ANDI JUMRIANA B
ANDI SRI HARTINA
RIZQAH MARDIANA
ASFIKSIA RINGAN
A S U H A N K E B I DA N A N B AY I B A R U L A H I R
B AY I “ D ” D E N G A N A S F I K S I A R I N G A N
DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR
TA N G G A L 2 3 J A N U A R I 2 0 1 6
Nomor Rekam Medis : 10 86 89
Tanggal Partus : 22 Januari 2016, pukul 23 05 WITA
Tanggal Pengkajian : 24 Januari 2016, pukul 08 00 WITA
Ruangan : PERINATOLOGI (BAYI)
Nama Pengkaji : RIZQAH MARDIANA
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A.IDENTITAS PASIEN
a. Identitas bayi
Nama : bayi “D”
Tanggal lahir : Makassar, 22 Januari 2016
Umur : ± 2 hari
Anak ke : II
Jenis kelamin : perempuan
b. Identitas orang tua
Nama : Ny “D” / Tn “Y”
Umur : 27 thn / 30 thn
Nikah/lamanya : 1 kali / 4 thn
Suku : Makassar
Agama : Islam
Pendidikan : S1 /SMA
Pekerjaan : Informa / Wiraswasta
Alamat : Jalan Borong Raya Baru 2 No 9
A.DATA BIOLOGIS/FISIOLOGIS
a. Riwayat Kehamilan
a) PII A0.
b) Gestasi 41 minggu.
c) Kunjungan ANC sebanyak 4 kali di poli antenatal RSKDIA
SITI FATIMAH MAKASSAR.
d) Pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 20
minggu.
e) Ibu mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebanyak
1 kali selama hamil
b. Riwayat Kesehatan
a) Ibu tidak pernah menderita penyakit gangguan sistem
reproduksi.
b) Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, atau HIV/AIDS.
c) Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti
Jantung, Diabetes Melitus, atau Hipertensi.
d) Ibu tidak mempunyai riwayat ketergantungan pada obat-
obatan tertentu, rokok, atau minuman beralkohol.
e) Ibu tidak pernah dioperasi.
c.Riwayat Persalinan
a) Tempat persalinan di RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR.
b) Penolong persalinan adalah dokter dan mahasiswa.
c) Ibu melahirkan tanggal 22 Januari 2016, pukul 2305 WITA.
d) Jenis persalinan adalah pervaginam dengan presentase belakang
kepala, spontan induksi.
e) Komplikasi/penyulit dalam persalinan yaitu umur kehamilan
lebih dari hari perkiraan lahir.
f) Perlangsungan persalinan:
Kala I
• Ibu masuk RS tanggal 22 Januari 2016, pukul 05 25 WITA.
• Dengan keluhan sakit perut bagian bawah tembus belakang.
• HPHT tanggal 10-04-2015
• HTP tanggal 17-01-2016
• Presentase belakang kepala.
Kala II
Bayi lahir tanggal 22 Januari 2016, pukul 23 05 WITA.
Jenis kelamin perempuan (♀).
Apgar score 7/10
Tanda 0 1 2 Menit ke-1
Grimace atau
Tidak ada Meringis Bersin, batuk 2
refleks
Respiration atau
Tidak ada Perlahan Menangis 1
pernapasan
7
Kala III
Plasenta, selaput, dan kotiledon lahir lengkap.
Tidak ada laserasi.
Pemberian oksitosin 1 amp (2 cc)
Inisiasi menyusui dini
Kala IV
15 menit pertama
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi denyut nadi : 82 ×/menit
Temperatur badan : 36,5 ºC
Frekuensi nafas : 20 ×/menit
TFU setingga pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, perdarahan ± 20 cc.
15 menit kedua
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi denyut nadi: 82 ×/menit
Temperatur badan : 36,5 ºC
Frekuensi nafas : 20 ×/menit
TFU setingga pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 10 cc.
15 menit ketiga
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi denyut nadi: 82 ×/menit
Temperatur badan : 36,5 ºC
Frekuensi nafas : 20 ×/menit
TFU setingga pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 5 cc.
15 menit keempat
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi denyut nadi: 82 ×/menit
Temperatur badan : 36,5 ºC
Frekuensi nafas : 20 ×/menit
TFU setingga pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 5 cc.
d.Riwayat Kebutuhan Dasar
a) Nutrisi/Cairan
Kebutuhan nutrisi/cairan bayi diperoleh dari ASI yang
diberikan oleh ibu secara on demend.
b) Eliminasi
Bayi sudah BAK dan BAB
c) Personal hygiene
Keadaan bayi, rambut, hidung, telinga, kuku, dan tangan
bersih.
Mata tidak ada secret, bayi belum di mandikan.
Genetalia ada bekas mekonium pada bokong bayi.
d) Kebutuhan tidur
Belum dapat di kaji.
e. Riwayat Sosial, Ekonomi, dan Spiritual
a) Ibu dapat beradaptasi dengan bayinya.
b) Biaya ditanggung oleh ayah bayi.
c) Ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya.
d) Kelahiran bayi sangat dinanti oleh keluarga.
e) Ibu selalu berdo’a agar bayinya sehat.
f. Pemeriksaan fisik
a) Pemriksaan tanda-tanda vital
a. Frekuensi napas: 42 ×/ menit
b. Frekuensi jantung: 110 ×/menit
c. Temperatur badan: 36° C
b) Kepala : Normal, tidak ada pembesaran cephal
hematoma, caput succedenum.
c) Ubun – ubun: Datar, berdenyut, dan belum menutup.
d) Wajah : Pucat, simetris tidak ada odema.
e) Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.
f) Telinga : Bersih simetris, tidak ada serumen.
g) Hidung :Terdapat sekret, tidak ada benjolan
h) Mulut : Kebiruan, tidak ada labioskizis, maupun
labiopalatoskizis.
i) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjan
limfe.
j) Dada :Gerakan dada sesuai pola napas, tidak ada retraksi
pada sela iga
k) Perut : Tidak ada pembesaran hati dan limpa
l) Tali pusar : Tali pusar masih basah, tidak ada tanda infeksi
m) Genetalia: vagina berlubang, uretra berlubang, labia mayora
menutupi labia minora.
n) Punggung : Tidak ada pembengkaan pada daerah punggung.
o) Ekstermitas :Kebiruan, jari – jari normal dan lengkap.
p) Anus : Positif berlubang
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Masalah
Bayi terjadi gangguan pernafasan.
Kebutuhan
Membersihkan jalan napas.
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
POTENSIAL
Grimace atau
Tidak ada Meringis Bersin, batuk 2 2
refleks
Gerakan
Activity atau
Lemas ekstremitas Gerakan aktif 1 1
tonus otot
sedikit
Respiration atau
Tidak ada Perlahan Menangis 2 2
pernapasan
8 18
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
B AY I “ D ” D E N G A N A S F I K S I A R I N G A N
D I R S K D I A S I T I FAT I M A H M A K A S S A R
TA N G G A L 2 3 J A N U A R I 2 016
DATA PERKEMBANGAN I
Penulis membahas kasus tentang bayi baru lahir dengan asfiksia ringan
yang ada di lahan klinik dengan teori yang ada. Karena penulis
menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah dari Varney, maka
pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut :
Pengkajian
Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data awal
dari manajemen kebidanan secara Varney, dilaksanakan dengan wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik.
Menurut Dewi (2011), bayi baru lahir dengan asfiksia merupakan
suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat
memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang
ditubuhnya. Dengan nilai pemeriksaan fisik APGAR score 7- 10, ditandai
adanya gejala takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit, bayi
tampak sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi merintih, adanya pernapasan
cuping hidung, bayi kurang aktivitas dan dari pemeriksaan auskultasi
diperoleh hasil ronchi, rales dan wheezing positif.
Pada pengkajian Bayi Ny. D umur 1 menit dengan asfiksia
ringan diperoleh data subyektif dengan keluhan bayi tidak dapat
menangis secara spontan. Data obyektif dilakukan pemeriksaan
khusus APGAR score diperoleh hasil nilai APGAR score 7.
Pemeriksan fisik warna kulit tubuh merah muda, ekstermitas
biru, hidung terdapat secret, mulut kebiruan dan aktifitas
kurang. Dalam kasus ini tidak ditemukan adaya gejala takipnea
dengan napas lebih dari 60 kali per menit, adanya retraksi sela
iga, adanya pernapasan cuping hidung, dan dari pemeriksaan
auskultasi tidak diperoleh hasil ronchi, rales dan wheezing positif.
Jadi dalam pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan praktek dilapangan.
Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan,
menentukan masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan.
Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanan bayi
Ny.B umur 2 menit dengan asfiksia ringan. Diagnosa kebidanan
sudah sesuai dengan teori menurut Dewi (2011), yang
menyatakan bahwa asfiksia ringan ditandai dengan adanya gejala
takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit, bayi tampak
sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi merintih, adanya
pernapasan cuping hidung, bayi kurang aktivitas dan dari
pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi, rales dan wheezing
positif.
Masalah yang ditemukan pada bayi Ny. D dengan asfiksia
ringan adalah bayi terjadi gangguan pernafasan. Kebutuhan yang
diberikan adalah membersihkan jalan nafas. Dari kasus ini
masalah yang ditemukan dan kebutuhan sudah sesuai dengan
terori menurut Deslidel (2011), yaitu masalah yang terjadi
adalah pernapasan kurang, bayi tampak sianosis dan kebutuhan
yang diberikan adalah membersihkan jalan nafas, pemberian O2,
rasa nyaman, kehangatan. Tapi pada kasus ini masalah yang
terjadi hanya gangguan pernafasan dan kebutuhan yang
diberikan adalah pembersihan jalan napas.
Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek lapangan.
Diagnosa Potensial
Pada kasus bayi Ny. D dengan asfiksia ringan diagnosa potensial
terjadi asfiksia sedang, jadi sudah sesuai dengan teori menurut
Surasmi (2003), bahwa diagnosa potesial asfiksia ringan adalah
asfiksia sedang. Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial karena
dapat ditangani dengan baik sehingga bayi dapat bernapas dengan
spontan.
Antisipasi
Pada kasus bayi Ny. D dengan asfiksia ringan antisipasi yang
dilakukan adalah pembersihan jalan napas dan menjaga agar suhu
tetap hangat. Antisipasi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai
dengan teori menurut Arief & Sari (2009) yaitu perawatan bayi,
pembersihan jalan nafas, dan menjaga agar suhu tetap hangat.
Jadi pada langkah tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan.
Perencanaan
Pada kasus bayi Ny. D dengan Asfiksia ringan ini rencana
tindakan yang dilakukan adalah :
Keringkan tubuh bayi.
Berikan lampu sorot.
Pastikan kepala bayi sedikit ekstensi.
Bersihkan jalan nafas dari mulut hingga hidung dengan
menggunakan selang dee lee.
Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung
bayi.
Perencanaan yang diberikan sudah sesuai dengan teori menurut
Wiknjosastro (2003), rencana yang diberikan pada bayi dengan asfiksia
ringan adalah :
Keringkan dan bungkus bayi dengan kain agar tetap hangat.
Bersihkan jalan napas dengan hisap lendir pada hidung dan mulut dengan
menggunakan dee lee.
Keringkan badan, bersihkan badan lalu lakukan inisiasi menyusu dini
selama 1 jam, periksa antropometri, berikan injeksi vitamin K pada paha
kiri, salep mata.
Observasi suhu tubuh.
Berikan lampu sorot pada bayi.
Beritahu ibu tentang keadaan bayi.
Jika dibandingkan dengan teori pada langkah ini hanya dilakukan sebagian
perencanaan asuhan, dan tidak dilakukan inisiasi menyusu dini
Jadi pada langkah ini ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
Pelaksanaan
Pada kasus ini dilaksanakan secara menyeluruh dari apa yang
sudah direncanakan pada langkah kelima (perencanaan) yaitu :
Mengkeringkan tubuh bayi.
Memberikan lampu sorot.
Memastikan kepala bayi sedikit ekstensi.
Membersihkan jalan nafas dari mulut hingga hidung dengan
menggunakan selang dee lee.
Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan
punggung bayi.
Evaluasi
Berdasarkan hasil asuhan yang diberikan pada bayi Ny. D
dengan asfiksia ringan tidak ada hambatan dan masalah yang
terjadi pada bayi dapat teratasi.
Setelah asuhan tersebut diberikan, dilanjutkan dengan
asuhan perawatan bayi baru lahir, pemantauan nutrisi dan
pemantauan eliminasi. Hasilnya bayi dalam kondisi normal,
nutrisi dan eliminasi baik.
Berdasarkan hasil asuhan selama 2 hari masalah bayi teratasi
dan bayi dalam keadaan normal. Evaluasi pada kasus ini yang
dihasilkan sudah sesuai dengan teori menurut Hyre (2003),
yaitu bayi dapat bernapas dengan normal, tidak hipotermi, tidak
infeksi, nutrisi dan vital sign baik.