Pembimbing
dr. Wiharto, Sp.KJ, M.Kes
Disusun Oleh:
Mochamad Rizki Firmansyah (G4A017061)
Talida Hasna Agustina (G4A017084)
M Rifqi Jazuli (G4A018011)
Karina Zata Amani (G4A018010)
Mizyal Wibawaningrum A (G4A018054)
Layalia Azka Fatharani (G4A018088
• Nama : Sdr. LS
• TTL : Banyumas, 1982
• Umur : 37 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Cilongok
• Pendidikan : SMK
• Status Perkawinan : Belum Menikah
• Tanggal Masuk RS : 22 Oktober 2019
• No RM : 00669120
Anamnesis
Ibu pasien mengatakan bahwa selama 1 minggu terakhir pasien terlihat gelisah.Pasien
juga tampak cemas, dan ketakutan. Pasien juga sering marah-marah tanpa sebab dan
beberapa kali terlihat berjalan-jalan di sekitar rumah tanpa tujuan. Ibu pasien juga mengaku
pasien terlihat sulit tidur beberapa hari terakhir. Terkadang pasien terlihat tersenyum sendiri
tanpa sebab. Akhir-akhir ini pasien terlihat jarang beribadah.Ibu pasien mengatakan bahwa
pasien pernah bercerita bahwa dirinya dapat mendengar bisikan-bisikan. Pasien juga dapat
melihat wujud menyerupai manusia berwarna putih dan diperlihatkan mengenai alam gaib.
Pasien bekerja di Jakarta mengikuti kakaknya di bengkel mobil. Karena pekerjaan
sepi, pasien pulang ke Banyumas dan membuka reparasi elektronik di rumah. Selama di
rumah karena sepi pelanggan, pasien tampak sering merokok, minum kopi dan tampak
melamun. Kadang pasien terlihat murung dan sedih. Sejak saat itu pasien mulai tampak
gelisah dan mendengar bisikan-bisikan.
Anamnesis
Tahun 2006 pasien pernah mengalami keluhan serupa dan mendengar bisikan yang
menyuruh membunuh ibunya. Pasien dibawa berobat ke dr. Basiran, Sp.KJ di RS Banyumas
dan dinyatakan sembuh dan tetap melanjutkan pengobatannya di RS Margono. Selama pasien
bekerja di Jakarta, pasien pulang ke Banyumas untuk kontrol dan mengambil obat. Pasien
pernah berhenti melakukan pengobatan dan mengikuti program ruqiyah, tetapi hal tersebut
membuat keluhan pasien kambuh.
Ibu pasien mengatakan pasien merupakan orang yang tertutup dan jarang
menceritakan masalahnya. Pasien memiliki teman-teman yang baik
Keluhan Tambahan
Keluhan Utama Cemas, Ketakutan, Sulit
Gelisah tidur, mudah marah,
mendengar bisikan,
melihat bayangan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku selama 1 minggu ini merasa cemas dan takut. Pasien
mengaku ada banyak bisikan-bisikan yang ia dengar. Bisikan-bisikan tersebut
seperti suara perempuan dan laki-laki yang mengatakan hal-hal negatif mengenai
dirinya.Pasien juga melihat bayangan-bayangan yang mencoba mengganggunya
bahkan ada yg mencoba membunuhnya. Bayangan tersebut berbentuk
menyerupai manusia yang menyeramkan dan ada yang berwarna putih maupun
hitam. Pasien bercerita bahwa bayangan tersebut ada yang berusaha mengambil
alih tubuhnya dan ada juga yang berusaha menyedot pikirannya ke luar lewat
dahi pasien. Pasien mengatakan bahwa bayangan tessebut juga memasukkan
energi-energi negatif dari alam tetapi dia berusaha untuk melawannya. Pasien
bercerita bahwa energi tersebut bisa masuk ke otaknya dan dapat mengganggu
pasien hingga suaranya berubah. Pasien mengaku tidak bisa tidur beberapa hari
terakhir ini karena diganggu oleh bayangan tersebut. Jika pasien tertidur lelap
pasien khawatir tubuhnya akan diambil oleh bayangan tersebut.
Pasien mengaku keluhan serupa sudah ada sejak tahun 2006 dan pasien
berobat rutin ke poliklinik jiwa. Pasien bekerja di Jakarta bersama kakaknya dan
pulang ke Banyumas untuk kontrol jika obat habis. Pasien rutin meminum
obatnya. Beberapa tahun lalu pasien pernah disarankan untuk mengikuti ruqiyah
dan berhenti minum obat, namun hal itu membuat keluhan pasien kambuh dan
bertambah. Pasien sering puasa Senin-Kamis tetapi hal itu diakui pasien bukan
untuk mencari ilmu apa-apa tetapi agar imannya lebih fokus dan tidak
menghiraukan bisikan-bisikan yang muncul.
Satu bulan lalu pasien pulang ke Banyumas karena pekerjaan di Jakarta
sepi dan melanjutkan membuka reparasi elektronik di rumahnya.Tetapi toko sepi
pelanggan sehingga pasien sering merokok, minum kopi dan tampak melamun.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Psikiatri
Sudah pernah rawat inap di bangsal
Anggrek sekitar 10 tahun yang lalu dan rutin
kontrol ke Poliklinik Jiwa RSMS.
70 60 70 60
71 64
48 45 37
Keterangan
Laki-laki
Perempuan
Skizofrenia
Meninggal
Pasien
Riwayat Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien lahir di Banyumas dengan kehamilan Pasien tidak mengalami gangguan dalam
yang dikehendaki, lahir di rumah dan dibantu perkembangan seksualnya.
oleh dukun. Lahir secara pervaginam, menangis
spontan dan tidak ada penyulit saat kehamilan Riwayat Pendidikan
maupun persalinan. Berat bayi saat lahir tidak Pendidikan terakhir pasien adalah lulusan SMK.
lupa, dan masa kehamilan cukup bulan. Setelah lulus SMK pasien tidak melanjutkan
sekolah dan bekerja sebagai teknisi.
Masa Kanak – Kanak
Pasien merupakan anak yang ceria dan sering
bermain dengan teman-temannya.
Masa Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini
normal. Pasien mampu mengikuti pelajaran di
sekolah. Pasien cenderung pendiam dan jarang
bercerita dengan keluarga.
Riwayat Perkembangan Jiwa Aktivitas Sosial
Semasa kanak-kanak pasien merupakan tipe orang Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
yang ceria dan bermain dengan teman-temannya. keluarga dan tetangganya.
Ketika remaja pasien lebih tertutup dan pendiam, juga
jarang menceritakan masalah kepada keluarga atau
Sikap keluarga terhadap penderita
teman-temannya. Saat usia 27 tahun pasien
Keluarga sangat peduli terhadap kondisi
mengeluhkan gelisah, sulit tidur, dan sulit makan.
kesehatan pasien.
Pasien kemudian dibawa ke RS Banyumas dan rawat
inap di sana. Keluhan membaik dengan minum obat
rutin. 3 bulan kemudian pasien menunjukkan gejala
yang sama seperti sebelumnya karena berhenti minum
obat. Pasien dibawa ke RSMS dan rawat inap.
Faktor Predisposisi
Faktor Pencetus
• Jenis Kelamin Laki-laki
Stres psikososial: masalah
• Usia 37 tahun
pekerjaan
• Kepribadian cenderung introvert
Kesimpulan Anamnesa
Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk skizofrenia berdasarkan PPDGJ III :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
•Thought echo
•Thought insertion or withdrawal
•Thought broadcasting
•Delusion of control
•Delusion of influence
•Delusion of passivity
•Delusional perception
•Halusinasi auditorik
•Waham
Pedoman Diagnostik
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
•Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
•Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atauneologisme.
•Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing),
atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, danstupor.
•Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
ataulebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
(self absorbed atitude), dan penarikan diri secarasosial.
Pedoman Diagnostik
Sedangkan pedoman diagnostik untuk skizofrenia paranoid berdasarkan PPDGJ III
adalah :
• Faktor genetik
• Faktor biologi seperti hiperaktivitas sistem dopaminergik, faktor serotonin,
faktor neuroimunovirologi, hipoksia atau kerusakan neurotoksik selama
kehamilan dan kelahiran
• Faktor lingkungan : penyalahgunaan obat, pendidikan yang rendah, dan status
ekonomi
• Abnormalitas korteks cerebral, talamus, dan batang otak
• Faktor psikososial dan sosiokultural dimana freud menyatakan skizofrenia
sebagai suatu respons regresif terhadap frustasi dan konflik yang melanda
seseorang di dalam lingkungan.
Terapi
Farmakologi
1. Fase Psikosis Akut : Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti
psikotik dan benzodiazepine akan cepat menenangkan pasien yang
kebanyakan mengalami agitasi akibat halusinasi dan delusi
2. Fase Maintenance dan Stabilisasi : Pada fase ini tujuan pengobatan adalah
mencegah relaps dengan terus menggunakan obat-obatan karena jika obat
dihentikan maka risiko terjadi relaps meningkat hingga 72 % pada satu tahun
pertama, sehingga disarankan agar pengobatan dilakukan minimal selama 5
tahun
3. Antipsikotik Atipikal : Clozapine, Risperidon, Olanzapine
Terapi
Non Farmakoterapi
Terapi Psikososial