Anda di halaman 1dari 42

STUDI KASUS -

BAB IV HASIL
STUDI KASUS DAN
PEMBAHASAN
By. Hj. Santi Wahyuni, S. Kp, M. Kep, Sp. Mat
4.1. HASIL / TINJAUAN KASUS

Gambaran Lokasi Studi Kasus


Pengkajian
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Catatan Perkembangan
Gambaran Lokasi Studi Kasus
 Uraian mengenai situasi lingkungan
dilaksanakannya studi kasus seperti : kondisi tempat
studi kasus (contoh ruang rawat, kapasitas
ruangan), ketenagaan (jumlah dokter spesialis,
dokter umum, perawat, bidan, administrasi),
presentasi kasus yang dikelola oleh RS dalam
beberapa bulan terakhir.
Data Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Catatan Perkembangan
Pengkajian
 Fokus pengkajian adalah :
- Identitas pasien dan penanggung jawab
- Hasil pengkajian
- Keluhan utama dan riwayat sakit (sekarang,
dahulu, keluarga) dan genogram jika diperlukan
- Hasil pemeriksaan diagnostik : lab, foto, dll
- Hasil observasi dan pemeriksaan fisik
Analisa Data
 Penulis menyusun analisa data dari masalah
keperawatan yang muncul pada pasien (dibuat
matriks/tabel).
No Data Fokus Kemungkinan penyebab Masalah
masalah
1. Data Subyektif : Berisi pohon masalah Menyebutkan
problem (masalah),
Data Obyektif : tanpa etiologinya

2. Data Subyektif :

Data Obyektif :
Diagnosa Keperawatan
 Susun diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
diagnosa keperawatan yang muncul disertai data-
data yang mendukung.
 Gunakan pernyataan diagnosa keperawatan 
rumusan P-E-S
Intervensi Keperawatan

No Dx Tujuan dan Rencana Rasional Nama dan


kriteria hasil Tindakan paraf
Spesific
Measurable
Achievable
Reasonable
Time
Implementasi Keperawatan

No Tgl / Jam Tindakan dan Respon Nama dan


Dx paraf
Dx 1 19-06-2018
07.30 T: Andi
R:
07.45 T: Andi
R:
dstnya
Evaluasi Keperawatan

No Dx Tgl/ Jam Evaluasi Nama dan


Keperawatan paraf perawat
S:
O:
A:
P:
No Dx Tgl/ Jam Catatan Nama dan
Catatan Perkembangan
Perkembanganparaf perawat
S:
O:
A:
P:
I:
E:
R:
4.2. PEMBAHASAN

Pengkajian
Diagnosis
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Pembahasan
 Berisi perbandingan antara tinjauan kasus
yang disajikan untuk menjawab tujuan
khusus dari studi kasus. Setiap temuan
perbedaan diuraikan dengan konsep.
 Pembahasan disusun sesuai dengan tujuan

khusus
 Pembahasan berisi tentang mengapa
(Why) dan bagaimana (How).
Urutan Penulisan Berdasarkan Paragraf

F
FAKTA

T
TEORI

O
OPINI
ALUR UNTUK PEMBAHASAN

P Patient, karakteristik pasien

I Implementasi

C Comparation

O Outcome

T
Theory
(dikaitkan dgn teori yang ada)
Isi Pembahasan
sesuai dengan Tujuan Khusus

4.2.1. Pengkajian
4.2.2. Diagnosis Keperawatan
4.2.3. Perencanaan
4.2.4. Tindakan
4.2.5. Evaluasi
4.2.1. Pengkajian

 Jelaskan apakah pengkajian yang


dilakukan sudah tepat sesuai kasus dan
teori
 Jika belum lengkap, bagaimana
seharusnya
 Pengkajian apa saja yang masih harus

ditambahkan
4.2.2. Diagnosis Keperawatan
 Jelaskan, apakah perumusan dari diagnosa
keperawatan yang disusun sudah tepat ?
 Mengapa masalah keperawatan ini harus
diprioritaskan sebagai prioritas pertama, kedua
dan seterusnya (hirarki Maslow) ?
 Bagaimana mekanisme munculnya masalah
keperawatan ini (patofisiologi) ?
 Mengapa masalah ini harus diatasi ?
 Apa dampaknya bila masalah keperawatan ini
tidak diatasi (sesuai konsep teori) ?
4.2.3. Perencanaan / Intervensi
 Jelaskan, apakah intervensi yang dibuat sudah
tepat sesuai dengan Nursing Intervention
Classification (NIC) ?
 Apakah kriteria hasil yang dibuat sudah SMART
(Spesifik, Measurable, Achiveble, Realistic dan Time) ?
 Apakah rasional yang dibuat sudah tepat ?
 Apakah perlu adanya tambahan intervensi untuk
mengatasi masalah yang sudah ditetapkan
(menurut referensi lainnya) ?
4.2.4. Tindakan / Implementasi
 Jelaskan apakah implementasi yang dilakukan
sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan ?
 Bila tidak ada, apa alasan dan kendalanya ?
 Apakah penulisan implementasi sudah
memperhatikan respon klien dan tindakan (evaluasi
formatif), menggunakan kata kerja operasional,
menuliskan tanggal dan waktu, dan membubuhkan
tanda tangan setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan ?
 Bila belum, bagaimana menurut teori ?
4.2.5. Evaluasi
 Jelaskan apakah evaluasi sudah sesuai dengan
Nursing Outcome Classification (NOC) ?
 Apakah masalah keperawatan sudah teratasi ?
 Apakah evaluasi sudah sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil yang ditetapkan (evaluasi sumatif)
dalam bentuk SOAP (Subyek, Obyektif, Analisa,
Planning) ?
 Bila masalah keperawatan belum teratasi, apa
alasannya ?
Contoh Analisis Berbasis P-I-C-O-T
Evidence Based Nursing Practice
Review Jurnal Kejadian Plebitis
POPULASI INTERVENSI COMPA- OUTCOME TIME / LAMA JURNAL
RASION RISET
317 pasien yg Menggunakan 35 orang 6 mg (30 Jan- Incidence of
terpasang 139 instrumen dari 317 12 Maret phlebitis in patient
infus dan VIP pasien 2010) with peripheral
dirawat mengalami catheter ; the
dibangsal plebitis influence of some
rumah sakit risk factor
pusat di
Portugal
427 pasien Menggunakan 276 dari Data Position of
yang instrumen VIP 317 pasien dikumpulkan thn peripheral venous
terpasang mengalami 2007, cannulae and the
infus dan plebitis @diteliti incidience of
dirawat di RS selama 12-96 thromboplebitis an
Italia jam observational studi
Contoh Analisis Berbasis P-I-C-O-T
POPULASI INTERVENSI COMPA- OUTCOME TIME / LAMA JURNAL
RASION RISET
12 pasien dgn Infusion 12x Penelitian Incidence and
arithmia di Nursing s kejadian dilakukan severity of plebitis
ICU yang Standards of plebitis dari selama 6 bulan in patients receiving
menerima practise / INS. 24x (2009) peripherally
aminoderon 0=tanpa sign pemasangan infused amiodaron
melalui IV and syptomp infus
4=ada sign
and symptomp
105 pasien Infusion 42 pasien Penelitian Phlebitis in
arithmia di Nursing dengan dilakukan 9 bln amiodaron
CCU di Standard plebitis (April 2008-Jan administration
Standford 2009)
Hospital
Contoh Analisis Berbasis P-I-C-O-T
POPULASI INTERVENSI COMPA- OUTCOME TIME / JURNAL
RASION LAMA
RISET

93 pasien ICU Center Lipman’s nursing Perlakukan 1 = 1 tahun Incidence of


Hospitalier scale 22% (1989) phlebitis in
Universitaire Vandosis 0= tanpa Perlakuan 2 = perhiper
in Laurance dengan tanda 1 ; ½ 48% alporenatal
parenteral nutrisi tanda Perlakukan 3 = nutrition:
terbagi atas bbrp 1 = 3 tanda 44% different
perlakuan 2 = trombolisis Perlakukan 4 = nutrient
1. Amino acid 4% purulen plebitis 26% solutions
dan dextrose 8%
(AA+Dx) +
intralipid (IL) 10%
2. AA + DX + Il
20%
3. AA + Dx
4. Control
Contoh Analisis Berbasis P-I-C-O-T
POPULASI INTER- COMPA- OUTCOME TIME / JURNAL
VENSI RASION LAMA
RISET
300 klien Severity Faktor-faktor yang 72 jam Investigating
dirawat inap rating mempengaruhi terjadinya pada usia role of
bedah Imam scale plebitis : antara 18- mechanical and
Aliand Khatam (Deaml 1. 50,4% terjadi pada 65 thn. chemical factors
Hospital y, usia > 41 thn Riset in the creation
2000) 2. 77,4% terjadi pada dilakukan of peripheral
hampir pasien riwayat thn 2013 vein in
sama merokok flammarion in
dgn INS 3. 81,2% terjadi karena hospitalization
periode hari prwtan patients in
5-10 hr Hospital in
4. 56% terjadi krn Zahedan, Iran
antibiotik
(clindamycin, penicilin
dan ceftriaxone)
5. 49,3% terjadi pada
Contoh Analisis Berbasis P-I-C-O-T
POPULASI INTERVENSI COMPA- OUTCOME TIME / JURNAL
RASION LAMA
RISET
168 klien dgn Skala 1. 315 terjadi Riset thn Epidemiology of
peripheral infiltrasi infiltrasi meliputi 2011 infiltration and
intravenous dikembang- 72% infiltrasi plebitis
cannule di kan dari grade 2
rumah sakit skala infusion 2. 29,8% terjadi
Nehru, nurse society plebitis meliputi
Chandigarh (2000) dan 45%
skala plebitis 3. Plebitis grade II
mengadopsi 30,4%
dari 4. 8,3% keluar sbg
Jackson’s follow up
phlebitis
scale
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dgn Transparant
Dressing di R.X RS. X tgl 22 Des 2014-4 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
1 Ny. K (P, 57thn) Penggantian Pemasangan tgl 1 Tidak ada The Centers for
1. DMND + DCFC IV balutan insersi Jan 2015 jam 19.30 tanda Disease Control
2. Mobilisasi :bebas IV dgn WIB plebitis and Prevention
3. Nutrisi : cukup transparant Penggantian hari menganjurkan
4. Personal hygiene : dressing ke-4 kmdn tiap 3 penggantian
baik hari catheter tiap
5. IV cath no 22 72-96 jam utk
6. NaCL 0,9% 500cc membatasi
/ 24jam, dopamin potensi infeksi
3 micro /24jam, (Darmawan,
furosemid 3x40 2008)
mg
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dgn Transparant
Dressing di R.X RS. X tgl 22 Des 2014-4 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
2 Ny. F (P, 40 thn) Penggantian Pemasangan tgl 1 Tidak ada The Centers for
1. Gastritis akut + balutan insersi Jan 2015 jam 12.15 tanda Disease Control
DM intravena dgn WIB plebitis and Prevention
2. Mobilisasi : bebas transparant Penggantian pada menganjurkan
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke-3 penggantian
4. PH : baik catheter tiap
5. IV no 22 72-96 jam utk
6. Antrain 2 x 1000 membatasi
mg, asering 500 potensi infeksi
cc/24 jam, (Darmawan,
primperan 3x10 2008)
mg
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dgn Transparant
Dressing di R.X RS. X tgl 22 Des 2014-4 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
3 Tn. S (L/62 thn) Penggantian Pemasangan tgl 30 Tidak ada The Centers for
1. SH + Hm balutan insersi Des 2014 jam tanda Disease Control
2. Mobilisasi : bebas intravena dgn 09.20 WIB plebiitis and Prevention
3. Nutrisi : cukup transparat Penggantian pada menganjurkan
4. PH : baik dressing hari ke-3 penggantian
5. IV cath no 22 catheter tiap
6. NaCl 0,9% 500 72-96 jam utk
cc/24jam, membatasi
prosogan 1x30 potensi infeksi
mg, antrain 3 x (Darmawan,
1000 mg, cefo 3 2008)
x 1 gr
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dgn Transparant
Dressing di R.X RS. X tgl 22 Des 2014-4 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
4 Ny. R (P, 54 th) Penggantian Pemasangan tgl 28 Terdapat Terapi intravena
1. Dsypepsia + balutan insersi Des 2014 jam tanda ranitidin 50 mg
hiperglikemi intravena dgn 10.30 WIB plebitis dgn titrasi 10 cc
2. Mobilisasi : bebas transparat Penggantian tiap dpt berisiko
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke-2 terjadi plebitis,
4. PH : baik pemberian
5. IV cath no 22 ranitidin 50 mg
6. Asering 500 cc/ scr intermiten
24jam, cefriaxon bolus tiap 6-8
2x1 gr, primperan jam diencerkan
3x10 mg, ranitidin dlm NaCl 0,9%.
2 x 50 mg Kecp injeksi < 4
ml/mnt
(Hexaparm,
2012)
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dgn Transparant
Dressing di R.X RS. X tgl 22 Des 2014-4 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
5 Tn. S (L/59 thn) Penggantian Pemasangan tgl 02 Tidak ada The Centers for
1. PPOK aksaserbasi balutan insersi Jan 2015 jam 09.30 tanda Disease Control
akut + post gagal intravena dgn WIB plebiitis and Prevention
nafas + PJK OMI transparat Penggantian pada menganjurkan
anteroseptal + HT dressing hari ke-3 penggantian
I JNC VII catheter tiap
2. Mobilisasi : bebas 72-96 jam utk
3. Nutrisi : kurang membatasi
4. PH : baik potensi infeksi
5. IV cath no 20 (Darmawan,
6. RD5% 1000 cc/ 2008)
24jam, ondane 8
mg, methy-
prednisolon 125
mg, ciprofloxacin
750 mg
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dgn Transparant
Dressing di R.X RS. X tgl 22 Des 2014-4 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
6 An. S (L/14 thn) Penggantian Pemasangan tgl 02 Tidak ada The Centers for
1. Susp. TB paru balutan insersi Jan 2015 jam 21.15 tanda Disease Control
2. Mobilisasi : bebas intravena dgn WIB plebiitis and Prevention
3. Nutrisi : cukup transparat Penggantian pada menganjurkan
4. PH : baik dressing hari ke-3 penggantian
5. IV cath no 24 catheter tiap
6. RL 1500 cc/24 72-96 jam utk
jam, OMZ 1x40 membatasi
mg, cipro 200 mg, potensi infeksi
antrain 1x1000 (Darmawan,
mg 2008)
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dgn Transparant
Dressing di R.X RS. X tgl 22 Des 2014-4 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
7 Tn. S (L/62 thn) Penggantian Pemasangan tgl 01 Tidak ada The Centers for
1. HHF + HT I JNC balutan insersi Jan 2015 jam 13.00 tanda Disease Control
VII + DCFC II intravena dgn WIB plebiitis and Prevention
2. Mobilisasi : bebas transparat Penggantian pada menganjurkan
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke-3 penggantian
4. PH : baik catheter tiap
5. IV cath no 20 72-96 jam utk
6. NaCL 0,9% 500 membatasi
cc/24 jam, potensi infeksi
furosemide 1x40 (Darmawan,
mg 2008)
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis
dengan Kassa Steril di R.X RS.X
tgl 22 Des 2014 – 04 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
1 Tn. A (L/74 thn) Penggantian Pemasangan tgl 26 Tidak ada The Centers for
1. TB + Tu. Paru balutan insersi Des 2014 jam tanda Disease Control
dextra intravena dgn 09.00 WIB plebiitis and Prevention
2. Mobilisasi : bebas kassa steril Selama 3 hari menganjurkan
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa penggantian
4. PH : baik 2 kali karena kassa catheter tiap
5. IV cath no 20 basah dan kotor 72-96 jam utk
6. Asering 1000 cc/ membatasi
24 jam, ranitidin 2 potensi infeksi
x 50 mg, antrain (Darmawan,
3x1000 mg 2008)
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis
dengan Kassa Steril di R.X RS.X
tgl 22 Des 2014 – 04 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
2 Ny. R (P/56 thn) Penggantian Pemasangan tgl 13 Ada tanda Kondisi
1. DM + Karbukel balutan insersi Des 2014 jam plebiitis hiperglikemi tdk
type 2 intravena dgn 11.25 WIB terkontrol
2. Mobilisasi : bebas kassa steril Selama 3 hari menyebabkan
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa penumpukan
4. PH : baik 3 kali karena kassa glukosa dalam
5. IV cath no 24 basah pembuluh darah
6. Asering 1000 cc/ yg dpt melukai
24 jam, tunika intima,
metronidazole shg pembuluh
500 mg, darah
ciprofloxacin 200 mengalami
mg perlukaan
(Dermawan,
2008)
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis
dengan Kassa Steril di R.X RS.X
tgl 22 Des 2014 – 04 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUT- TEORI


O COME
3 Tn. D (L/26 thn) Penggantian Pemasangan tgl 24 Ada Pemasangan infus
1. Cholesititis balutan insersi Des 2014 jam tanda direkomendasi-kan
2. Mobilisasi : bebas intravena dgn 13.15 WIB plebi- dilakukan pada tgn
3. Nutrisi : cukup kassa steril Selama 3 hari tis non dominan,
4. PH : baik penggantian kassa pemasangan pada
5. IV cath no 20 1 kali karena kassa tgn dominan dpt
6. Asering 2000 cc/ kotor menyebabkan
24 jam, ranitidin kateter intravena
3x50 mg, antrain bergeser dan
2x1000 mg mengakibatkan
trauma pada tunika
intima (Potter &
Perry, 2006)
* Idem Hexaparm,
2012
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis
dengan Kassa Steril di R.X RS.X
tgl 22 Des 2014 – 04 Jan 2015
N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUT- TEORI
O COME
4 Ny. I (P/82 thn) Penggantian Pemasangan tgl 02 Ada Usia > 60thn, vena
1. GEA balutan insersi Jan 2015 jam 18.35 tanda menjadi rapuh, tidak
2. Mobilisasi : bebas intravena dgn WIB plebi- elastis dan kudah
3. Nutrisi : cukup transparat Selama 3 hari tis kolaps (Dermawan,
4. PH : baik dressing penggantian kassa 2008).
5. IV cath no 20 1 kali karena kassa * Idem Potter &
6. RD 5% 1000cc/ basah Perry, 2006
24 jam, OMZ 40 Pengeluaran cairan
mg, primperan 10 yg berlebihan, akan
mg merangsang hormon
epineprin, aldosteron
dan antidiuretik yg
akan merangsang
vasokontriksi PD dgn
mengurangi volume
dari ginjal shg
berisiko kerusakan
PD (Sabiston, 2012)
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis
dengan Kassa Steril di R.X RS.X
tgl 22 Des 2014 – 04 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
5 Tn. D (L/18 thn) Penggantian Pemasangan tgl 28 Tidak ada Sebagian besar
1. DHF balutan insersi Des 2014 jam tanda plebitis terjadi
2. Mobilisasi : bebas intravena dgn 09.10 WIB plebiitis pada usia 61-
3. Nutrisi : cukup kassa steril Selama 3 hari 80 thn (36,7%),
4. PH : baik penggantian kassa usia 18-40 thn
5. IV cath no 20 1 kali karena kassa (33,3%), dan
6. Asering : D5 (2:1) basah usia 41-60 thn
1500 cc/ 24 jam, (30%)
antrain 1000 mg, (The Soedirman
ondane 4 mg Journal of
Nursing, Vol 2,
No 3, Nov
2007)
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis
dengan Kassa Steril di R.X RS.X
tgl 22 Des 2014 – 04 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
6 Nn. A (P/22 thn) Penggantian Pemasangan tgl 26 Tidak ada Sebagian besar
1. GEA + dehidrasi balutan insersi Des 2014 jam tanda plebitis terjadi
berat intravena dgn 22.00 WIB plebiitis pada usia 61-
2. Mobilisasi : bebas kassa steril Selama 1 hari tidak 80 thn (36,7%),
3. Nutrisi : cukup dilakukan usia 18-40 thn
4. PH : baik penggantian kassa (33,3%), dan
5. IV cath no 24 usia 41-60 thn
6. Asering 1500 cc/ (30%)
24 jam, (The Soedirman
primperan 10 mg Journal of
Nursing, Vol 2,
No 3, Nov
2007)
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis
dengan Kassa Steril di R.X RS.X
tgl 22 Des 2014 – 04 Jan 2015

N KLIEN INTERVENSI COMPARATION OUTCOME TEORI


O
7 Nn. R (P/19 thn) Penggantian Pemasangan tgl 26 Tidak ada Sebagian besar
1. Sirosis Hepatis balutan insersi Des 2014 jam tanda plebitis terjadi
2. Mobilisasi : bebas intravena dgn 22.00 WIB plebiitis pada usia 61-
3. Nutrisi : cukup kassa steril Selama 3 hari 80 thn (36,7%),
4. PH : baik penggantian kassa usia 18-40 thn
5. IV cath no 22 1 kali karena kassa (33,3%), dan
6. Asering 1000 cc/ kotor usia 41-60 thn
24 jam, (30%)
ciprofloxacin (The Soedirman
2x200 mg, lasix 3 Journal of
x 20 mg, ranitidin Nursing, Vol 2,
3x50 mg No 3, Nov
2007)
 SELAMAT BELAJAR
SAMPAI
JUMPA  SELAMAT
MENYUSUN KTI :
STUDI KASUS

Anda mungkin juga menyukai