Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 10 PENDIDIKAN AGAMA

1. ARMANDO SIREGAR (19087177)


2. BIMA RAHMAT (19087068)
3. FANDEAR RISTAGARA (19087187)
4. SHINDY EKA SAPUTRI (19231041)
5. SUCI KURNIA PUTRI (19046127)
6. UTARI BERLIANA (19231048)
APLIKASI SYARIAT PERNIKAHAN
DALAM ISLAM
KONSEP DAN HUKUM PERNIKAHAN
DALAM ISLAM

KONSEP PERNIKAHAN
Pernikahan atau Munahakat artinya dalam bahasa adalah
terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti
akad nikah (Ijab Qobul) yang menghalalkan pergaulan antara laki-
laki dan perempuan yang bukan muhrim sehingga menimbulkan
hak dan kewajiban diantara keduanya yang diucapkan oleh kata-
kata , sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. Kata zawaj
digunakan dalam al-Quran artinya adalah pasangan yang dalam
penggunaannya pula juga dapat diartikan sebagai pernikahan, Allah
s.w.t. menjadikan manusia itu saling berpasangan, menghalalkan
pernikahan dan mengharamkan zina.
HUKUM PERNIKAHAN

• Pernikahan Yang Dihukumi Sunnah


Hukum menikah akan berubah menjadi sunnah apabila orang yang ingin melakukan pernikahan
tersebut mampu menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani, mental maupun meteriil dan
mampu menahan perbuatan zina walaupun dia tidak segera menikah.
• Pernikahan Yang Dihukumi Wajib
Hukum menikah akan berubah menjadi wajib apabila orang yang ingin melakukan pernikahan
tersebut ingin menikah, mampu menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani, mental
maupun meteriil dan ia khawatir apabila ia tidak segera menikah ia khawatir akan berbuat
zina. Maka wajib baginya untuk segera menikah
• Pernikahan Yang Dihukumi Makruh
Hukum menikah akan berubah menjadi makruh apabila orang yang ingin melakukan pernikahan
tersebut belum mampu dalam salah satu hal jasmani, rohani, mental maupun meteriil dalam
menafkahi keluarganya kelak
• Pernikahan Yang Dihukumi Haram
Hukum menikah akan berubah menjadi haram apabila orang yang ingin melakukan pernikahan
tersebut bermaksud untuk menyakiti salah satu pihak dalam pernikahan tersebut, baik
menyakiti jasmani, rohani maupun menyakiti secara materiil.
TUJUAN PERNIKAHAN
1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi
Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan
ini adalah dengan ‘aqad nikah (melalui jenjang pernikahan), bukan dengan cara
yang amat kotor dan menjijikkan, seperti cara-cara orang sekarang ini; dengan
berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya
2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan untuk Menundukkan Pandangan
Sasaran utama dari disyari’atkannya pernikahan dalam Islam di antaranya adalah
untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang dapat
merendahkan dan merusak martabat manusia yang luhur.
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
Dalam Al-Qur-an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya thalaq (perceraian),
jika suami isteri sudah tidak sanggup lagi menegakkan batas-batas Allah,
sebagaimana firman Allah ‘Azza waJalla dalam surat [Al-Baqarah : 229]
4. untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk mengabdi dan beribadah hanya
kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berbuat baik kepada sesama manusia.
5. Untuk Memperoleh Keturunan Yang Shalih, dalam surat an-nahl ayat 72
BENTUK PEMUTUSAN HUBUNGAN NIKAH
TALAQ
Di dalam islam, penceraian merupakan sesuatu yang tidak
disukai oleh Islam tetapi dibolehkan dengan alasan dan sebab-
sebab tertentu.Talak menurut bahasa bermaksud melepaskan
ikatan dan menurut syarak pula, talak membawa maksud
melepaskan ikatan perkawinan dengan lafaz talak dan
seumpamanya. Talak merupakan suatu jalan penyelesaian
yang terakhir sekiranya suami dan isteri tidak dapat hidup
bersama dan mencari kata sepakat untuk mecari kebahagian
berumahtangga. Talak merupakan perkara yang
dibenci Allah s.w.t tetapi dibenarkan.
HUKUM TALAQ, RUKUN TALAQ, LAFAZ TALAQ DAN JENIS TALAQ

1. WAJIB
a) Jika perbalahan suami isteri tidak dapat didamaikan lagi
b) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata
sepakat untuk perdamaian rumahtangga mereka
2. Haram
a) Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas
b) Ketika keadaan suci yang telah disetubuh
3. Sunat
a) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya
b) Isterinya tidak menjaga maruah dirinya
4. Makruh
Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan
mempunyai pengetahuan agama
5. Harus
Suami yang lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid
atau telah putus haidnya
Syarat
• Suami
Berakal, Baligh, Dengan kerelaan sendiri
• Isteri
Akad nikah sah Belum diceraikan dengan talak tiga oleh
suaminya
• Lafaz
Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya
Dengan sengaja dan bukan paksaaan
• lafaz talak
1. Talak sarih
Lafaz yang jelas dengan bahasa yang berterus-terang seperti
“Saya talak awak” atau “Saya ceraikan awak” atau “Saya
lepaskan awak daripada menjadi isteri saya” dan sebagainya.
2. Talak kinayah
Lafaz yang digunakan secara sindiran oleh suami seperti
“Pergilah awak ke rumah mak awak” atau “Pergilah awak dari
sini” atau “Saya benci melihat muka awak” dan sebagainya.
Namun, lafaz kinayah memerlukan niat suaminya iaitu jika
berniat talak, maka jatuhlah talak tetapi jika tidak berniat
talak, maka tidak berlaku talak.
Jenis talak
1. Talak raj’i
Suami melafazkan talak satu atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh merujuk
kembali isterinya ketika masih dalam idah. Jika tempoh idah telah tamat, maka
suami tidak dibenarkan merujuk melainkan dengan akad nikah baru.
2. Talak bain
Suami melafazkan talak tiga atau melafazkan talak yang ketiga kepada isterinya.
Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si suami hanya boleh merujuk setelah
isterinya berkahwin lelaki lain, suami barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan
suami barunya dan telah habis idah dengan suami barunya.
3. Talak sunni
Suami melafazkan talak kepada isterinya yang masih suci dan tidak disetubuhinya
ketika dalam tempoh suci
4. Talak bid’i
Suami melafazkan talak kepada isterinya ketika dalam haid atau ketika suci yang
disetubuhinya.
5. Talak taklik
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya bersyarat dengan sesuatu sebab atau
syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku, maka terjadilah
penceraian atau talak. Contohnya suami berkata kepada isteri, “Jika awak keluar
rumah tanpa izin saya, maka jatuhlah talak satu.” Apabila isterinya keluar dari
rumah tanpa izin suaminya, maka jatuhlah talak satu secara automatik.
IDDAH
Masa ‘iddah adalah istilah yang diambil dari bahasa Arab dari
kata ( )‫ ال ِع َّدة‬yang bermakna perhitungan ( . ]1[)‫صاء‬
َ ‫اإل ْح‬
ِ
Dinamakan demikian karena seorang menghitung masa suci
atau bulan secara umum dalam menentukan selesainya masa
iddah.
Menurut istilah para ulama, masa ‘iddah ialah sebutan atau
nama suatu masa di mana seorang wanita menanti atau
menangguhkan perkawinan setelah ia ditinggalkan mati oleh
suaminya atau setelah diceraikan baik dengan menunggu
kelahiran bayinya, atau berakhirnya beberapa quru’, atau
berakhirnya beberapa bulan yang sudah ditentukan.
RUJUK
Menurut bahasa rujuk boleh didefinisikan sebagai kembali. Manakala
menurut syarak, ia membawa maksud suami kembali semula
kepada isterinya yang diceraikan dengan ikatan pernikahan asal
(dalam masa idah) dengan lafaz rujuk.
• Hukum rujuk
• Wajib
Bagi suami yang menceraikan isterinya yang belum
menyempurnakan gilirannya dari isteri-isterinya yang lain
• Haram
Suami merujuk isterinya dengan tujuan untuk menyakiti atau
memudaratkan isterinya itu
• Makruh
Apabila penceraian lebih baik antara suami dan isteri
• Harus
Sekirannya rujuk boleh membawa kebaikan bersama
PEWARISAN DALAM ISLAM
Harta dalam islam adalah hal yang cukup penting untuk bisa
melaksanakan hidup di dunia juga mencapai pahala-pahala
akhirat. Persoalan mengenai waris juga termasuk persoalan
harta yang diatur pembagiannya dalam ajaran islam
sebagaimana Allah mengatur masalah fiqih pernikahan atau
hukum pernikahan dalam islam secara mendetail aturannya.
Waris secara umum berarti pemindahan harta dari pihak yang
sudah meninggak kepada orang lain yang merupakan ahli
warisnya. Warisan dalam islam diatur dalam Fiqh atau Hukum
Waris islam atau Mawaris dalam Islam. Hal pesoalan waris
bukanlah hal yang sepele karena dampak yang ditimbulkan
jika tidak diatur oleh Allah SWT.
• Tujuan hukum waris
Tujuan dari pengaturan harta waris adalah agar
tidak ada persengketaan atau perselisihan
mengenai harta yang telah ditinggalkan oleh
orang yang telah meninggal. Dengan
pengaturan harta waris maka tidak akan ada
pihak atau orang yang merasa berhak, merasa
paling harus menguasai harta yang
ditinggalkan. Pembagian harta warisan akan
lebih kekeluargaan dan tidak mengundang
konflik.
• Ahli Waris dalam Islam
Dari ayat diatas dapat diambil beberapa poin mengenai siapa
saja yang berhak atas warisan yang ditinggal oleh orang yang
sudah meninggal.
• Anak Kandung baik Perempuan atau Laki-Laki
• Ayah dan Ibu
• Istri/Suami
Anak angkat atau hasil adopsi tidak berhak atau bukanlah
sebagai ahli waris. Dia bukanlah pewaris atau yang berhak
untuk mendapatkannya karena tidak memiliki hubungan
sedarah dan yang lebih berhak adalah keluarga yang bersifat
kandung.

Anda mungkin juga menyukai