Anda di halaman 1dari 24

• Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh

tubuh atau terlokalisasi pada bagian tertentu.Obesitas merupakan


peningkatan total lemak tubuh, yaitu untuk pria dan wanita
masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan
dapat membahayakan kesehatan.
• Menurut World Health Organization (WHO) 2006, obesitas
didefenisikan sebagai kumpulan lemak berlebih yang dapat
mengganggu kesehatan dengan Body Mass Index (BMI) ≥ 30
kg/m2.
• Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20 - 40%
• Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41 - 100%
• Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%
(Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara
orang-orang yang gemuk).
• Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang lebih
banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya
ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum
jelas.
• Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor :
1. Faktor Genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga memiliki penyebab genetik. Misalnya
anak memiliki orang tua atau saudara yang gemuk/obesitas mempunyai
kemungkinan sangat besar untuk menjadi obesitas juga, namun faktor genetik
saja tidak menyebabkan obesitas. Obesitas baru terjadi jika si anak makan
lebih banyak kalori daripada yang bisa dihabiskan oleh tubuhnya
2. Faktor Makanan
Jika seorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang
dibutuhkan oleh tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya jika
mengkonsumsi makanan dengan energi yang melebihi kebutuhan tubuh, maka
kelebihan energi tersebut disimpan sebagai cadangan energi yang berbentuk
lemak.
3. Faktor Hormon
Menurunnya Hormon Tyroid dalam tubuh akibat menurunnya fungsi kelenjar
akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan energi
akan berkurang.
4. Faktor Psikologis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan.
5. Gaya Hidup (Life Style) Yang Kurang Tepat
Kemajuan Sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah
menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang
terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik. Misalnya apa yang
dimakan dan beberapa kali makan serta bagaimana aktivitasnya. Seorang tentu
saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola
makan dan aktivitasnya.
• Antropometri berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)/
Body Mass Index (BMI). BMI Merupakan suatu
pengukuran yang menghubungkan (membandingkan)
berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan
“indeks”, BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang
dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi
kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan
mengalami obesitas jika nilai BMI sebesar 30 atau lebih.
Kategori BMI WHO tradisional (kg/m2) BMI (kg/m2) Asia Pasifik Risk of Co-morbidities

Rendah (tetapi resiko


Underweight < 18.5 < 18.5 terhadap masalah-masalah
klinis lain meningkat)

Batas Normal 20-20.5 18.5 – 22.9 Rata rata

Overweight >25 > 23

At Risk 25-30 23.0 – 24.9 Meningkat

Obese I 30-40 25.0 – 29.9 Sedang

Obese II >40 > 30.0 Berbahaya


RUMUS : BMI = b / t2

Dimana :
b : adalah berat badan
t : adalah tinggi badan
Pengukuran lingkar panggul /
pinggang

Pengukuran Pria Wanita

Resiko sangat Resiko sangat


Resiko Meningkat Resiko meningkat
meningkat meningkat

Lingkar pinggang >94 cm >102 cm >80 cm >88 cm


LLA (cm) Kriteria

25.7-28.5 Normal

28.5-34.2 Obesitas

34.2-39.7 Obesitas berat

>39.7 Obesitas sangat berat


1. Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh
a. Obesitas Tipe Buah Apel (Apple Type)
Seperti ini biasanya terdapat pada pria dimana lemak tertumpuk di
sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena sel-sel lemak di sekitar
perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam pembuluh darah
dibandingkan dengan sel-sel lemak di tempat lain.
b. Obesitas Tipe Buah Pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di
sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe
gynoid umumnya kecil, kecuali resiko terhadap penyakit arthritis dan
varises vena (varicose veins).
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah “besar di seluruh bagian badan”. Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
Resiko sama dengan tipe Gynoid.
2. Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak
dibandingkan keadaan normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar
dibandingkan keadaan normal, tetapi jumlah sel tidak bertambah
banyak ari normal.
c. Obesitas Tipe Hyperplastik dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi
normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat
hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal
yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.
 Tipe Hiperplastik  Normal

 Tipe Hipertropik

 Tipe Hiperplastik Hipertropik


• Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran
jantung atau peningkatan tekanan darah.
• Gangguan metabolisme glukosa. Misalnya, intoleransi glukosa.
• Asma dan gangguan pernapasan seperti sleep apnea.
• Ketidaknormalan pertumbuhan.
• Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering
bergesekan.
• Gangguan mata.
• Gangguan fungsi hati.
Obesitas bisa menyebabkan beberapa penyakit berikut :
• Hipertensi
• Diabetes Melitus
• Kanker
• Gagal Ginjal
• Osteoarthritis
• Stroke
• Merubah Gaya Hidup
• Konsultasi Masalah Kejiwaan
• Pemberian Obat-obatan
• Pembedahan atau Operasi
• Diet dan berolahraga teratur
1. Pengaturan nutrisi dan pola makan
Tujuan utama pengaturan nutrisi pada individu dengan overweight
dan obesitas tidak hanya sekedar menurunkan berat badan, namun
juga mempertahankan berat badan agar tetap stabil dan mencegah
peningkatan kembali berat badan yang telah didapat. Konsumsilah
sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang
dikonsumsi). Kurangi konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan
lemak.
2. Perbanyak Aktivitas Fisik
Olahraga dan aktivitas fisik memberi manfaat yang sangat besar
dalam penataalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan
memberikan serangkaian perubahan baik fisik maupun psikologis
yang sangat bermanfaat dalam mengendalikan.
3. Modifikasi pola hidup dan perilaku
Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada individu dengan
overweight dan obese. Dengan demikian diharapkan upaya ini
dapat mengatasi hambatan-hambatan terhadap kepatuhan individu
pada pola makan sehat dan olahraga.
• Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan lemak.Obesitas
merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu untuk
pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25%
dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan.
• Penyebab obesitas meliputi pola makan, aktivitas fisik,
faktor psikologi, genetik, hormon, dan gaya hidup (life
style).
• Berdasarkan ciri fisik dikenal 3 bentuk obesitas, yaitu:
Gynoid,Apple Shape, dan Ovid.
• Dampak dari obesitas antara lain: hipertensi, diabetes
mellitus, kanker, arthritis, gangguan ginjal, dll.
• Penanggulangan Obesitas meliputi: merubah gaya hidup,
konsultasi masalah kejiwaan, pemberian obat-obatan,
pembedahan atau operasi, diet dan berolahraga teratur.

Anda mungkin juga menyukai