Anda di halaman 1dari 14

TIPE– TIPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN SUPERVISI AKADEMIK

NAMA-NAMA KELOMPOK:
- CYRRILIA SOLINA IDAN
- BIBIANA RUME MARAN
- HILDA VAN OWA
- MARGARETHA KONIBILI
1. . PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

a. PENGERTIAN PEMIMPIN
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung
jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.

b. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara
seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-
anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan
dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan
yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi
dan orang lain dipengaruhi.
2 Peranan Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan dalam setiap organisasi berbeda-beda tergantung pada
spesifikasinya. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa macam hal, antara lain jenis
organisasi, situasi sosial dalam organisasi dan jumlah anggota kelompok.

Berikut adalah peranan seorang pemimpin :


 Peranan pembuatan keputusan.
 Peranan tugas seperti yang tersebut di atas.
 Peranan sosial.
 Peranan kharismatik.

3 Tipe-Tipe Kepemimpinan Sekolah


Kualitas sekolah pertama-tama ditentukan oleh faktor pemimpin. Pimpinan sekolah
terdiri dari dinas pendidikan, yayasan, kepala sekolah dan komite sekolah.

kualitas pimpinan ada beragam. Ada pemimpin sekolah yang cerdas, kreatif, dan
penuh tanggung jawab, tapi ada pula yang kurang kreatif, kurang cerdas dan
kurang bertanggung jawab.

Berikut adalah beberapa jenis tioe kepemimpinan kepala


sekolah :
1.Tipe Tim Leader/Pemimpin Profesional
Ini adalah tipe paling ideal. Pemimpin tipe ini fokus pada tujuan sekolah dan
mampu menjalin hubungan baik dengan seluruh stake holder sekolah.
Karakteristik dan pola kepemimpinan team leader di sekolah adalah sebagai
berikut.
• Team leader adalah guru terbaik di sekolah. Dia mampu memberikan contoh
terbaik bagaimana menyusun program, rencana pembelajaran berikut instrumen
yang diperlukan. Dia juga paling mampu memberi contoh pembelajaran terbaik.
• Kelebihan itu memungkinkannya mampu mensupervisi dan mengevaluasi
kinerja bawahannya.
• Hubungan baik dan kesamaan pandangan memungkinkan semua orang bekerja
sama secara kompak.
• Dia juga harus memiliki kelebihan lain, terutama dalam hal kepemimpinan,
managemen dan administrasi, sehingga mampu mengendalikan pengelolaan
sekolah sesuai garis kebijakan dan tujuan yang ditetapkan.

2.Pemimpin Idealis Tipe


Ini adalah tipe paling umum. Pemimpin idealis adalah orang
yang fokus pada tujuan, hingga kadang kurang menjalin hubungan
baik dengan semua komponen sekolah. Kepemimpinan tipe
idealis merupakan yang paling umum di sekolah-sekolah rintisan
yang maju.
3. Tipe Nyantai

Ciri paling umum dari tipe kepala sekolah ini adalah:


• Guru paling berpengaruh di sekolah karena kemampuan berkomunikasinya,
meski sebenarnya bukan guru terbaik. Penguasaan konsep kerja sepenggal-
penggal, tapi banyak berbicara meski sebenarnya tidak fokus.
• Penguasaan managemen, administrasi, dan didaktik-metodik rendah, bahkan di
bawah guru kebanyakan. Akibatnya, dia tidak mampu melaksanakan tugas-tugas
supervisi, evaluasi, apalagi membimbing guru yang lain.
• Kualitas kepemimpinan (leadership) rendah dan instan, sehingga disertai
dengan terjadi kepemimpinan terbalik. Kepala sekolah justeru segan dan tidak
berani memberi instruksi pada bawahan, padahal seharusnya bawahan yang segan
kepadanya.
• Kemampuan berinteraksi dengan guru, siswa dan wali murid sangat baik, hingga
sering kali mampu menutupi kelemahan sekolah.
4. Tipe Gambar/Simbul
Ini adalah tipe kepemimpinan paling buruk, tetapi banyak juga sekolah yang dipimpin
oleh pemimpin semacam ini. Pemimpin hanya berperan sebagai gambar/simbul.
Keberadaannya seolah hanya sebagai syarat kelengkapan saja. Kepemimpinan
semacam ini dapat dijumpai pada pemimpin sekolah dengan ciri-ciri:

• Jarang berbicara mengenai urusan riil di sekolah, karena tidak memiliki konsep
pengelolaan sekolah (zero vision) dan fokus pemikirannya tidak ke sekolah.
• Yang paling banyak dikerjakan biasanya hanya tanda tangan, karena secara riil tidak
menguasai tugasnya, baik edukatif, managerial hingga administratif.
• Pada dasarnya dia lebih nyaman berada di luar sekolah, dan merasa kurang hidup
saat berada di sekolah.
• Cenderung pasrah dan biasa mewakilkan tugas sepenuhnya pada orang lain.
• Suka menghindari supervisi, evaluasi dan kurang suka ikut pelatihan (managamen,
administrasi dan pembelajaran).
•Kurang suka melakukan rapat dan evaluasi dengan guru, pegawai maupun stake
holder sekolah yang lain, karena tidak tahu apa yang harus dibahas.
4 Pengertian Supervisi

5. Prinsip dan Aspek Supervisi

Dalam supervisi akademik, Tahalele ( 1979 ) menyebutkan bahwa


supervisi harus memenuhi prinsip:
1. Harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru
untuk mengadakan Self evaluation
2. Supervisi harus berdasarkan kenyataan
3. Supervisi Harus dapat memberikan perasaan aman kepada
guru-guru.
4. Supervisi harus Ilmiah, sistematis, objektif dan menggunakan
instrument.
5. Supervisi tidak boleh mencari-cari kesalahan guru
.6 Fungsi Supervisi Pendidikan

1.Fungsi Kepemimpinan
Rincian dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya
melaksanakan hal-hal sebagai berikut.
a. Meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah yang
berada di bawah tanggung jawab dan kewenangannya.
b. Mendorong aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh personil sekolah.
c. Mendorong terciptanya suasana kondusif di dalam dan di luar lingkungan
sekolah.
d. Menampung, melayani, dan mengakomodir segala macam keluhan aparat
kependidikan di sekolah tersebut dan berusaha membantu pemecahannya.
e. Membantu mengembangkan kerja sama dan kemitraan kerja dengan semua
unsur terkait.
f. Membantu mengembangkan kegiatan intra dan ekstra kurikuler di sekolah.
g. Membimbing dan mengarahkan seluruh personil sekolah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan pengajaran pada sekolah tersebut.
2. Fungsi Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, supervisor hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut.
a. Mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas kepala sekolah, guru
dan seluruh staf sekolah diketahui dengan jelas tugas yang dilaksanakan itu sesuai
dengan rencana atau tidak.
b. Memantau perkembangan pendidikan di sekolah yang menjadi tanggungjawab
dan kewenangannya termasuk belajar siswa pada sekolah yang bersangkutan.
c. Mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan yang di
dalamnya terdapat administrasi personil, materil, kurikulum, dan sebagainya.
d. Mengendalikan penggunaan dan pendistribusian serta pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di sekolah tersebut.
3. Fungsi Pelaksana
Dalam melaksanakan fungsi pelaksana, seorang supervisor hendaknya
memperhatikan kegiatan-kegiatan berikut.
a. Melaksanakan tugas-tugas supervisi / pengawasan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Mengamankan berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
c. Melaporkan hasil supervisi / pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk
dianalisis dan ditindaklanjuti.

7. Tujuan Supervisi Pendidikan

1. supervisi traktif
Yaitu supervisi yang bertujuan untuk melakukan perubahan kecil
untuk menjaga kontinyuitas. Bentuk supervisi ini berupa
pertemuan rutin guru-guru untuk mendiskusikan kesulitan-
kesulitan ringan, dan lain-lain.
2. supervisi dinamik
Yaitu supervisi yang diarahkan untuk melakukan perubahan
besar secara lebih intensif berkaitan dengan praktek
pembelajaran di sekolah.
 Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:

1. membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan,


2. membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid,
3. membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern,
4. membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru
itu sendiri,
5. membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar,
6. membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid,
7. membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam
rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka,
8.membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas
yang diperolehnya,
9. membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap
masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber yang berasal dari
masyarakat,
10. membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam
pembinaan sekolah.
8 Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan

1.Unsur Personal

a. Kepala Sekolah
b. Pegawai Tata Usaha
c. Guru
d. Siswa
2. Unsur Material
a.Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana fisik lainnya:
ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, labolaturium, ruang praktek ibadah,
aula dan lain-lain,
b. pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut,
c. pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang,
d. pemanfaatan dan perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya.

3. Unsur Operasional
Hal-hal yang perlu disupervisi dari unsur operasional antara lain:
a. masalah yang berkaitan dengan teknik edukatif, yang mencakup:
• kurikulum,
• proses belajar mengajar,
•evaluasi/penilaian,
• kegiatan ekstra kurikuler.
b.masalah yang berkaitan dengan teknik administrasi, mencakup:
• administrasi personal,
• administrasi material,
• administrasi kurikulum dan sebagainya.

c. masalah yang berkaitan dengan koordinasi dan kerjasama, mencakup:


• sekolah dengan keluarga dan masyarakat
• sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya,
• sekolah dengan lembaga swadaya masyarakat,
• sekolah dengan organisasi kepemudaan,
• sekolah dengan instansi pemerintah terkait.

Anda mungkin juga menyukai