Anda di halaman 1dari 32

PAJAK PENGHASILAN

(UU No 7 Th 1984 terakhir UU No 17 Th 2008)

4
Subjek Pajak
• Orang Pribadi
• warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
yang berhak
• Badan terdiri, PT, CV, BUMN/D, Firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpul
an, yayasan, organisasi masa, orsospol dlsb.
• Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Wajib Pajak
Perbedaan WP DN WP LN
1. OP : bertempat tinggal di Ind +183 hr - 183 hr

/ mempunyai niat tinggal di Ind tidak

2. Badan : didirikan / kedudukan di Ind di LN

3. Pajak : penghasilan DN + LN DN

4. Tarif : penghasilan Neto bruto

5. SPT : wajib menyampaikan SPT tidak


Tidak Termasuk Subjek Pajak

1. Kantor Perwaklian Negara Asing

2. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat negara


asing dan orang yang diperbantukan (syarat WNA),
tidak menerima penghasilan diluar jabatan / pekerja
annya tsb (negara ybs memberikan timbal balik)

3. Organisasi Internasional dg syarat Ind menjadi anggota


dan tidak menjalankan usaha / kegiatan untuk memper
oleh penghasilan dari Indonesia
Objek Pajak.

Adalah Penghasilan : setiap tambahan


kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari Luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak ybs.
Penghasilan
1. Penghasilan dari pekerjaan dalan hub kerja dan
pekerjaan bebas (gaji, honor, upah)
2. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.
3. Penghasilan dari modal (harta) : bunga, deviden,
royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta / hak
4. Penghasilan lain2 (pembebasan utang dan hadiah)
LABA FISKAL

1. Penghasilan Objek Pajak


2. Penghasilan Bersifat Final
3. Penghasilan Bukan Objek Pajak
4. Biaya Yang Diperkenankan (Deductible Expense)
5. Biaya Yang Tidak Diperkenankan (Non-DE)
Penghasilan yang termasuk sebagai Objek Pajak,

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau


jasa yang diterima (Gaji, Upah, Honor, Komisi, Bonus,
Gratifikasi, Uang Pensiun, Premi Ass Jiwa & Kesehatan yg
dibayar oleh pemberi kerja, / imbalan dlm bentuk lainnya.
b. Hadiah dari undian / pekerjaan / kegiatan, & penghargaan.
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena panjualan atau pengalihan harta.
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya
f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang.
g. Dividen dg nama dan dalam bentuk dan pembagian SHU Kop.
Lanjutan

h. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak.


i. Sewa & penghasilan lain sehubungan dg pengunaan harta.
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
k. Keuntungan karena pembebasan utang.
i. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
m.Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
n. Premi Asuransi
o. Iuran yang diterima / diperoleh perkumpulan dari anggota yg
terdiri dari WP yg menjalankan usaha / pekerjaan bebas.
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak.
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
Penghasilan Dikenai Pajak Bersifat Final
PPh Final : setelah pelunasan, kewajiban pajaknya
telah selesai dan tidak digabungkan dengan jenis
penghasilan lain tidak final (tidak dpt dikreditkan)

Yaitu penghasilan :
1. Bunga deposito, tabungan, obligasi, simpanan
koperasi kepada anggota orang pribadi
2. Hadiah undian
3. Transaksi saham dan sekuritas lainnya, derivatif
4. Transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/
bangunan usaha jasa konstruksi, real estate, dan
persewaan tanah dan/ bangunan
Penghasilan Tidak Termasuk Objek Pajak.
1. Bantuan / Sumbangan, Zakat, Harta Hibahan, Warisan.
2. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.
3. Imbalan dalam bentuk Natura atau Kenikmatan dari WP
4. Pembayaran dari perush asuransi kpd orang pribadi.(Ass:
kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa
5. Deviden / bagian laba yg diterima PT sebagai WPDN,
Koperasi, BUMN/D dari penyertaan modal pada badan
usaha yang didirikan di Ind. (paling rendah 25% M Disetor)
6. Iuran yg diterima dana pensiun yg (disahkanMenkeu)
7. Bagian laba yg diterima anggota Perseroan Komanditer yg
modalnya tidak terbagi dalam saham, Persekutuan,
Perkumpulan, Firma dan Kongsi.
8. Bunga obligasi dari perusahaan reksadana (5 tahun).
9. Penghasilan dari perusahaan Modal Ventura berupa bagian
laba dari pasangan usaha di Indonesia
PENGECUALIAN DARI OBYEK PPH 2009

• SISA LEBIH YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH LEMBAGA ATAU BADAN


NIRLABA YANG BERGERAK DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN ATAU
BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN YANG DITANAMKAN
KEMBALI PALING LAMA DALAM JANGKA WAKTU 4 TAHUN TIDAK
DIKENAI PAJAK.

• BEASISWA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH OLEH PENERIMA


BEASISWA TIDAK DIKENAI PAJAK.

• BANTUAN ATAU SANTUNAN YANG DITERIMA DARI BADAN


PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL TIDAK DIKENAI PAJAK.
Biaya Yang Diperkenankan (Deductible Expenses)

1. Biaya yang secara langsung / tidak langsung


berkaitan dengan kegiatan usaha kecuali PPh.
2. Penyusutan harta berujud dan amortisasi
3. Iuran ke Dana Pensiun (disahkan Menku)
4. Kerugian penjualan / pengalihan harta,
5. Kerugian selisih kurs mata uang asing
6. Biaya Penelitian dan Pengembangan Perush di Ind.
7. Biaya Bea Siswa, Magang, dan Pelatihan.
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat tertagih
9. Sumbangan dalam rangka bencana nasional.
10 Biaya pembangunan infrastruktur sosial (diatur PP)
11 Sumbangan fasilitas pendidikan (diatur PP)
12 Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga (diatur PP)
PERLUASAN BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI
PENGHASILAN BRUTO 2009

• SUMBANGAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL


DAN INFRASTRUKTUR SOSIAL.

• SUMBANGAN DALAM RANGKA FASILITAS PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN YANG DILAKUKAN DI INDONESIA.

• SUMBANGAN DALAM RANGKA PEMBINAAN OLAH RAGA DAN


KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB BAGI PEMELUK AGAMA YANG
DIAKUI DI INDONESIA.
By Tidak Diperkenankan (Non Deductible Expenses)
• Pembagian laba dg nama dan dalam bentuk apapun.
• Biaya untuk pribadi pemegang saham / sekutu / anggota
• Pembentukan Dana Cad (kecuali Bank & SGU hak opsi)
• Premi Ass Kesehatan, Kecelakaan, Jiwa, Beasiswa yg
dibayar WP Orang Prinadi kecuali dibayar perusahaan
• Imbalan sehubungan dg pekerjan / jasa yang diberikan dlm
bentuk Natura / kenikmatan (kecuali makan/minum).
• Jumlah yg melebihi kewajaran yg dibayarkan kpd peme-
gang saham / pihak yang mempunyai hubungan istimewa
• Hibah, Bantuan, Sumbangan dan Warisan.
• Pajak Penghasilan (PPh)
• Gaji kepada anggota Persekutuan, Firma / Komaditer
• Sanksi administrasi serta pidana dibidang perpajakan
Pembukuan
PKP OP : penghasilan neto – PTKP
PKP Badan : penghasilan bruto - biaya

Norma Penghitungan (max 4,8M)


PKP OP= (% norma penght x phs. bruto) – PTKP

Kompensasi Kerugian
• Dapat dikompensasikan dg penghasilan mulai tahun
pajak berikutnya berturut-turut s/d dengan 5 tahun.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
PER TAHUN
HANYA UNTUK WP ORANG PRIBADI

1. Rp 15.840.000,00 untuk diri WP orang pribadi.

2. Rp 1.320.000,00 tambahan untuk WP yang kawin.

3. Rp 15.840.000,00 tambahan untuk seorang istri yg penghasilannya


digabung dengan penghasilan suami, dengan syarat:
- Penghasilan istri tdak semata-mata diterima atau diperoleh dari satu
pemberi kerja yg tlh dipotong pajak berdasarkan ketentuan dalam UU
PPh pasal 21, dan
- Pekerjaan istri tidak ada hubungannya dng usaha / pekerjaan suami.

4. Rp 1.320.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah


dan keluarga semenda dlm garis keturunan lurus satu derajad serta
anak angkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya (maks. 3 orang).
Penghasilan Tidak Kena Pajak th 2009 (OP)

Penghitungan PTKP
.
1. Menurut keadaan awal tahun / bagian tahun pajak.
2. Pegawai baru / berhenti kerja (mulai awal tahun).
3. Karyawati kawin PTKP untuk diri sendiri (kecuali
ada surat dari pemda setempat).
4. Karyawati tidak kawin ( ditambah tanggungan )
STATUS DALAM PTKP

TK/0 15.840.000,00
TK/1 17.160.000,00
TK/2 18.480.000,00
TK/3 19.800.000,00

K/0 17.160.000,00
K/1 18.480.000,00
K/2 19.800.000,00
K/3 21.120.000,00

K/Istri/0 33.000.000,00
K/Istri/1 34.320.000,00
K/Istri/2 35.640.000,00
K/Istri/3 36.960.000,00
TARIF PAJAK

WP ORANG PRIBADI DN

LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF


Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%
Diatas Rp 50 juta s/d Rp 250 juta 15 %
Diatas Rp 250 juta s/d Rp 500 juta 25 %
Diatas Rp 500 juta 30 %

WP BADAN DN & BUT

TARIF TUNGGAL 2009 28 %

TARIF TUNGGAL 2010 25 %

DENGAN FASILITAS PENGURANGAN TARIF SEBESAR 50 %


S/D LABA Rp 4,8 MILYARD UNTUK OMZET S/D
Rp 50 MILYARD.
Contoh Penghitungan PPh Orang Pribadi

• Tuan Ali mempunyai Penghasilan Kena


Pajak (PKP) sebesar Rp650 juta
• 5% x Rp 50 juta = Rp. 2.500.000
• 15% x Rp200 juta = Rp 30.000.000
• 25% x Rp250 juta = Rp125.000.000
• 30% x Rp150 juta = Rp 45.000.000
• PPh = Rp202.500.000
CONTOH PERHITUNGAN PAJAK UNTUK WP BADAN

1). Jumlah peredaran bruto Koperasi “Wani Tekor” untuk


tahun pajak 2009 sebesar Rp 4,5 milyard dengan peng
hasilan kena pajak sebesar Rp 500 juta. Karena jumlah
peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8 Milyar
Maka perhitungan pajak terutang adalah
( 50 % X 28 % ) X Rp 500 juta = Rp 70 juta
2). Jumlah peredaran bruto Koperasi “Wani Tekor” untuk tahun pajak
2009 adalah sebesar Rp 30 milyard dengan penghasilan kena pajak
sebesar Rp 3 milyard, maka perhitungan pajak terutang adalah sbb
a). Jumlah penghasilan kena pajak yg memperoleh fasilitas :
( Rp 4,8 M : Rp 30 M) x Rp 3 M = Rp 480.000.000
b). Jumlah penghasilan kena pajak yg tdk memprl. Fasilitas :
Rp 3.000.000.000 – Rp 480.000.000 = Rp 2.520.000.000

PPh terutang :
• (50% x 28%) x Rp 480.000.000 = Rp 67.200.000
• 28% x Rp 2.520.000.000 = Rp 705.600.000 +
Jumlah PPh terutang = Rp 772.800.000
2). Jumlah peredaran bruto Koperasi “Wani Tekor” untuk tahun pajak
2009 adalah sebesar Rp 30 milyard dengan penghasilan kena pajak
sebesar Rp 5 milyard, maka perhitungan pajak terutang adalah sbb
a). Jumlah penghasilan kena pajak yg memperoleh fasilitas :
( Rp 4,8 M : Rp 30 M) x Rp 5 M = Rp 800.000.000
b). Jumlah penghasilan kena pajak yg tdk memprl. Fasilitas :
Rp 5.000.000.000 – Rp 800.000.000 = Rp 4.200.000.000

PPh terutang :
• (50% x 28%) x Rp 800.000.000 = Rp 112.000.000
• 28% x Rp 4.200.000.000 = Rp 1.176.000.000 +
Jumlah PPh terutang = Rp 1.288.000.000
Ketentuan Penghitungan Pajak Penghasilan
Pembukuan : Bd / OP • Pencatatan (Norma) :OP
Peredaran Bruto Rp • Peredaran Bruto Rp
Biaya (UU) (Rp) • Penghs Neto (NPPN) 60%
Laba Usaha Rp • Penghs Neto Lainnya Rp
Pend(Biaya) lain2 Rp+/- • Jumlah Penghs Neto Rp
Penghasilan Neto Rp • PTKP (Rp)
Konpensasi Rugi (Rp) • PKP Rp
PKP (badan) Rp • Tarip PPh Ps 17 Rp
PTKP (Rp)
PKP (orang pribadi) Rp
Tarip PPh ps 17 Rp
Kredit Pajak (III) (Rp)
Pajak yg dibayar Rp
Bentuk Usaha Tetap
Bentuk usaha yang dipergunakan oleh subjek pajak luar
negeri (orang pribadi atau badan) untuk menjalan kan
usaha / kegiatan di Indonesia. (Kt Perwakilan, cabang
perush, gedung kantor,pabrik bengkel gudang dlsb)
Objek Pajak.
1. Penghasilan dari harta yang dimiliki / dikuasai
2. Penghasilan kantor pusat
Penghitungan Pajak
Penghasilan Kena Pajak = Rp………….
PPh Terutang pasal 17 = RP…………. (-)
PKP setelah PPh = Rp………….
PKP setelah PPh dikenakan pajak sebesar 20%
Kecuali : Ditanamkan kembali di Indonesia dalam bentuk
penyertaan modal sbg pendiri atau peserta (max 1 th)
PENYUSUTAN,AMORTISASI,REVALUASI
Penyusutan merupakan alokasi harga perolehan
harta tetap berujud kecuali tanah & mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 th (138/KMK.03/ 2002).

Amortisasi / deplesi merupakan alokasi harta tetap


tidak berujud (termasuk sumber alam).

Revaluasi (No 486/KMK.03/2002) : Penyesuaian


perbedaan nilai buku dengan nilai rill (intrinsic /
wajar / pasar) aktiva tetap berujud, (bukan barang
dagangan) terletak / berada di Indonesia.
Metode dan tarif Penyusutan Pasal
Kelompok Masa GL SM .
I. Bukan Bangunan
Kel 1 4 th 25% 50%
Kel 2 8 Th 12,5% 25%
Kel 3 16 Th 6,25% 12,5%
Kel 4 20 Th 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 Th 5% --
Tidak Permanen 10 Th 10% --

Saat dimulai penyusutan


1. Bulan dilakukan pengeluaran
2. Masih dlm proses, bln s/d selesai pekerjaan
3. S/d bulan harta tsb menghasilkan (ijin).
Amortisasi
Metode dan tarif Amortisasi :
• Kelompok Masa GL SM .
• Kel 1 4 th 25% 50%
• Kel 2 8 Th 12,5% 25%
• Kel 3 16 Th 6,25% 12,5%
• Kel 4 20 Th 5% 10%

• Berlaku juga untuk


• biaya pendirian & perluasan modal (th pengeluaran)
• biaya pra operasi komersial (studi kelayakan / biaya
percobaan) kecuali by operasional (listrik, telp, gaji).
Lanjutan

• Amortisasi Dengan Metode Satuan Produksi


• pengeluaran hak dibidang minyak dan gas bumi
• Tarif = (realisasi / taksiran ) x 100%
• Amortisasi = % x jumlah pengeluaran hak

• hak penguasaan hutan dan sumber alam lainnya, tarif
amortisasi max 20% dng metode satuan produksi
Revaluasi (No 486/KMK.03/2002)

• Penyesuaian perbedaan nilai buku dengan nilai rill

• Selisih lebih dikenakan pajak final 10% atau dapat


dikompensasikan kerugian tahun ini atau tahun lalu
max 5 th.

• Bila direvaluasi kembali atau dijual dikenakan pajak


20% tanpa dapat dikompensasikan dng kerugian.

Anda mungkin juga menyukai