dengan keluarga.
Riwayat Perkembangan Jiwa Aktivitas Sosial
Semasa kanak-kanak pasien merupakan tipe orang Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
yang ceria dan bermain dengan teman-temannya. keluarga dan tetangganya.
Ketika remaja pasien lebih tertutup dan pendiam, juga
jarang menceritakan masalah kepada keluarga atau
Sikap keluarga terhadap penderita
teman-temannya. Saat usia 27 tahun pasien
Keluarga sangat peduli terhadap kondisi
mengeluhkan gelisah, sulit tidur, dan sulit makan.
kesehatan pasien.
Pasien kemudian dibawa ke RS Banyumas dan rawat
inap di sana. Keluhan membaik dengan minum obat
rutin. 3 bulan kemudian pasien menunjukkan gejala
yang sama seperti sebelumnya karena berhenti minum
obat. Pasien dibawa ke RSMS dan rawat inap.

Kegiatan Moral Spiritual


Pasien beragama Islam. Sebelum sakit pasien rajin
beribadah shalat 5 waktu, dan kadang mengaji. Saat ini
pasien sudah jarang shalat dan beribadah.
Hal – Hal yang Mendahului Penyakit

Faktor Predisposisi
Faktor Pencetus
• Jenis Kelamin Laki-laki
Stres psikososial: masalah
• Usia 37 tahun
pekerjaan
• Kepribadian cenderung introvert
Kesimpulan Anamnesa

• Pasien seorang laki-laki berusia 37 tahun, belum menikah,


beragama Islam, suku Jawa.
• Pasien dibawa keluarganya ke poli Jiwa RS Margono Soekarjo
pada tanggal 22 Oktober 2019 karena pasien sering gelisah,
cemas, dan ketakutan. Pasien juga sering marah-marah tanpa
sebab dan beberapa kali terlihat berjalan-jalan di sekitar
rumah tanpa tujuan. Ibu pasien juga mengaku pasien susah
tidur beberapa hari terakhir dan terkadang terlihat tersenyum
sendiri tanpa sebab.
• Faktor pencetus dari munculnya gejala ini adalah masalah
spiritual dan masalah pekerjaan.
• Pasien adalah pribadi yang intovert.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital Status Generalis
Mata : ca -/- si -/-
• Keadaan Umum:Laki-laki, sesuai usia, Hidung : NCH -/- , rhinorea -/-
tampak sakit jiwa Mulut : Sianosis (-)
• Tekanan Darah: 110/85 mmHg Telinga : Discharge -/- , Othorhea -/-,
• RR :18x/menit Leher : DBN
• Nadi : 80x/menit Thoraks : Simetris +/+
• Suhu : 36,3°C Pulmo : SD Ves +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -
Cor : S1>S2, murmur -, gallop –
Abdomen 2019(-), BU +,
: Datar, jejas (-), distensi
Ekstremitas atas : Edema -/-, akral hangat -/-
Ekstremitas bawah : edema -/-, akral hangat -/-
Pemeriksaan Psikiatri
• Kesan umum : Seorang laki-laki, sesuai usia, tampak sakit jiwa
perawatan diri cukup baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Orientasi O/W/T/S : Baik/Baik/Baik/Baik
• Sikap : Kooperatif
• Tingkah laku : Hipoaktif, gelisah
• Proses pikir
o Bentuk pikir : Non-Realistik
o Isi pikir : Thought of insertion 2019
o Progesi pikir : Flight into mysticism
• Persepsi : Halusinasi auditori (+), Halusinasi visual (+)
• Roman muka : Normomimik
• Afek : Cemas
• Mood : Disforik
• Perhatian : Mudah ditarik, sukar dicantum
• Hubungan jiwa : Sukar
• Insight : derajat 2
Sindrom Skizofrenia Diagnosis Multiaksial

Halusinasi auditorik Axis I : Skizofrenia paranoid


Halusinasi visual Axis II : Ciri kepribadian introvert
Flight into mysticism Axis III : Tidak ada diagnosis untuk axis ini
Thought of insertion Axis IV : Masalah spiritual, masalah pekerjaan
Gaduh gelisah Axis V : GAF 60-51(gejala sedang, disabilitas sedang).
2019

Diagnosa Banding Tata Laksana

Skizofrenia paranoid Clozapine 1x100 mg malam


Skizofrenia tak terinci Risperidone 2x2 mg
Trihexyphenydil 2x2 mg
Follow Up
Subjektif Objektif Assessment Planning
HP-1 Pasien hari perwawatan ke 1 GCS : 15 Tensi : 105/69 Axis I : F20.0 Inj. Lodomer 2x1 amp IM
Selasa, Pasien mengaku takut dan mmHg Nadi : 64 x/menit Skizofrenik stop
22/10/19 cemas, semalam susah tidur Respirasi : 16.00 x/menit Paranoid Inj.Dipenhidramine 2x2
06.00 karena mersa ada bayangan Sifat : reguler Suhu : Axis II : Ciri amp IM stop
Bangsal yang mengganggu dan ada 37.00°C kepribadian risperidone 2x2 mg
Anggrek bisikan yang berisi ancaman kesan umum : tampak sakit introvert thp 2x2 mg
inginmembunuhnya. Pasien jiwa kesadaran : Axis III : -
mengatakan bahwa ada composmentis sikap : Axis IV : Masalah
energi-energi negatif dari alam kooperatif tingkah laku : pekerjaan
yang ingin mengganggunya hipoaktif orientasi : Axis V : GAF 30-21 2019
dan masuk ke dalam dirinya W/T/O/S baik proses pikir :
dan pasien berusaha untuk - bentuk pikir : non realistik
melawannya. Pasien - isi pikir : thought of
mengeluhkan pusing dan insertion - progresi pikir :
susah tidur. Pasien mengaku flight into mysticism roman
sering emosi saat diajak bicara muka : hipomimik mood :
terlalu banyak. Pasien disforik afek : cemas
mengaku lebih suka gangguan persepsi :
meenyendiri. halusinasi auditorik (+)
halusinasi visul (+)
hubungan jiwa : sukar
insight : 2
Subjektif Objektif Assessment Planning
HP-2 Pasien hari perawatan Tensi : 109/70 mmHg Axis I : F20.0 Skizofrenik Risperidone 2x2 mg
Rabu ke 2 Pasien hari Nadi : 70 x/menit Paranoid THP 2x2 mg
23/10/19 perawatan ke-2. Pasien Respirasi : 18.00 x/menit Axis II : ciri kepribadian cpz 1x100 mg malam
06.00 mengaku bisa tidur Sifat :Suhu : 37.00°C introvert
Bangsal semalam dan tidak kesan umum : tampak Axis III : -
Anggrek bermimpi buruk. Pasien sakit jiwa Axis IV : Masalah
mengeluhkan batuk kesadaran : pekerjaan
berdahak beberapa hari composmentis sikap : Axis V : GAF 30-21
ini. Pasien mengaku kooperatif tingkah laku :
sudah merasa lebih hipoaktif orientasi :
enak dan keluhan W/T/O/S baik proses pikir
cemas dan takut sudah : - bentuk pikir : non
berkurang. Pasien realistik - isi pikir : thought 2019
masih merasa ada of insertion - progresi pikir
bayangan-bayangan : flight into mysticism
yang mengganggunya roman muka : hipomimik
tetapi sudah mulai mood : disforik afek :
kabur. Pasien mengaku cemas gangguan
masih ada bisikan- persepsi : halusinasi
bisikan tetapi ia tidak auditorik (+) halusinasi
mau mendengarkan visul (+) hubungan jiwa :
bisikan tersebut. Pasien sukar insight : 2
beribadah seperti biasa.
Subjektif Objektif Assessment Planning
HP-3 Pasien hari perawatan Tensi : 118/74 mmHg Axis I : F20.0 Skizofrenik Risperidone 2x2 mg
Kamis ke 3 Pasien mengaku Nadi : 82 x/menit Paranoid THP 2x2 mg
24/10/19 bisa tidur semalam. Respirasi : 20.00 x/menit Axis II : ciri kepribadian cpz 1x100 mg malam
06.00 Pasien mengaku sudah Sifat : reguler Suhu : introvert
Bangsal merasa lebih enak dan 37.00°C Axis III : -
Anggrek keluhan cemas dan takut kesan umum : tampak Axis IV : Masalah
sudah berkurang. Pasien sakit jiwa pekerjaan
masih merasa ada kesadaran : Axis V : GAF 30-21
bayangan-bayangan composmentis sikap :
yang mengganggunya kooperatif tingkah laku :
dan membisiki hal yang hipoaktif orientasi :
negatif. Pasien W/T/O/S baik proses pikir
beribadah seperti biasa. : - bentuk pikir : non
realistik - isi pikir : thought
of insertion - progresi pikir
: flight into mysticism
roman muka : hipomimik
mood : disforik afek :
cemas gangguan
persepsi : halusinasi
auditorik (+) halusinasi
visul (+) hubungan jiwa :
sukar insight : 2
Subjektif Objektif Assessment Planning
HP-4 Pasien hari perawatan kesan umum : tampak Axis I : F20.0 Risperidone 2x2 mg
Jumat ke 4 Pasien mengaku sakit jiwa kesadaran : Skizofrenik Paranoid THP 2x2 mg
25/10/19 bisa tidur semalam composmentis sikap : Axis II : ciri cpz 1x100 mg
06.00 namun tetap merasa kooperatif kepribadian introvert malam
Bangsal diganggu oleh tingkah laku : hipoaktif Axis III : -
Anggrek bayangan-bayangan. orientasi : W/T/O/S Axis IV : Masalah
Pasien juga masih baik proses pikir : - pekerjaan
mendengar bisikan- bentuk pikir : non Axis V : GAF 30-21
bisikan. Pasien realistik - isi pikir :
mengatakan bosan thought of insertion -
berada di rumah sakit progresi pikir : flight
dan ingin pulang into mysticism roman
muka : hipomimik
mood : disforik afek :
cemas gangguan
persepsi : halusinasi
auditorik (+) halusinasi
visul (+) hubungan jiwa
: sukar insight : 2
Subjektif Objektif Assessment Planning
HP-5 Pasien mengatakan kesan umum : tampak Axis I : F20.0 Risperidone 2x2 mg
Sabtu saat ini sudah merasa sakit jiwa kesadaran : Skizofrenik Paranoid THP 2x2 mg
26/10/19 lebih tenang. Cemas composmentis sikap : Axis II : ciri cpz 1x100 mg
06.00 dan gelisah sudah kooperatif kepribadian introvert malam
Bangsal mulai berkurang. tingkah laku : hipoaktif Axis III : -
Anggrek Pasien masih orientasi : W/T/O/S Axis IV : Masalah
mendengar bisikan- baik proses pikir : - pekerjaan
bisikan dan masih bentuk pikir : non Axis V : GAF 30-21
melihat bayang- realistik - isi pikir :
bayang tetapi ia thought of insertion -
hiraukan. Pasien progresi pikir : flight
mengaku tidur into mysticism roman
semalam lebih muka : hipomimik
nyaman dari malam mood : disforik afek :
sebelumnya. cemas gangguan
persepsi : halusinasi
auditorik (+) halusinasi
visul (+) hubungan jiwa
: sukar insight : 2
Subjektif Objektif Assessment Planning
HP-6 Saat ini pasien merasa kesan umum : tampak Axis I : F20.0 Risperidone 2x2 mg
Minggu jauh lebih tenang. Pasien sakit jiwa kesadaran : Skizofrenik Paranoid THP 2x2 mg
sudah tidak merasa cpz 1x100 mg
27/10/19 composmentis sikap : Axis II : ciri
cemas dan gelisah. malam
06.00 Pasien mengatakan kooperatif kepribadian introvert
Bangsal masih melihat bayangan tingkah laku : hipoaktif Axis III : -
Anggrek lelaki tapi letaknya jauh orientasi : W/T/O/S Axis IV : Masalah
namun saat minum obat baik proses pikir : - pekerjaan
merasa bayangan bentuk pikir : non Axis V : GAF 30-21
tersebut hilang. Pasien
masih merasa bahwa
realistik - isi pikir :
pikirannya tersedot oleh thought of insertion -
hal2 negatif diluar dirinya. progresi pikir : flight
Pasien mengaku into mysticism roman
semalam bisa tidur tapi muka : hipomimik
terbangun ketika dini hari
mood : disforik afek :
karena merasa
mendengar doa ibunya cemas gangguan
terngiang di kepala. persepsi : halusinasi
Pasien sudah dapat auditorik (+) halusinasi
melakukan aktivitas visul (+) hubungan jiwa
harian dengan baik dan : sukar insight : 2
mengaku ingin pulang.
Tinjauan
Pustaka
Definisi Skizofrenia

•Skizofreniaberasaldari kata Yunani yang bermakna schizo artinya terbagi atau


terpecah dan phrenia yang berarti pikiran. Skizofrenia merupakan suatu penyakit
yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi,
gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. (Nuraenah, 2012).
•Menuru tPedoman dari PPDGJ III, skizofrenia dijelaskan sebagai gangguan jiwa
yang ditandai dengan distorsi khas dan fundamental dalam pikiran dan persepsi
yang disertai dengan adanya afek yang tumpul atau tidakwajar.
Pedoman Diagnostik

Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk skizofrenia berdasarkan PPDGJ III :

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
•Thought echo
•Thought insertion or withdrawal
•Thought broadcasting
•Delusion of control
•Delusion of influence
•Delusion of passivity
•Delusional perception
•Halusinasi auditorik
•Waham
Pedoman Diagnostik
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
•Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
•Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atauneologisme.
•Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing),
atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, danstupor.
•Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
ataulebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
(self absorbed atitude), dan penarikan diri secarasosial.
Pedoman Diagnostik
Sedangkan pedoman diagnostik untuk skizofrenia paranoid berdasarkan PPDGJ III
adalah :

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.


2. Sebagai tambahan :
•Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
•Suara – suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),mendengung (humming), atau
bunyi tawa(laughing);
•Halusinasi pembauan atau pengecapan-rasa, atau bersifat seksual, atau lain - lain perasaan
tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
•Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of
control),dipengaruhi (delusion of influence), atau "passivity"(delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar - kejar yang beranekaragam, adalah yang paling khas;
3. Gangguanafektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif
tidak nyata / tidakmenonjol.
Etiologi Skizofrenia

• Faktor genetik
• Faktor biologi seperti hiperaktivitas sistem dopaminergik, faktor serotonin,
faktor neuroimunovirologi, hipoksia atau kerusakan neurotoksik selama
kehamilan dan kelahiran
• Faktor lingkungan : penyalahgunaan obat, pendidikan yang rendah, dan status
ekonomi
• Abnormalitas korteks cerebral, talamus, dan batang otak
• Faktor psikososial dan sosiokultural dimana freud menyatakan skizofrenia
sebagai suatu respons regresif terhadap frustasi dan konflik yang melanda
seseorang di dalam lingkungan.
Terapi

Farmakologi

1. Fase Psikosis Akut : Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti
psikotik dan benzodiazepine akan cepat menenangkan pasien yang
kebanyakan mengalami agitasi akibat halusinasi dan delusi
2. Fase Maintenance dan Stabilisasi : Pada fase ini tujuan pengobatan adalah
mencegah relaps dengan terus menggunakan obat-obatan karena jika obat
dihentikan maka risiko terjadi relaps meningkat hingga 72 % pada satu tahun
pertama, sehingga disarankan agar pengobatan dilakukan minimal selama 5
tahun
3. Antipsikotik Atipikal : Clozapine, Risperidon, Olanzapine
Terapi

Non Farmakoterapi

1. ECT (Electro Convulsive Therapy)


2. Terapi Berorientasi Keluarga

Terapi Psikososial

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan minum obat, mendukung


pasien, melatih pasien untuk mandiri, meningkatkan fungsi sosial dan fungsi
bekerja serta mengurangi beban orang yang menanggungnya.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai