Anda di halaman 1dari 15

MAYA MUSTIKA SARI

172303101005
INDA PERMATASARI
172303101010
M.HANAFI
172303101011
YUNIAR WIRANTI
17303101014
YAFI DYAH CAHYANI IHSANTI
172303101018

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Soal no 1
Seorang pria usia 25 tahun jatuh dari lantai 2, dia
jatuh mengenai panggul, punggung belakang dan
kepala nya juga terbentur , pada saat kedatangan
di IGD kondisinya kesadaran menurun, gelisah,
dan pernafasan nya ireguler dan disertai periodik
apnea, tuliskan urutan pemeriksaan dan
tatalaksana primary survey pada pasien tersebut
Pengkajian primary survey

Kasus di atasa termasuk dalam primery survey


Pengkajian :
A:
1. Tidak ada sumbatan
2. tidak ada gurgling Penatalaksanaan airway :
3. tidak ada stidor
4. Px Gelisah
 Setelah dilakukan pemeriksaan kepatenan
5. Tidak ada otot bantu nafas
6. Tidak ada sianosis jalan nafas px tidak mengalami obtruksi jalan
nafas ,Untuk itu pemeriksaan dilakukan
apada breating, tentukan apakah ada cedera
kepala atau tidak jika terjadi cedera kepala
maka lakukan jaw thrust dan pakaikan neck
collar untuk menjaga stabilitas
B (Breating) C(Circulation)
Pengkajian secara inspeksi 1. Terjadi peningkatan nadi karena gelisah
 Look ,listen,feel D(Disability)
2. Kesadaran menurun
 Ireguler
E(Exposure)
 Tidak ada sianosis Pasien mengalami benturan kepala ,punggung dan
 Pasien apneu panggul
 Tidak ada otot bantu nafas
Palpasi
 Tidak ada fraktur dada
Auskultasi
 Tidak suara tambahan
Soal 2
Seorang pria usia 45 tahun dibawa ke IGD
akibat luka tembak pada dada kirinya, terdapat
pernafasan paradoksal pada dinding dada kiri,
datang dengan kondisi penurunan kesadaran,
dan pernafasan ireguler. Tuliskan urutan
pemeriksaan dan tatalaksana primary survey
pada pasien tersebut!
1. Airway
• Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat
berbicara atau bernafas dengan bebas?
• Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran
napas bagian atas dan potensial penyebab obstruksi.
• Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan
nafas pasien terbuka.
• Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan
nafas pasien head till chin lift
2. Breathing
Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien.
Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda-tanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating
injury, flail chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk
diagnosis haemothorax dan pneumotoraks.
Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika perlu.
Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien.
Penilaian kembali status mental pasien.
Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi:
Pemberian terapi oksigen
Bag-Valve Masker
Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar), jika diindikasikan
Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway procedures
Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan terapi sesuai kebutuhan.
3. Circulation
Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien,
antara lain :
Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian
penekanan secara langsung.
Palpasi nadi radial jika diperlukan:
1. Menentukan ada atau tidaknya
2. Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
3. Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
4. Regularity
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary
refill).
Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
4. Disabilities
Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala AVPU :
A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah
yang
diberikan
V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak bisa
dimengerti
P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika
ekstremitas
awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)
U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri
maupun stimulus verbal.
Soal 3
Seorang pria dibawa ke IGD setelah habis "carok"
dengan teman nya, terdapat luka tusukan pisau d
abdomen sebelah kanan, terdapat distensi abdomen,
pasien dalam kondisi sadar , akral dingin dan kulit
pucat tuliskan urutan pemeriksaan dan tatalaksana
primary survey pada pasien tersebut !
1. Airway :Menilai jalan nafas bebas
2. Breathing :Menilai pernapasan cukup, oksigen cukup dibuktian dengan
tidak ada pergerakan dinding dada,
3. Circulation :Menilai sirkulasi atau peredaran darah,
ada perdarahan di abdomen kanan, distensi
abdomen
Fiksasi / Hentikan perdarahan Eksternal
Segera pasang 2 jalur infus dengan jarum besar
( 14-16 G )
Berikan cairan infus RL dengan tetesan cepat
Disability : Pasien dalam kondisi sadar
Observasi Tanda-tanda Vital
Soal 4
Seorang remaja usia 17 tahun dibawa ke IGD setelah
kecelakaan sepeda motor, dibawa berserta helm masih
terpasang, dan terdapat luka terbuka di paha kanan atas,
terdapat krepitasi pada paha kanan sekitar luka dan
terdapat tulang yang menonjol, kesadarab menurun,
akral dingin dan kulit pucat. Tuliskan urutan
pemeriksaan dan tatalaksana primary survey pada pasien
tersebut
• Airway:
Mempertahankan kepatenan jalan napas.Dengan membuka
helm dengan benar sesuai prosedur. Pertama kita lepaskan helm pada
kepala korban, dengan cara ambil posisi dikepala pasien dan pegang
dengan hari-hati dalam garis stabilisasi dengan menempatkan ibu jari
dimandibula pasien dan jari telunjuk diarea oksipital. Potong atau
lepaskan pelindung muka pasien. Jika helm mempunyai pelindung
telinga, lepaskan pelindung tersebut dengan sudiplidah. Lepaskan helm
dari sisi lateral secara hati-hati. Setelah helm mencapai oksiput,
rotasikan helm kearah anterior kewajah,hati-hati agar tidak mengenai
hidung.

• Breathing:
Setelah mengamankan airway maka selanjutnya kita
harus menjamin ventilasi yang baik. Beberapa sumber
mengatakan pasien dengan fraktur ekstremitas bawah yang
signifikan sebaiknya diberi highflowoxygen 15 lpm lewat
non-rebreathing mask dengan reservoir bag.
• Circulation.
Patah tulang terbuka. Patah tulang femur dapat menyebabkan
kehilangan darah dalam paha 3 – 4 unit darah dan membuat syok. Menghentikan
perdarahan yang terbaik adalah menggunakan penekanan langsung dan
meninggikan lokasi atau ekstremitas yang mengalami perdarahan di atas level
tubuh. Pemasangan bidai yang baik dapat menurunkan perdarahan secara nyata
dengan mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh tamponade otot sekitar
patahan. Pada patah tulang terbuka, penggunaan balut tekan steril umumnya
dapat menghentikan perdarahan. Penggantian cairan yang agresif merupakan hal
penting disamping usaha menghentikan perdarahan.

• Disability
Menjelang akhir survey primer maka dilakukan
evaluasi singkat terhadap keadaan neurologis. Yang
dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi
pupil, tanda-tanda lateralisasi dan tingkat cedera spinal .
• Exposure.
Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya,
seiring dengan cara menggunting, guna memeriksa dan
evaluasi pasien. Setelah pakaian dibuka, penting bahwa
pasien diselimuti agar pasien tidak hipotermia.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai