Anda di halaman 1dari 27

DL 1

Regulasi Terkait Yankestrad Ser ta


Perbedaan Hattra Dan Nakestrad

Disusun Oleh :
Wa f i N u r s y i f a H a j a r a n i Q 11151040000110
Pemanfaatan Akupuntur

• Akupunktur dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit


Pelayanan sebaiknya sesuai kebutuhan dan dapat dibagi menjadi 2 model pelaksanaan:

1. Pelayanan Akupunktur di poliklinik tersendiri


2. Pelayanan Akupunktur Terintegrasi dalam Bidang Lain

Adapun pelaksanaan lainnya yaitu :

1. Akupunktur dalam UPF Rehabilitasi Medik


2. Akupunktur dalam Pain Center Onkologi

3. Akupunktur dalam Penyakit Dalam dan Penyakit Anak


4. Akupunktur dalam Kebidanan dan Kandungan
5. Akupunktur dalam bidang Anestesi
6. Akupunktur dalam bidang Neurologi
STANDAR PELAYANAN MEDIK HERBAL

1. Sumber daya manusia

• Untuk standar pelayanan medik herbal ini sumber daya manusianya adalah dokter dan dokter gigi, sedangkan
tenaga kesehatan lain peraturannya akan disusun tersendiri.

2. Sarana dan Peralatan


a. Sarana

• Sarana pelayanan medik herbal tersebut adalah:

1) Praktik dokter perorangan/berkelompok;

2) Balai pengobatan umum/swasta;

3) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas);

4) Rumah sakit kelas A, rumah sakit kelas B, rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas D dan/atau rumah sakit
rujukan nasional.
STANDAR PELAYANAN MEDIK HERBAL

b. Peralatan
• Minimal bahan dan peralatan pada sarana pelayanan medik herbal yang hars tersedia
adalah :
1. Bahan herbal alami/tumbuhan;
2. Mortar dan Stamfer (Pastel);
3. Kertas puyer;
4. Kapsul kosong;
5. Botol atau pot plastik;
6. Timbangan atau neraca;
7. Kantong plastik obat.
STANDAR PELAYANAN MEDIK HERBAL
1. Standar Pelayanan Medik Herbal

• Langkah-langkah yang dilakukan dalam tindakan pelayanan medik herbal harus sesuai dengan standar pelayanan medik, yaitu
:

a. Melakukan anamnesis;

b. Melakukan pemeriksaan meliputi :

1) Pemeriksaan fisik

2) Pemeriksaan penunjang

c. Menegakkan diagnosis secara ilmu kedokteran;

d. Memperoleh informed consent dari penderita sesuai ketentuan yang berlaku;

e. Pemberian obat herbal hanya dilakukan pada pasien usia dewasa;

f. Pemberian terapi berdasarkan hasil diagnosis yang telah ditegakkan;

g. Penggunaan pengobatan herbal dilakukan dengan menggunakan tanaman berkhasiat obat ( sebagai contoh yang selama ini telah
digunakan di beberpa rumah sakit)
PENGOBATAN TRADISIONAL/TOGA

• Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan atau perawatan cara
lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.

• Pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya


perlu terus dibina, ditingkatkan, dikembangkan dan diawasi untuk digunakan dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
PENGOBATAN TRADISIONAL/TOGA
• Undang-undang yang membahas tentang pengobatan tradisional antara lain :
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3495);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3821);

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3834);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);

8. dll
PENGOBATAN TRADISIONAL/TOGA

1. Pengertian TOGA

• Toga adalah singkatan dari tanaman chat keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan
keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman ohat atau bahan ohat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
PENGOBATAN TRADISIONAL/TOGA
Pemanfaatan Tanaman Obat

• Adapun pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum
adalah:

1) Demam panas

2) Batuk

3) Sakit perut

4) Gatal-gatal
Fungsi TOGA

• Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi:

1. Upaya preventif (pencegahan)

2. Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)

3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)


PENYELENGGARA KOMPLEMENTER DAN
ALTERNATIVE DI SARANA YANKES

1. Pengertian

• Pengobatan Komplementer-Alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan


untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promote, preventif, kuratif,
dan rehabilitative yang diperoleh melalu pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan
efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilm pengetahuan biomedik, yang belum diterima
dalam kedokteran konvensional.
PENYELENGGARA KOMPLEMENTER DAN
ALTERNATIVE DI SARANA YANKES

Tujuan

• Tujuan pengaturan penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif adalah:

a. Memberikan perlindungan kepada pasien;

b. Mempertahankan dan meninkatkan mtu pelayanan kesehatan;

c. Memberikan kepastian hokum kepada masyarakat da tenaga pengobatan komplementer-alternatif.


