Anda di halaman 1dari 36

Nurcahaya Sinaga

 Diare akut : BAB > 3 kali perhari


disertai perubahan tinja menjadi cair dengan
atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
< 1 minggu
 Epidemiologi
penyebab morbiditas & mortalitas tertinggi
pada < 5 tahun
Riskesdas 20017 : 42% dibanding Pnemonia
25,2% pada 1-4 tahun
 Cara penularan
Fekal oral
 Faktor risiko :
1. umur
2. infeksi simptomatik
3. faktor imunisasi
4. epidemi/pandemi
 Etiologi
Patogen penting :
Rotavirus, E Coli, Shigella, Campylobacter
Jejeni dan Cryptosporidi
 Mekanisme diare :
Secara umum gangguan proses absorbsi atau
sekresi
 Diare dibagi berdasarkan :
- Etiologi : kuman, penyakit penyerta, dsb
- Gangguan
- lama
Akut : < 14 hari
Kronis > 14 hari etiologi non infeksi
Persisten > 14 hari etiologi infeksi
 1. Gangguan absorpsi /diare osmotik
- Penurunan fungsi absorpsi spt Celiac sprue
- Defisiensi sukrose isomaltose
- Ada bahan tidak diserap di usus halus
hiperosmolar
 2. Malabsopsi umum
Kerusakan sal. Cerna dapat disebabkan
Virus atau kuman

Atrofi villi
Faal membran brush border berubah
Ggn ekskresi pankreas

Maldigesti,malabsorpsi

Diare osmotik
 3. Gangguan sekresi/diare sekretorik

Luminal secretogogues
Enterotoksin

Peningkatan CAMP, CGMP, Ca++

Aktif protein kinase


Peningkatan Na Pump

Na+, Cl- masuk kedalam lumen


 4. Gangguan peristaltik

Penurunan mobilitas

Bakteri tumbuh lampau

Diare

Contoh : watery diare, kolon iritabel, tyroid


disease, malabsorbsi asam empedu
 5. Diare inflamasi

Inflamasi : kehilangan sel epitel dan kerusakan


tight junction
Tekanan hidrostatik pembuluh darah dan
lymfatik

Air, elektrolit, mukus


Protein menumpuk dalam lumen
 5. Diare terkait imunologi
Reaksi hipersensitivitas I, III dan IV

 I : Reaksi sel mast dengan Ig E & alergen


makanan
 III : Gastroenteropati
 IV : Coeliac disease dan protein loss
enteropaties
Manifestasi Klinis :

 Lokal : diare, kram perut dan muntah


 Sistemik : tergantung etiologi
 Demam : proses peradangan atau akibat
dehidrasi
Diagnosis
 Anamnesis : diare berapa lama, frekuensi,
volume, konsistensi, warna, bau, ada/tidak
lendir dan darah
 Muntah : volume dan frekuensi
 BAK
 Makanan/minuman selama diare
 Demam
 Penyakit penyerta : batuk, pilek, otitis media,
campak
 Tatalaksana sebelumnya
 Pemeriksaan fisik
Tanda kunci :
 Keadaan umum
 Rasa haus
 Turgor kulit
Laboratorium
 Pada diare akut pada umumnya tidak
diperlukan, hanya keadaan misalnya penyebab
tidak diketahui atau ada sebab lain selain diare
akut pada dehidrasi berat
 Contoh : darah lengkap, kultur urine dan tinja
pada sepsis atau infeksi saluran kemih
 Darah : darah lengkap, serum elektrolit,
analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan
kepekaan terhadap antibiotika
 Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan
terhadap antibiotik
Tinja
 Makroskopis : tinja watery dan tanpa mukus
atau darah biasanya virus, protozoa atau
infeksi diluar saluran cerna
 Jika ditemukan darah dan mukus bisa oleh
karena E. Histolica, B coli dan T trichiura
 Darah bercampur tinja : EHEC
 Bau busuk : salmonella, giardia,
cryptosporodium dan strongyloides
 Mikroskopik
 Adanya lekosit pada tinja, telur /parasit
 Differential Diagnoses
 Diabetic Ketoacidosis
 Emergent Management of Pancreatitis
 Giardiasis
 Hemolytic Uremic Syndrome in Emergency Medicine
 Inflammatory Bowel Disease
 Intussusception
 Pediatric Appendicitis
 Pediatric Foreign Body Ingestion
 Pediatric Pyloric Stenosis
 Pediatric Urinary Tract Infection
 Peptic Ulcer Disease
 Septic Shock
 Viral Hepatitis
Terapi :
 1. rehidrasi dengan oralit baru
 2. zink selama 10 hari berturut-turut
 3. ASI dan makanan diteruskan
 4. antibiotik selektif
 5. nasehat/edukasi
LANGKAH OPTIMAL TATA LAKSANA DIARE
 Pemberian cairan rehidrasi oral (CRO) hipotonik
 Rehidrasi cepat (3-4 jam)
 ASI harus tetap diberikan
 Realimentasi segera dengan makanan sehari-hari
 Susu formula yang diencerkan tidak dianjurkan
 Susu formula khusus diberikan sesuai indikasi
 Antibiotik hanya berdasarkan indikasi kuat.
 Penentuan derajat dehidrasi WHO

PENILAIAN A B C

KEADAAN UMUM BAIK, SADAR *Gelisah , rewel *Lesu, lunglai/tdk sadar


Mata
Air mata Normal Cekung Sangat cekung &kering
Mulut dan lidah Ada Tidak ada kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak *Haus, ingin minum *Malas minum/tidak bisa
haus banyak minum
Periksa : turgor Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat


ringan/sedang Bila ada 1 tanda *
Bila ada 1 tanda * Ditambah 1 atau lebih
ditambah 1 atau tanda lain
lebih tanda lain
terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
 Komposisi oralit baru

Oralit baru osmolaritas Mmol/liter


rendah
Natrium 75
Klorida 65
Glukosa, anhydrous 75
Kalium 20
Sitrat 10
Total osmolaritas 245
Oralit baru
 Menurunkan kebutuhan suplementasi intravena
 Mengurangi pengeluaran tinja 20%
 Mengurangi kejadian muntah 30%
Fungsi zink :
 Efek fungsi imun/terhadap struktur dan
fungsi sal.cerna dan proses perbaikan epitel
saluran cerna
 Meningkatkan absorbsi air dan elektrolit
 Meningkatkan kecepatan regenerasi epitel
usus
 Meningkatkan jumlah brush border apical
 Meningkatkan respon imun yang mempercepat
pembersihan patogen diusus
Dosis zink pada anak
 < 6 bulan 10 mg/setengah tablet
 > 6 bulan 20 mg/1 tablet
Pertimbangan penggantian susu juga harus dilakukan
secara rasional.
 Pertimbangan penggantian susu formula selama diare
akut (diare kurang dari 7 hari), sebagai berikut :
 Diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan-sedang :
susu formula normal dilanjutkan
 Diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan-sedang
dengan gejala klinis intoleransi laktosa yang berat
(selain diare) dapat diberikan susu formula bebas
laktosa.
 Diare dengan dehidrasi berat diberikan susu formula
bebas laktosa
 Pemberian susu formula untuk alergi pada anak dengan
diare akut tanpa jelas petanda alerginya adalah tidak
rasional.
 Dehidrasi yang membutuhkan cairan IV
 Memilih cairan IV/PARENTRAL
 Penting pengetahuan dasar tentang
osmolaritas darah
 Cairan kristaloid harus sesuai osmolaritasnya
dengan cairan didalam darah
 RINGER LACTAT/RINGER ASETAT
 Dehidrasi ringan sedang
75 cc/kgBB dalam 4 jam
 Dehidrasi berat
100 cc/kgBB

< 1 tahun > 1 tahun


30 cc/kgbb dalam 1 jam 30 cc/kgbb dalam ½ jam
70 cc/kgbb dalam 5 jam 70 cc/kgbb dalam 2 ½ jam
Soal 1 :
 Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dengan
diare, frekuensi 5 kali sudah 3 hari, anak
kelihatan haus, dan tidak ditemukan demam.
Anak kelihatan rewel, turgor kembali cepat
 Berat badan 15 kg
 Sebutkan : anamnesis, diagnosis dan
tatalaksananya
 Anamnesis : sudah cukup ?
 Diagnosis :
 Tanda kunci dehidrasi
 Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang

 Tatalaksana :
 Oralit
 Zink ?
Soal 2:
 Bayi berumur 10 bulan, diare sudah 2 hari,
frekuensi > 10 kali, selama ini mendapat susu
formula
 Bayi kelihatan sangat lemah, tidak mau minum
dan turgor kulit kembali lambat
 Diagnosis dan tatalaksana
 Diare akut dengan dehidrasi berat
 Pemberian cairan parenteral
 Berapa ?
 Ivfd RL ?
PENTING
 ANAMNESIS
 TANDA KUNCI
 TATALAKSANA

Anda mungkin juga menyukai