Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA

ANAK DAN DEWASA

DISUSUN OLEH :
YULIA ADININGSIH (20180303013)
NAFIA AULIA CESARRIANI (20180303029)
JAHRA TSAMARA PUTRI (20180303030)
NIARA AISYAH MAHARANI (20170303009)
DEFINISI NYERI

 Menurut Smeltzer & Bare (2008) nyeri adalah apapun yang


menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang
mengalaminya, yang ada kapan pun individu
mengatakannya.Asosiasi Internasional untuk Penelitian Nyeri
(International Association for the Study of Pain, IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai “suatu sensori subjektif dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
yang dirasakan dalam kejadiankejadian dimana terjadi
kerusakan” Nyeri dapat merupakan faktor utama yang
menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih
dari suatu penyakit (Potter & Perry, 2007).
FASE NYERI

 Menurut Meinhart dan Mc Caf fery mendiskripsikan 3 fase


pengalaman nyeri:

1. Fase antisipasi, terjadi sebelum nyeri diterima.


• Pada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan
upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam fase
ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien.
2. Fase sensasi, terjadi saat nyeri terasa.
•Fase ini terjadi ketika klien merasa nyeri, karena nyeri itu
bersifat subjektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga
berbeda-beda. Toleransi terhadap nyeri juga akan berbeda
antara satu orang dengan yang lain
3. Fase akibat (aftermath)
• Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini
klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat
krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala pasca nyeri
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON
NYERI

2. Jenis 3. Kultur
1. usia kelamin sosial budaya

5. Pengalaman 6. Support
4. Perhatian masa lalu keluarga dan
sosial

7. Lokasi dan tingkat


keparahan nyeri
Jenis Penyebab Nyeri

Jenis penyebab Dasar fisiologis


Mekanik - Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada
- Trauma jaringan (ex: operasi) reseptor nyeri, inflamasi.
- Perubahan jaringan (ex:oedema) - Penekanan pada reseptor nyeri
- Penyumbatan pada saluran tubuh - Distensi pada lumen
- Tumor - Penekanan pada reseptor nyeri, iritasi ujung
- Spasme otot saraf.
Termal - Stimulasi pada reseptor nyeri.
Panas/ dingin (ex: combustio). - Kerusakan jaringan, perangsangan pada
Kimia reseptor nyeri.
- Iskemia jaringan karena sumbatan arteri - Perangsangan pada reseptor nyeri karena
koroner. akumulasi asam laktat atau zat kimia lain
- Spasme otot. seperti asam laktat pada jaringan.
- Sekunder terhadap stimulasi mekanik yang
menyebabkan iskemia jaringan.
KRITERIA NYERI

 K l a r i fi ka s i N y e r i B e r d a s a rka n D u r a s i
1) N ye r i a ku t
N ye r i a ku t a d a l a h nye r i ya n g te r j a d i s ete l a h c e d e r a a ku t , p e nya k i t , a t u i n te r ve n s i b e d a h d a n
m e m i li k i p r o s e s ya n g c e p a t d e n g a n i n te n s i t a s ya n g b e r v a r i a s i ( r i n g a n s a m p a i b e r a t ) , d a n
b e r l a n g s un g u n t u k w a k t u ya n g s i n g ka t ( A n d a r m oyo , 2 01 3 ) .

2 ) N ye r i K r o n i k
N ye r i k r o n i k a d a l a h nye r i ko n s t a n ya n g i n te r m ite n ya n g m e n et a p s e p a n j a n g s u a t u p e r i o d e
w a k t u , N ye r i i n i b e r l a n g s un g l a m a d e n g a n i n te n s i t a s ya n g b e r v a r i a s i d a n b i a s a nya
b e r l a n g s un g l e b i h d a r i 6 b u l a n ( M c C a f fe r y, 1 9 8 6 d a l a m Po t te r & Pe r r y, 2 0 0 5 ).

 K l a r i fi ka s i N y e r i B e r d a s a rka n A s a l
1. N ye r i n o s i s e p t if
N ye r i n o s i s e p t if m e r up a ka n nye r i ya n g d i a k i b a t ka n o l e h a k t i v i t a s a t a u s e n s i v i t a s n o s i s e p to r
p e r i fer ya n g m e r u p a k a n r e s p eto r k h u s u s ya n g m e n g a n t a rka n s t i m ul us n a x i o us . N ye r i
n o s i s e p to r i n i d a p a t te r j a d i ka r n a a d a nya a d a nya s t i m ulus ya n g m e n g e n a i ku l i t , t u l a n g ,
s e n d i , o to t , j a r i n g a n i ka t , d a n l a i n - l a i n ( A n d a r m oyo , 2 01 3 ) .

2 . N ye r i n e u r o p a t ik
N ye r i n e u r o p a t i k m e r u p a ka n h a s i l s u a t u c e d e r a a t a u a b n o r m al i t a s ya n g d i d a p a t p a d a
s t r u k t ur s a r a f p e r i fe r m a u p un s e n t r a l ( A n d a r m oyo , 2 01 3 ) .
PENGKAJIAN (ASSESSMENT) NYERI

 Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling


mugkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh
terhadap nyeri itu sendiri, namun pengukuran dengan
pendekatan objektif juga tidak dapat memberikan gambaran
pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 dalam
Andarmoyo, 2013).

 Pengkajian Awal Nyeri


 P = Paliatif atau penyebab nyeri
 Q = Quality/kualitas nyeri
 R = Regio (daerah) lokasi atau pe nyebaran nyeri
 S = Subjektif deskripsi oleh pasien mengenai tingkat nyerinya
 T= Temporal atau periode/waktu yang berkaitan dengan nyeri
PENGKAJIAN SKALA NYERI

 Neonatal Infant Paint Scale (NIPS)


NIPS digunakan untuk menilai skala nyeri pada bayi prematur
dan neonates cukup bulan. NIPS menilai indikator nyeri melalui
ekspresi wajah, tangisan pola nafas, pergerakan lengan dan
kaki serta status istirahat/tidur. Perhitungan skala nyeri NIPS
dikategorikan menjadi nyeri dan tidak nyeri dengan total skor 7.
Hasil penilaian dikatakan tidak nyeri jika total skor ≤ 3 dan
dikategorikan nyeri bila total skor > 3 (Malarvizhi et al, 2012).
 FLACC (Bayi-anak 3 tahun)
Pada anak usia < 3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif
atau untuk pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala
lain, digunakan FLACC Bihavioral Tool. FLACC singkatan dari
Face, Legs, Activity, Cry, and Consolability.
GAMBAR FLACC SCALE
PENGKAJIAN SKALA NYERI

 Wong Baker Faces Scale ( Anak usia 3 - tahun )


Pada pasien anak usia 3 – 8 tahun yang tidak dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dengan angka, digunakan Wong Baker FACES Pain Scale

 Visual Analogue Scale ( Anak usia > 8 tahun dan dewasa)


Pada pasien anak >8 tahun dan dewasa digunakan VAS (Visual Analog Scale).
Skala analog visual (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk
menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat
nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai
garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter .
PENGKAJIAN SKALA NYERI

 Pasien dengan Perawatan Intensif ( Comfor t Scale)


Pada pasien dengan perawatan intensif menggunakan Comfor t Scale.
Indikasi : untuk menilai derajat sedasi yang diberikan pada pasien anak
dan dewasa yang dirawat di ruang intensif/ kamar operasi/ rawat inap
yang tidak dapat dinilai mengunakan Visual Analog Scale atau Wong
Baker Faces Pain Scale.
Pemberian sedasi betujuan untuk mengurangi agitasi, menghilangkan
kecemasan dan menyelaraskan napas dengan ventilator mekanik . Tujuan
dari penggunaan skala ini adalah untuk pengenalan dini dari pemberian
sedasi yang terlalu dalam ataupun tidak adekuat.
 Instruksi: terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor 1-5
denganskor total 9-45.
 Interpretasi :
Nilai 8−16: sedasi dalam
Nilai 17−26: sedasi dan analgesia adekuat
Nilai 27−40: sedasi inadekuat
Tidak bisa digunakan pada pasien-pasien dibawah pengaruh obat‐obat
pelumpuh Otot (neuromuscular blocking agents).
PATOFISIOLOGI

 Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.


Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang ber fungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensial merusak . Reseptor nyeri disebut
juga nyeri nosiseptor. Secara anatomis, reseptor nyeri ( nosiseptor) ada
yang bermialin dan ada yang tidak bermialin dari saraf eferen

 Nosiseptor kutanius berasal dari kulit dan subkutan. Nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dilokalisasi dan didefinisikan .
Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen, yaitu:
 Serabut A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi 6-30 m/det)
yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam, yang akan cepat hilang
apalagi penyebab nyeri dihilangkan.
 Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan transmisi 0,5-2m/det)
yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya ber sifat
tumpul dan sulit dilokalisasi (Tamsuri, 2010).
 Selanjutnya show up pengkajian di makalah.

Anda mungkin juga menyukai