Anda di halaman 1dari 10

DIABETES MELITUS???

 Menurut American Diabetes Melitus (ADM) tahun


2010, diabetes melitus merupakan suat kelompok
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya.

Menurut Bilous & Donelly, 2014, diabetes


melitusmerupakan penyakit metabolik yang ditandai
dengan peningkatan konsentrasi gula pada darah yang
disertai dengan munculnya gejala utama yang khas,
yakni urin yang berasa manis dalam jumlah yang sangat
besar.
KLASIFIKASI DIABETES MELITUS

1. DM type I (Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM))


Dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau
langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangn insulin pada tubuh.
Penyebabnya : kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan
sel beta pankreas, reaksi autoimunitas ( tubuh melawan bagian
tubuh sendiri) yang dipicu oleh adanya infeksi tubuh. (Maulana
2016)

2. DM type II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM))


Terjadi karena kombinasi dari kecacatan dalam produksi insulin dan
resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sinsitifitas terhadap
insulin yang melibatkan reseptor insuln di membran sel sehingga tidak
tercapai kadar gula yang normal dalam darah (Maulana, 2016)
DM disebabkan karena tidak cukupnya hormon insulin yang dihasilkan
oleh pankreas untuk menetralkan gula darah dalam tubuh. Apabila
pankreas dalam keadaan normal, maka gula darah akan terproses
dengan baik, sehingga sel mendapatkan energi.
Pada penderita DM terjadi kerusakan pada pankreas sehingga pankreas
tidak menghasilkan hormon insulin yang cukup unryuk
menyeimbangkan gula darah (Susilo & Wulandari, 2011)

Menurut Maulana (2016), diabetes mellitus tipe II disebabkan karena


berkurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang
disebabkan adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel beta
pulau langerhans dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan
insulin sehingga menurunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilangula oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi gula
oleh hati).
Manifestasi Klinis
Menurut Shanty (2011), terdapat beberapa gejala yang sering dijumpai
pada penderita diabetes mellitus:
 Sering buang air kecil ( poliuri).
 Cepat merasakan lapar ( polifagi ) dan haus ( polidipsi).
 Kelelahan berkepanjangan yang tidak diketahui penyebabnya.
 Berat badan menurun, meskipun nafsu makan bertambah.
 Mual sampai muntah karena kadar gula darah yang terlalu tinggi.
 Sering merasakan kesemutan.
 Kulit terasa panas seperti tertusuk tusuk jarum utamnya pada telapak
kaki.
 Kulit kaki terasa tebal sehingga merasa ada bantalan di telapak kaki
bila digunakan untuk berjalan.
 Sering mengalami kram.
 Penglihatan kabur atau renopati diabetic.
 Luka yang lama sembuh.
 Impotensi pada pria.
 Penurunan libido pada wanita.
DM type I terjadi ketidakmampuan sel beta menghasilkan insulin karena
proses autoimun telah dihancurkan oleh pankreas. Jika konsentrasi glukosa
dalam darah tinggi, ginjal tidaka akan mampu menyerap kembali semua
glukosa yang keluar, sehingga akan mengakibatkan glukosa dalam urin
(glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekresikan dalam urin, maka
akan muncul eksresi yang disertai pengeluaran cairan & elektrolit secara
berlebihan (diuresis osmotik). Karena kehilangan cairan secara berlebihan,
sehingga pasien DM akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliria)
dan rasa haus yang berlebihan (polidipsia).
Disaat defesiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak
menyebabkan dengan penurunan berat badan, akibatnya akan terjadi
penurunan simpanan kalori sehingga penderita Diabetes Melitus akan sering
merapa lapar atau peningkatan nafsu makan (polifagia).
Pemberian insulin bersama dengan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan
memperbaiki dengan cepat proses metaboik an mengatasi geja hiperglikemia.
Diet dan latihan serta pemantauan kadar glukosa darah harus sering dilakukan.
DM type II. Masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi inslin. Resistensi
Insulin disertai dengan penurunan reaksi intrasel sehingga insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasikan pengambilan
glukosa oleh jaringan.
Untuk mencegahnya dapat dilakukan peningkatan jumlah insulin
yang disekresikan. Gejala yang dialami pasien bersifat ringan
seperti kelelahan, iritabilitas, poliura, polidipsia, luka pada kulit
yang lama sembuh, infeksi vagina dan andangan kabur (jika
kadar glukosa sangat tinggi). Obat oral dapat ditambahkan jika
diet diet dan latihan tidak berhasil mengendalikan kadar glukosa
darah. Jika pengobatan dengan dosis maksimal tidak
berhasil,maka insulin dapat digunakan. Sebagian pasien memakai
insulin selama periode stress fisiologik akut, seperti selama sakit
atau pembedahan.
1. Diet
o Memberi makanan esensial (vitamin, mineral)
o Mencapai dan mempertahan berat badan yang sesui
o Memenuhi kebutuhan energi
o Mencegah fluktasi kadar darah setiap hari dengan mengupayakan kadar
gula darah normal.
o Menurunkan kadar lemak darah jika meningkat.

2. Latihan
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot – otot dan memperbaiki pemakaian
insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot akan diperbaiki dengan olahraga.
Latihan dengan melawan tahanan dapat meningkatkan lean body mass
dan dan menambah laju metabolisme istirahat. Latihan ini juga dapat
mengubah kadar emak darah.
3. Pemantauan Glukosa dan Kleton
o Pemantauan glukosa darah secara mandiri
o Hemoglobin gliksoilasi : pemeriksaan kadar glukosa darah 2 – 3 bulan
o Pemeriksaan urine dan glukosa

4. Terapi Insulin :
DM tipe I dimana tubuh akan kehilangan kemampuan untuk memproduksi
insulin sehingga eksogenus harus diberikan dalam jumlah tak terbatas.
DM tipe II insulin digunakan dalam waktu jangka panjang untuk
pengendalikan kadar glukosa darah jika diet tidak berhasil dilakukan.
Penyuntikan insulin dilakukan 2X perhari atau bahkan lebih untuk
mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan da pada
malam hari. Karena dosi yang diperlukan pasien tergantung kadar glukosa
dalam darah, maka pemantauan kadar glikosa darah sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai