Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN

PAJAK ATAS PPh 21


Disusun Oleh:

1. Muh Kurniawan F P - 041611333080


2. Lutfi Maulana - 041611333094
3. Juan Pratama - 041611333148
4. Joseph sihombing - 041611333133

2
1
PPh 21
Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan jasa
dan kegiatan jasa dan kegiatan ya ng dilakukan wajib


pajak orang pribadi subjek pajak dalam negeri, ya n g
selanjutnya disebut PPh 21 adalah pajak atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 1 U n d a ng - U ndang Pajak Penghasilan.

4
2 Subjek
Pemotong
PPh 21
Penerima penghasilan ya n g dipotong P P h Pasal 2 1 dan/atau P P h Pasal 2 6 sesuai
P E R - 1 6 / PJ . / 2 0 1 6 adalah orang pribadi ya n g merupakan :

● Pegawai
● P enerima u a n g pesangon pensiun atau u a n g m a nfaat pensiun,
tunjangan hari tua,atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya.
● B ukan p egawai ya n g menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan jasa.
● A n g g o ta dewan komisaris atau dewan p e n gawas ya n g tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama.
● Mantan pegawai
● P eserta kegiatan ya n g menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan

Sumber :Per-Dirjen Pajak No.PER-16/PJ./2016


3 Objek
Pemotong
PPh 21
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau P Ph Pasal 26
termasuk pula penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh :

➢ Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final

➢ Wajib P ajak yang dikenakan Penghasilan berdasarkan norma


perhitungan khusus (deemed profit).
4
Non Objek PPh 21
Jenis penghasilan yang tidak dikenakan PPh 21
Pembayaran manfaat asuransi atau santunan Zakat ya n g diterima oleh orang pribadi ya n g
asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan berhak dari badan atau lembaga amil zakat
de nga n asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, ya n g dibentuk atau disahkan oleh
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi Pemerintah, atau s u mb a ngan kea gamaan
beasiswa. ya n g sifatnya wajib bagi pemeluk a ga ma
Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau ya n g diakui di Indonesia ya n g diterima oleh
kenikmatan dalam bentuk apapun ya n g diberikan orang pribadi ya n g berhak dari lembaga
oleh Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali keagamaan ya n g dibentuk atau disahkan oleh
diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak pemerintah, sepanjang tidak ada hu bungan
ya n g dikenakan Pajak Penghasilan ya n g bersifat de nga n usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
final dan ya n g dikenakan Pajak Penghasilan pengua saan di antara pihak-pihak ya n g
berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed bersangkutan.
profit)
Iuran pensiun ya n g dibayarkan kepada dana Beasiswa ya n g diterima atau diperoleh Warga
pensiun ya n g pendiriannya telah disahkan oleh Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi
Menteri Ke ua n ga n dan iuran tunjangan hari tua beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan
atau iuran jaminan hari tua kepada badan formal/nonformal ya n g terstruktur baik di
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja ya n g dalam negeri maupun luar negeri.
dibayar oleh pemberi kerja.
11
5 Metode Pemotongan
PPh 21
Ada 3 metode pemotongan PPh 21:

a. Gross method
Pemotongan pajak dimana karyawan menanggung sendiri jumlah
pajak penghasilannya, perusahaan hanya berkewajiban memungut dr
karyawan dan menyetor/melaporkan pajak atas jumlah yg dipotong
pegawai
b. Net method
Perusahaan menanggung pajak karyawannya yang terutang. Dengan
demikian, gaji yang diterima karyawan tidak dikurangi dengan PPh 21
lagi, karena sudah ditanggung oleh perusahaan
c. Gross up method
Perusahaan memberi tunjangan pajak sama besarnya dengan PPh 21
yang dipotong atas gaji karyawan
=PPh 21ditanggung pegawai ( gross method )=
Gaji
Bagi perusahaan bukan
(+) Premi
merupakan beban dan tidak Total p.bruto
(-)b.jabatan
berpengaruh terhadap laba
(-) iuran pensiun
rugi, tetapi bagi karyawan (-) iuran JHT
merupakan beban yang Total p.netto
(-) PTKP
akan mengurangi =PKP
penghasilan brutonya. PPH 21Terutang
13
B. PERENCANAAN PAJAKATASPPh21/26

14
● PPh 21ditanggung pemberi kerja (net basis )

Beban yang dikeluarkan perusahaan untuk


menanggung PPh Pasal 21 karyawan
secara fiskal bersifat non-deductable ,
sehingga hanya diakui secara komersial.

15
Adi Putro adalah seorang pegawai dari PT. XYZ dengan status
menikah dan mempunyai 2 orang anak. Dia menerima gaji Rp.
Contoh: 6.500.000/bln dan PPh ditanggung pemberi kerja. Tiap bulan Adi
membayar iuran pensiun ke danpes yang pendiriannya telah
disahkan Menkeu sebesar Rp. 150.000
Gaji sebulan 6.500.000

Deduct:

Biaya Jabatan (5%) 325.000

Iuran Pensiun 150.000

475.000

Pengh. Netto sebulan 6.025.000

Pengh. Netto setahun 72.300.000

16
CONT’D
PTKP setahun

WP 54.000.000

K 4.500.000

2 anak 9.000.000 67.500.000

PKP setahun 4.800.000

PPh 21 terutang

5% x 4.800.000 240.000

PPh 21 /bln 20.000


NOTE:
PPh 21 sebesar 20.000 ⇒ ditanggung dan dibayar oleh pemberi kerja. Termasuk
Natura (4(3))= Bukan Objek PPh 21. Konsekuensinya: Jumlah sebesar Rp. 20.000
tidak dapat dikurangkan dalam penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan
merupakan penghasilan yang dikenakan pajak kepada Adi Putro
● PPh 21diberikan dalam bentuk tunjanganpajak

Beban gaji dan tunjangan pajak ini


semuanya boleh jadi biaya bagi
perusahaan secara fiskal maupun
komersial.
Dalam pasal 6 (1) huruf a nomor 2 bahwa
“biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi,
dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang” 19
Contoh
Budi (TK/0) bekerja di PT. Serba Ada dengan
memperoleh gaji sebesar Rp. 5.500.000/ bln. Pemberi
kerja memberi tunjangan pajak sebesar Rp. 150.000.
Iuran pensiun yang dibayarkan Budi adalah Rp.
100.000 / bln.

Gaji sebulan 5.500.000

Tunjangan pajak 150.000

Peng. Bruto 5.650.000

Cont’d 20
Deduct: Maka
Biaya jabatan (5%) 282.500 tunjangan
Iuran pensiun 100.000 382.500 pajak ⇒
Peng. Netto sbln 5.267.500 Menjadi objek
Peng. Netto setahun 63.210.000 PPh 21 dan
menjadi biaya
PTKP setahun
deductible
WP 54.000.000
bagi
penghasilan
PKP setahun 9.210.000
pemberi kerja
PPh 21 setahun 460.500
PPh 21 sebulan 38.375
20
Pemisahan atau PenggabunganNPWP
SuamiIstri

21
Contoh Kasus
Tahun 2016, Tn. Joko (NPWP. 06.564.344.9-012.000) bekerja di PT. Anugerah
Bahagia yang memperoleh penghasilan neto sebesar Rp. 80.000.000,00 dengan
status kawin 1 anak. Istrinya, Ny. Soimah (NPWP. 06.566.122.2-012.000) juga
bekerja di PT. Gabung Jaya dan memperoleh penghasilan neto selama tahun 2016
sebesar Rp. 60.000.000,- Di samping bekerja, Ny. Soimah juga membuka usaha
salon kecantikan yang beromzet Rp. 200.000.000,00 (norma penghasilan neto
salon kecantikan 30%).
22
Wanita Kawin Mempunyai NPWPSendiri

Penghasilan neto suami 80.000.000

Penghasilan neto istri : 120.000.000


- Dari PT. Gabung Jaya = 60.000.000
- Dari usaha salon (30% x 200.000.000) = 60.000.000

Total penghasilan neto 200.000.000

PTKP (K/I/1) 117.000.000

Penghasilan kena pajak 83.000.000

Pajak terutang : 7.450.000


- 5% x 50.000.000 = 2.500.000
- 15% x 33.000.000 = 4.950.000

Pajak terutang bagi suami : 80.000.000/200.000.000 x 7.450.000 2.980.000

Pajak terutang bagi istri : 120.000.000/200.000.000 x 7.450.000 4.470.000 29


Wanita Kawin Ikut NPWPSuami (Sumber
Penghasilan Istri Hanya dari1Pemberi Kerja
Penghasilan neto 80.000.000 Penghasilan neto 60.000.000

PTKP (K/1) 63.000.000 PTKP (TK/0) 54.000.000

Penghasilan kena pajak 17.000.000 Penghasilan kena pajak 6.000.000

Pajak terutang (5% x 850.000 Pajak terutang (5% x 300.000


17.000.000) 6.000.000)

Pajak yang telah 850.000 Pajak yang telah 300.000


dipotong dipotong

SUAMI ISTRI 30
Wanita Kawin Ikut NPWP Suami (Sumber Penghasilan Istri
Lebih dari 1 Pemberi Kerja
Penghasilan neto suami 80.000.000

Penghasilan neto istri : 120.000.000


- Dari PT. Gabung Jaya = 60.000.000
- Dari usaha salon (30% x 200.000.000) = 60.000.000

Total penghasilan neto 200.000.000

PTKP (K/I/1) 117.000.000

Penghasilan kena pajak 83.000.000

Pajak terutang : 7.450.000


- 5% x 50.000.000 = 2.500.000
- 15% x 33.000.000 = 4.950.000

Pajak yang telah dipotong 1.150.000

Pajak kurang bayar 6.300.000


31
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai