Anda di halaman 1dari 26

Psikologi Belajar

Oleh : H.M. Zalili Aziz


Definisi Psikologi Belajar
Kata psikologi berasal dari Bahasa Inggris psychology.
Kata ini diadopsi dari Bahasa Yunani yang berakar dari
dua kata yaitu psyche yang berarti jiwa atau roh, dan
logos berarti ilmu.
RS. Woodworth berkata psychology can be defined as
the science of the activities of the individual
(Woodworth, 1955:3). Ngalim Purwanto (1996:12)
menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia.
Sarwono (1976) mendefinisikan psikologi dalam tiga
definisi. Pertama, psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan hewan. Kedua,
psikologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat
manusia. Ketiga, psikologi adalah ilmu yang
mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk
hidup terhadap lingkungannya.
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku individu dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Pengertian Belajar
Muhibbin (2006) berpendapat bahwa belajar
merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku
yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Morgan dalam Introdution to Psycology (1978)
berpendapat belajar adalah perubahan yang relative
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil
dari latihan.
Ngalim Purwanto (1996:14) menyatakan bahwa belajar
memiliki empat unsur:
1) Perubahan dalam tingkah laku
2) Melalui latihan
3) Perubahan relative mantap
4) Perubahan meliputi fisik dan psikis
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses menuju perubahan yang bersifat mantap
melalui proses latihan dalam interaksi dengan
lingkungan dan meliputi perubahan fisik dan mental.
Psikologi Belajar
psikologi belajar adalah suatu ilmu yang mengkaji
atau mempelajari tingkah laku manusia, didalam
mengubah tingkah lakunya dalam kehidupan pribadi,
kemasyarakatan dan kehidupan alam sekitar melalui
proses pendidikan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami
bahwa psikologi belajar menitik beratkan pada
perilaku orang-orang yang terlibat dalam proses
belajar, yaitu pendidik dan murid.
.

ruang lingkup yang terdiri atas belajar, proses belajar, dan


Ruang Lingkup Psikologi Belajar

situasi belajar.
1. Belajar
a. Teori
1) Teori Koneksionisme. Teori ini dikembangkan Edward
Thorndike (1874-1949). Ia ber-pendapat bahwa belajar
adalah hubungan antara stimulus dan respon.
2) Teori Pembiasaan Klasikal. Teori ini berdasarkan hasil
eksperimen yang dilakukan Ivan Pavlov (1849-1936). Ia
berpendapat belajar adalah perubahan yang ditandai
dengan adanya hubungan antara stimulus dan respon.
3) Teori Pembiasaan Perilaku Respons. Pembuat
teori ini adalah Burrhus Frederic Skinner (1904).
Belajar adalah hubungan antara respon dan stimulus
yang berdasarkan pada penguatan (reinforcement).
4) Teori Pendekatan Kognitif. Menurut teori ini,
belajar bukan hanya peristiwa behavioral (jasmani)
tapi juga peristiwa mental.
b. Hakikat Belajar
Belajar secara hakikat berarti suatu proses menuju
pendewasaan manusia ke arah yang lebih baik melalui
pelatihan. Selain itu, belajar merupakan salah satu
fitrah manusia sebagai sifat dasar manusia yang harus
dipenuhi dan melekat sejak lahir.
c. Jenis Belajar
Menurut Gagne (dalam MOPC:2004), ada lima jenis
belajar yaitu:
o Belajar informasi verbal
o Belajar kemahiran intelektual
o Belajar pengaturan kegiatan intelektual
o Belajar keterampilan motorik
o Belajar sikap
1) Perubahan Intensional. Perubahan ini berarti
bahwa sebagai hasil belajar ada perubahan yang dapat
dirasakan seperti tambah pengetahuan, kebiasaan,
sikap, keterampilan, dan pandangan.
2) Perubahan Positif Aktif. Perubahan positif berarti bahwa perubahan tersebut
senantiasa merupakan penambahan dan relative baru. Sedang perubahan aktif
berarti perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memang diusahakan.
3) Perubahan Efektif dan Fungsional. Artinya perubahan yang ada berdaya
guna dan dapat dimanfaatkan suatu saat bila dibutuhkan.

f. Metode Belajar


1) SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
a. Memeriksa bahan yang akan dipelajari
b. Membuat daftar pertanyaan mengenai teks
c. Membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan
d. Menyebutkan jawaban
e. Meninjauulang jawaban
2) Pelajaran
a. Berdo’a, baca pelajaran yang lalu dan yang akan dipelajari
b. Periksa keperluan belajar
c. Konsentrasikan pada apa yang disampaikan
d. Catat pokok pembahasan
e. Ajukan pertanyaan
f. Seringlah ke perpustakaan untuk bahan tambahan
3) Belajar Sendiri
a. Berdo’a, lalu pelajari catatan singkat hasil belajar di sekolah
b. Buat pertanyaan mengenai catatan tersebut
c. Ulangi beberapa kali agar faham
d. Pilih waktu belajar yang cocok dan sesuai
e. Sebelum tidur, ulangi pertanyaan dan jawabannya
2. Proses Belajar

a. Tahapan Proses Belajar


§ Bayi: belajar makan, berjalan, berbicara, mengenali benda sekitar
§ Anak-anak: belajar keterampilan fisik, bergaul, mengembangkan
keterampilan membaca dan berhitung
§ Remaja: belajar etika dan peran, mencari peranan social, mengoptimalkan
fungsi tubuh, dan belajar menjadi ‘orang’
§ Dewasa: belajar mandiri, mencari pasangan, mengelola rumah, bekerja,
bertanggung jawab sebagai warga
§ Setengah baya: belajar bertanggung jawab, membantu anak,
mengembangkan aktivitas, mencapai kepuasan dalam profesi
§ Tua: belajar menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan dan fungsi
tubuh, menyesuaikan dengan kematian pasangan
b. Perwujudan Perilaku Belajar
o Kebiasaan. Tiap siswa yang telah mengalami proses belajar kebiasaannya akan berubah.
Dalam proses belajar pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan.
o Keterampilan. Dalam belajar individu akan melakukan gerak motorik dengan koordinasi
dan kesadaran yang tinggi dan terkontrol.
o Pengamatan. Yaitu menganali dunia luar dengan panca indra, kemudian memprosesnya
menjadi informasi
o Daya ingat. Siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya
simpanan materi dalam otak.
o Rasional. Siswa akan mampu berpikir rasional terutama dalam hal pemecahan masalah dan
analisanya.
o Sikap. Perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan
baru yang telah berubah.
o Afektif. Seorang siswa setelah belajar akan memiliki perasaan tertentu, seperti gembira,
sedih, takut, benci dll.

c. Tingkatan Belajar
Menurut Robert Gagne (dalam Tohirin:2005) tingkatan belajar ada delapan,
yaitu:
1) Mengenal tanda isyarat sederhana
2) Menghubungkan stimulus dengan respon
3) Merangkai dua respon atau lebih
4) Menghubungkan sebuah label kepada stimulus
5) Diskriminasi, yaitu menghubungkan suatu respon yang berbeda pada
stimulus yang sama
6) Mengenal konsep, yaitu menempatkan beberapa stimulus yang tidak sama
dalam kelas yang sama
7) Mengenal prinsip, yaitu menghubungkan dua konsep Pemecahan masalah,
yaitu menggunakan prinsip-prinsip untuk merancang suatu respon
d. Motivasi
Motivasi memiliki peran yang vital sebagai motor
penggerak siswa belajar. Bagaimanapun situasi dan kondisi
lingkungan, dengan motivasi tinggi dapat diharapkan hasil
belajar yang baik.
Motivasi dibagi dalam dua bagian yaitu:
a. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari diri
sendiri. Misalnya keinginan memahami suatu konsep.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar
siswa. Motivasi ini bisa berasal dari dorongan guru, orang
tua atau takanan siswa lain.
e. Kesulitan dalam Belajar
1) Faktor intern siswa
o Rendahnya intelektualitas / kecerdasan
o Labilnya emosi dan sikap
o Terganggunya alat indra
2) Faktor ekstern siswa
o Tidak harmonisnya hubungan orang tua
o Ekonomi lemah
o Teman yang nakal dan malas
o Letak sekolah yang tidak strategis
o Sarana yang tidak memadai
3. Situasi Belajar
a. Lingkungan fisik
o Kelas: tata ruang, tata bangku, kebersihan, pencahayaan,
ventilasi, peralatan dan perlengkapan belajar
o Sekolah: letak sekolah, kelengkapan ruang belajar, kerindangan
b. Lingkungan non fisik
o Kelas: situasi siswa (ramai, malas, rajjin, pandai dll), kecakapan
guru
o Sekolah: situasi sekolah (ramai karena dipinggir jalan, riuh
karena sedang ada acara sekolah dll), hubungan sekolah dengan
masyarakat sekitar
1. Perhatian
Prinsi-prinsip Belajar

 Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam


kegiatan belajar. tanpa adanya perhatian tak mungkin
terjadi belajar (Gage and Berliner)
2. Motivasi
 Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat
dapat dibandingkan mesin dan kemudi pada mobil
( Gage and Berliner, 1984 :372)

3. Keaktifan
 . John Dewey belajar adalah apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, Thorndike
keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum law of
exercisenya bahwa belajar perlu latihan-latihan. Mc.
Keachie dengan prinsip keaktifan bahwa individu
merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin
tahu, sosial.
 Keaktifan itu berupa keaktifan fisik dan psikhis
4. Keterlibatan langsung/Berpengalaman
 Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman
belajarnya yang dituangkan dalam kerucut
pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang
paling baik adalah belajar melalui pengalaman
langsung. Pentingnya keterlibatan langsung dalam
belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan
Learning by doingnya. Belajar sebaiknya dialami
melalui perbuatan langsung. Keterlibatan baik fisik,
mental emosional.
5. Pengulangan
 Menurut teori Psikologi daya bahwa belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal,
merasakan , berpikir dsb. Belajar adalah pembentukan
hubungan(koneksionisme) antara stimulus dan respons dan
dengan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu
memperbesar peluang timbulnya respons yang benar (Law of
exercise , Thorndike). Teori Koneksionisme menekankan
pentingnya pengulangan dalam belajar (hubungan stimulus
dan respons) tapi pada teori psikologi conditioning hubungan
itu dapat dikondisikan.
6. Tantangan
 Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin bahwa
mahasiswa dalam situasi belajar berada dalam suatu
medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar
mahasiswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai,
tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbul motif untuk mengatasi hambatan
itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Apabila hambatan itu telah teratasi atau tujuan belajar
telah tercapai, maka ia akan memasuki medan yang baru
dan tujuan yang baru, demikian seterusnya.
7. Balikan dan Penguatan
 Menurut teori belajar Operan Conditioning (B.F. Skiner) Kunci dari teori
belajar ini adalah law of effectnya Thorndike. Siswa akan belajar lebih
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang
baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik pada
usaha belajar selanjutnya.. Namun dorongan belajar tidak hanya yang
menyenangkan (penguatan positip) tetapi ada juga yang tidak menyenangkan
(penguatan negative)
8. Perbedaan Individual
 Mahasiswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang
mahasiswa yang sama persis, tiap mahasiswa memiliki perbedaan satu dengan
yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kpribadian dan sifat-
sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajarnya.

UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI M OTIVASI BELAJAR

A, Cita-cita atau aspirasi mahasiswa


b. Kemampuan mahasiswa
c. Kondisi mahasiswa
d. Kondisi lingkungan mahasiswa
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
MASALAH-MASALAH BELAJAR

a. Faktor Intern


 1. Sikap
 2.Motivasi belajar.
 3.Konsentrasi belajar
 4. Mengolah bahan belajar
 5.Menyimpan perolehan hasil belajar
 6. Menggali hasil belajar yang tersimpan
 7. Kemampuan berprestasi
 8. Rasa percaya diri
 9.Intlegensi
 10. Kebiasaan belajar
 11. Cita-cita mahasiswa

B. Faktor ekstern
 1.Dosen
 2.Prasarana dan sarana
 3.Kebijakan penilaian
 4.Lingkungan Sosial mahasiswa
 5.Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai