Anda di halaman 1dari 65

PATIENT SAFETY

STIKES KOTA SUKABUMI


OKTOBER 2019
risamelia@yahoo.com
NAMA : Rizki Amelia
PENDIDIKAN :
→D3 AKPER DEPKES Dr.Otten Bandung, 2000
→Toneyama National
Kanggogakkou,Osaka,Japan,2011
PENGALAMAN BEKERJA DAN ORGANISASI :
2002-2009 : Perawat RSUD R.Syamsudin,SH
2009-2013 : Toneyama National Hospital
Japan
2013- sekarang : Ketua Tim PPI RSUD
R.Syamsudin,SH
Pengurus HIPPII cabang Jabar Bidang
Organisasi Periode 2017-2022
PELATIHAN YG PERNAH DIIKUTI
Pelatihan PPI Dasar, 2014 ( PERDALIN Pusat )
Pelatihan PPI Lanjut , 2015 ( HIPPII Pusat )
Pelatihan IPCN, 2015 ( HIPPII Pusat )
Pelatihan IPCN Lanjut , 2016 ( HIPPII Pusat )
Pelatihan TOT PPI, 2017 ( KEMENKES dan PERSI )
Workshop PMKP, 2018 ( KARS )
Workshop Program Pengendalian Resistensi Antimikroba, 2019
( PERDALIN JABAR )
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Mahasiswa mampu
memahami tentang Standar
dan Kriteria pelaksanaan
Patient Safety
TUJUAN
PEMBELAJARAN
KHUSUS
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Standar dan
Kriteria Patient Safety
1. Standar keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Kriteria Monitoring dan evaluasi Patient Safety
3. Tim efektif terkait Patient Safety
4. Manajemen Resiko Klinik
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
OUTLINE
• Standar keselamatan pasien di Rumah Sakit
• Kriteria Monitoring dan evaluasi Patient Safety
• Tim efektif terkait Patient Safety
• Manajemen Resiko Klinik
• Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Keselamatan Pasien Adalah Suatu sistem yang
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
asesmen risiko, pelaporan dan analisa insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. ( PMK 11/2017 )
……Lanjutan Insiden Keselamatan Pasien Adalah setiap
kejadian yang tidak di sengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien ( PMK
11/2017 )
TUJUAN KESELAMATAN PASIEN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD
KESELAMATAN PASIEN
• 7 Standar keselamatan pasien
• 6 Sasaran keselamatan pasien
• 7 langkah menuju keselamatan pasien
7 Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan peningkatan Keselamatan pasien
5. Peran pimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk keselamatan pasien
1. Hak Pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya insiden.
• Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
• Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat
rencana pelayanan
• Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan
penjelasan yang jelas dan benar kepada pasien dan
keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya insiden
2. Pendidikan pasien dan Keluarga
RS harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien, diharapkan pasien dan keluarga dapat :
• Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
• Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
• Mengajukan pertanyaan dari hal yang tidak dimengerti
• Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
• Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
• Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
• Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3. Keselamatan pasien dalam
kesinambungan pelayanan
Adanya jaminan keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
• Koordinasi Pelayanan secara menyeluruh dari pasien mulai masuk,
pemeriksaan, diagnose,perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari RS
• Adanya koordinasi pelayanan sesuai kebutuhan pasien
• Adanya komunikasi dan transfer informasi antar profesi pemberi
asuhan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk
evaluasi program peningkatan keselamatan pasien

• Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design)


yang baik, sesuai dengan ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit”.
• Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
• Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
• Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi
hasil analisis
5. Peranan pemimpin dalam
meningkatkan keselamatan pasien
• Pemimpin menerapkan 7 langkah menuju keselamatan pasien
• Komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu
• Ada sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan
meningkatkan kinerja RS dan keselamatan pasien
• Ada program pro aktif tentang insiden keselamatan yang meliputi
Kondisi Potensial Cedera ( KPC ), Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ),
Kejadian Tidak Cedera ( KTC ), Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
→Sentinel
6. Pendidikan bagi staf tentang
Keselamatan Pasien
• Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik keselamatan pasien
• Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
• menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif
dalam rangka melayani pasien.
7. Komunikasi sebagai kunci bagi
staf untuk mencapai keselamatan
pasien
• RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.
• Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.
• Adanya anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan keselamatan pasien.
• Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemen informasi yang ada
7 langkah menuju Keselamatan
Pasien
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien ( Budaya
Keselamatan )
2. Memimpin dan mendukukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko ( Manajemen Risiko )
4. Mengembangkan system pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Mencegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien
1. Bangun kesadaran akan nilai
keselamatan Pasien
Kegiatan yang dilaksanakan RS : Kegiatan yang dilaksanakan
• Kebijakan: tindakan staf segera unit/pelaksana :
setelah insiden, langkah kumpul
• Anggota mampu berbicara,
fakta, dukungan kepada staf, pasien,
keluarga peduli & berani lapor bila ada
• Kebijakan: peran & akuntabilitas
insiden
individual pada insiden • Laporan terbuka & terjadi proses
• Tumbuhkan budaya pelaporan & pembelajaran serta pelaksanaan
belajar dari insiden tindakan/solusi yg tepat
• Lakukan asesmen dg menggunakan
survei penilaian KP
2.Pimpin dan dukung staf
Kegiatan yang dilaksanakan RS : Kegiatan yang dilaksanakan
• Ada anggota Direksi yg unit/pelaksana :
bertanggung jawab atas KP • Ada “penggerak” dlm tim utk
• Tunjuk “Penggerak” (champion) memimpin Gerakan KP
KP • Jelaskan relevansi & pentingnya,
• Prioritaskan KP dlm agenda rapat serta manfaat gerakan KP
Direksi/Manajemen • Tumbuhkan etos kerja yg
• Masukkan KP dlm semua menghargai pelaporan insiden
program latihan staf
3. Integrasikan Kegiatan manajemen
risiko
Kegiatan yang dilakukan RS : Kegiatan yang dilakukan
• Struktur & proses mjmn risiko unit/pelaksana :
klinis & non klinis, mencakup KP • Diskusi isu KP dlm forum2, utk
• Kembangkan indikator kinerja umpan balik kpd mjmn terkait
bagi sistem pengelolaan risiko • Penilaian risiko pd individu
• Gunakan informasi dr sistem pasien
pelaporan insiden & asesmen • Proses asesmen risiko teratur,
risiko & tingkatkan kepedulian tentukan akseptabilitas tiap
thdp pasien risiko, & langkah memperkecil
risiko tsb
4. Bangun system pelaporan
Kegiatan yang dilakukan RS : Kegiatan yang dilakukan
• Bangun dan implementasikan unit/pelaksana :
system pelaporan Dorong anggota untuk
• Melaporkan insiden secara melaporkan setiap insiden
nasional ke Komite Nasional keselamatan pasien baik yang
Keselamatan Pasien sudah terjadi maupun yang sudah
dicegah
5. Libatkan dan berkomuikasi
dengan pasien dan masyarakat
Kegiatan yang dilakukan RS : Kegiatan yang dilakukan
• Kebijakan : komunikasi terbuka unit/pelaksana :
ttg insiden dg pasien & keluarga • Hargai & dukung keterlibatan
• Pasien & keluarga mendpt pasien & kel. bila tlh terjadi
informasi bila terjadi insiden insiden
• Dukungan,pelatihan & dorongan • Prioritaskan pemberitahuan kpd
semangat kpd staf agar selalu pasien & kel. bila terjadi insiden
terbuka kpd pasien & kel. (dlm • Segera stlh kejadian, tunjukkan
seluruh proses asuhan pasien empati kpd pasien & kel.
6. Belajar dan berbagi pengalaman
tentang Keselamatan pasien
Kegiatan yang dilakukan RS : Kegiatan yang dilakukan
• Staf terlatih mengkaji insiden scr unit/pelaksana :
tepat, mengidentifikasi sebab • Diskusikan dalam tim
• Kebijakan: kriteria pelaksanaan pengalaman dari hasil analisis
Analisis Akar Masalah (Root Cause insiden
Analysis/RCA) atau Failure Modes • Identifikasi bagian lain yg
& Effects Analysis (FMEA) atau mungkin terkena dampak & bagi
metoda analisis lain, mencakup
pengalaman tersebut
semua insiden & minimum 1 x per
tahun utk proses risiko tinggi
7. Cegah cedera melalui
implementasi system Keselamatan
pasien
Kegiatan yang dilakukan RS : Kegiatan yang dilakukan
• Tentukan solusi dg informasi dr sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden,
unit/pelaksana :
audit serta analisis • Kembangkan asuhan pasien
• Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, menjadi lebih baik & lebih aman
penyesuaian pelatihan staf & kegiatan klinis,
penggunaan instrumen yg menjamin KP • Telaah perubahan yg dibuat tim
• Asesmen risiko utk setiap perubahan & pastikan pelaksanaannya
• Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh • Umpan balik atas setiap tindak
KKPRS-PERSI
• Umpan balik kpd staf ttg setiap tindakan yg
lanjut ttg insiden yg dilaporkan
diambil atas insiden
Kriteria monitoring dan evaluasi
keselamatan pasien
Pelaksanaan keselamatan pasien ini dilakukan dengan system Pencacatan dan
Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan :
1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit
2. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada
formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
………………….lanjutan
3. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit menganalisis akar penyebab
masalah semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien
Rumah Sakit merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan
hasil solusi pemecahan masalah kepada Pimpinan rumah sakit.
5. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya
insiden dan setelah melakukan analisis akar masalah yang bersifat
rahasia.
………………….lanjutan
Monitoring dan evaluasi :

Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-


unit kerja di rumah sakit, terkait dengan pelaksanaan keselamatan
pasien di unit kerja
TIM KESELAMATAN PASIEN
• Dibentuk oleh pimpinan RS dengan susunan organisasi sebagai berikut:
Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya.
• RS agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan
internal tentang insiden
• RS agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS) atau sekarang Komite Mutu Keselamatan Pasien ( KMKP )
secara rahasia
• RS agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan
menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
• RS pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil
dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar
yang baru dikembangkan.
……………..lanjutan
Tugas :
1. Menyusun kebijakan dan pengaturan untuk ditetapkan dan digunakan
2. Mengembangkan program keselamatan pasien
3. Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian
4. Melakukan pelatihan bagi RS
5. Mencatat laporan insiden, menganalisa hingga membuat RCA
6. Memberikan masukan pada pimpinan
7. Mengirimkan laporan ke Komite Keselamatan Pasien
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
KESELAMATAN PASIEN
• UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
• UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
• UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
• Permenkes No. 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
• Permenkes No. 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktek Mandiri Dokter Gigi
• Permenkes No.11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
• Permenkes No. 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
( PPI )
• Kebijakan yang dibuat di RS yang mendukung Keselamatan Pasien
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT
SAFETY
UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit
1. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
a. Pasal 53 (3) UU No.36/2009
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan
nyawa pasien.”
b. Pasal 32n UU No.44/2009
“Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
…………lanjutan
c. Pasal 58 UU No.36/2009
1) “Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam Pelkes yang
diterimanya.”
2) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam
keadaan darurat.”
…………lanjutan
2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit
a. Pasal 29b UU No.44/2009
”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.”
b. Pasal 46 UU No.44/2009
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”
c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009
“Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka
menyelamatkan nyawa manusia.”
…………lanjutan
3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit
“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien
dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang
dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
kompresehensif. “
…………lanjutan
4. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional”
b. Pasal 32e UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan
efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
…………lanjutan
c. Pasal 32j UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan”
d. Pasal 32q UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah
Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana”
…………lanjutan
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
1) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
3) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan
ditujukan untuk mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai