P = R + ET + I atau
P = R + ET + (BF + dS)
di mana :
P = presipitasi/ curah hujan
R = run off/ limpasan
E = evaporasi
T = transpirasi
ET = evapo-transpirasi
I = infiltrasi
BF = base flow/ aliran sungai dari mata air
dS = recharge/ imbuhan airtanah
Skema Neraca Air (air meteorik)
AWAN
ET Kondensasi/ Hujan P
R AIR PERMUKAAN
(laut, sungai, danau, rawa, es)
Infiltrasi/
P = R + ET + I Perkolasi
I Mata Air
AIRTANAH
(at bebas, at tertekan)
AIR HUJAN SEBAGAI SUMBER AIRTANAH
Imbuhan airtanah secara alami dapat berupa air
hujan, kolam, danau atau sungai
0.65
1.92
1.75
1.46
1.46 + 1.92 + 2.69 + 4.50 + 2.93 +5.00
2.69 = 3.09 in
1.54 6
4.50
2.98
5.00
1.95
1.75
Berusaha mengimbangi tidak meratanya distribusi alat ukur
dengan menyediakan suatu faktor pembobot bagi masing2 stasiun
Metoda paling akurat dalam merata-ratakan hujan pada suatu
daerah. Lokasi stasiun dan besarnya curah hujan di plot pada
peta yang sesuai dan kontur hujan yang sama (isohiet)
kemudian digambar berdasar data tersebut
Hujan rata-rata disuatu daerah dihitung dengan mengalikan
hujan rata-rata antara isohiet yang berdekatan (biasanya
diambil sebagai rata-rata dari dua isohiet) dengan luas antara
isohiet, menjumlahkan hasilnya dan membaginya dengan luas
total
Cara Blaney Cricidle
Cara modifikasi Blaney Cricidle
Cara Thornthwhite
Cara Pen Mann
Analisis Water Balance
Analisis Water Balance adalah suatu kajian
keseimbangan air yang menghitung kelebihan air
(water surplus) berdasarkan Curah Hujan dan Limited
Evapotranspirasi
Analisis Water Balance
Analisis Water Balance bertujuan untuk
menghitung potensi air di suatu daerah berdasarkan
data-data klimatologi, seperti Curah Hujan,
Temperatur Udara, Lama Penyinaran Matahari,
Kelembaban Udara, Kecepatan Angin, dan lain-lain.