PENYELENGGARA KOMPLEMENTER DAN
ALTERNATIVE DI SARANA YANKES

Ruang lingkup

• Ruang lingkup pengobatan komplementer-alternatif yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik meliputi :

a. Intervensi Tubuh dan Pikiran (Mind and body interventions)


b. Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif (Alternative Systems of Medical Practice)

c. Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods)


d. Pengobatan farmakologi dan biologi (Pharmacologic and Biologic Treatments)
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition the Prevention and Treatment of Disease)

f. Cara Lain Dalam Diagnosa dan Pengobatan (Unclassified Diagnostic and Treatment Methods)
PENYELENGGARA KOMPLEMENTER DAN
ALTERNATIVE DI SARANA YANKES
Syarat pemberian pelayanan pengobatan komplementer-alternatif di rumah sakit

• Rumah sakit yang akan memberikan pelayanan pengobatan komplementer-alternatif kepada pasiennya harus
memenuh persyaratan sebagai berikut :

a. Rumah Sakit tersebut harus mempunyai kebijakan yang ditetapkan melalui keputusan direktur Rumah Sakit.

b. Terakreditasi untuk minimal 5 (lima) pelayanan utama.

c. Penggunaan pengobatan komplementer-alternatif harus sinergi dengan pelayanan lainnya yang ada di rumah
sakit.

d. Tenaga pengobatan komplementer-alternatif yang melaksanakan pengobatan komplementer-alternatif harus


memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh organisasi profesi atau sertifikat yang diakui organisasi
profesi terkait.

• Mempunyai keputusan Direktur Rumah Sakit tentang penggunaan pengobatan komplementer-alternatif


PENYELENGGARA KOMPLEMENTER DAN
ALTERNATIVE DI SARANA YANKES
Fasilitas pelayanan kesehatan

• Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud meliputi :

a. Rumah Sakit Pendidikan;


b. Rumah Sakit Non Pendidikan;
c. Rumah Sakit Khusus;
d. Rumah Sakit Swasta;
e. Praktik Perorangan;
f. Praktik Berkelompok;
g. Puskesmas.
PENYELENGGARA KOMPLEMENTER DAN
ALTERNATIVE DI SARANA YANKES
Surat Tugas /Surat Izin Kerja Tenaga Pengobatan Komplementer-Alternatif

• Dokter dan dokter gigi yang akan melaksanakan praktik pengobatan komplementer-alternatif
harus memiliki Surat Izin Praktik Dokter/Dokter Gigi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan wajib memiliki ST-TPKA.

• Tenaga kesehatan lainnya yang akan melaksanakan praktik pengobatan komplementer-alternatif


dan telah ada peraturan registrasi dan perizinan tenaga kesehatannya, harus memiliki surat izin
praktik/surat izin kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan wajib
memiliki ST-TPK.

• Untuk tenaga kesehatan lainnya yang belum ada peraturan registrasi dan perizinan tenaga
kesehatannya, yang akan melaksanakan praktik pengobatan komplementer-alternatif, wajib memilki
SIK-TPKA.
YANKESTRAD EMPIRIS

Pengertian

• Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang


manfaat dan ke Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dilakukan oleh penyehat tradisional.
amanannya terbukti secara empiris. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dilakukan oleh
penyehat tradisional.
YANKESTRAD EMPIRIS

Tujuan

• Pengaturan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris bertujuan untuk:

a. Mewujudkan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris yang aman dan


bermanfaat;

b. Pedoman penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris bagi pemerintah,


pemerintah daerah, dan penyehat tradisional; dan

c. Pedoman pelaksanaan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang oleh pemerintah dan lintas
sektor terkait terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional.
YANKESTRAD EMPIRIS
Penyelenggaraan

• Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional empiris diselenggarakan harus memenuhi ketentuan


sebagai berikut:

a. Dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya secara empiris, dan digunakan secara rasional;

b. Tidak bertentangan dengan norma agama dan norma yang berlaku di masyarakat; dan

c. Tidak bertentangan dengan program pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Konsep

• Konsep pelayanan kesehatan tradisional meliputi:

a. Adanya gangguan kesehatan individu disebabkan oleh ketidakseimbangan unsur fisik, mental, spiritual, sosial dan budaya;

b. Manusia memiliki kemampuan beradaptasi dan penyembuhan diri sendiri (self healing); dan

c. Penyehatan dilakukan dengan pendekatan holistik (menyeluruh) dan menggunakan pendekatan alamiah yang bertujuan
untuk menyeimbangkan kembali antara kemampuan adaptasi dengan penyebab gangguan kesehatan.
YANKESTRAD EMPIRIS
Ciri Khas

• Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris mempunyai ciri khas meliputi:

a. Asal budaya;

b. Prosedur penetapan kondisi kesehatan Klien;

c. Kondisi kesehatan Klien;

d. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris; dan

e. Menggunakan alat dan teknologi kesehatan tradisional empiris yang sesuai dengan keilmuannya.

Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT)

• Penyehat Tradisional yang akan melakukan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris wajib memiliki STPT.
Penyehat Tradisional hanya dapat memiliki 1 (satu) STPT. STPT hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik. STPT
hanya diberikan kepada Penyehat Tradisional yang tidak melakukan intervensi terhadap tubuh yang bersifat invasif
serta tidak bertentangan dengan konsep dan ciri khas pelayanan kesehatan tradisional empiris.
YANKESTRAD INTEGRASI
• Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap atau pengganti.

• Subdit Yankestrad Integrasi :

a. Permenkes No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi

b. Standar Pelayanan Akupunktur Bagi Tenaga Medis

c. Standar Pelayanan Akupresur Bagi Tenaga Kesehatan

d. Kurikulum dan Modul Peran Pelayanan Kesehatan Tradisional dalam Kedaruratan Medik
PERBEDAAN HATRA (PENYEHAT TRADISIONAL)
DAN NAKESTRAD (TENAGA KESEHATAN
TRADISIONAL)

 Penggunaan alat dan obat tradisional bagi hattra dan nakestrad.

• Hattra/ penyehat tradisional dan nakestrad / tenaga kesehatan tradisional dan memberikan surat
permintaan obat tradisional secara tertulis untuk klien.

 Penyehat tradisional wajib memasang papan nama praktik. (nama, tata cara pelayanan, waktu,
pelayanan dan sppt) dengan identitas papan warna hijau tua tulisan putih dan tidak boleh ber- iklan.

 Tenaga kesehatan tradisional (jenis, tempat, jam pelayanan serta gelar keahliannya harus sesuai
SIPTKT) dan diperbolehkan untuk publikasi pelayanan kesehatan tradisional/yankestrad tetapi
sesuai perundangan-undangan yang berlaku.
PERBEDAAN HATRA (PENYEHAT TRADISIONAL)
DAN NAKESTRAD (TENAGA KESEHATAN
TRADISIONAL)

 Penyehat tradisonal dilarang melakukan tindakan invasif, tindakan melukai tubuh , dalam rangka pengobatan
sehingga akan mengganggu keutuhan tubuh dan publikasi serta periklanan, dalam hal ini penyehat tradisional
dinas kesehatan harus memantau dan mengadukan ke KPAI provinsi bila melanggar izin.

 Penyehat tradisional hanya dapat menggunakan alat dan teknologi yang aman bagi kesehatan dan sesuai
dengan metode/keilmuannya

 Penyehat tradisional dan tenaga kesehatan tradisional dilarang menggunakan alat kedokteran dan penunjang
diagnostik kedokteran, kecuali bagi tenaga kesehatan tradisional yang menggunakan alat kedokteran dan
penunjang diagnostic kedokteran sesuai dengan metode, kompetensi dan kewenangan. Penggunaan alat dan
teknologi haarus memiliki izin dari menteri, ketentuan lebih lanjut diatur dengan peraturan menteri.
PERBEDAAN HATRA (PENYEHAT TRADISIONAL) DAN
NAKESTRAD (TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL)

Hak dan Kewajiban

 Penyehat tradisional dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris mempunyai hak:
a. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien atau keluarganya;

b. menerima imbalan jasa; dan

c. mengikuti pelatihan promotif bidang kesehatan.

 Penyehat tradisional dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris mempunyai kewajiban:
a. memberikan pelayanan yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan, tidak membahayakan jiwa atau melanggar susila, kaidah agama, dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang hidup dalam masyarakat, serta tidak
bertentangan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

b. memberikan informasi yang jelas dan tepat kepada klien tentang perawatan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris yang dilakukan;

c. menggunakan alat yang aman bagi kesehatan dan sesuai dengan metode/keilmuannya;

d. menyimpan rahasia kesehatan klien;

e. membuat catatan status kesehatan klien;


PERBEDAAN HATRA (PENYEHAT TRADISIONAL) DAN
NAKESTRAD (TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL)

 Tenaga kesehatan tradisional dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer mempunyai hak:
a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional;

b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien/klien atau keluarganya; dan

c. menerima imbalan jasa.

 Tenaga kesehatan tradisional dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer mempunyai
kewajiban:
a. memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional, serta kebutuhan pasien/klien;

b. merujuk pasien/klien dalam keadaan yang mengancam jiwa dan kegawatdaruratan atau keadaan keadaan lain yang tidak dapat
ditangani;

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien/klien; dan

d. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kesehatan tradisional komplementer.
PERBEDAAN HATRA (PENYEHAT TRADISIONAL) DAN
NAKESTRAD (TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL)
Perizinan dan Registrasi

• Penyehat Tradisional

 Setiap penyehat tradisional yang memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris wajib memiliki STPT.

 STPT dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota tanpa dipungut biaya.

 Untuk memperoleh STPT, penyehat tradisional mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota.

 STPT hanya diberikan kepada penyehat tradisional yang tidak melakukan intervensi tubuh yang bersifat invasif.

 Setiap penyehat tradisional hanya dapat memiliki 1 (satu) STPT dan hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.

 STPT berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperbaharui kembali selama memenuhi persyaratan.

 Pembaharuan STPT harus melampirkan STPT yang telah habis masa berlakunya.

a. STPT dinyatakan tidak berlaku apabila:


a. dicabut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang;

c. tenaga yang bersangkutan pindah tempat praktik;

d. tenaga yang bersangkutan meninggal dunia; atau atas permintaan penyehat tradisional.
PERBEDAAN HATRA (PENYEHAT TRADISIONAL) DAN
NAKESTRAD (TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL)

• Tenaga kesehatan tradisional

 Setiap tenaga kesehatan tradisional harus memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.

 Untuk memperoleh sertifikat kompetensi, setiap tenaga kesehatan tradisional harus mengikuti uji kompetensi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Setiap tenaga kesehatan tradisional yang menjalankan praktik wajib memiliki STRTKT dan SIPTKT.
 STRTKT diberikan oleh konsil setelah memenuhi persyaratan.

 Persyaratan meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan tradisional;

b. memiliki sertifikat kompetensi;

c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;

d. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan

e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

 STRTKT berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat di registrasi ulang setelah memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA
• Dalimartha, S. 2009. Tumbuhan obat dan khasiatnya seri 3. Penebar Swadaya : Jakarta
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/Sk/Viii/2003 tentang
Tenaga Akupunktur.
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur
pada Sarana Pelayanan Kesehatan.
• Peraturan Pemerintah. 2014. Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional. Jakarta
• Peraturan Pemerintah. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2016 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Jakarta
• Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
121/Menkes/Sk/II/2008. Jakarta
• WHO International Standard Terminologies on Traditional Medicine in the Western Pacific Region.
World Health Organization Western Pacific Region, WHO 2007.
• WHO Standard Acupuncture Point Locations in the Western Pacific Region. World Health
Organization Western Pacific Region, WHO 2008.

Anda mungkin juga menyukai