Anda di halaman 1dari 15

KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan di dalam kegiatan penyuluhan pertanian bertujuan utk


mengajak petani untuk menerapkan inovasi demi tercapainya
produktivitas, pendapatan petani dan perbaikan mutu hidup  akan
melibatkan banyak pihak, sehingga akan ada 2 (dua) kemungkinan yg
akan terjadi :

1. Masing2 pihak akan bekerja sendiri2 tanpa berkomunikasi dgn pihak lain,
sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan dana yg dimilik  akan
terjadi kesenjangan.
2. Masing2 pihak saling berkomunikasi utk mencapai tujuan bersama  akan
terjadi iklim kerja yg baik

Bila keduanya itu terjadi, perlu upaya2 khusus utk terwujudnya iklim
koordinasi kegiatan yang baik  upaya tsb di dlm ilmu manajemen
disebut Kepemimpinan (Leadership)
1. PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
Pengertian Pemimpin:
-SSO yg m’punyai kekuatan atau kekuasaan utk mempengaruhi orang lain (Thoha
1983)
-SSO yg memiliki kedudukan dan kewenangan untuk memimpin (Margono 1995)
-SSO yg memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain (Sutarto 1995).

Dalam pengertian modern pemimpin adlh:


1. Org yg paling mampu membawa perubahan2 ke arah perbaikan
2. Org yg selain mampu berprakarsa juga memfasilitasi anggota2nya berinteraksi
dan berpartisipasi agar kelompok yang dipimpinnya aktif/dinamis
3. Org yg diidentifikasi dan diterima org lain yg jadi pengikutnya.

Pengertian Kepemimpinan :
Pengertian Umum
Konsep dasar:
“Proses interpersonal yang mencakup upaya mempengaruhi”
Konsep manajemen:
Rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan m’pengaruhi perilaku org
lain dlm situasi ttt agar bersedia bekerjasama utk mencapai tujuan yg telah
ditetapkan (Sutarto 1995).
Pengertian Khusus (tgt konteksnya)(Margono 1995)
1. Sbg individu: individu memiliki kemampuan m’pengaruhi, m’ngontrol org lain utk bisa
mencapai tujuan bersama.
2. Sbg proses: sbg bag dr interaksi sosial utk adanya persamaan persepsi dan kemauan
yg sama; proses m’pengaruhi perilaku atau aktivitas org lain dlm kelompok.
3. Sbg pelaksana kewenangan: b’hubungan dgn kedudukan/status sso yg m’gunakan
kewenangannya.
4. Sbg pengambil prakarsa: tunjukan kemampuan berprakarsa utk melakukan aktivitas &
org lain berbuat spt yg dihrpkannya.
5. Kemampuan mempersuasi org lain: kemampuan membujuk org lain agar bisa
menerima ide atau gagasannya.
6. Kepemimpinan dlm menyimpulkan sesuatu: mampu menyimpulkan dan dpt diterima
semua pihak.
Jenis-jenis Pemimpin
Berhub dgn bgm kepemimpinan itu muncul:
1. Pemimpin kharismatik:
Muncul sbg pemimpin krn keunggulan dgn prestasinya yg unik & luar biasa ( a head of his
group  attainment leadership)
2. Pemimpin situasional:
Muncul dlm situasi ttt sbg org yg mampu menolong kelompok dlm menentukan &
mencapai tujuannya (a head of his group  chairmanship)
3. Kepala:
Muncul krn diberi secara resmi status/kedudukan sbg pemimpin diangkat olh yg lbh tinggi
(a head of his group  headship
2. Pendekatan Kepemimpinan
Pendekatan Sifat
-Awalnya muncul pemikiran  pemimpin dilahirkan (heredity approach) bukan
dibuat
-Muncul teori ciri fisik (physical characteristic theory)
-Muncul pendapat bahwa pemimpin dpt diciptakan melalui
latihan/pendidikan (training approach).
Ada bukti  adanya sifat2 (ciri fisik, mental, dan kepribadian) yg memberi kontribusi
utk suksesnya pemimpin (Traities Leadership Theory)
Sifat2 Utama yg seyogyanya ada pd pemimpin:
1. Empati (emphaty): kemampuan mengidentifikasi sbg org lain, ikut merasakan
perasaan dan pikiran shg kebut’an angg lbh dimengerti.
2. Anggota kelompok (group membership): sifat dlm usaha membuat dirinya bag
dr kelompok yg dipimpinnya, shg ada pengakuan dr angg. & kelompok.
3. Bijaksana/penuh pertimbangan (considerate): kemampuan utk bertindak adil.
4. Lincah (surgency): kemampuan dlm menarik simpati dan membuat suasana
dinamis (penggembira, bersemangat, suka bicara, dinamis, ringan kaki)
5. Beremosi stabil (emotional stability): kematangan di dlm menjaga kestabilan
emosinya (tenang, dpt diperkirakan & punya satu pola perilaku).
Sifat pendukung
1. Berkeinginan menjadi pemimpin: ada keinginan memimpin.
2. Berkemampuan (competence): memiliki kemampuan mengendalikan org lain &
kemampuan lainnya utk melaksanakan tugas atau keperluan
kelompok/organisasi
3. Cerdas (intelegent): kemampuan berpikir, banyak akal
4. Konsisten (consistence)
5. Percaya diri (self confidence)
6. Kemampuan berbagi kepemimpinan (capacity for sharing leadership): tdk
berkeinginan memdominasi tapi mampu mendelegasikan kewenangannya.
Pendekatan sifat tdk beri petunjuk sbrp banyak ciri yg hrs dimiliki sso & hampir slrh ciri tsb
adlh gambaran pola perilaku.
Sifat2 itu sendiri merupakan pra kondisi. Pemimpin yg miliki sifat yg dibutuhkan mesti
ambil tindakan utk keberhasilannya, seperti menformulasikan visi, memainkan perannya,
menyusun tujuan.

Seorang pemimpin hanya dpt melakukan kepemimpinannya bila memiliki daya (power)
ttt, yakni kemampuan utk menggunakan kekuatan): (Frech dan Raven 1959)
1. Imbalan (Reward power): kekuatan didsrkan atas kemampuan memberikan imbalan.
2. Paksaan (Coersive power): kekuatan didsrkan atas rasa takut atau adanya hukuman.
3. Sah (Legitime power): kekuatan didsrkan atas kedudukan dlm organisasi.
4. Referen (Referent power): kekuatan didsrkan atas ciri-ciri pribadi sbg sumber
identifikasi.
5. Ahli (Expert power): kekuatan didsrkan keahlian atau keterampilan yg dimilikinya.

Pendekatan Perilaku
Dasar pemikirannya:
“Keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan
bertindak pemimpin yg bersangkutan.”

Pandangan klasik  setiap org/peg. itu pasif  Gaya otoriter


Pandangan modern  setiap org/peg. adlh manusia yg memiliki perasaan, emosi,
jiwa, kehendak yg patut dihargai  Gaya demokratis.
Gaya kepemimpinan (leadership style):
-Cara yg digunakan pemimpin dlm mempengaruhi perilaku org lain (pengikutnya)
(Thoha 1992).
-Cara yg digunakan pemimpin dlm mempengaruhi anggotanya sesuai dgn situasi
yg dihadapinya (Margono 1978)

A. Studi Kepemimpinan Universitas Iowa


1. Kepemimpinan Gaya Otoriter, otokratis:
“Cara atau kemampuan me’pengaruhi org lain agar bersedia bekerja sama utk
mencapai tujuan yg tlah ditentukan dgn segala kegiatan yg akan dilakukan dgn
diputuskan pimpinan semata”
Cirinya:
1. Wewenang mutlak terpusat pd pimpinan
2. Keputusan & kebijakan selalu dibuat pimpinan
3. Komunikasi satu arah dr pimpinan ke bawahan
4. Pengawasan thp bawahan secara ketat
5. Prakarsa hrs dr pimpinan
6. Tidak ada kesempatan utk bawahan dlm beri saran/opini.
Kelemahan Gaya Otoriter:
“Akibatkan rusak moral, tiadakan inisatif, timbulkan permusuhan, agresivitas,
keluhan, absen, pindah & tdk puas”
Dpt diterapkan dlm organisasi sedang keadaan darurat.
2. Kepemimpinan Gaya Demokratis:
“Cara atau kemampuan mempengaruhi org lain agar bersedia bekerja sama utk
mencapai tujuan dgn cara segala kegiatan yg dilakukan ditentukan bersama
antara pimpinan & bawahan
Cirinya:
1. Wewenang pimpinan tdk mutlak
2. Pimpinan melimpahkan sebagian wewenang pd bawahan
3. Keputusan & kebijakan dibuat besama
4. Komunikasi berlangsung timbal balik
5. Pemberian kesempatan pd bawahan dlm beri saran
6. Ada suasana saling percaya, menghargai
7. Tanggungjawab keberhasilan dipikul bersama
3. Kepemimpinan Gaya Liberal (Laissez-faire)
Cara atau kemampuan mempengaruhi org lain agar bersedia bekerjasama utk
mencapai tujuan dgn cara berbagai kegiatan yg akan dilakukan lbh banyak
diserahkan
kpd bawahan.
Cirinya:
1. Pimpinan limpahkan sepenuhnya kpd bawahan
2. Keputusan & kebijakan lbh banyak dibuat bawahan
3. Pimpinan berkomunikasi bila diperlukan bawahan
4. Hampir tiada pengawasan thp sikap & tindakan bawahan
5. Hampir tiada pengarahan dr pemimpim
6. Tanggungjawab keberhasilan orgn. dipikul org per org.

Keuntungannya: bawahan dpt kembangkan kemampuannya


Kerugiannya: kekacauan krn tiap org bekerja menurut seleranya.
B. Versi Margono Slamet
Gaya Kepemimpinan menurut orientasinya:
1. Orientasi pd tugas (task oriented/TO): gaya yg lbh menekankan perlunya
pelaksanaan tugas secara baik, apapun konsekuensinya. Kepemimpinan
cenderung menggunakan kekuasaan yg lbh besar dr anggota lain. Istilah lain:
otokratik, otoriter, authoritarian, supervisory atau initiating.

2. Orientasi pd hubungan baik (relationship oriented/RO): gaya yg selalu mengutamakan


menjaga & menciptakan adanya hubungan baik antar sesama anggota kelompok.
Kepemimpinan ini memberi kesempatan kpd semua anggota utk berpartisipasi di dalam
pengambilan keputusan. Istilah lain: democratic, equalitarian, group oriented,
permissiveness, participatory, dan considerate

TO RO
Autocratic Kontinum Democratic
Authoritarian Equalitarian
Initiating Participatory
Supervisory Considerate
Gbr : Kontinum Gaya Kepemimpinan

TERIMAKASIH
DILANJUTKAN MINGGU DEPAN
Pendekatan Kontingensi (Situasional)
Dasarnya:
-Tiap organisasi memiliki ciri khusus, unik & akan m’hadapi situasi yg berbeda shg
tdk ada gaya kepemimpinan tunggal utk diterapkan di segala situasi
-Gaya kepemimpinan hsl yg disengaja bukan sifat, krnya hrs diubah-ubah/fleksibel
disesuaikan dgn situasi organ/kelp

Faktor2 situasi orgn/kelp yg menentukan efektivitas pemimpin:

1. Kekuatan-kedudukan pemimpin (position power):


Derajat suatu kedudukan yg memungkinkan pemimpin dptkan “pengakuan”
dr anggota2nya serta mau “menerima” dan “mematuhi” pengarahan,
kewenangan dr pemimpinnya. Kewenangan yg syah (legitimate power) dan
kewenangan gunakan sanksi (reward and punishment power) kuat atau
lemah.
2. Struktur tugas (task structure)
Merupakan sifat2 dr tugas organisasi jelas atau tdk jelas, yg mencakup:
a. Ketetapan/kongkritnya keputusan (decision variability)
b. Kejelasan tujuan (goal clarity)
c. Cara pencapaian tunggal atau jamak (goal path multiplicity)
d. Kespesifikan solusi (solution specificity).
3. Hubungan Anggota-Pimpinan (member-leader relationship)
Berhubungan dgn sbrp baik tingkat penerimaan thp pimpinan. Apakah akrab
atau jauh, sayang atau benci, hormat atau tdk hormat, percaya atau curiga.
Catatan: (1) Pada orgn/kelompok yg bersifat bermusuhan dan tdk bermotivasi perlu
pemimpin yg kuat.
(2) Ukuran kelompok penting:
-kelompok besar seyogyanya berorientasi tugas
-kelompok kecil seyogyanya berorientasi hubungan
(3) Kepemimpinan demokratis diperlukan utk membantu: adanya interaksi di dlm
kelompok, membuat keputusan, mencapai tujuan-tujuannya

Dari tiga variabel (kekuatan pemimpin, struktur dan hub.) Fiedler merumuskan
delapan kombinasi kemungkinan gaya kepemimpinan

A. Model Kepemimpinan Kontingensi Fiedler


Oktan Kekuasaan Struktur Hub.Pemi- Gaya Kepm
Kedudukan Tugas pin Anggota Situasi Orient Kepm
Pemimpin
I Kuat Jelas Baik 1 TO
II Kuat Jelas Jelek 2/3 RO/TO
III Kuat Tak Jelas Baik 2/3 RO/TO
IV Kuat Tak Jelas Jelek 3/4 RO/TO
V Lemah Jelas Baik 2/3 RO/TO
VI Lemah Jelas Jelek 3/4 RO/TO
VII Lemah Tak Jelas Baik 3/4 RO/TO
VIII Lemah Tak Jelas Jelek 5 TO
VIII/A* Kuat Jelas Jelek Sekali 5 TO
Keterangan:
* = Jenis tambahan yg sering dijumpai
1 = Sangat menguntungkan; 2 = Menguntungkan; 3= Sedang; 4 = Tak menguntungkan ;
5 = Sangat tdk menguntungkan
RO = Relationship Oriented (Orientasi hubungan); TO = Task Oriented (Orientasi Tugas); RO/TO = Kombinasi
orientasi hubungan dan orientasi tugas
B. Model Kepemimpinan Situasional (Hersey dan Blanchard)
Kepemimpinan situasional didasarkan atas saling pengaruh:
1) Perilaku tugas (Petunjuk dan arahan) yg pemimpin berikan
2) Perilaku hubungan (dukungan emosional) yg pemimpin berikan
3) Kematangan (tingkat kesiapan) bawahan dlm laksanakan fungsi, tugasnya:
 Kematangan kerja (job maturity) => Kemampuan (ability)
 Kematangan jiwa (psychological maturity) => Kemauan (willingness)
Kombinasi Tingkat kematangan
Perilaku tugas dan bawahan
Perilaku hubungan
(Gaya Kepemimpinan)

1. Telling (G1) --------------------------- > Rendah (M1)


-tinggi tugas, rendah hubungan -tidak mampu
-pemimpin memberikan perintah -tidak mau/tidak mantap
-pengawasan ketat
-pemimpin menentukan apa, bgm,
kapan, di mana tugas dilakukan

2. Selling (G2) --------------------------- > Rendah ke madya (M2)


-tinggi tugas, tinggi hubungan -tidak mampu
-pemimpin menerangkan keputusan -tetapi mau/yakin
-memberi kesempatan penjelasan
-banyak mengarahkan
-komunikasi mulai dua arah
Kombinasi Tingkat kematangan
Perilaku tugas dan bawahan
Perilaku hubungan
(Gaya Kepemimpinan)

3. Participating (G3) ------------------------ > Madya ke tinggi (M3)


-tinggi hubungan, rendah tugas - mampu
-saling memberi gagasan - tp tdk mau/tdk mantap
-bersama-sama memutuskan

4. Delegating (G4) --------------------------- > Tinggi (M4)


-rendah hubungan, rendah tugas - mampu
-pemimpin melimpahkan pembuatan - mau/yakin
Keputusan dan pelaksanaan

Gaya kepemimpinan berubah sesuai tingkat kematangan bawahan:


1. Tahap awal, tingkat kematangan bawahan rendah (M1) (baru memasuki
organisasi), perlu diberi penjelasan dan perintah, maka harus dipimpin dgn gaya
Telling (G1).
2. Tahap kedua, bawahan mulai cukup mengenal tugas, wewenang dan
tanggungjawab, pemimpin msh memberi penjelasan dan perintah tapi tdk
sebanyak tahap awal. Tingkat kematangan bawahan dari rendah ke madya
(M2), maka dpt dipimpin dgn gaya Selling (G2).
3. menerapkan gaya kepemimpinan Delegating (G4)
4. Tahap ketiga, bawahan telah meningkat kemampuan & kemauannya utk
berprestasi, sdh mulai dipercaya pendapatnya. Tingkat kematangan bawahan
berada dr tingkat madya ke tinggi (M3) pemimpin harus menerapkan gaya
Participating (G3).
5. Tahap keempat, bawahan benar-benar telah menguasai tugas, wewenang &
tanggungjawabnya, menjadi berpengalaman tinggi kemampuan & kemauannya
utk berkarya. Bawahan berada pd kematangan tinggi (M4), pemimpin
menerapkan gaya kepemimpinan Delegating (G4)

3. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Agar kelompok atau organisasi dinamis, maka pemimpin hrs melakukan fungsi-
fungsi kepemimpinannya:
1) Mengidentifikasi dan Menganalisis Organisasi beserta Tujuannya: Pemimpin
hrs tahu arah yg dituju organisasi (mengetahui kebutuhan dan keinginan dr
anggota).
a. Tahu bgm keadaan organisasinya
b. Lakukan analisis SWOT (apa kekuatannya (strength), kelemahannya
(weakness), kesempatannya (opportunities), ancamannya (threat).
c. Tahu sifat2 khusus organisasinya (termasuk sifat khusus anggota)
d. Tahu apa tujuan yg ingin atau hrs dicapai organisasinya
e. Tahu apa yg jadi tujuan individu2 yg menonjol
f. Tahu strategi yg tepat bisa mencapai tujuan organisasinya (dari analisis
SWOT).
2) Membangun Struktur Organisasi: Dpt membangun struktur organisasi shg
pengaturan kewenangan & pembagian pekerjaan berjalan baik.
a. Pengaturan organisasi: bgm mengatur orang2 dlm organisasi agar
tersusun rapi, masing2 tahu statusnya, masing2 tahu hub dgn siapa.
b. Pembatasan dan pembagian peranan atau tugas dlm organisasi.
c. Pengaturan hubungan2 dlm organisasi.
3) Inisiatif: hrs dpt merangsang adanya kehidupan yg demokratis, shg
mengundang aspirasi anggota lainnya
a. Memasukkan gagasan2 baru ke dlm organisasi
b. Menciptakan kegiatan2 untuk organisasi.
4) Pencapaian tujuan: hrs dpt menggerakan/memotivasi anggota
a. Selalu memotivasi kelompok
b. Menjadi motor penggerak dlm mencapai tujuan
5) Mempemudah komunikasi dlm organisasi: hrs menyadari pentingnya
komunikasi sbg hal yg essensial bagi adanya interaksi di organisasinya 
komunikasi ibarat urat syaraf dlm tubuh  poros kehidupan organisasi.
a. Komunikasi antar anggota hrs lancar dan mudah
b. Pengarahan, koordinasi, pengendalian dan evaluasi utk terjadinya
kerjasama & saling pengertian dlm organisasi.
6) Mempersatukan organisasi: hrs dpt menciptakan adanya kesatuan di dlm
organisasinya. Tdk mesti harus selalu bersama-sama secara fisik tapi “rasa
senasib” ; perasaan satu.
a. Menciptakan kesatuan di organisasinya
b. Menciptakan adanya rasa persatuan dlm organisasi.
7) Menciptakan suasana yang menyenangkan: hrs membuat suasana di
organisasinya menyenangkan (tdk merasa tertekan).
a. Menciptakan kebahagiaan dlm organisasinya
b. Membuat anggota merasa senang & bahagia jadi bagian dr
organisasinya.
8) Menciptakan keterpaduan organisasi: hrs mampu buat adanya kesamaan
dlm gerak atau kekompakan dlm organisasinya.
a. Kebersamaan dlm organisasi (dinamika, kemampuan berbuat)
b. Menggalang kekompakan organisasi
c. Adanya kegiatan yang terpadu & terkoordinasi
d. Menyangkut moral (semangat) utk mencapai hal yg lbh baik.
9) Mengimplementasikan filosofi organisasi: hrs menyadari bahwa segala
tindakan yg dilakukan baik olh anggota maupun organisasi dilandasi nilai2
yg dianut.
a. Segala nilai2 yg merupakan landasan bertindak & berbuat dr
organisasi.
b. Konsekuensi pd nilai2 & cita2 yg hrs dijunjung tinggi (menjunjung
kejujuran, keterbukaan, dan kebersamaan sbg pedoman & dasar
bertindak)

Anda mungkin juga menyukai