Anda di halaman 1dari 10

Kejang Demam Pada

Anak
By : Kelompok 9
A. Konsep Kejang Demam Pada Anak
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
mengakibatkan akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan
listrik serebral yang berlebihan.(betz & Sowden,2002).
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering
dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh
adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri
atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995)
B. Etiologi Kejang
Jadi dapat disimpulkan kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang
menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral
yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
Kejang dapat disebabkan oleh berbagai patologis termasuk tumor otak ,
truma, bekuan darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit dan
gejala putus alcohol dan gangguan metabolic, uremia, overhidrasi, toksik
subcutan, sabagian kejang merupakan idiopatuk ( tidak diketahui etiologinya )
Lanjutan...
1. Intrakranial Asfiksia : Ensefalitis, hipoksia iskemik Trauma (perdarahan) :
Perdarahan sub araknoid, sub dural atau intra ventricular Infeksi : Bakteri virus dan
parasit Kelainan bawaan : Disgenesis, korteks serebri
2. Ekstra cranial Gangguan metabolic :Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesimia,
gangguan elektrolit (Na dan K) Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat
Kelainan yang diturunkan: Gangguan metabolism asam amino, ketergantungan dan
kekurangan asam amino
3. Idiopatik Kejang neonates, fanciliel benigna, kejang hari ke 5 (Lumbang Tebing,
1997)
C. Manifestasi Kejang
1. Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi Tanda atau
gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
2. Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa
seakan ajtuh dari udara, parestesia.
3. Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik
4. Kejang tubuh, umumnya gerakan setiap kejang sama.
Lanjutan...
5. Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial
simpleks.
6. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap –
ngecapkan bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang – ulang pada
tangan dan gerakan tangan lainnya.
7. Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku.
D. Komplikasi
Epilepsy pada anak di artikan sebagai kejang berulang tanpa adanya demam
kecil kemungkinan epilepsy timbul setelah kejng demam. Sekitar 2 – 4 anak
kejang demam dapat menimbulkan epilepsy, tetapi bukan karena kejang demam
itu sendiri kejang pertama kadang di alami oleh anak dengan epilepsy pada saat
mereka mengalami demam. Namun begitu antara 95 – 98 % anak yang
mengalami kejang demam tidak menimbulkan epilepsy.
Komplikasi yang paling umum dari kejang demam adalah adanya kejang demam
berulang. Sekitar 33% anak akan mengalami kejang berulang jika ,ereka demam
kembali. Sekitar 33% anak akan mengalami kejang berulang jika mereka demam
kembali resiko terulangnya kejang demam akan lebih tinggi jika :
1. Pada kejang yang pertama, anak hanya mengalami demam yang tidak terlalu tinggi
2. Jarak waktu antara mulainya demam dengan kejang yang sempit
3. Ada faktor turunan dari ayah ibunya Risiko yang akan dihadapi seorang anak
sesudah menderita kejang demam
E. Penanganan Kejang
Pengobatan fase akut Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus
mengupayakan diri setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang
harus di perhatikan adalah sebagai berikut :
1. Anak harus di baringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan
terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak.
2. Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut sianak seperti sendok atau penggaris,
karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan nafas. c. Jangan memegangi anak
untuk melawan kejang.
3. Sebagian besar kejang berlangsung singkat & dan tidak memerlukan penanganan
khusus
4. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera di bawa ke
fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk di bawa ke
fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber
yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik di lakukan secepat mungkin
tanpa menyatakan batasan menit.
5. Setelah kejang berakhir ( jika < 10 menit ), anak perlu di bawa menemui
dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kakakuan leher,
muntah-muntah yang berat,atau anak terus tampak lemas.

Anda mungkin juga menyukai