Anda di halaman 1dari 41

TATALAKSANA

OTITIS EKSTERNA
OLEH

Hendra Pranata 140100122


Ian Fernandez Hutagaol 140100188
Preveenna Shunmugam 140100262
Nimalaan Krishnasamy 110100510

Pembimbing
dr. Harry Agustaf Asroel, Sp.THT-KL(K)
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun
kronis yang disebabkan disebabkan oleh infeksi bakteri,
jamur dan virus, dapat menyebar ke pinna, periaurikular, atau
ke tulang temporal.
Setiap tahunnya, angka kejadian OE berkisar 1:100 sampai
1:250 populasi.
ANATOMI
ANATOMI
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga
Telinga tengah terdiri dari membrane timpani, tulang-tulang
pendengaran (maleus, inkus, dan stapes), dan tuba
eustachius;
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) dan kanalis
semisirkularis.
ANATOMI
Terdiri dari pinna dan meatus akustikus
eksterna (MAE) yang dilapisi oleh kulit
Memiliki panjang lebih kurang 2,5 cm
Bagian medial dibatasi oleh membran timpani
MAE  40% pars kartilago, 60% pars osseus
OTITIS EKSTERNA
Peradangan dari kulit liang telinga
Definisi
(meatus akustikus eksterna)
Berdasarkan bentuk lesi:
Klasifikasi • Otitis eksterna sirkumskripta
• Otitis eksterna difusa

Berdasarkan penyebab:
• Bakteri, virus, jamur

Berdasarkan perjalanan penyakit:


• Otitis eksterna akut
• Otitis eksterna maligna/kronik
EPIDEMIOLOGI
• Di Amerika Serikat, otitis eksterna merupakan penyakit
yang sering terjadi di semua negara bagian dengan
prevalensi 1:100 sampai 1:250
• Banyak terjadi pada kondisi yang panas dan lembab.
• Dapat terjadi pada semua ras manusia.
• Perempuan = laki-laki.
• Dapat dialami oleh berbagai usia, insidensi puncak pada
anak-anak berusia 7-12 tahun.
FAKTOR PREDISPOSISI
Otitis Eksterna
Sirkumskripta
(Furunkulosis)
DEFINISI
Infeksi pada folikel rambut

Berawal dari folikulitis dan meluas hingga


membentuk abses kecil (furunkel)

Furunkel berbatas tegas pada 1/3 luar liang


telinga

Biasanya lanjutan dari trauma pada liang telinga


akibat dikorek
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI

Kuman tersering:
Staphylococcus
aureus

Obstruksi unit
apopilosebasea
Lap subkutan  folikel
rambut, gld sebasea,
gld seruminosa
GEJALA DAN TANDA

Gejala:
• Nyeri telinga yang terlokalisir
• Pruritus
• Penurunan pendengaran (bila lesi menutup
kanal)
GEJALA DAN TANDA
Tanda
• Furunkel di liang telinga
• Hiperemis, edema
• Nyeri tarik bagian telinga luar
• Nyeri tekan pada tragus
TERAPI

Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati, bila


furunkel sudah pecah dan terdapat pus, dilakukan
suction
Pemasangan tampon kassa yang dioleskan krem
steroid dan antibiotika ke liang telinga
Antibiotik dan analgetik oral
Bila tidak pecah 24-48 jam dilakukan insisi
furunkel dengan anestesi lokal
suction Tampon telinga
Otitis Eksterna Difusa
(Swimmer’s Ear)
ETIOLOGI
Kuman tersering: Pseudomonas aeruginosa

Kuman Lain: Proteus mirabilis, Basillus piosianius,


streptococci, enterobacter
FAKTOR
PREDISPOSISI
Sering berenang asing pada kanal
Iklim hangat dan Serumen prop/tidak
lembab adanya serumen
Liang telinga sempit Penggunaan alat
dan berambut bantu dengar
Adanya eksostosis Diabetes/
pada kanal immunocompromise
Trauma atau benda
STADIUM PENYAKIT
Stadium preinflamasi:

Telinga terpapar faktor predisposisi (panas,


kelembapan, maserasi, tidak adanya serumen, pH alkali) 
edema stratum corneum dan oklusi apopilosebasea

Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telinga


Tanda: edema ringan
STADIUM PENYAKIT
Stadium inflamasi akut: derajat ringan

Eritema dan
edema ringan
kanal

Sekret jernih
pada kanal
STADIUM PENYAKIT
Stadium inflamasi akut: derajat sedang

Kanal lebih
edema dengan
eksudat yang
lebih banyak
STADIUM PENYAKIT
Stadium inflamasi akut: derajat berat

Obliterasi lumen
Sekret purulen

Kulit konka eritema


dan bersisik

Infeksi meluas ke
jaringan lunak
sekitar dan limfonodi
servikal
STADIUM PENYAKIT
Stadium inflamasi kronis

 bila inflamasi menetap lebih dari 3 bulan

Penebalan kulit liang telinga


Pengelupasan kulit liang
telinga
Perubahan kulit daun telinga:
-Eczema
-Likenifikasi
-Ulserasi superfisial
GEJALA DAN TANDA
Gejala:
Otalgia
 Tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit liang telinga,
proses radang akan menyebabkan tekanan yang kuat pada
ujung-ujung saraf
 Mungkin juga terasa nyeri jika menggerakkan rahang
Otorea
Pruritus
Telinga terasa penuh
Penurunan pendengaran
Riwayat telinga kemasukan air
Riwayat kebiasaan mengorek telinga
GEJALA DAN TANDA
Tanda:
Nyeri tekan pinna dan kanal
Eritema kanal
Edema kanal
Debris purulen
Pembesaran limfonodi periaurikular dan servikal
anterior
PEMERIKSAAN
TAMBAHAN
Laboratorium darah

Kultur (untuk kasus refrakter)


Dibuat hapusan  kultur dan sensitivitas kuman
TATALAKSANA
Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati 
dengan H2O2 3%
Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan
antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hari
Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid)
dipakai secara hati-hati karena dapat alergi atau
mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang
berlebihan
Analgetik oral
Antibiotik oral  untuk kasus berat
AAO-HNSF CLINICAL PRACTICE
GUIDELINES OF AOE 2014
• Tentukan diagnosis banding OE akut difus dari
kemungkinan penyebab lain otalgia, otorrhea, dan
radang saluran pendengaran eksternal
• Nilai pasien dengan OE akut difus untuk faktor-faktor
yang dapat memodifikasi manajemen terapi
(misalnya, membran timpani tidak utuh, keadaan
immunocompromised)
• Nilai nyeri pada pasien dengan OE akut;
mendasarkan rekomendasi analgesia pada
keparahan nyeri pasien
• Berikan obat topikal sebagai terapi awal untuk OE
akut difus tanpa komplikasi
• Jangan berikan agen antimikroba sistemik sebagai terapi
awal untuk OE akut difus tanpa komplikasi; Terapi
sistemik hanya untuk kasus-kasus di mana ada ekstensi
di luar meatus auditus eksterna atau ada faktor host
tertentu yang memerlukan agen sistemik
• Instruksikan pasien tentang cara pemberian tetes topikal;
lakukan pencucian telinga (ear toilet), pasang tampon bila
perlu, ajarkan cara perawatan telinga saat ditampon
• Gunakan agen topikal yang tidak bersifat ototoksik pada
pasien dengan perforasi membran timpani
• Konfirmasikan diagnosis OE akut dan kaji ulang diagnosis
banding dalam waktu 48-72 jam dalam kasus yang
refrakter terhadap terapi awal
Otomikosis
ETIOLOGI
Etiologi: Aspergillus (80%), Candida,
Phycomycetes, Rhizopus, Actinomyces,
Penicillium

Patogenesis: faktor predisposisi sama


dengan otitis eksterna bakteri

Lebih sering pada pasien diabetes melitus


atau immunocompromised
GEJALA DAN TANDA
Gejala:
Pruritus
Rasa penuh pada telinga
Otorea
Otalgia
Penurunan pendengaran (akibat akumulasi debris
mikotik)
Pernah menggunakan antibiotik topikal  tapi tidak
sembuh
GEJALA DAN TANDA
Tanda: pada otoskopi ditemukan mycelia, debris
jamur berwarna putih, abu-abu atau hitam, kanal
eritem
PENATALAKSANAAN
Preparasi KOH  kultur fungi

 Ear toilet  complete removal


 Antifungal topikal
 Nonspesifik: thimerosal (Merthiolate), gentian violet
 Spesifik: clotrimazole drop, nystatin, ketoconazol,
itraconazole
OTITIS EXTERNA KRONIK/
MALIGNA (OEM)
• Merupakan tipe dari infeksi akut yang difus yang biasanya
terjadi pada penderita penyakit diabetes melitus.
• Radang dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan
organ sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kelainan
berupa kondritis, oeteitis, dan osteomielitis yang
mengakibatkan kehancuran tulang temporal.
• Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda yaitu dengan pemberian
antibiotic dosis tinggi yang dikombinasi dengan amino glikosid.
Disamping obat-obatan, juga diperlukan tindakan debridement.
TANDA DAN GEJALA
• rasa gatal yang hebat
• nyeri yang hebat (otalgia)
• Rasa penuh ditelinga
• sekret yang banyak (discharge), awalnya mungkin sedikit dan
tidak berbau, tetapi dengan cepat menjadi bernanah dan
berbau busuk
• Pembengkakkan (edema) liang telinga.
• Demam
• Saraf fasial dapat terkena sehingga dapat menimbulkan
paresis atau paralysis facial.
TATALAKSANA
• Perbaiki faktor imunosupresi (mis. kontrol KGD pada DM)
• Debridement radikal
• pengobatan lokal pada liang telinga (antibiotik topikal)
• terapi sistemik antibiotik jangka panjang
• Analgetik sesuai derajat nyeri
• Pembedahan.
KOMPLIKASI OEM
Ekstrakranial Intrakranial
• Kondritis • lower cranial
• osteitis neuropathies

• osteomielitis • Meningitis

• Mastoiditis • abses otak

• Parese N.VII
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai