Anda di halaman 1dari 35

OLEH :

Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep., MSi


Ketua DPD PPNI Kab Buleleng dan Ketua STIKes Buleleng
• Bukan sekedar pekerjaan (vokasi)
• Memerlukan:
Keahlian (expertise)
Tanggung jawab (responsibility )
Kesejawatan (corporateness)
PROFESI
KEPERAWATAN

PELAYANAN KEPADA
MANUSIA

DISIPLIN ETIK HUKUM


Klien Profesi keperawatan

Melaksanakan praktik
keperawatan sesuai dengan
ilmu keperawatan
tanggung jawab moral, etik,
dan peduli pada hak azazi
Dibuat standar untuk
manusia sebagai pemberi
dapat dipublikasikan
pelayanan
dalam praktik

Credentialing Pengawalan kualitas


pelayanan
Registrasi/ Lisensi
Sertifikasi PM Kode etik
Lisensi peraturan-
perundangan profesi Standar
Ijazah dan
yg mengatur praktik
sertifikat STR SIPP
SIPP
kompetensi praktik keperawat
keperawatan an
Praktek
Praktek
Bekerja mandiri
mandiri
(PM)
Memberikan jaminan pelayanan
yang bermutu dan aman

KODE ETIK

DIKAWAL
DENGAN STANDAR
PROFESI DAN
PRAKTIK

PERUDANG –
UNDANGAN YG
MENGATUR PRAKTIK
KEPERAWATAN
Etika Profesi

Nilai yang digunakan sebagai tuntunan


untuk dilakukan oleh anggota profesi
dalam berhubungan dengan orang lain
dalam menjalankan keprofesiannya
• Himpunan petunjuk hidup yang
mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat dan harus ditaati.
• Pelanggaran akan dikenakan sangsi
yang sesuai.
• Berjenjang dimulai dari UU s/d peraturan
pemerintah dan mentri
1. Alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat
2. Objeknya tingkah laku manusia
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat
agar tidak saling merugikan.
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
5. Sumbernya hasil pemikiran parapakar dan pengalaman
senior
1. Berlaku untuk lingkungan 1. Berlaku untuk umum
profesionl 2. Disusun oleh badan
2. Disusun berdasarkan pemerintah / kekuasaan
kesepakatan anggota 3. Tercantum secara
profesi rinci dalam kitab UU
3. Tidak seluruhnya tertulis dan lembaran/berita
4. Pelanggaran diselesaikan negara
oleh 4. Pelanggaran diselesaikan
majelis kehormatan etik melalui pengadilan
5. Sanksi pelanggaran 5. Sanksi pelanggaran tuntutan
tuntunan 6. Penyelesaian pelanggaran
6. Penyelesaian memerlukan bukti fisik
pelanggaran tdk selalu
disertai bukti fisik
UU NO.29/
1994
UU NO.36/
TTG. PRKT
2009
DOKTER
UUD 45 TTG. KES

PERMENKES
1419/2005
PRAKTIK
PERMENKES DR&DRG
1796
Reg. Tenaga PRAKTIK
Kes
KEPERAWATAN
UU NO.38/2014
TTG KEPERAWATAN
PERMENKES
161/2010
REGISTRASI
PERMENKES PERMENKES
26/2019 148/2010
IJIN PRKT IJIN PRKT
Perawat& Klien 4

Perawat & Praktik 5

Perawat & Masyarakat 1

Perawat & Teman Sejawat 2

Perawat & Profesi 3


HUBUNGAN KONTRAKTUAL/PERIKATAN DLM KUH Perdata
TENAGA KESEHATAN DG KLIEN

• Suatu persetujuan adl suatu perbuatan di mana satu orang


Pasal atau lebih mengikatkan diri thd satu orang lain atau lebih.
1313

• Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu,


Pasal untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.
1233

• Bahwa saya// sebagai perawat indonesia// akan


melaksanakan tugas sebagai perawat// dengan sebaik-
baiknya// menurut peraturan dan undang-undang yang
SUMPAH/ berlaku// kode etik// dan standar profesi keperawatan//
dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
JANJI
SERKOM - STR – SIPP – KREDENSIALING ( SPKK)
SEBAGAI JAMINAN MUTU & SAFETY PS

PMK 49 th 2013
KomKep
Kredensial

UU NO 1. Ijazah cari sumber
36 2014 utama
UU NO 2. STR cari sumber
NAKES
UU NO 36 2014 utama
NAKES 3. Sertfikasi yg di miliki (
36 2014  SKP)
NAKES PPNI 4. Kompetensi jenis
 Rekomendasi kewenangan
5. Assessement oleh
 KTKI - STR Sertfikasi Mitra Bestari
DIKTI PPNI Pemda 6. Surat Penugasan Kerja
Kab/Kota Klinik (SPKK)
Terakriditasi Rekomeasi SIPP
7. Periodik setiap 3 th
& PPNI-UKOM 25 SKP Indikator. Kinerja RS per
SERKOM 1 th kerja hrs mengikuti
PKB 20 jam
Pengem’ Ilpeng
• Pasal 23 (1) (2) (3) (4)
• Nakes berwenang menyelenggarakan yankes
sesuai bidang keahliannya dg surat izin dari
pemerintah & tdk mengutamakan materi ......

• Pasal 13 (1) (2)


• Nakes tertentu bekerja di RS wajib memiliki
izin sesuai dg perundang-undangan dan sesuai
dg standar profesi, standar pelayanan RS, SPO
yg berlaku, etika profesi, menghormati hak ps &
mengutamakan keselamatan pasien.

• BAB II, Pasal 2 - 7


• Penyelenggaraan praktik kep’ minimal D3,
memiliki SIPP kecuali yg di yankes diluar praktik
mandiri sesuai dg kewenangannya
• Bagian Ketiga Izin Praktik
• Pasal 19
• (1) Perawat yang menjalankan Praktik
Keperawatan wajib memiliki izin.

• (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diberikan dalam bentuk SIPP.

• (3) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota
atas rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat Perawat
menjalankan praktiknya.
• Pasal 20
• (1) SIPP hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat
praktik.
• (2) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Perawat paling banyak untuk 2
(dua) tempat.
• Pasal 21
• Perawat yang menjalankan praktik mandiri harus
memasang papan nama Praktik Keperawatan.
• Pasal 28
• (1) Praktik Keperawatan dilaksanakan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan tempat lainnya sesuai
dengan Klien sasarannya.
• (2) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
• a. Praktik Keperawatan mandiri; dan
• b. Praktik Keperawatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
• (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus didasarkan pada kode etik,
standar pelayanan, standar profesi, dan standar
prosedur operasional.
• (4) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) didasarkan pada prinsip kebutuhan
pelayanan kesehatan dan/atau Keperawatan
masyarakat dalam suatu wilayah.
• Kredensial adalah proses evaluasi terhadap
tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.

• Pasal 2
• Penyelenggaraan Komite Keperawatan bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan serta mengatur tata kelola klinis
yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan
pelayanan kebidanan yang berorientasi pada
keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih terjamin
dan terlindungi.
• Pasal 4
• (1) Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, semua
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan yang
dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di
Rumah Sakit dilakukan atas Penugasan Klinis
dari kepala/direktur Rumah Sakit.

• (2) Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) berupa pemberian Kewenangan
Klinis tenaga keperawatan oleh kepala/direktur
Rumah Sakit melalui penerbitan Surat Penugasan
Kewenangan Klinis kepada tenaga keperawatan
yang bersangkutan.
DOKUMENTASI KEPERAWATAN SBG BUKTI HUKUM
• Alat bukti terdiri : bukti tulisan, bukti saksi, sangkaan,
Pasal pengakuan, sumpah.
1866
• Pembuktian dg tulisan di buktikan dg tulisan-tulisan otentik
Pasal maupun dg tulisan-tulisan di bawah tangan
1867
• Suatu tulisan tentang suatu peristiwa yang di buat untuk
AKTA kepentingan hukum (Subekti 1993)

• Akta ontentik di buat oleh pejabat berwenang

• Akta di bawah tangan di buat oleh bukan pejabat


berwenang
• Suatu akta di bawah tangan yg tanda tangannya diakui olh
Pasal yg menandatangani maka dianggap sempurna layaknya
1875 akta otentik
PPNI
MKEK (Majelis
Kehormatan Etik
Kedokteran) & HUKPOL
RTL (Hukum Kepolisisan)

MEMBANG
BBHAP
UN (Badan
Bantuan
JEJARING Hukum dan
MoU Advokasi
Perawat)
KOMPETENSI
KEPEPERAWATAN
UU 38
2014
UU No.
36 Th
2014 tt
NaKes
Registrasi Tenaga Kesehatan
1) memelihara 2) bertindak
hubungan baik melindungi klien dari
dengan sesama tenaga
perawat maupun kesehatan yang
dengan tenaga memberikan
kesehatan lainnya, pelayanan
dan dalam kesehatan secara
memelihara tidak kompeten,
keserasian suasana tidak etis dan ilegal.
lingkungan kerja
PENENTU &
PERAN AKTIF PARTISIPASI AKTIF
PELAKSANA
• Standar • Pengembangan • Membangun &
pelayanan profesi memelihara
• Standar keperawatan kondisi kerja yang
pendidikan kondusif, agar
askep bermutu
tinggi
Terkait dengan penerapan etik
profesi,setiap perawat berkewajiban:

1. Memahami setiap elemen kode etik


dan penjelasannya
2. Menerapkan prinsip etik dalam melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan/Kebidanan
khususnya pada situasi dilema etik/konflik etik
3. Mengenali prosedur penanganan kejadian
pelanggaran etik termasuk perangkat yang ada
4. Memahami sangsi terhadap pelanggaran etik
5. Setiap penanganan kegawatdarutan obgyn harus
mengacu pada kode etik dan profesi keperawatan
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai