Anda di halaman 1dari 27

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 1

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 2


11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 3
CANDIDA

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 4


GAMBARAN UMUM

 Pada media umum dan membrana mukosa tumbuh sebagai sel

khamir bertunas (budding) berbentuk oval

 Ukuran 3.5 – 6 x 6 – 10 µm

 Pada temperatur, pH, nutrisi dan atmosfer tertentu tumbuh

membentuk germ tube (kecambah)

 Membentuk pseudohifa, merupakan perpanjangan dari

blastokonidia yang gagal berpisah

 Membentuk klamidospora, spora berdinding tebal (misal : pada

Candida albicans)

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 5


 Dinding sel mengandung : glikoprotein, polisakarida : glukan dan

terutama mannan, lipida dan khitin

 Mannoprotein terdapat pada permukaan sel

 Candida dapat diwarnai : Periodic Acid Shift (PAS), Gomory

Methenamine Silver (GMS)

 Candida pada jaringan dan eksudat dapat diperlihatkan dengan

pewarnaan polychrome (Wright’s Giemsa)

 Dengan pewarnaan Gram, Candida akan berwarna ungu

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 6


Candida
 Deuteromycota

 Dimorfik

 Dapat membentuk
“pseudomycelium” (berhubungan
dengan budding cell)

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 7


Gambaran dimorfik

Candida di dalam jaringan


membentuk pseudohifa dan
kadangkala hifa. Sejumlah kecil
bentuk uniseluler pun juga terlihat.
11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 8
FENOMENA BUDDING CELL DAN
GERM TUBE

(a) (b)

Sel Candida yang sedang membentuk:


a. budding cell b. germ tube

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 9


BUDDING CELL

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 10


GERM TUBE

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 11


Perbedaan antara
budding cell dan germ tube

 Cell budding: delocalized cell expansion


 Germ tube: polarized tip growth
 Keduanya dipengaruhi oleh informasi
lingkungan yang diterima reseptor membran
dan diteruskan oleh secondary messenger
 Kedua kondisi membutuhkan ion kalsium.
Aktivitas germ tube membutuhkan lebih
banyak

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 12


Proses budding cell

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 13


Secondary messenger
 Sinyal kalsium: perubahan kadar
kalsium dan aktivitas kalmodulin
 Sinyal nukleotida siklik: cAMP, cGMP
dan sebagainya; dan aktivitas enzim dan
gen
 Sinyal karena adanya perubahan pH
intraseluler dan perubahan aktivitas
enzim atau ekspresi gen

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 14


Morfologi mikroskopik
 Pseudohifa merupakan rangkaian
blastokonidia. Tidak ada septa pada
pseudohifa.
 Khlamidospora merupakan sel-sel yang
membengkak dan berdinding tebal.
Susunan khlamidospora pada genus
Candida dapat dijadikan dasar penentuan
spesies.
 Khlamidokonidia muncul dari hifa yang
sebenarnya.

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 15


Pseudohifa, khlamidospora dan
blastokonidia

Khlamidospora Perhatikan perbedaannya! Blastokonidia


Pseudohifa
Blastokonidia

Khlamidospora
Hifa

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 16


PSEUDOHIFA, KLAMIDOSPORA DAN
BLASTOSPORA

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 17


AMPLOP SEL
Didefinisikan sebagai:
 Membran plasma Lapisan fibrilar
(bersifat Mannoprotein

permeabel) Glukan
Glukan-khitin
 Ruang periplasmik Mannoprotein

sel
Membran plasma

 Dinding sel
 Lapisan fibrous
yang berhubungan
dengan bagian luar
dinding

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 18


DINDING SEL
 Menjadi titik sentuh untuk perlekatan dengan sel
inang
 Struktur kaku yang mempertahankan bentuk sel

 Sebagai ‘benteng pertahanan’

 Mengandung komponen determinan imunogenik


dan imunomodulator
 Terlibat dalam pengaturan enzim-enzim hidrolitik
yang dikeluarkan
 Menjadi sasaran potensial untuk bahan-bahan
11/10/2019 anticendawan Eko Sugeng Pribadi 19
KOMPONEN DINDING SEL

 Terdiri dari sejumlah lapisan berbeda. Ketebalan dan


keragaman berbeda pada bentuk germ-tube dan
bentuk sel bulat.
 Manoprotein (20-30%), b-Glukan (50-60%), Khitin
(0,6-2,7%), protein (5-15%), lipida (2-5%).
 b-Glukan dan manoprotein terkandung sama pada
fase sel khamir maupun sel hifa.
 Kandungan khitin pada sel hifa tiga kali lebih banyak
dibandingkan sel khamir. Lapisan khitin ada di
bagian dalam dinding dan luar (slime, mucous atau
fuzzy layer). Berperan dalam patogenisitas,
11/10/2019 fagositosis dan perlekatan.
Eko Sugeng Pribadi 20
MANNOPROTEIN
 Merupakan komponen antigenik
 Mannan glikoprotein dicirikan oleh tiga daerah:
daerah luar yang mengandung sisi antigenik utama;
inti dan oligosakarida labil basa yang terikat pada
serin dan treonin.
 Mengandung 7% protein dan 92% karbohidrat. Ada
tiga fraksi dari oligosakarida: mannobiosa,
mannotriosa dan mannotetraosa. Semua dirangkai
dengan ikatan glikosidat. Selain didominasi manosa,
juga ada sedikit glukosa.
 Mannoprotein terbenam dalam matriks dinding
glukan-khitin, tetapi bukan penentu kekuatan dinding
sel.
11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 21
GLUKAN
 Merupakan elemen struktur utama dinding.
Ketika pemberian b-1,3-glukanase, sel
mengalami kepekaan osmotik.
 Jumlah glukan sama dalam fase khamir dan
hifa.
 Khitin diketahui menyebar di sekitar dinding
dan berasosiasi dengan glukan untuk
membentuk struktur yang kaku.

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 22


LIPIDA
 Kandungan dan komposisi lipida akan berubah ketika
terjadi transformasi bentuk khamir ke miselia/hifa.
 Lipida merupakan komponen integral dari dinding dan
berasal dari plasma membran.
 Jenis lipida yang teridentifikasi sebagian besar
adalah trigliserida, fosfolipida, dan sterolester yang
sama dengan lipida membran.

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 23


PROTEIN
 Lebih dari 40 jenis protein di dinding sel.

 Bertanggungjawab terhadap penglepasan enzim-


enzim ekstraseluler dan meningkatkan efeisiensi
pembentukan protoplast.
 Enzim: N-asetilglukosaminidase, asam fosfatase,
glukanase aspartat proteinase. Proteinase dapat
bertindak aggresin dan penentu dalam patogenisitas.
 Terdapat reseptor terhadap fragmen C3 dari sel
mamalia iC3b. Reseptor ini mendukung
patogenisitas karena menghambat proses
fagositosis.
11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 24
STRUKTUR MANNOPROTEIN

Rantai luar Inti Protein

[M 1
2
6
M M M ]
M n M2 M3 M2 GlcNAc GlcNAc Asn
M2 M M M P M M M2

M2 M M M M3 M M3

M M M M M M
3
P M2 M
M1 2M1 3M1 2M
O Thr(Ser)
M
M1 3M1 2M
O Ser(Thr)

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 25


FAKTOR-FAKTOR VIRULENSI

 Komponen dinding sel: mannoprotein dan khitin


(bagian luar)
 Enzim proteinase, fosfolipase

 Adhesin protein dari Candida akan berikatan


dengan karbohidrat pada sel inang (berfungsi
sebagai reseptor)
 Polisakarida dari sel Candida akan bereaksi dengan
protein dari sel inang.
 Sel Candida dan sel inang memiliki glikoprotein
spesifik.
11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 26
BEBERAPA SPESIES Candida

 Candida albicans
 Candida tropicalis
 Candida parapsilosis
 Candida krusei
 Candida guilliermondii
 Torulopsis (Candida) glabrata
 Candida kefyr

11/10/2019 Eko Sugeng Pribadi 27

Anda mungkin juga menyukai