Anda di halaman 1dari 15

 Laki laki 24 tahun datang dengan keluhan

mata buram sejak 4 hari lalu

 Keterangan : pasien buruh bangUnan, nyeri


selama 5 hari, tanpa mual muntah, kotoran
mata kekuningan mata kanan, dirasakan
karena pantulan paku ke mata 5 hari yang
lalu, konsumsi obat anti sakit dan salep mata
 Visus 1/tak terhingga proyeksi cahaya baik
 TIO normal
 Edema dan spasme palpebra
 Cornea keruh dengan robekan arah jam 3
sepanjang 5 cm iris terjepit di luka
 Iris tertarik arah luka, pupil irregular
 Lensa sedikit keruh
 Infiltrate kornea keabuan
 terlihat merah keunguan dibanding dengan injeksi
konjungtiva.
 pembuluh darah tidak tampak.
 tidak bisa digerakkan jika konjungtiva digerakkan.
 dimulai dari bagian tengah mata dan memudar ke
daerah pinggur mata.
 tidak akan memberiukan perubahan jika diberi
andrenalin 1 : 1000
 lakrimasi ( banyak air mata )\
 adanya fotofobia
 sakit tekan di daerah kornea yang terletak di tengah
mata.
 pupil mengecil dan melebar hanya pada glukoma.
1.Fase Infiltrasi Progresif
Karakteristik dari tingkat ini aialah infiltrasi sel – sel PMN dan atau limfosit ke
dalam epitel dari sirkulasi perifer. Selanjutnya dapat terjadi nekrosis dari jaringan
yang terlibat bergantung virulensi agen dan pertahanan tubuh host.
2. Fase Ulserasi Aktif
Ulserasi aktif merupakan hasil dari nekrois dan pengelupasan epitel, membran
Bowman, dan stroma yang terlibat. Selama fase ulserasi aktif terjadi hiperemia
yang mengakibatkan akumulasi eksudat purulen di kornea. Jika organisme
penyebab virulensinya tinggi atau pertahanan tubuh host lemah akan terjadi
penetrasi yang lebih dalam selama fase ulserasi aktif.
3. Fase Regresi
Regresi ditimbulkan oleh sistem pertahanan natural (antibodi humoral dan
pertahanan seluler) dan terapi yang memperbesar respon host normal. Garis batas
yang merupakan kumpulan leukosit mulai timbul di sekitar ulkus, lekosit ini
menetralisir bahkan memfagosit organisme debris seluler. Proses ini disertai
vaskularisasi superfisial yang yang meningkatkan respon imun humoral dan
seluler. Ulkus mulai menyembuh dan epitel mulai tumbuh dari tepi ulkus.
4. Fase Sikatrisasi
Pada fase ini penyembuhan berlanjut dengn epitelisasi progresif yang membentuk
sebuah penutup permanen.
 Keratometri (pengukurankornea)
 Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
 Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
(pulasan gram, giemsa atau KOH)
Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3
per 100.000 penduduk di Indonesia,
sedangkan predisposisi terjadinya ulkus
kornea antara lain terjadi karena trauma,
pemakaian lensa kontak terutama yang
dipakai hingga keesokan harinya, dan
kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya
 Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu
sehingga akan berfungsi sebagai incubator
 Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari
 Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaucoma
sekunder
 Debridement sangat membantu penyembuhan
 Diberi antibiotik yang sesuai dengan kausa. Biasanya
diberi local kecuali dalam keadaan berat.
 Prinsip terapi ulkus kornea adalah sebagai berikut:
 Benda asing dan bahan yang merangsang harus lekas
dihilangkan. Erosi kornea yang sekecil apapun harus
diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.
 Terapi inisial (sebelum didapatkan hasil kultur
dan tes sensitivitas) hendaknya diberikan
antibiotik spektrum luas. Dianjurkan tetes mata
gentamycin (14 mg/ml) atau tobramycin
(14mg/ml) bersama dengan cephazoline
(50mg/ml), setiap setengah hingga satu jam
untuk beberapa hari pertama kemudian dikurangi
menjadi per dua jam . Setelah respon yang
diinginkan tercapai, tetes mata dapat diganti
dengan Ciprofloxacin (0.3%), Ofloxacin (0.3%),
atau Gatifloxacin (0.3%).
 Ulkus kornea dapat berkomplikasi dengan
terjadinya perforasi kornea walaupun jarang. Hal
ini dikarenakan lapisan kornea semakin tipis
dibanding dengan normal sehingga dapat
mencetuskan terjadinya peningkatan tekanan
intraokuler. Jaringan parut kornea dapat
berkembang yang pada akhirnya menyebabkan
penurunan parsial maupun kompleks juga dapat
terjadi, glaukoma dan katarak. Terjadinya
neovaskularisasi dan endoftalmitis11, penipisan
kornea yang akan menjadi perforasi, uveitis,
sinekia anterior, sinekia posterior, glaucoma dan
katarak juga bisa menjadi salah satu komplikasi
dari penyakit ini.
 Prognosis dari ulkus kornea tergantung dari
cepat lambannya pasien mendapat
pengobatan, jenis mikroorganisme penyebab,
dan adanya penyulit maupun komplikasi.
Ulkus kornea biasanya mengalami perbaikan
tiap hari dan sembuh dengan terapi yang
sesuai. Jika penyembuhan tidak terjadi atau
ulkus bertambah berat, disgnosis dan terapi
alternatif harus dipertimbangkan.
 1. Menggunakan pelindung mata apabila bekerja di tempat
yang terekspos partikel kecil yang dapat masuk ke mata.
2. Menggunakan air mata buatan untuk mata kering atau
jika kelopak mata tidak dapat menutup sempurna.
3. Berhati – hati jika menggunakan lensa kontak :
a. Selalu mencuci tangan sebelum memegang lensa kontak
b. Melepas lensa kontak setiap malam dan membersihkan
lensa kontak dengan hati – hati dengan pembersih khusus
c. Jangan pernah tidur dengan menggunakan lensa kontak
d. Menyimpan lensa kontak di tempat khusus dengan
direndam larutan desinfektan semalaman
e. Segera melepas lensa kontak jika mata teriritasi dan
tidak memakainya hinggga kondisi mata membaik
f. Membersihkan tempat penyimpanan lensa kontak secara
reguler.
 Prognosis ulkus kornea dubia et bonam bila
penatalaksanaan yang diberikan cepat
dengan menghindari bebat pada mata dan
menggunakan antibiotik spektrum luas
sebelum menerima hasil laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai