Anda di halaman 1dari 13

DEBUS “ILMU HITAM

ATAU TRIK”
CHRISTO CALVANEOZA 1601144094
DICKRI ACHMAD FAUZY 1601144038
DIDIT NUGROHO 1601144178
WILLIAM SUMARLI 1601144171
SEJARAH

Debus adalah sebuah kesenian bela diri asli dari Banten. Kesenian ini tercipta
pada masa Pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin (1532-1570 di abad ke-16
. kesenian debus biasaya mempertunjukan kekuatan atau kemampuan
manusia yang luar biasa, diantaranya ilmu ke kebalan yang tahan dari
hantaman senjata tajam, hempasan api, minum air keras, memasukan benda
kedalam kelapa utuh, menggoreng telur di kepala, berjalan diatas beling,
menaiki tangga golok danlain sebagainya .
DEFINISI

Debus berasal dari bahasa arab yang merujuk pada sebilah besi tajam yang
digunakan di kesenian tersebut, debus menggabungkan antara seni tari, bela
diri dan musik.
ASAL-USUL FENOMENA DEBUS

Debus merupakan suatu fenomena khusus kebudayaan Indonesia yang sudah ingin dikembangkan
selama kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) di Banten untuk membangkitkan semangat
pasukan Banten melawan VOC. Debus dapat dianggap sebagai produk Budaya masyarakat Jawa
Barat khususnya Banten. Debus sendiri secara konseptual adalah suatu permainan yang berfungsi
untuk membuktikan kekebalan seseorang dari benda tajam. Peralatan yang digunakan adalah
belati penusuk yang terdiri atas hulu belati yang terbuat dari kayu, dan paku besi yang ujungnya
tajam. Konsep kekebalan itu sendiri adalah keadaan dimana tubuh manusia tidak mempan
terhadap senjata apapun. Kekebalan dalam bahasa lokal adalah kadigjayaan. Perihal kekebalan itu
sendiri muncul akibat dari ketegangan konflik yang bila ditelusuri dari sejarah politik masyarakat
Banten sejak masuknya Islam di Banten hingga masa kemerdekaan. Masyarakat Banten telah
mengalami beberapa kali konflik, baik intern maupun ekstern. Konflik intern yang terjadi antara
lain adalah konflik keluarga di dalam kesultanan Banten. Konflik ekstern adalah konflik antara
masyarakat Banten dengan pihak asing baik penjajah maupun kerajaan lain.
Disamping itu ada konflik lain seperti pemberontakan ulama Banten tahun 1888, pemberontakan PKI, dan
DI/TII. Dalam berbagai konflik tersebut, rakyat Banten belum mengenal persenjataan modern. Alat yang
digunakan adalah senjata tradisional, berupa keris dan golok. Untuk menghadapi konflik-konflik tersebut, para
ulama dan tokok agama biasanya memberi bekal untuk mendorong keberanian rakyat untuk bertempur. Bekal
itu berupa doa-doa termasuk kekebalan tubuh terhadap senjata tajam. Dari sinilah muncul ide kekebalan yang
menjadi suatu bentuk permainan yang dikenal dengan debus. Debus itu merupakan suatu kelompok kesenian
tradisional khas banten. Kelompok ini biasanya dipimpin oleh seorang ketua yang biasanya memiliki ilmu lebih
tinggi. Selain ketua, terdapat juga sejumlah anggota yang dibagi menjadi 2 kategori: 1. anggota permainan
debus: anggota yang khusus bermain debus dan terlibat dalam ritual permainan debus 2. anggota debus:
anggota yang tidak terlibat dalam ritual permainan debus, tetapi lebih mengkhususkan kepada belajar ilmu
debusnya (tarekat). Ritual debus dibagi menjadi dua: ritual permainan debus (berkaitan dengan proses
upacara permainan debus) dan ritual debus (berkaitan dengan proses upacara pelantikan anggota debus
DEBUS
MAGIS ATAU TRIK?
DEBUS DARI PERSPEKTIF MAGIS

Dalam dunia debus , ada berbagai macam ilmu Kanugaran (Ilmu Supranatural
dalam Bela Diri) diantaranya:
• Ilmu Rawa Rontek
• Ilmu Batara Karang
ILMU RAWA RONTEK
Ajian rawa rontek merupakan ilmu langka dan memiliki keajaiban. Bagaimana
tidak, bagian tubuh yang sudah terpotong bisa tersambung kembali, penangkal bagi
pemilik ajian rawa rontek, yakni dengan membakar atau menyangkutkan tubuhnya di
atas pohon, sehingga kakinya tidak menyentuh tanah (bumi). Kelangkaan ilmu ini
juga disebabkan, karena tidak bisa diturunkan kepada orang lain. Jadi, siapa yang
ingin memiliki ilmu langka ini, harus melakukan rintangan yang tidak gampang.
Ritual rawa rontek jauh berbeda dengan ritual yang dilakukan kesenian
tradisional Banten, debus. Karena debus lebih menekankan pada tusukan, tahan
panas, tahan pukul dan tahan sayatan. Bukan dilakukan dengan cara membelah yang
menjadikan tulang terpotong dan lepas dari kesatuan tulang itu sendiri.
ILMU BATARA KARANG
Untuk mendapat Batara Karang tentu dibutuhkan bimbingan dan didampingi
seorang guru spiritual yang mumpuni, dengan mengadakan ritual jikalau ada batara
karang yang mau mengikuti atau berjodoh tentunya batara karang tersebut bisa
dirawat dan sewaktu diperlukan bisa dimintai bantuannya.
Bagaimanapun namanya memproses batara karang untuk dimintai bantuannya agar
mewujudkan harta benda adanya imbal baliknya, hal ini tergantung kelihaian si pelaku
yang tentu harus pandai-pandai jangan sampai meminta tumbal manusia.
Dalam ritual memproses batara karang harus dilakukan di ruangan khusus atau kamar
yang kosong dan dipersiapkan sesajinya atau uborampenya.
Setelah hari baik yang ditentukan sipelaku perlu mengamalkan mantra khusus yang di
baca dihadapan batara karang untuk melakukan interaksi dan meminta bantuannya.
DEBUS DALAM PERSPEKTIF LOGIKA

Dengan logika sederhana kita, salah satu contoh yang dapat diambil adalah
Memakan Neon, Pemain debus menunjukan pecahan neon. Beling tersebut
dikunyah sampai terdengar suara gemeretuk.. Sesaat diminumi air dan ditelan
Permainan ini hanya membutuhkan keberanian dan ketenangan bermain.
Beling hanya dikunyah untuk memberi efek suara yg mengerikan. Kunyah
dengan gigi, jangan digeser, seperti menumbuk beling dengan gigi. Jangan
terkena lidah dan pipi bagian dalam. Setelah lembut, Beling hanya seperti
pasir yang mudah ditelan tanpa melukai. Minum air dan telan gerusan neon.
NUHUN 

Anda mungkin juga menyukai