Anda di halaman 1dari 9

Direct detection of phenol using a new bacterial strain-based conductometric

biosensor
(Deteksi fenol secara langsung menggunakan biosensor konduktometri
berbasis strain bakteri baru)

Disusun oleh :
1. Fahima Mutiara S (17231035)
2. Aisyah Nur Aini (17231039)
3. Maya Rizma Elva R (17231020)
4. Alvin Pratama P (17231003)
5. Bayu Setiadji (17231014)

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Latar belakang

FENOL?

Bersifat beracun dan korosif yang banyak mencemari lingkungan.


Sumber utama fenol berasal dari proses-proses industri seperti
industri kilang (6-500mg/L), pembongkaran kokas (28-3900
mg/L), dan pembuatan petrokimia (2,8-1220 mg/L), sedangkan
sumber lain seperti air limbah industri farmasi, plastik, produk
kayu, cat dan kertas dengan kadar 0,1-1600 mg/L. Sifat korosif
yang dimiliki fenol sangat mudah terserap melewati kontak kulit,
saluran pernafasan atau tertelan.
melihat pentingnya identifikasi fenol karena bahayanya saat
terpapar dalam jaringan tubuh, peneliti ingin menciptakan
biosensor mikroba berbasis kondutometri yang sensitif dan juga
praktis dan dapat dibawa untuk identifikasi dilapangan, selain itu
belum ada biosensor konduktometri yang digunakan untuk
mendeteksi fenol.

Biosensor mikroba digunakan untuk menentukan konsentrasi zat


berdasarkan keberadaan enzim spesifik dalam mikroorganisme.
Bakteri yang dapat mendegradasi fenol dapat dicapai dalam kondisi
aerob dan anaerob, bakteri tersebut sebelumnya telah diisolasi.
Bakteri yang dapat mendegradasi fenol meliputi strain 1.3, 3.3 dan
8.2.1 (Bacillus sp.), strain 3.2 (Propionibacterium), strain 3.4
(Pseudomonas sp.), dan strain 8.1.2 (Enterobacter sp)

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Tahap-tahap isolasi :
Oksigenasi fenol oleh enzim fenol
01 hidroksilase befungsi membentuk
katekol.
Pembelahan cincin antara kelompok
hidroksil katekol
02
Enzim katekol 1,2-dioksigenase yang
03 terbentuk berperan penting dalam
biodegradasi polutan aromatik dengan
membelah ikatan antara gugus hidroksil
fenolik

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Prinsip

Biosensor berbasis konduktometri didasarkan pada penggunaan


kultur murni Pseudomonas sp sebagai elemen penginderaan dan
fenol sebagai substrat tunggal yang dikembangkan.
Sinyal yang terukur pada sampel uji oleh biosensor menunjukan
kandungan senyawa fenol.

Biosensor untuk identifikasi fenol

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Fabrikasi
Seri biosensor pertama.

1. Campuran yang mengandung Pseudomonas sp sel dengan 5% BSA (Bovine Serum Albumin) dilarutkan dalam 100 μL
dari 50 mM buffer fosfat (pH 7,0) disiapkan pada suhu kamar. Kemudian diambil 0,8 μL larutan tersebut diendapkan ke area
sensitif dari sensor kerja.

2. Sensor referensi disiapkan dengan prosedur yang sama, tanpa sel bakteri.

Seri kedua biosensor.

1. Hasil Nanopartikel Emas (AuNPs) yang disintesis, diambil dengan volume yang berbeda (20, 35 dan 50 μL).
Dilarutkan dalam 100 µL dari 50 mM buffer fosfat (pH 7,0) yang mengandung 5% BSA (Bovine Serum Albumin) dan
Pseudomonas sp. Kemudian diambil 0,8 μL larutan campuran ditempatkan pada sensor kerja.
.
Sensor referensi disiapkan dengan prosedur yang sama, tanpa sel bakteri.

Akhirnya, kedua seri biosensor ditempatkan dalam uap GA jenuh (20 menit) dan kemudian elektroda dikeringkan pada
suhu kamar selama 30 menit dan disimpan pada suhu 4⁰ C sebelum percobaan.
Limit Deteksi (LOD)
Biosensor LOD for phenol Sensitivy %RSD
(µS/mg.L-1)
Without AuNPs 0,18 mg/L 0,1937 8,41
With AuNPs 0,199-0,2 mg/L 0,5423 5,34

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Sensitivitas Konduktivitas

a. Perkembangan sensitifitas sensor(with AuNPs) selama penyimpanan

b. Perbandingan sensor dengan AuNPs dan tanpa AuNPs


Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa biosensor konduktometri berbasis


bakteri untuk uji senyawa fenol dan fenolik dengan
menggunakan AuNPs lebih sensitif dan menghasilkan data
yang lebih baik dibandingkan dengan biosensor konduktometri
berbasis bakteri untuk uji senyawa fenol tanpa menggunakan
AuNPs

COMPUTER REPAIR & SUPPORT

Anda mungkin juga menyukai