Anda di halaman 1dari 44

MANAJEMEN

KASUS

SOL intracranial

OLEH:
Nur Aina Rahmania SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PRESEPTOR: RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK
dr. Roezwir, Sp.S BANDAR LAMPUNG
Nama : Ny. H IDENTITAS
Tanggal lahir
Umur
: 10 September 1968
: 50 Tahun
PASIEN
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Pardawaras Semaka, Tanggamus
Suku bangsa : Lampung
Tanggal masuk : 25 Juni 2019
Pukul : 16.30 WIB
No. MR : 59.95.77
ANAMNESIS

Nyeri kepala yang


memberat sejak 1 hari yang
lalu
KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN

muntah, kelemahan anggota


gerak sebelah kanan,
mengantuk
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh keluarganya ke IGD RSAM dengan keluhan nyeri
kepala hebat yang dirasakan memberat sejak 1 hari yang lalu ketika pasien
bangun tidur. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk pada seluruh bagian kepala
terutama pada daerah mata. Keluhan nyeri kepala hilang timbul sudah dirasakan
sejak 1 tahun ini, nyeri kepala timbul terutama pada pagi hari. Nyeri kepala akan
membaik jika pasien mengkonsumsi obat paramex dan semakin memberat bila
pasien beraktivitas. Keluhan disertai muntah 1 kali, badan lemas, tangan dan
kaki kanan terasa lemah dan mudah sekali mengantuk. Penglihatan ganda
disangkal. Riwayat trauma disangkal, riwayat demam disangkal, riwayat kejang
disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT

Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Hiperkolesterolemia (-) Riwayat Diabetes
mellitus (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• Adik pasien memiliki riwayat hipertensi

Riwayat Ekonomi Sosial


• Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Kebiasaan merokok(+)
mengonsumsi alkohol (-), pasien jarang berolahraga, riwayat alergi disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Normocephal, rambut warna hitam, tersebar
Keadaan Kesadaran: merata, tidak mudah dicabut
Umum: Tampak Somnolen Mata
Sakit Sedang (E2V5M6) Pupil bulat, tepi rata dengan ukuran
3mm/3mm, isokor, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Frekuensi
Tekanan Darah: Hidung
Napas:
140/90 mmHg Simetris, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
20x/menit
Telinga
Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)

Frekuensi Nadi: Mulut


Suhu: 38,80C
88x/menit Simetris, sianosis (-)

Leher
Tidak terdapat pembesaran KGB leher, nyeri
tekan (-)
PEMERIKSAAN FISIK

JANTUNG PARU

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Inspeksi : Gerakan dinding dada

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V simetris kiri dan kanan.

linea midclavicula sinistra, Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri,

thrill (-) pengembangan dada simetris

Perkusi : batas jantung dalam batas Perkusi : Sonor pada kedua lapangan

normal paru

Auskultasi : BJ I dan BJ II normal, murmur Auskultasi : Bronkovesikuler, rhonki (+/+),

(-), gallop(-) wheezing (-/-)


PEMERIKSAAN FISIK

EKSTREMITAS
Akral hangat
Atas : Oedem (-/-) , akral hangat, CRT <2s
Bawah : Oedem (-/-) , akral hangat, CRT <2s ABDOMEN
Inspeksi : Datar, masa (-), lesi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium,
hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullnes (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
CN II
CN I Tajam penglihatan : VODS >3/60 bedside
Daya Penciuman Lapang pandang : normal
Hidung : Parosmia Tes warna : normal
Fundus oculi : Tidak dilakukan

CN III, IV, VI
CN V
Kelopak mata : Ptosis (-), eksofftalmus (-
/-), endoftalmus (-/-)
Sensibilitas : menurun pada sisi
kanan (raba)
Pupil
Diameter : 3 mm / 3 mm
Motorik : Normal
Bentuk : Bulat, tepi rata
Isokor/anisokor : Isokor
Refleks
Posisi : Central (+/+)
 Refleks kornea : Normal
Refleks cahaya langsung : +/+
 Refleks bersin : Normal
Refleks cahaya tidak langsung : +/+
Gerakan bola mata : normal
CN VII
CN VIII Pasif
Tes pendengaran Lipatan nasolabialis : mendatar pada sisi
• Rinne : (+) kanan
• Weber : Tidak ada lateralisasi Sudut bibir tertarik ke kiri
• Swabach : sama dengan Aktif
pemeriksa Meringis/tertawa : tertarik ke kiri
Nistagmus (-) Sensoris (2/3 anterior lidah : normal

CN IX dan X
- Suara bindeng/ nasal : Tidak
CN XII ada
Atrofi : (-)
- Posisi Uvula : Di tengah
Fasikulasi : (-)
Deviasi : (-) - Refleks muntah : (+)
- Refleks batuk : (+)
- Peristaltik usus : (+)
CN XI
M. Sternocleidomastoideus : Normal
M. Trapezius : Normal
Rangsang Meningeal

• Kaku Kuduk : (-)


• Kernig Test : (-)
• Brudzinsky I : (-)
• Brudzinsky II : (-)
Sistem Motorik
Superior Inferior Superior Inferior

(Ka/Ki) (Ka/Ki) (Ka/Ki) (Ka/Ki)

Kekuatan Otot 3/5 3/5 Refleks Patologis

Tonus normotonus Normotonus  Hoffman Traumer -/-

Klonus -/- -/-  Chaddock -/-

Atrophi Eutrophi eutrophi  Babinsky -/-

Refleks Fisiologis  Gordon -/-

 Bicep ++/+  Gonda -/-

 Trisep ++/+  Schaefer -/-

 Pattela ++/+  Oppenheim -/-

 Achiles ++/+ Sensibilitas


 Rasa raba Menurun / + Menurun/+
 Rasa nyeri +/+ +/+
Propioseptif/Rasa Dalam

• Rasa Sikap : Normal


• Rasa Getar : Normal
• Rasa Nyeri Dalam : Normal

Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas

• Steriognosis : Normal
• Grafognosis : Normal

Koordinasi

• Tes Tunjuk Hidung : Tidak dapat dilakukan


• Tes Pronasi Supinasi : Tidak dapat dilakukan
Suasana Saraf Otonom

• Miksi : Normal
• Defekasi : Normal

Fungsi Luhur

• Fungsi Bahasa : Normal


• Fungsi Orientasi : Normal
• Fungsi Memori : Normal
• Fungsi Emosi : Normal
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
25/06/2019
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hemoglobin 12,7 13,0 – 18,0 g/dL
Laboratorium Leukosit 8.800 4.800 – 10.800 /μL
Eritrosit 4,1 3,8 – 5,0 juta/μL
Hematokrit 37,0 35 – 45 %
Trombosit 314.000 150.000 – 450.000 /μL

LED 30 0 – 15 mm/jam
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 123 <140 mg/dL
Ureum 25 13 – 44 mg/dL
Creatinin 0,79 0,6 – 1,1 mg/dL
ELEKTROLIT

Kalium 2,6 3,5-5,0 umol/L


Natrium 141 135-145 umol/L
Kalsium 8,7 8,6-10,0 mg/dL
Chlorida 100 96-107 umol/L
No. Gejala/Tanda Penilaian Indeks Skor
1. Kesadaran (1) Compos mentis x 2,5 2,5
(2) Mengantuk
(3) Semikoma/koma

2. Muntah (1) Tidak x2 2


(2) Ya
3. Nyeri kepala (1) Tidak x2 2
(2) Ya
4. Tekanan darah Diastolik x 10% 9
5. Ateroma (1) Tidak x (-3) 0
a. DM (2) Ya
b. Angina
pectoris

6. Konstanta -12 -12


Hasil SSS 3,5

16
CT-scan kepala

• Hematom di talamus kiri, meluas ke


sisterna ventrikel
• Kista cavum palucidum
• Sinusitis ethmoidalis kiri
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KLINIS
Penurunan kesadaran, Cephalgia, Hemiparesis
dekstra spastik, hemihipestesia dekstra, paresis
N.VII dekstra sentral

DIAGNOSIS TOPIS
Thalamus sinistra, cavum
pallucidum

DIAGNOSIS ETIOLOGI
ICH + SOL
Penatalaksanaan
• Mobilisasi pasif
Non • Nutrisi
Medikamentosa • Monitoring TTV

• IVFD KaEN 3B : NaCl 2: 1 XX tpm


• IVFD Manitol loading dose 250cc selanjutnya 4x125cc
• Paracetamol tab 3 x 1
Medikamentosa • Ranitidine tab 2 x 1
• Vitamin B19 tab 2 x 1
• KSR 3 x 1

19
Follow up
Tanggal/jam Perjalanan Penyakit Instruksi
26-06-2019 S/Nyeri kepala yang memberat sejak A/ SOL
Pukul 07.00 1 hari yang lalu seperti ditusuk yang
dirasakan pada kedua sisi kepala, P/
mudah mengantuk, disertai Rencana Ct-Scan Kepala tanpa kontras
kelemahan anggota gerak sebelah
IVFD KaEN 3B : NaCl 2: 1 XX tpm
kanan dan muntah 1 kali
Paracetamol 500mg 3x1
Vit B19 2x1
O/ Ranitidin inj/12 j
Keadaan umum: Tampak sakit
sedang
Kesadaran: somnolen
TD: 140/90 mmHg
RR: 20 x/mnt
HR: 83 x/mnt
T : 38,5 0C
SpO2 : 96%
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi
26-06-2019 Status generalis
Pukul 07.00
Kepala : normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
Edema palpebral (-/-)
THT : Epistaksis (-), otorrhea (-), deformitas (-)
Mulut : Dalam batas normal
Leher : JVP (N), pembesaran KGB(-)
Thorax : I : simetris
P : nyeri tekan (-)
P : sonor, batas jantung normal
A : ronki +/+, BJ I-II reguler
Abdomen : I : datar, massa (-)
A : BU (+)
P : nyeri tekan epigatrium (+),
organomegali (-)
P : timpani
Ekstremitas:
Superior : oedem(-/-),akral hangat, CRT <2s
Inferior : oedem (-/-) , akral hangat, CRT<2s
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi
26-06-2019 Status Neurologis:
Pukul 07.00 Meningeal Sign Kaku kuduk : -
Brudzinsky : -
Kernig : -
Laseque : -

Pemeriksaan Saraf Cranial


CN I : parosmia

CN II:
Tajam penglihatan : VODS >3/60 (bedsite)
Lapang pandang : normal
Pengenalan warna : normal
Funduskopi : Tidak dilakukan

CN III, IV, VI :
Ptosis : -/- Nistagmus : -/-
Strabismus : -/- Proptosis: -/-
Gerakan bola mata : normal
Pupil : isokor (3mm/ 3mm)
Reflek cahaya : langsung (+/+), tidak langsung (+/+)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

26-06-2019 Status Neurologis:


Pukul 07.00 CN V :
Sensibilitas : (menurun/+)
Motorik : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)

CN VII :
Inspeksi wajah sewaktu :
Lipatan nasolabiali kanan mendatar
Meringis, tersenyum : sudut bibir tertarik ke kiri
Sensorik 2/3 anterior lidah (manis, asam, asin) : Normal

CN VIII:
N. Vestibulocochlearis
Tes pendengaran
• Rinne : (+)
• Weber : Tidak ada lateralisasi
• Swabach : Sama dengan pemeriksa
Nistagmus (-)

CN IX, X :
Suara bindeng : (-)
Posisi uvula : Di tengah
Reflek batuk : (+)
Reflex muntah : (+)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

26-06-2019 Status Neurologis:


Pukul 07.00 CN XI :
M. Sternocleidomastoideus : (+/+)
M. Trapezius : (+/+)

CN XII :
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Deviasi : (-)
Artikulasi : (-)

Fungsi Motorik : Tetap

Fungsi Sensorik : sisi kanan menurun

Fungsi Saraf Autonom :


BAK : +
BAB : +
Keringat : +
Tanggal/jam Perjalanan Penyakit Instruksi

27-06-2019 S/ A/ SOL
Pukul 07.00 Nyeri kepala berkurang,
mudah mengantuk, disertai P/
kelemahan anggota gerak Konsul Sp.S
• Mannitol
sebelah kanan dan muntah(-)
• Paracetamol fls
Konsul Sp. BS
• Rencana VP shunt
O/
Keadaan umum: Tampak sakit Medikamentosa :
sedang • Mannitol
Kesadaran: compos mentis • IVFD KaEN 3B : NaCl 2: 1 XX
TD: 130/90 mmHg tpm
RR: 22 x/mnt • Paracetamol fls 3x1
HR: 80 x/mnt • Vit B19 2x1
T : 38,8 0C • Ranitidin inj/12 j
SpO2 : 99% • KSR 3x1
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

27-06-2019 Status generalis


Pukul 07.00
Kepala : normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
Edema palpebral (-/-)
THT : Epistaksis (-), otorrhea (-), deformitas (-)
Mulut : Dalam batas normal
Leher : JVP (N), pembesaran KGB(-)
Thorax : I : simetris
P : nyeri tekan (-)
P : sonor, batas jantung normal
A : ronki +/+, BJ I-II reguler
Abdomen : I : datar, massa (-)
A : BU (+)
P : nyeri tekan(+)epigastrium ,
organomegali (-)
P : timpani
Ekstremitas:
Superior : oedem(-/-),akral hangat, CRT <2s
Inferior : oedem (-/-) , akral hangat, CRT<2s
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi
27-06-2019 Status Neurologis:
Pukul 07.00 Meningeal Sign Kaku kuduk : -
Brudzinsky : -
Kernig : -
Laseque : -

Pemeriksaan Saraf Cranial


CN I : parosmia

CN II:
Tajam penglihatan : VODS >3/60 (bedsite)
Lapang pandang : normal
Pengenalan warna : normal
Funduskopi : Tidak dilakukan

CN III, IV, VI :
Ptosis : -/- Nistagmus : -/-
Strabismus : -/- Proptosis: -/-
Gerakan bola mata : normal
Pupil : isokor (3mm/ 3mm)
Reflek cahaya : langsung (+/+), tidak langsung (+/+)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

27-06-2019 Status Neurologis:


Pukul 07.00 CN V :
Sensibilitas : (menurun/+)
Motorik : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)

CN VII :
Inspeksi wajah sewaktu :
Lipatan nasolabiali kanan mendatar
Meringis, tersenyum : sudut bibir tertarik ke kiri
Sensorik 2/3 anterior lidah (manis, asam, asin) : Normal

CN VIII:
N. Vestibulocochlearis
Tes pendengaran
• Rinne : (+)
• Weber : Tidak ada lateralisasi
• Swabach : Sama dengan pemeriksa
Nistagmus (-)

CN IX, X :
Suara bindeng : (-)
Posisi uvula : Di tengah
Reflek batuk : (+)
Reflex muntah : (+)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

27-06-2019 Status Neurologis:


Pukul 07.00 CN XI :
M. Sternocleidomastoideus : (+/+)
M. Trapezius : (+/+)

CN XII :
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Deviasi : (-)
Artikulasi : (-)

Fungsi Motorik : Tetap

Fungsi Sensorik : sisi kanan menurun

Fungsi Saraf Autonom :


BAK : +
BAB : +
Keringat : +
Tinjauan
Pustaka
Space occupying lesion intrakranial
(lesi desak ruang intrakranial)

Definisi Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang intrakranial) :


neoplasma, jinak atau ganas, primer atau sekunder, serta setiap
inflamasi yang berada di dalam rongga tengkorak yang
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan menempati
ruang di dalam otak.
Space occupying lesion intrakranial meliputi tumor, hematoma, dan
abses
Klasifikasi tumor
primary
Benign intracranial
Glioma secondary lessions
Meningioma Metastatic
Non tumorous lesions
Schwannoma Lung filled with CSF or other
Pituitary Kidney fluid
pineal breast - Arachnoid cyst
- Ependymal cyst
- Porencephalic cyst
Septum pellucidum
• Septum pellucidum (dinding
tembus) disebut juga ventrikel
sylvius adalah membran ganda
tipis berbentuk segitiga yang
memisahkan tanduk frontal dari
ventrikel lateral kanan dan kiri
• Ukuran 1,5-3mm
• Berisi filtrat LCS
• Bagian dari sistem limbik
(gangguan emosi dan prilaku)
• Gangguan proses embriologi
septum pellucidum => CSP
Klasifikasi CSP
Communicating
Cyst

Non
communicating
cyst
CSP

Simtomatik

Asimtomatik
Mekanisme Timbulnya Gejala Pada Kista
CSP
Kompresi pada
Ball-valve Gangguan pada vena
segitiga hipotalamo-
phenomenon dalam yg kronis,
septum
• sumbatan dari • menunjukkan gejala • perpindahan dan
foramen neuropsikiatri dan peregangan vena
intraventrikular oleh kompresi kiasma serebral interna dan
kista, menyebabkan optik subependimal dapat
hidrosephalus dan menyebabkan defisit
meningkatkan neurologi fokal yg
tekanan intrakranial progresif
Mechanism leading to Mass effect,
symptoms Increased
CSF
ICP
Doktrin Monroe-Kellie obstruction
“volume total isi intrakranial adalah
tetap konstan”

Votak + Vcss+ Vdarah = konstan


Irritation
seizures
Neoplasma intrakranial bertambah, of cortex
kompensasinya adalah mengeluarkan
CSS dari rongga kranium sehingga
tekanan intrakranial tetap normal, saat
kompensasi tak lagi efektif, TIK mulai
naik secara nyata, oleh karena itu TIK Compression
yang normal tidak menyingkirkan Focal
Invasion
adanya lesi massa neurological
Interruption deficit
with circulation
Gambaran klinis umum SOL
Perubahan status
Nyeri kepala Muntah Kejang fokal Papil oedema
mental
• Progresif • Timbul pada • Bangkitan • Mudah • Edema atau
• Terlokalisir pagi hari kejang pertama tersinggung, pembengkakan
• Makin berat • Proyektil tanpa kali pada usia labil, pelupa, diskus optikus
pada pagi hari didahului mual >25 tahun emosi, krn peningkatan
• Mengalami post kehilangan TIK yg menetap
• Diperberat
iktal paralisis inisiatif dan
dengan batuk
• Mengalami spontanitas,
status epilepsi ansietas dan
depresi
• Resisten
terhadap obat • Mendesak
epilepsi sistem limbik
(amigdala dan
• Disertai gejala
girus cinguli)
peningkatan TIK
Gejala klinis SOL terlokalisir
• Gangguan mental (manifestasi dini), Katatonia, refleks memegang (+), disatria kortikal,
Lobus frontal kelemahan kontralateral, anosmia, kejang umum diikuti paralisis post iktal, gangguan
bahasa berupa afasia motorik bila terdapat kerusakan di area broca

• Disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, defisit perimetri berupa hemianopsia


Lobus kuadran atas, afasia konsuktif, disnomia, kejang parsial kompleks
• Unkus : serangan uncinate fit (epilepsi dengan halusinasi olfaktorik berupa mencium
temporal bau tidak enak) disertai automatisme (perbuatan tanpa disadari, spt lidah mengecap,
komat kamit)

Lobus •Gangguan sensorik dan defisit atensi


•Disfungsi kortikospinal kontralateral, hemianopsia kuadran bawah homonim
parietal kontralateral, kejang, agnosia auditorik, agnosia visual

Lobus •Nyeri kepala di oksiput, gangguan visual, hemianopsia homonim


oksipital
Gejala klinis SOL terlokalisir
• Neoplasma bertangkai

Ventrikel tiga • Pergerakan kepala => obstruksi LCS


• Peningkatan TIK mendadak, nyeri kepala, penglihatan kabur,
penurunan kesadaran

Hipotalamus • Gangguan perkembangan seksual pada anak, amenorrhoe,


dwarfisme

Serebelum • Ataksia, dismetria, disdiadokokinesia, fenomena rebound dan


disatria
Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan Kepala
• MRI
• Biopsi
Penatalaksanaan
• Supportive : meringankan gejala dan
meningkatkan fungsi neurologik pasien
• Pembedahan :
1. Menghasilkan diagnosis histologik yang akurat
2. Mengurangi tumor pokok
3. Memberikan jalan untuk CSF mengalir
Penatalaksanaan
Craniotomy + Craniotomy +
Radiotherapy
biopsy Excision

Chemotherapy Palliative
Penatalaksanaan
• Benign : surgical excision
glioma • Malignant : surgical excision + Radiotherapy

• surgical resection +/- Radiotherapy


meningioma
schwannoma • Surgical Resection >3mm

Pituitary • Radiotherapy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai