Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN

SURVEI SANITASI TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN DI LANTAI II


BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN
MAKASSAR BULAN NOVEMBER TAHUN 2021

A. Latar Belakang
Bandara merupakan sarana dan prasarana tempat umum yang
menyediakan jasa penerbangan yang didalamnya terdapat pengangkutan
orang maupun barang dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan jaman sarana transportasi udara banyak
diminati, terlebih transportasi antar negara. Sebagai pintu masuk negara
dalam melakukan aktivitasnya, pelabuhan dan bandar udara perlu
memperhatikan pengelolaan lingkungan yang bersih dan sehat agar tumbuh
dan berkembang rasa aman, nyaman, tertib, dan sehat sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Jasa penerbangan udara
semakin mengalami peningkatan, dikarenakan lebih efisien dari segi waktu
dan lebih aman dan nyaman. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kenyamanan maka bandara menyediakan fasilitas untuk pelayanan komersil
salah satunya tempat makan dan minum seperti restoran, rumah makan,
kantin, lounge, café.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun
2003 menjelaskan bahwa rumah makan adalah setiap usaha komersial yang
ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum
diusahanya. Rumah makan ini timbul dan berkembang sejalan dengan
berkembangnya masyarakat dalam melayani kebutuhan konsumen. Hal ini
bila tidak ditunjang dengan pengelolaan makanan yang hygienis dan kondisi
sanitasi yang baik maka akan menyebabkan gangguan kesehatan. Sehingga,
apa bila tidak dukung dengan pengolahan makanan dan minuman yang
hygiene serta tempat pengolahan yang memperhatikan sanitasi dengan baik
maka dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Menurut Hopkins sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan. Menurut
Sihite, sanitasi makanan merupakan suatu usaha pencegahan untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat merusak
kesehatan, mulai dari minuman itu sebelum diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan hingga sampai ke tahap penyajian
makanan dan minuman itu siap di konsumsi.
Tempat pengelolaan makanan yang ada di Bandar Udara Internasional
Sultan Hasanuddin Makassar meliputi rumah makan dan restoran, kantin,
cafe, kedai, makanan jajanan dan sebagainya. Sebagai salah satu jenis tempat
pelayanan umum yang mengolah dan menyediakan makanan bagi masyarakat
banyak, maka tempat pengelolaan makanan (TPM) memiliki potensi yang
cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan
keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya foodborne disease
adalah patogenitas dari agen penyebab, alat distribusi makanan, kondisi yang
memungkinkan agen patogen untuk hidup dan kerentanan dari host (Anditia).
Bakteri Escherichia coli yang terdapat pada makanan dan minuman yang
masuk ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit. Penularan
dapat terjadi melalui kontak dari penjamah makanan yang terinfeksi selama
mengolah makanan. Jika air terkontaminasi dan higiene yang baik tidak
dipraktikkan, makanan yang dihasilkan kemungkinan besar juga
terkontaminasi (pasek). Maka dari itu, perlu dilakukan pengawasan
pengolahan makanan di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar.
B. Tujuan
Untuk mengetahui kelaikan hygiene sanitasi rumah makan/restoran
yang berada di Lantai II Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar.
C. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanan pada hari Jumat 19 November 2021 di Rumah
makan/restoran di Lantai II Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar.
D. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Form pemeriksaan
3. Face shield
4. Handscoon
5. Masker
6. Papan pengalas
E. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa magang dan petugas kantor kesehatan pelabuhan datang ke
rumah makan dilengkapi dengan surat tugas serta membawa formulir
penilaian pemeriksaan sanitasi.
2. Petugas melakukan penilaian terhadap rumah makan dengan
menggunakan formulir pemeriksaan sanitasi.
3. Petugas memberikan rekomendasi dan saran perbaikan secara langsung
F. Hasil Pemeriksaan
Tabel 4.1
Hasil Pemeriksaan Hygiene dan Sanitasi Rumah Makan dan Restoran
Wilayah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar
Total
No. Hari/ Tanggal Nama TPM MS TMS
Nilai
Jum’at/ 19 846
1. Outlet A √
November 2021
Jum’at/ 19 Outlet B 844
2. √
November 2021
Jum’at/ 19 Outlet C 965
3. √
November 2021
Jum’at/ 19 Outlet D 989
4. √
November 2021
Jum’at/ 19 Outlet E 952
5. √
November 2021
6. Jum’at/ 19 Outlet F 897 √
November 2021
Jum’at/ 19 Outlet G 917
7. √
November 2021
Jum’at/ 19 Outlet F
8. 989 √
November 2021
Sumber: Data Primer, 2021
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Hygiene dan Sanitasi Tempat Pengolahan Pangan
Makanan Jajanan
Wilayah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar
Total
No. Hari/ Tanggal Nama TPM MS TMS
Nilai
Jum’at/ 19
9. Outlet I 30 √
November 2021
Sumber: Data Primer, 2021
G. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dan penilaian sanitasi
Restoran dan Rumah Makan dan restoran dari 9 Restoran dan Rumah
Makan yang diperiksa semuanya memenuhi syarat laik Hygiene
sanitasi restoran dan rumah makan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No 1098 Tahun 2003 Tentang pangan syarat batas laik
Hygiene sanitasi restoran dan rumah makan adalah >700. Selain
Restoran dan Rumah Makan pemeriksaan juga dilakukan pada salah
satu Tempat Pengolahan Pangan (TPP) Makanan Jajanan pada salah
satu outlet yang \ peraturan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan telah memenuhi aturan laik
Hygiene dan sanitasi TPP Makanan Jajanan
Adapun bentuk masalah sanitasi yang paling banyak ditemui
saat pemeriksaan TPM dan TPP, yaitu:
1. Secara umum bangunan permanen tidak dilengkapi dengan pintu
yang rapat terhadap tikus dan serangga sehingga banyak ditemukan
vektor seperti kecoa dan kotekanya yang berarti vektor tersebut
telah berkembang biak di lingkungan tersebut.
2. Tidak tersedianya tempat sampah yang tertutup, sampah kering dan
basah belum dipisah,
3. Tidak tersedianya ruangan khusus pegawai, juga belum adanya
pemeriksaan rutin dan berkala bagi para pegawai ataupun penjamah
makanan
4. Angka bakteriologis seperti coliform pada sampel makanan masih
melebihi NAB yang ditentukan
5. Tidak tersedianya bak cuci tiga bilik pada tempat pencucian alat
pengolahan makanan dan bahan makanan dan tidak dilrngkapi air
hangat
6. Loker karyawan perempuan tidak dipisah dengan loker karyawan
laik-laki
7. Makanan tidak disajikan dalam keadaan tertutup
Berdasarkan masalah yang ditemukan pada saat pemeriksaan,
selanjutnya diberikan surat rekomendasi kepada pemilik Restoran dan
Rumah Makan serta TPP yang bersangkutan. Beberapa poin
rekomendasi yang telah kami berikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada pemilik Resto, Rumah Makan maupun TPP agar selalu
menjaga kebersihan lingkungan TPM dan TPP serta rutin
melakukan pembasmian vektor seperti memasang perangkap kecoa
dan penyemprotan
2. Menyediakan tempat sampah yang tertutup dan terpisah antara
sampah basah dan sampah kering.
3. Menyiapkan ruang khusus untuk pegawai serta melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin kepada semua pegawai
utamanya pada penjamah makanan
4. Menjaga kebersihan, cara pengolahan dan quality control dari
makanan yang disajikan agar angka bakteri penyebab penyakit
seperti coliform tidak melebihi NAB yang ditentukan
5. Menyediakan sarana cuci pencucian perlatan makanan yang terdiri
dari tiga bilik dan dilengkapi dengan air panas
6. Memisahkan antara loker karyawan laki-laki dan karyawan
perempuan
7. Menyajikan Makanan kepada Pelanggan dalam keadaan tertutup.

Daftar Pustaka
Bate'e, M. M. (2021). Analisis Sistem informasi Manajemen dalam Penanganan
Gangguan Keamanan Bandara. Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah), 4(2),
1034-1044. Avaiable at :  https://stiealwashliyahsibolga.ac.id ( Diakses pada Minggu 28
November 2021)
Sudariyono, R., & Mulyasari, T. M. (2018). Studi Hygiene Sanitasi Jasaboga di Wilayah
Buffer Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Intan Cilacap Tahun2017. Buletin
Keslingmas, 37(3), 240-244. Avaiable at :   http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs
(Diakses pada Minggu 28 November 2021)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1096 Tahun 2003 tentang Hygiene
dan Sanitasi Restoran dan Rumah makan Avaible at : http://sinkarkes.kemkes.go.id
(Diakses pada Minggu 28 November 2021)
Rizani, M. D., & Rahayu, T. I. (2021). Peningkatan Kapasitas Berjenjang Terhadap
Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sanitasi Permukiman. Bengawan: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(1), 25-36. Avaiable at : https://bengawan.poltekindonusa.ac.id
(Diakses pada Minggu 28 November 2021)
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai