Anda di halaman 1dari 59

Bioremediasi

Limbah Cair
Organik
Bioremediasi , S2 Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
2017

24/05/2017 1
Pengertian Limbah Cair

24/05/2017 2
Bioremediasi S2 Biologi
Jenis Limbah Cair Berdasarkan Sumbernya

1. Limbah Cair Domestik : limbah cair yang keluar dari


perumahan, gedung/tempat usaha pertokoan &
perkantoran.
2. Limbah Cair Industri : limbah cair yang keluar dari industri
telah banyak dikembangkan.
Jenis Limbah Cair Berdasarkan Komponennya
(Sugiharto, 1987)
1. Limbah Cair Organik : limbah cair yang memiliki komposisi
terdiri dari 65% protein, 25% karbohidrat, 10%
lemak/minyak.
2. Limbah Cair Anorganik : limbah cair yang memiliki
komposisi terdiri dari garam, metal.
24/05/2017 3
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 4
Bioremediasi S2 Biologi
Karakteristik Fisik

24/05/2017 5
Bioremediasi S2 Biologi
Karakteristik Kimia

24/05/2017 6
Bioremediasi S2 Biologi
Karakteristik Biologi

24/05/2017 7
Bioremediasi S2 Biologi
Proses Pengolahan Air Limbah
 Fisika
perlakuan untuk bahan yang tersuspensi dalam
limbah cair yang berukuran besar dengan menggunakan
sand filter ukuran silica yg disesuaikan.
 Kimia
perlakuan untuk limbah yang mengandung COD
(Chemical Oxygen Demand) tinggi & terjadi reaksi kimia.
 Biologi
perlakuan untuk menurunkan/menyisihkan substrat
tertentu yang terkandung dalam air buangan dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
24/05/2017 8
Bioremediasi S2 Biologi
Batasan Air Limbah untuk Industri

24/05/2017 9
Bioremediasi S2 Biologi
P P
A E
R N
A C
M E
E M
T A
E R
R

24/05/2017 10
Bioremediasi S2 Biologi
Pengolahan Limbah Cair

Prinsip dasar pengolahan limbah cair:


menghilangkan / mengurangi sebesar-besarnya
kontaminasi yang terdapat dalam limbah cair
sehingga hasil olahan limbah tersebut tidak
mengganggu lingkungan apabila dibuang ke tanah
atau badan air penerima.

24/05/2017 11
Bioremediasi S2 Biologi
Minimisasi Limbah Cair

24/05/2017 12
Bioremediasi S2 Biologi
Klasifikasi Pengolahan Limbah Cair
Kontaminan Sistem Pengolahan Klasifikasi
Padatan tersuspensi Screening & communication Fisika
Sedimentasi Fisika
Flotasi Fisika
Filtrasi Fisika
Koagulasi/sedimentasi Kimia/Fisika
Land treatment Fisika
Biodegradable organiks Lumpur aktif Biologi
Trickling filters Biologi
Rotating biological contractors Biologi
Aerated lagoon (kolam aerasi) Biologi
Saringan pasir Fisika/Biologi
Land treatment Biologi/Kimia/Fisika
Pathogens Klorinasi Kimia
Ozonisasi Kimia
Land treatment Fisika
Nitrogen Suspended growth nitrification & denitrification Biologi
Fixed film nitrification & denitrification Biologi
Ammonia stripping Kimia/Fisika
Ion exchange Kimia
Breakpoint khlorinasi Kimia
Land treatment Biologi/Kimia/Fisika

24/05/2017 13
Bioremediasi S2 Biologi
Phospor Koagulasi garam logam/sedimentasi Kimia/Fisika

Koagulasi kapur/sedimentasi Kimia/Fisika

Biological/Chemical phosphorus removal Biologi/Kimia

Land Treatment Kimia/Fisika

Refractory organiks Adsorbsi karbon Fisika

Tertiary ozonation Kimia

Sistem land treatment Fisika

Logam berat Pengendapan kimia Kimia

Ion exchange Kimia

Land treatment Fisika

Padatan inorganik terlarut Ion exchange Kimia

Reverse osmosis Fisika

Elektrodialisis Kimia

24/05/2017 14
Bioremediasi S2 Biologi
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

 bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung,


menguraikan bahan organik biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta
memerhatikan estetika dan lingkungan.

Secara Alami
 Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan
kolam stabilisasi untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah
dialirkan ke sungai
 kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan
organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen).
 biaya murah

Secara Buatan
Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment
(pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary
treatment (pengolahan lanjutan)  Instalasi Pengolahan Air Limbah

24/05/2017 15
Bioremediasi S2 Biologi
Pengolahan Air Limbah Secara Buatan
1. Pre treatment, bertujuan u/ melindungi unit pengolahan dari kegagalan proses
& mengurangi inefisiensi yg mungkin terjadi akibat proses awal yang salah.

24/05/2017 16
Bioremediasi S2 Biologi
2.Primary Treatment
untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan
filter (saringan) dan bak sedimentasi.

24/05/2017 17
Bioremediasi S2 Biologi
3. Secondary Treatment
bertujuan untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan
menstabilisasikan zat organik dalam limbah dengan memanfaatan
aktivitas mikroorganisme secara aerob atau anaerob.

24/05/2017 18
Bioremediasi S2 Biologi
Mixing
Percampuran diperlukan apabila
1. Dalam suatu materi harus bercampur semua dengan materi lain
secara sempurna.
2. Dalam suatu reaktor harus dijaga konsentrasi/temperatur yang
merata.

Alat yang dapat digunakan dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:


3. Turbin/padle mixer
4. Propeler mixer
5. Pneumatic mixer
6. Hydraulic mixer
7. In line hydraulic and static mixing

24/05/2017 19
Bioremediasi S2 Biologi
4. Tertiary Treatment
untuk meningkatkan kualitas efluen dengan penghilangan nutrisi atau
unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor untuk
memusnahkan mikroorganisme patogen

Pada tahap ini untuk menghilangkan :


1. kandungan BOD,
2. senyawa fosfor dengan bahan kimia sebagai koagulan,
3. senyawa nitrogen melalui ammonia stripping atau nitrifikasi
denitrifikasi,
4. senyawa organik, &
5. menghilangkan padatan terlarut.

24/05/2017 20
Bioremediasi S2 Biologi
Primary Treatment System, Secondary Treatment
System, Tertiary Treatment System

24/05/2017 21
Bioremediasi S2 Biologi
Metode
Pengolahan
Limbah Cair
Industri

Secara Fisika

24/05/2017 22
Bioremediasi S2 Biologi
Metode
Pengolahan
Limbah Cair
Industri

Secara Kimia

24/05/2017 23
Bioremediasi S2 Biologi
Metode
Pengolahan
Limbah Cair
Industri

Secara Biologi

24/05/2017 24
Bioremediasi S2 Biologi
Aerobik (Extended Aeration)

Kelebihan Kekurangan
a. Sudah dikenal dan banyak
digunakan, pada umumnya a. Membutuhkan area
digunakan untuk kapasitas kecil yang lebih luas
sampai besar. b. Pemakaian energi
b. Diterapkan dalam pengolahan air lebih tinggi dengan
limbah dengan konsentrasi BOD adanya aerator
dan COD rendah pada temperatur
c. Lumpur yang
5 - 300C.
dihasilkan banyak
c. Mampu menanggulangi “Loading
Fluctuation”.
d. Effluent dapat langsung dibuang
ke badan penerima (sungai, dsb).

24/05/2017 25
Bioremediasi S2 Biologi
ANAEROBIK (UASB)

Kelebihan Kekurangan

a. Sesuai untuk mengolah air a. Temperatur air limbah harus dijaga


limbah dengan konsentrasi BOD sekitar 20-350C
lebih tinggi dan untuk kapasitas b. Effluent perlu diolah lagi secara aerob
menengah sampai besar. sebelum di buang ke badan penerima
b. Menghasilkan biogas (70-90 % untuk mereduksi NH4
CH4). c. Tidak sesuai untuk mengolah air
c. Tidak membutuhkan energi limbah dengan konsentrasi nitrat dan
untuk oksidasi atau sulfat tinggi.
d. Membutuhkan area lebih kecil d. Pengoperasian cukup rumit karena
sangat tergantung pada temperatur
e. Lumpur yang dihasilkan sedikit.
dan pH air limbah.

24/05/2017 26
Bioremediasi S2 Biologi
Metode Pengolahan Limbah Cair Industri secara
Biologi
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reactor):
mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi
• lumpur aktif  (penurunan BOD 80%-95% )
• oxidation ditch (penurunan BOD 85%-90% ) dan sedikit lumpur
• kontak-stabilisasi  BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak
sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi , waktu detensi hidrolis total
lebih pendek (4-6 jam) –> iklim tropis Indonesia waktu detensi hidrolis 12-18 hari
• Kolam oksidasi dan lagoon dengan aerasi, waktu detensi 3-5 hari

2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reactor).: mikroorganisme


tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan
dirinya
• trickling filter , cakram biologi , filter terendam, reaktor fludisasi  penurunan BOD
sekitar 80%-90% ,
• Jika BOD < 400 mg/l  proses aerob lebih ekonomis
• Jika BOD > 4000 mg/l  proses anaerob lebih ekonomis
24/05/2017 27
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 28
Bioremediasi S2 Biologi
(a) Sistem lumpur aktif (activated sludge)
 Prinsip dasarnya sistem lumpur aktif terdiri atas dua unit proses utama,
yaitu bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi.
 Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan biomassa dicampur secara
sempurna dalam suatu reaktor dan diaerasi yang juga berfungsi
sebagai sarana pengadukan suspensi.
 Tujuan :
(i) penyisihan senyawa karbon (oksidasi karbon)  bahan organik
dioksidasi secara enzimatik oleh oksigen yang berada dalam limbah
cair
(ii) penyisihan senyawa nitrogen & fosfor  mencegah terjadinya
eutrofikasi pada perairan
(iii) stabilisasi lumpur secara aerobik simultan
Model :
1. Sistem Lumpur Aktif Konvensional
2. Modifikasi Sistem Lumpur Aktif Konvensional

24/05/2017 29
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 30
Bioremediasi S2 Biologi
Sistem Aerasi Lanjutan (extended aeration)

1. Waktu aerasi lebih lama (sekitar 30 jam)  Usia lumpur juga lebih
lama dan dapat diperpanjang sampai 15 hari.

2. Limbah yang masuk dalam tangki aerasi tidak diolah dulu dalam
pengendapan primer.

3. Sistem beroperasi dalam rasio F/M yang lebih rendah (umumnya <0,1
lb BOD/hari/lb MLSS) dari sistem konvensional (0,2 - 0,5 lb
BOD/hari/lb MLSS).

4. Sistem ini membutuhkan sedikit aerasi dibandingkan dengan


pengolahan konvensional dan terutama cocok untuk komunitas yang
kecil yang menggunakan paket pengolahan.
24/05/2017 31
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 32
Biologi Lumpur Aktif
 Flok dalam aktifitas lumpur mengandung sel bakteri disamping partikel
anorganik dan organik.

 Bakteri tersebut bertanggung jawab terhadap oksidasi material organik


dan tranformasi nutrien.
 Selain itu, bakteri juga menghasilkan polisakarida dan material polimer
yang membantu flokulasi biomassa mikrobiologi.

 Jumlah total bakteri dalam lumpur aktif standard adalah 10 8 CFU/mg


lumpur.

 Beberapa peneliti menjaga agar fraksi aktif bakteri dalam lumpur aktif
mewakili hanya 1-3% bakteri total, karena tingkat oksigen dalam difusi
terbatas, jumlah bakteri aktif aerobik menurun akibat ukuran flok
meningkat (Hanel, 1988)
24/05/2017 33
Bioremediasi S2 Biologi
Distribusi Bakteri Heterotropik Aerobik dalam
Lumpur Aktif Standart (Hiraishi et al, 1989)

24/05/2017 34
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 35
Bioremediasi S2 Biologi
Mikroba Ciri Khusus Habitat Diisolasi dari Kelomp
ok

Caulobacter bakteri bertangkai dalam air yang pengolahan limbah, Bakteri


miskin bahan khususnya lumpur aktif
organik

Zoogloea bakteri yang ditemukan media dengan m- Bakteri


menghasilkan dalam air limbah butanol, pati, atau m-
exopolysaccharide dan lingkungan toluate sebagai sumber
yang membentuk yang kaya C. ditemukan dalam
proyeksi khas seperti bahan organik berbagai tahap
jari tangan pengolahan limbah,
jumlahnya hanya 0,1-
1% dari total bakteri
dalam mixed liqour

Nitrosomonas, bakteri autotrofik : Flok lumpur aktif dapat dideteksi pada Bakteri
Nitrobacter dapat merubah konsentrasi sekitar
amonia menjadi nitrat 105 sel/ml.

Rhodospilrilla bakteri fototrofik Flok lumpur aktif dapat dideteksi pada bakteri
ceae konsentrasi sekitar ungu non
105 sel/ml. sulfur
24/05/2017 36
Mikroba Genus Habitat Keterangan
Fungi Geotrichum flok lumpur aktif Hidup di pH yang rendah, toksik, dan
Penicillium limbah yang kekurangan nitrogen
Cephalosporium
Cladosporium
Alternaria
Protozoa Carchesium predator dalam dapat menurunkan Kadmium di
Paramecium sp lumpur aktif lumpur aktif
seperti dalam
Vorticella sp lingkungan
Opercularia sp akuatik alam
Chilodenella sp
Apidisca sp
Cilliata flok lumpur aktif

Rotifers Bdelloidea (1) menghilangkan bakteri tersuspensi


Monogononta (contoh : bakteri yang tidak
membentuk flok
(2) memberi kontribusi terhadap
pembentukan flok melalui pelet
24/05/2017 kotoran yang dikelilingi oleh mukus
37
Oksidasi Bahan Organik Dalam Tangki Aerasi

24/05/2017 38
Bioremediasi S2 Biologi
 Air limbah domestik mempunyai rasio C:N:P sebesar 100 : 5 : 1,
yang mencukupi untuk kebutuhan sebagian besar
mikroorganisme.

 Pengendapan lumpur tergantung ratio F/M dan umur lumpur.


Pengendapan yang baik dapat terjadi jika lumpur mikroorganisme
berada dalam endogeneous, yang terjadi jika karbon dan sumber
energi terbatas dan jika pertumbuhan bakteri rendah.

 Pengendapan lumpur yang baik dapat terjadi pada rasio F/M


yang rendah (contoh : tingginya konsentrasi MLSS). Sebaliknya,
Rasio F/M yang tinggi mengakibatkan pengendapan lumpur yang
buruk.

24/05/2017 39
Bioremediasi S2 Biologi
Pengolahan Lumpur
 Lumpur yang dihasilkan dari proses sedimentasi diolah lebih lanjut
untuk mengurangi sebanyak mungkin air yang masih terkandung
didalamnya.
 Ada 4 cara proses pengurangan kadar air, yaitu:

24/05/2017 40
Bioremediasi S2 Biologi
A
L
A
A M
L I
A A
M H
I
A
H
24/05/2017 41
Bioremediasi S2 Biologi
Pengepresan (Tekanan)

24/05/2017 42
Bioremediasi S2 Biologi
Gaya Sentrifugal

24/05/2017 43
Bioremediasi S2 Biologi
Pemanasan

24/05/2017 44
Bioremediasi S2 Biologi
(b) Sistem Trikling Filter
Prinsip: Trickling filter terdiri atas tumpukan media padat
dengan kedalaman sekitar 2m, umumnya berbentuk silinder
Proses:
1) menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan media yang
terdiri dari bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur
(slag), medium dari bahan plastik atau lainnya.
2) Pada permukaan medium akan tumbuh lapisan biofilm seperti
lendir yang kontak dengan air limbah dan akan menguraikan
senyawa polutan yang ada di dalam air limbah

24/05/2017 45
Bioremediasi S2 Biologi
(c) Sistem Biodish atau RBC (Rotating Biological
Contractor)
• Prinsip: Sistem RBC terdiri atas deretan cakram yang dipasang
pada as horisontal dengan jarak sekitar 4 cm.
• Proses: Sebagian dari cakram tercelup dalam limbah cair, dan
sebagian lagi kontak dengan udara. Pada saat as diputar,
permukaan cakram secara bergantian kontak dengan limbah cair
dan kemudian kontak dengan udara. Akibatnya, mikroorganisme
tumbuh pada permukaan cakram sebagai lapisan biologis
(biomasa), dan mengabsorpsi bahan organik dalam limbah cair.

24/05/2017 46
Bioremediasi S2 Biologi
(d) Sistem SBR (Sequencing Batch Reactor)
• Prinsip. Sistem SBR adalah suatu sistem lumpur aktif yang
dioperasikan secara curah (batch). Identik dengan satuan
proses dalam sistem lumpur aktif, yaitu aerasi dan sedimentasi
untuk memisahkan biomassa.

Proses:
SBR berlangsung
secara bergantian
pada tanki yang sama.
Ada lima tahap, yaitu
pengisian, reaksi
(aerasi), pengendapan
(sedimentasi),
pembuangan, dan
istirahat (idle).
24/05/2017 47
Bioremediasi S2 Biologi
(e) Kolam Oksidasi (Stabilization Ponds)

• Prinsip: cara pembuangan limbah cair secara langsung ke badan


air. Konsentrasi mikroorganisme relatif kecil, suplai oksigen dan
pengadukan berlangsung secara alami, sehingga proses
perombakan bahan organik berlangsung relatif lama dan pada area
yang luas
• Organisme heterotrof aerobik dan aerobik berperan dalam proses
konversi bahan organik
• Organisme autotrof (fitoplankton, alga, tanaman air) mengambil
bahan-bahan anorganik (nitrat dan fosfat) melalui proses
fotosintetsis .
• Karena lamanya waktu tinggal limbah cair, maka organisme dengan
waktu generasi tinggi (zooplankton, larva insekta, kutu air, ikan
kecil) juga dapat tumbuh dan berkembang dalam sistem kolam
• Komposisi organisme sangat tergantung pada temperatur, suplai
oksigen, sinar matahari, jenis dan konsentrasi substrat.
24/05/2017 48
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 49
Bioremediasi S2 Biologi
(f) Sistem UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket)
 anaerob
• Prinsip: UASB (Up-flow Anaerobic Sludge Blanket)
merupakan salah jenis reaktor anaerobik yang paling banyak-
diterapkan untuk pengolahan berbagai jenis limbah cair
dengan produk akhir berupa gas metana dan karbon dioksida.

• Reaktor UASB merupakan reaktor anaerobik, dimana influen


dialirkan dari bawah menuju ke atas.

• Pada bagian bawah reaktor terbentuk lapisan biomassa


(sludge).

• Sistem UASB dilengkapi dengan fasilitas pengeluaran gas,


yang sekaligus berfungsi sebagai unit pemisahan biomassa
24/05/2017 50
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 51
Bioremediasi S2 Biologi
(g) Septik Tank  anaerob
• Prinsip. Sistem septik tank merupakan salah satu cara
pengolahan limbah cair yang paling sederhana, anaerobik,
harus dilengkapi dengan fasilitas untuk peresapan efluen.
• Kelebihan: dapat diterapkan untuk hampir semua jenis limbah
industri pangan dengan kadar bahan organik tinggi, dapat
diterapkan untuk debit limbah cair kecil dan dan tidak
kontinyu, biaya konstruksi, operasi dan pemeliharaan rendah,
dan tidak memerlukan keahlian khusus baik untuk konstruksi
maupun pengoperasiannya.
• Kelemahan sistem ini berpotensi mencemari air tanah

24/05/2017 52
Bioremediasi S2 Biologi
(h) Kolam Aerasi (Aerated Lagoons)
• Sistem pengolahan air laguna/cekungan aerasi terdiri dari
cekungan tanah liat atau baskom besar yang dilengkapi dengan
aerator mekanis untuk menjaga lingkungan aerobik dan
mencegah pengendapan biomassa, dilengkapi dengan saluran
masuk di salah satu ujung dan outlet di ujung yang lain
memungkinkan air limbah mengalir dengan waktu yang
ditentukan.
• Lama waktu dapat mencapai kualitas efluen, dan bahan kimia
organik yang kompleks dapat terdegradasi

24/05/2017 53
Bioremediasi S2 Biologi
Peralatan untuk pengolahan limbah

24/05/2017 54
Bioremediasi S2 Biologi
Diagram Proses Pengolahan Limbah Cair

24/05/2017 55
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 56
Bioremediasi S2 Biologi
24/05/2017 57
Bioremediasi S2 Biologi
Sketsa 2D Rancangan Pengolahan Limbah

24/05/2017 58
Bioremediasi S2 Biologi
Sketsa 3D Rancangan Pengolahan Limbah

24/05/2017 59
Bioremediasi S2 Biologi

Anda mungkin juga menyukai