Anda di halaman 1dari 17

ASMA BRONKIAL

dr . Dewi Ajeng R.
Identitas • Triage
Non Trauma
• No. RM: 201509XXXX
• Vital sign
• Nama Pasien: Ny S
TD: 110/70
• Usia :45 tahun
• Tanggal berobat: 5 April 2019
N : 80x/menit kuat

• Pekerjaan : Ibu rumah tangga S : 37 C

• Alamat : cirebon • Triage  kuning


• Primary survey :
Aiway : Clear
Breathing :
Saturasi 93%, RR 35 X/menit, wheezing
+/+
Circulation : Clear
• Pasien datang diantar oleh keluarga
• Pengkajian assesment dengan
alloanamnesa
Anamnesis
Keluhan Utama :Sesak sejak 4 hari SMRS
RPS :
Os datang ke IGD pada tanggal 5 april 2019 pada pukul 02.00 dengan
keluhan sesak nafas disertai batuk berdahak berwarna putih, demam (-),
mual(+) dan muntah sejak 4 hari SMRS dan semakin memberat sejak 1
jam SMRS. Os mengatakan sesak dan batuk sering muncul saat malam
hari menjelang pagi hari namun dapat hilang spontan. Batuk berulang dan
sesak dirasakan di pagi hari. Sesak memberat apabila pasien merasa
kelelahan. Sesak muncul ± 1x dalam 2 bulan. Suara ngik ngik juga
terdengar oleh suami pasien saat pasien sedang tidur. BAB dan BAK
dalam batas normal. Tidak ada penurunan berat badan dan kringat
malam.
• Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : sakit sedang
Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/70 mmhg
Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 35x/menit
Suhu : 37°C
Sp02 : 93 %
Pemeriksaan fisik
• Paru : simetris, sonor seluruh lapang paru, SD
• Kesadaran : E4V5M6 vesikular +/+, Ronki -/- , Whz +/+
• Tekanan darah : 110/70 mmHg • Jantung: S1>S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
• Nadi : 80 x/menit, cepat, kuat • Abdomen : simetris, datar, tidak tegang,
• Pernafasan : 35x/menit tidak terdapat kelainan kulit, tidak terlihat
massa, tidak pelebaran vena, tidak terdapat
• Suhu : 37 C caput medusa. Bising usus(+), bising aorta
• Saturasi : 93% abdominalis tidak terdengar.

• Tinggi badan : 160 • Punggung : jejas (-), skoliolis (-), lordosis (-),
kifosis (-)
• Berat badan : 56
• Ekstremitas : akral dingin, CRT < 2 detik,
• Mata : anemis -/- ikterik -/- edema (-)
• Mulut : mukosa basah, mencucu (+)
DIAGNOSIS KERJA
Serangan asma bronkial sedang
PENATALAKSANAAN TINDAK LANJUT
• 02 nasal 3 lpm • Rujuk

• Nebu combivent 1 ampobservasi • Rawat √


selama 20 menit tidak ada perbaikan
• Pulang Paksa
nebu combivent 1 ampul lagi
• Ivfd rl 20 tpm drip aminofilin 1 ampul • Pulang

• Inj. Metil prednisolone 1 amp Prognosis


• Inj. Dexamethasone 1 amp
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
KESIMPULAN
• Perbaikan
Tinjauan Pustaka
Asma didefinisikan menurut ciri-ciri klinis, fisiologis dan patologis.
• klinis yang dominan adalah riwayat episode sesak, terutama pada
malam hari yang sering disertai batuk. Pada px. Paru mengi.
• fisiologis adalah episode obstruksi saluran napas, yang ditandai
oleh keterbatasan arus udara pada ekspirasi.
• patologis yang dominan adalah inflamasi saluran napas yang
kadang disertai dengan perubahan struktur saluran napas.1
Etiologi

- Faktor Genetik (ex. Atopi )


- Faktor Lingkungan (ex. Debu ,serbuk,spora
jamur)
- Faktor Lain (ex. Makanan ,obat obatan tertentu,
asap rokok,polusi udara, kelelahan ,perubahan
cuaca)
Klasifikasi
Diagnosis

1. anamnesis
2. px.fisik
3. px. Laboratorium (eosinophil,ig e)
4. px.spirometri
5. APE
5. foto thorax
• Diagnosis banding
1. Bronkitis kronik

2. Emfisema paru

3. Gagal jantung kiri

4. Emboli paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung.
Disamping gejala sesak napas, pasien batuk dengan disertai darah
(haemoptoe).
Penatalaksanaan
. 1. Pengontrol (Controllers)

a. Glukokortikosteroid inhalasipilihan bagi pengobatan asma persisten (ringan


sampai berat).
b. Glukokortikosteroid sistemik Cara pemberian melalui oral atau parentera
c. Kromolin (sodium kromoglikat dan nedokromil sodium)
Pemberiannya secara inhalasi. Digunakan sebagai pengontrol pada asma persisten
ringan.
d. Metilsantin  Teofilin atau aminofilin lepas lambat dapat digunakan sebagai
obat pengontrol
e. Agonis beta-2 kerja lama  salmeterol dan formoterol  relaksasi otot polos
f. Leukotriene modifiers
Pelega (reliever) :

A. Agonis beta-2 kerja singkat salbutamol, terbutalin,


fenoterol, dan prokaterol yang telah beredar di
Indonesia.
B. Metilsantin bronkodilator walau efek
bronkodilatasinya lebih lemah dibandingkan agonis beta-
2 kerja singkat.
C. Antikolinergik (ipratropium bromide dan tiotropium
bromide)bronkodilatasi.
D. Adrenalin (asma sedang-berat) inj. Subkutan(hati
hati)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai