HIPOTESIS
I TB paru disebabkan oleh infeksi M.tuberculosis dikarenakan
factor lingkungan seperti, lembab, kurang cahaya matahari, dll.
Dapat menyebabkan gejala: demam, batuk berdarah, keringat
malam hari, dll. Untuk menegakkan diagnosis pasti dilakukan
pemeriksaan BTA, foto rontgen, dll. Ditangadi dengan OAT,
penegahan dilakukan dengan menyediakan ventilasi baik, etika
batuk yang baik. Jika tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan komplikasi dini dan stadium lanjut
am Jayden Smi
1.
Anatomi Saluran
Pernafasan
Bawah
6
1. Trakea
1.1. Makroskopik ○ Trakea adalah tuba dengan
panjang 10 cm-12 cm dan
diameter 2,5 cm serta
terletak di atas permukaan
anterior esophagus.
2. Bronkus
o Bronkus primer kanan berukuran lebih pendek, lebih
tebal, dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri
karena arcus aorta membelokkan trachea bawah ke
kanan.
o Dinding bronchus terdiri dari cincin tulang rawan, tapi di
bagian posterior berbentuk membran disebut paries
membranaceus tracheae. Bronchus dextra lebih sering
terkena infeksi bila dibandingkan dengan bronchus
sinistra
8
3. Paru-paru
o Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di
bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
o Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
o Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura.
9
4. Alveolus
o Alveolus merupakan saluran akhir dari alat
pernapasan yang berupa gelembung-gelembung
udara
o Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
perluasan daerah permukaan yang berperan
penting dalam pertukaran gas O2 dari udara bebas
ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke
udara ( Purnomo. Dkk, 2009).
10
1. Epiglotis
o Epiglottis dilapisi oleh dua
jenis sel epitel, yaitu sel
epitel gepeng berlapis (pada
1.2. Mikroskopik
bagian lingual) dan sel
epitel respiratori (pada
bagian laringeal).
o fungsi utamanya adalah
untuk menghasilkan suara
dan untuk mencegah
makanan/minuman masuk
ke trakea.
11
2. Trakea
o Tulang rawan pada trakea adalah sederetan cincin
berbentuk C, dan di antara kedua ujung C itu terdapat M.
trakealis.
12
3. Bronkus
o Dinding bronchus terdiri dari cincin tulang rawan, tapi
di bagian posterior berbentuk membran disebut paries
membranaceus tracheae.
o Bronchus dextra lebih sering terkena infeksi bila
dibandingkan dengan bronchus sinistra
13
4. Bronkiolus
Diameter < 1 mm, tidak terdapat tulang rawan, epitel selapis
torax bersilia dengan beberapa sel goblet.
14
5. Bronkus Primer
Bronkus primer terdiri dari dextra dan sinistra. Bronki ini
dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia, lamina
propria tipis jarngan ikat halus dengan banyak serat elastin
dan sedikit limfosit
15
6. Bronkus terminalis
Bronkiolus terminalis memiliki diameter kecil. Epitel kuboid
atau kolumner selapis bersilia tanpa sel goblet
16
7. Bronkus respiratorius
Dinding bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel selapis
kuboid. Pada bagian proksimalnya terdapat silia, namun
hilang di bagian distal bronkiolus respiratorius.
18
Otot Pernafasan
Tahap
2 Arus darah melalui
paru-paru
Tahap Tahap
4 3 Distribusi arus
udara
Tahap
5 Difusi gas
“
22
23
Fase
iritasi
Mekanisme
Batuk
Fase
inspirasi
Fase
kompresi
Fase
ekspirasi
3. MM
Karakteristik
M.tuberculosis
3.1. Morfologi 25
• cord factor
lipoarabinomannan (LAM)
dan asam mikolat menjadi
salah satu faktor
pendukung proses
virulensi
• mycolylarabinogalactan-
peptidoglycan)
4.
MM TB Paru
28
4.1. definisi
4.2. Etiologi
Umur Pekerjaan
Kebiasaan
Jenis kelamin merokok
c. Tipe Pasien
32
4.4.Epidemiologi
4.5.
Patofisiologi
34
4.6. Manisfestasi
Klinik
a. Gejala b. Gejala
Respiratorik Sistemik
35
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Radiologi
• Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis untuk
menemukan lesi TB. Lokasi lesi TB umumnya di daerah apex paru tetapi
dapat juga mengenai lobus bawah atau daerah hilus menyerupai tumor paru.
36
Pemeriksaan BACTEC
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah
Uji tuberculin
Abses paru
Pneumonia
aspirasi
Pneumonia
40
a.
4.10. Non-
Farmakologi
Tatalaksana
b.
Farmakologi
○ Lini Pertama ○ Lini Kedua
Isoniazid
Etionamid
Farmakologi
Rifampisin
Paraaminosalisilat
Etambutol
Pirizanamid
Kanamisin dan
Amikasin
streptomisin
Panduan Pemberian OAT
Kategori 1
Fase intensif 2RHZE Fase Lanjutan 4 RH / 4 R3H3
Kategori 2
Fase Lanjutan 4 RH / 4 R3H3 Fase Lanjutan 4 RH / 4 R3H3
Kategori 3
Fase Intensif 2 RHZE Fase Lanjutan 4 RH / 4 R3H3 / 6 HE
Kategori 4
43
4.10.
Pencegahan
44
Komplikasi
4.11. dini
Komplikasi
Komplikasi
stadium
lanjut
45
5.1. Tujuan
Menurunkan angka
kesakitan dan kematian Melindungi kesehatan
akibat TB dalam rangka masyarakat dari
pencapaian tujuan penularan TB agar tidak
pembangunan terjadi kesakitan,
kesehatan untuk kematian dan
meningkatkan derajat kecacatan;
kesehatan masyarakat.
48
5.2.
Sasaran Sasaran strategi nasional
pengendalian TB ini mengacu
& Target pada rencana strategis
Kementerian Kesehatan dari
2009 sampai dengan tahun
2014 yaitu menurunkan
prevalens TB dari 235 per
100.000 penduduk menjadi
224 per 100.000 penduduk.
49
DPPM
5.3. Program
Pemerintah Manajemen
Terpadu TB
RO
Rencana
Aksi
Daerah
Metode
Pemeriksaan
TBC
51
Mengawasi Memberi
penderita dorongan
5.4. Peran PMO tuberkulosis kepada pasien
Memberi Memberi
dorongan dorongan
kepada pasien kepada pasien
6.
MM. Etika Batuk
53
54
Thank You!
Any questions?